NovelToon NovelToon

Istri Gemoy Kesayangan Pak Kapolres

Saya yang akan menikahinya!

Selamat membaca...

Sebuah mobil Pajero hitam melaju dengan kecepatan sedang dijalan tol Sebapo-bayung lincir menuju arah kota Jambi.

"Apakah masih lama perjalanan kita?" tanya pria tampan dengan kulit khas pribumi yaitu kuning langsat pada sopir di depannya.

"Sebentar lagi, Tuan Nugraha! Setelah keluar dari tol ini, kira-kira setengah jam perjalanan lagi hingga kita tiba di kediaman Nyonya Arimbi," jawab sang sopir dengan tetap fokus menyetir mobil.

"Ah elah, tumben banget lo kagak betahan kayak gitu? Masa iya Kapolres hebat kita gak sabaran kayak bocah," ledek seorang pria yang duduk disamping Laksamana Zion Nugraha dengan wajah tengilnya.

"Bodo," sahut Zion tidak peduli.

Sagara Prasetyo terkekeh geli melihat wajah asuh sahabatnya itu. Sagara Prasetyo sahabat AKBP Laksamana Zion Nugraha yang telah bersahabat sejak zaman putih biru. Beliau satu-satunya sahabat Zion karena pria itu bukan orang yang gampang berbaur karena sifatnya yang introvert.

Sagara Prasetyo berprofesi sebagai dokter forensik di rumah sakit Bhayangkara Kota Medan. Keduanya saat ini tengah cuti guna menghadiri acara aqiqah keponakan Zion dari kakak perempuannya Arimbi yang mengikuti suaminya pindah tugas ke Kota Jambi sebagai Letkol atau Letnan Kolonel Firdaus Darmawangsa dua tahun lalu.

Ajun Komisaris Besar Polisi(AKBP) Laksamana Zion Nugraha adalah Kapolres muda Kota Medan yang baru dilantik enam bulan lalu. Beliau adalah Kapolres termuda se-Indonesia yang menduduki jabatan ini diusia yang ke tiga puluh tahun. Pria berdarah asli Yogyakarta-Betawi itu adalah pribadi yang dingin, tertutup dan suka menyendiri terhadap orang asing termasuk kaum hawa sehingga diusianya yang sudah matang ini ia masih betah sendiri.

Mobil mereka sudah keluar dari jalan tol dan sekarang melewati gerbang selamat datang kota Jambi di pal sebelas menuju kediaman kakaknya di Komplek perumahan Puri Mayang di daerah Mayang.

Baru saja melewati lampu merah simpang empat mobil mereka terhenti karena jalanan macet parah dari arah Simpang Rimbo sehingga atas saran para sopir mobil yang menunggu sebelum mereka, merekapun putar balik mengambil arah dari Pal sembilan lewat Kenali Asam Bawah menuju Mayang.

Baru saja melewati jalan kecil Lorong SMK Satria, mobil mereka dihentikan secara tiba-tiba oleh sebuah motor matic Scoopy krem sehingga sang sopir banting setir kearah kanan dengan mengerem mendadak.

"Astaghfirullah hal Azim!!!" pekik ketiganya terlebih Sagara yang memekik dengan kencang saking kagetnya.

Belum juga reda debaran jantung mereka, pintu mobil diketuk dengan kencang seakan-akan mau pecah jika dibiarkan.

"Pak, tolong Pak! Tolong adik saya Pak!! Tolong!!!" teriak wanita itu dengan kencang sambil menangis mengetuk pintu mobil mereka.

Mukanya yang pucat dengan mata sembab dan hidung yang memerah pertanda jika wanita itu benar-benar panik dan terlihat ada ketakutan dalam sorot matanya ketika mengetuk pintu mobil dengan tangan gemetaran.

Zion dan Gara melepaskan seatbelt sebelum membuka pintu mobil. Begitu pintu mobil terbuka mereka berdua kaget dengan apa yang dilakukan wanita itu pada meraka berdua. Wanita itu bersimpuh dibawah kaki Zion dan Gara sambil menangis meminta pertolongan dengan tangan ditangkup didada. Lalu lalang kendaraan membuat Zion dan Gara menjadi tidak nyaman dengan pandangan menusuk pengendara jalan melihat mereka seperti sedang akting sinetron.

"Bro, gimana kalau kita ajak ke tempat aman dulu nih Mbak-mbak? Risih gue dilihatin kayak gitu sama orang-orang seperti kita ini penjahat saja," bisik Gara di telinga Zion.

Zion tampak berpikir sejenak dan mengangguk setuju dengan usul Gara yang masuk di akal sebelum mereka di hujat warga dengan membuat drama di pinggir jalan.

"Mbak, jangan begini sama kami berdua! Kami bukan Tuhan yang bisa disembah karena kami manusia biasa sama seperti Mbak. Ayo ikut kami agar kita bisa bicara dengan tenang tanpa dilihatin orang yang melihat kita seperti daging segar yang siap disantap!" tegur Gara karena Zion hanya diam saja.

Wanita itu mendongak dan perlahan berdiri lalu mengusap air matanya dengan masih terdengar isakan sisa-sisa tangisannya. Sopir mobil Zion langsung sigap menitip motor wanita itu di rumah warga dengan memberikan beberapa lembar uang merah dari Zion sebagai upah titipan motor tersebut.

"Mbak, minum dulu biar sedikit tenang," ucap Gara seraya memberikan botol Le Minerale yang masih tersegel.

Tanpa kata wanita itu langsung mengambil air mineral itu dari tangan Gara dan membuka segelnya lalu meminum airnya dengan pelan.

"Terimakasih," bisik wanita itu lirih yang masih terdengar oleh telinga keduanya yang memang pendengaran nya tajam akibat pengalaman.

Pak sopir membawa mereka kesebuah resto di Hotel Aston yang ada di Kebun Jeruk karena hanya disana ada ruangan yang bersifat privasi agar pembicaraan mereka tidak didengar orang lain selain mereka berempat termasuk sopir sang kakak.

"Sekarang Mbak bisa mengatakan masalah Mbak sama kami berdua dan semoga saja kami bisa bantu masalah Mbak! Ngomong-ngomong nama Mbak siapa?" ucap Gara dengan bersikap santai sembari menanyakan nama perempuan cantik dihadapannya itu.

"Nama saya Jemima Amelia Putri, Mas. Panggil saja Jeje, sebenarnya bla bla bla....," jawab Jeje sambil menangis pilu dengan memeluk tubuhnya sendiri.

"Astaghfirullah hal Azim!!!" ucap ketiga pria yang ada diruangan itu sembari mengusap dadanya mendengar cerita pilu Mbak Jeje.

"Tolong saya, Mas! Tolong selamatkan adik dan anak saya, Mas! Jangan sampai adik saya menderita seperti saya dengan menikah dengan laki-laki bejat seperti mantan suami saya! Tolong anak saya yang disandera mantan Ibu mertua saya agar adik saya mau dinikah paksa bajingan itu! Tolong saya, Mas! Saya rela melakukan apa saja asalkan Mas-Mas mau menyelamatkan adik dan anak saya!" pinta Jeje sambil memohon bersimbah air mata.

Hati Gara dan Zion mencelos mendengar permohonan Mbak Jeje yang rela melakukan apa saja untuk menyelamatkan adik dan anaknya dari jerat laki-laki bajingan dan mokondo seperti mantan suaminya itu.

"Bawa kami kesana dan saya yang akan menikahi adikmu sekarang juga!" ucap Zion tiba-tiba yang membuat Gara dan sopir sang kakak terbelalak syok.

Berbanding terbalik dengan ekspresi kaget dan syok Gara serta sopir kakak Zion, Jeje tersenyum lega mendengar kata-kata yang keluar dari mulut pria pendiam yang sedari tadi hanya diam mendengarkan sekaligus mencerna diam-diam masalah yang dihadapi Jemima.

"Bro, elo serius dengan perkataan elo barusan?? Ini pernikahan, Bro! Bukan main kawin-kawinan saat kecil dulu," tegur Gara guna membuat Zion berpikir ulang dengan perkataannya tadi.

"Gue serius, sejak kapan gue pernah bercanda akan setiap ucapan yang keluar dari mulut gue," sahut Zion memukul telak teguran Gara.

"Saya yang akan menikahi adik Anda!" ucap Zion lagi dengan tegas pada Jemima yang sempat sedih dengan perkataan Gara barusan.

Bersambung...

Perseteruan

Tiba-tiba saja suara telepon Jeje berbunyi nyaring memecahkan kesunyian didalam ruangan itu. Jeje mengangkatnya dengan disaksikan oleh Zion dan kedua pria yang ada dalam ruangan itu.

"Jika itu dari keluarga anda, keraskan suaranya karena aku juga ingin mendengarnya!" ucap Zion dengan nada datar.

Jemima mengangguk patuh dan menekan layar loudspeaker agar mereka mendengarnya juga.

"Ha-halo??" jawab Jeje dengan suara bergetar.

"Alhamdulillah, Mbak Amel menjawab telepon aku! Mbak, ini aku Dewi! Cepatlah Mbak balek ke Simpang Rimbo! Dirumah Mbak sudah banyak orang yang dibawa Wak Tati untuk nikahin Mbak Bule dengan Bang Hamdan mantan laki Mbak Amel! Cepatlah Mbak sebelum terlambat! Kasihan Jaka nangis-nangis karena dipisah pakso dari Mbak Bule!" ucap suara perempuan dari ujung telepon.

"Apo???" pekik Jeje dengan wajah syok.

"Iyo, Mbak! Orang-orang yang dibawa Wak Tati berdemo mintak Bang Hamdan nikahin Mbak Bule karena sudah berzina dua-duaan didalam kamar dengan Bang Hamdan. Katonyo biar kampung kito dak keno sial dan harus cuci kampung. Apo lagi tadi orang tu dengar suaro Mbak Buke teriak-teriak dari dalam rumah kontrakan Mbak Amel!" ucap Dewi lagi dengan suara panik.

"Astaghfirullah hal Azim!!!" ucap Jeje dengan diiringi ketiga pria yang mendengar pembicaraan tersebut.

"Cepatlah Mbak Amel Balek! Dewi dengar tadi kalau dak dinikahin Mbak Bule bakal di arak keliling kampung dengan Bang Hamdan biak mereka malu!" sahut Dewi lagi yang membuat Jeje semakin cemas dan gelisah.

Kletak!

Suara ponsel jatuh begitu saja saat mendengar ucapan Dewi. Tubuh Jeje gemetar mendengar berita pilu menyesakkan dada sehingga ia tanpa sadar menggigit jempolnya saking panik dan tidak tahu berbuat apa-apa.

Matanya yang masih menangis memandang kearah Zion dengan tatapan meminta pertolongan.

"Ayo, kita kesana sekarang juga sebelum terlambat!" ajak Zion dengan langsung berdiri.

"Apa Mas yakin? Saya takut nama baik Mas hancur karena menikahi adik saya yang kemungkinan besar dituduh berzina dengan laki-laki bajingan itu?" tanya Jeje dengan hati bimbang.

"InsyaAllah tidak! Ayo berangkat sekarang!" jawab Zion dengan suara tegas.

Keempatnya langsung keluar dari ruangan itu dengan Gara membayar biaya reservasi dikasir sebelum menyusul ketiganya ke parkiran mobil. Dengan petunjuk Jeje, Pak sopir melajukan mobil menuju alamat kontrakan Jeje di Simpang Rimbo.

"Ya Allah, saya jadi nyesal ninggalin Nana dengan Jaka waktu di usir bajingan itu tadi pagi!" keluh Jeje lirih dengan penuh penyesalan.

"Istighfar, Mbak Jeje! Itu semua bukan salah Mbak Jeje, salahkan saja laki-laki tidak bermoral itu yang sengaja menjadikan adik dan anaknya sendiri sebagai batu loncatan untuk mencapai keinginannya yang gila itu" sahut Gara ikut menimpal keluhan Jeje.

"Tapi tetap saja salah saya, Mas! Waktu mengusir saya tadi Bang Hamdan mengancam akan menikahi paksa adik saya jika saya tidak mau rujuk dengannya. Dia mengunci adik dan anak saya dari luar rumah agar saya mau mengabulkan keinginannya itu! Jika saja saya tahu kejadiannya akan seperti ini, lebih baik saya mengalah agar adik saya tidak bernasib seperti ini!" desis Jeje yang masih menyalahkan dirinya.

"Adik saya dituduh berzina hanya karena berteriak meminta pertolongan! Kemungkinan besar adik saya melawan sehingga berteriak seperti itu! Saya tahu siapa adik saya dan bajingan itu pasti melakukan sesuatu pada anak saya sehingga adik saya melawannya!" tambah Jeje dengan dugaannya.

"Bisa jadi itu! Atau mantan suami Mbak memang sengaja menargetkan Mbak dengan cara kotor seperti ini dengan mengerahkan banyak massa yang mendukung rencananya," sahut Gara dengan analisisnya.

"Astaghfirullah hal Azim...," lirih Jeje dengan mengusap dadanya.

Zion hanya diam di bangku depan mendengar pembicaraan keduanya seraya menimbang dan membulatkan tekad untuk menikahi perempuan yang tidak ia kenal untuk menyelamatkan perempuan itu dari jerat laki-laki bajingan.

Begitu sampai di kontrakan Jeje, Jeje langsung keluar dari mobil dan menerobos kerumunan orang-orang yang ada di depan kontrakannya.

"Nana!!!" pekik Jeje begitu memasuki rumah kontrakannya dengan disambut jerit tangisan sang anak yang ada dalam pelukan sang adik.

Tampak seorang gadis bertubuh gemoy dengan mata biru sedalam lautan dengan rambut kecoklatan memeluk seorang anak laki-laki yang kemungkinan berusia empat tahun menatap semua orang termasuk kakaknya yang baru datang dengan tatapan tenang tanpa emosi.

Zion dan Gara yang mengikuti dibelakang Jeje terkejut melihat gadis bermata biru itu tampak tenang dan tidak ada emosi dimata dan ekspresi nya.

"Gila, Bule gemoy adiknya, Bro!" bisik Gara di telinga Zion.

Zion hanya diam dan menatap dalam adik Jeje yang memeluk kakaknya dari hadapan banyak orang.

"Karena nak Amel sudah datang, lebih baik ijab qabul nya sekarang bae biar semuanyo cepat selesai!" ucap salah satu warga dengan peci hitam memulai pembicaraan.

"Sayo dak setuju, Pak RT! Adik sayo idak berzina dengan laki-laki kurang ajar iko! Sayo dak ndak adik sayo bernasib samo dengan sayo menjadi pelampiasan tangan kasar laki-laki itu!" bantah Jeje menolak dengan tegas.

"Idak biso! Si Nana sudah pasti berzina dengan Hamdan, buktinyo pas kami dobrak paksa pintu rumah iko dioknyo lagi tindih-tindihan dilantai dengan baju Nana sudah koyak belakang nyo!" teriak salah satu Ibu-ibu dengan penuh semangat.

"Iyo, kami jugo melihat nyo tadi!" timpal ibu-ibu yang lain dengan suara kencang.

"Itu idak benar! Baju sayo koyak karena ditarik laki-laki itu dari belakang pas sayo nak ngambil Jaka yang nangis!" bantah Nana dengan suara pelan tanpa ada emosi didalamnya.

"Halah, maling yo mano nak ngaku! Mano tadi Hamdan juga dak pakai baju pas kepergok," cemooh Ibu-ibu yang lain memojokkan Nana.

Jeje masih menangis didekat Nana yang masih terlihat tenang di tengah-tengah desakan, cemoohan dan hinaan para warga kampung tempat mereka tinggal.

"Sudahlah, Mbak Amel! Lebih baik nikahin bae Nana dengan mantan laki Mbak Amel biak namonyo idak tercemar dan membuat sial kampung iko! Toh, kalau dak dinikahin Mbak Amel jugo yang malu adiknyo berzina dengan mantan laki dewek," ucap Ibu yang pertama tadi dengan disahuti Ibu-ibu yang lainnya sehingga suara ribut pun mulai terdengar dalam kontrakan itu.

Karena suasananya semakin memanas antara kubu Ibu-ibu yang mendukung Hamdan dengan Jeje yang hanya berdua saja dengan sang adik.

"Tidak perlu! Saya yang akan nikahin Nana sekarang juga di hadapan bapak dan ibu semuanya! Saya percaya Nana dan mantan iparnya tidak berbuat zina seperti tuduhan bapak dan ibu," ucap Zion dengan suara berat dan tegas memecahkan perseteruan tersebut.

"Idak bisa!" teriak Hamdan dengan lantang menolak ucapan Zion yang melihatnya dengan wajah datar.

Bersambung...

Sah

Mantan suami Jemima alias Jeje atau Amel berontak dan mengamuk saat Zion dengan tegas mengatakan akan menikahi Fiona. Tidak hanya Hamdan yang ngereog, emaknya Wak Tati ikutan menyumpahi Nana dan kakaknya dengan kata-kata kasar serta menghina keduanya karena sudah berbuat kekacauan yang menggemparkan tempat tinggal mereka.

"Eh, Tati! Kau sadar dirilah jadi urang! Siapo jugo yang mau nak jadikan Hamdan yang tukang judi dan tukang pukul tu laki nyo! Aku yakin nian kalau semuo urang-urang kampung ni tibo ke rumah ko kareno ulah kau! Amel dak akan ndak ngasih adik nyo untuk jadi bini nyo Hamdan! Pakai lah otak kau tuh dikit, Tati! Sayo setuju, biak lah Nana nikah dengan Abang yang ganteng tu daripado dengan jantan dak punyo otak macam Hamdan," sergah Wak Misnah Maknya Dewi dengan muka geram meng skakmat mantan mertuanya Jeje.

"Iyo, betul nian tu Mak! Makan hati punyo laki macam Bang Hamdan tu! Enak kalau elok, masih bisa dibanggakan, lah ini macam tikus kejepit pintu muko nyo!" sahut Dewi dengan muka santai menghina fisik Hamdan.

Beberapa anak gadis sebaya Dewi dan ibu-ibu yang mendukung Amel menutup mulut menahan tawa mendengar hinaan Dewi pada laki-laki sok kegantengan kayak Hamdan.

"Kurang ajar kau Dewi! Kau pikir kau tuh cantik seenak nyo bae ngatoin anakku, hah! Percuma lulus kuliah tapi masih belum ketemu jodoh sampai kini! Dasar perawan tuo!" balas Wak Tati yang menghina Dewi karena tidak terima dengan perkataan Dewi tentang anak kesayangannya Hamdan.

"Terserah aku lah! Lebih enak jadi perawan tuo daripada bunting duluan pas masih SMA kayak Helda anak Wak tu," jawab Dewi santai dengan senyum mengejek melihat wajah marah dan pias Wak Tati atas skakmat Dewi.

"Sudah, sudah, sudah! Cukup lah bebalah kalian tu! Sayo selaku RT sudah ambek keputusan kalau Nana lebih baik menikah dengan Mas siapa?"

"Zion," jawab Zion singkat.

"Ah, ya, Mas Zion! Berhubung sudah ada Pak penghulu lebih baik niat baik ini kito lakukan agar permasalahan ini selesai sampai disini!" ucap Pak RT Junaidi menghentikan perseteruan kubu Nana dengan kubu Hamdan.

"Sayo setuju, Pak RT! Lebih baik akad nikah nyo dirumah sayo bae biak lebih lapang dikit tempat nyo dari pado disini!" usul Wak Misnah dengan semangat menyetujui keputusan RT mereka.

Kerumunan itupun berangsur bubar secara perlahan dengan Nana diboyong Wak Misnah ke rumah beliau yang jaraknya hanya dua rumah dari kontrakan Jeje.

Sementara itu, Zion dan Gara sedang berdiskusi dengan Pak RT dan Pak Penghulu tentang pernikahan ini sebelum ijab qabul diucapkan.

Sedangkan Hamdan sudah diusir dan dibawa pergi oleh ibunya serta antek-antek yang mendukung mereka karena kalah telak dengan keputusan Pak RT Junaidi.

Laki-laki itu pergi dengan muka marah, kesal dan mengamuk sendiri karena gagal mendapatkan Nana. Padahal ia sudah merangkai rencana untuk menjerat gadis Bule itu menjadi miliknya dengan menyandera anak kandungnya sendiri. Namun semuanya hancur karena sesosok laki-laki entah siapa yang menjadi pahlawan kesiangan.

"Sialan tuh laki! Awas bae jantan tuh kalau ketemu lagi samo aku! Aku idak terimo Nana yang cantik bahenol jadi bini diok! Sekarang ini aku terimo kalah kareno kalah strategi, tapi aku dak kan nyerah gitu bae sebelum Nana jadi bini aku! Kapan lagi punyo bini cantik yang Bule, bahenol dan padek cari duit macam Nana. Amel bae kalah saing dengan Nana. Nyesal pulak aku baru tahu kalau Amel punyo adik keturunan Bule. Tunggu bae Nana sayang, Bang Hamdan bakal balek lagi merebut kau dari jantan kurang ajar tu!" batin Hamdan dengan hati dendam.

"Saya terima nikah dan kawinnya Fiona Amartha Dawson Binti Charlie Dawson dengan Mas kawin uang dua juta rupiah dibayar tunai!"

"Sah!"

"Sah!"

Teriak Pak RT Junaidi dan Sagara yang menjadi saksi kedua mempelai dengan Pak RT dari pihak Nana dan Sagara dari pihak Zion.

Fiona yang duduk tenang di samping Zion menadahkan tangan saat Pak Penghulu membacakan doa untuk kedua mempelai setelah akad nikah. Tidak ada raut lega, bahagia ataupun marah di mukanya yang cantik dan mulus saat pernikahan mereka berlangsung.

Zion yang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi merasa bingung dan heran dalam hatinya melihat sikap tenang sang istri yang seperti air sungai yang tidak ada riaknya. Sikap tenang Fiona membuat rasa penasaran Zion pada istrinya itu semakin menguat dan membesar.

"Aku tidak tahu ini berkah atau musibah, yang pasti pernikahan ini tidak akan berakhir seperti yang ada dalam benakmu, istriku!" bisik Zion setelah ia mengecup kening dan membacakan doa diubun-ubun Fiona.

Deg!

Jantung Fiona berdetak kencang seakan mau melompat keluar mendengar bisikan di telinganya. Raut wajahnya berubah sekilas dan kembali seperti semula begitu ia mengangkat wajahnya yang tadi sedikit menunduk.

"Sepertinya laki-laki yang menjadi suamiku bukanlah pria biasa. Bagaimana bisa ia tahu apa yang ada dalam pikiranku yang ingin meminta talak saat hanya berdua saja! Aku tidak boleh lengah dengan memperlihatkan emosiku dihadapan laki-laki ini! Aku harus seperti biasanya bersikap tenang dengan kesabaran yang seluas samudera," batin Fiona dengan perasaan waspada pada suaminya sendiri.

Tidak hanya jantung Fiona yang berdetak kencang, jantung Zion juga melakukan hal yang sama saat bibir lembut Fiona mengecup punggung tangannya sebelum ia mencuim kening sang istri. Rasanya seperti ada kembang api yang meledak didadanya saat kulit tangannya bersentuhan dengan bibir lembut sang istri.

Namun Zion pintar menyembunyikan perasaannya itu dengan memasang muka datar dan dingin sehingga tidak seorangpun yang menyadarinya selain dirinya sendiri.

"Astaga, rasanya aku bisa gila karena rasa lembut itu masih terasa ditangan dan bibirku saat mencium kening itu! Aura gadis itu begitu memikat seakan-akan ada magnet yang menarik ku untuk mendekatinya," batin Zion sambil menatap lekat wajah Fiona dari samping.

Karena pernikahan mereka dilakukan secara mendadak, maka mereka hanya melakukannya secara agama dengan rekaman video yang diambil Dewi sebagai bukti saat mengajukan pembuatan buku nikah di KUA nanti.

"Selamat nak Zion dan Nana atas pernikahannya! Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah hingga ke Jannah. Dan jangan lupa untuk langsung ke KUA untuk mendaftarkan pernikahan kalian agar tercatat secara sah oleh Negara," ucap Pak RT Junaidi sambil menyalami keduanya.

"Aamiin, Terimakasih Pak RT! Saya akan segera menyiapkan berkas-berkasnya setelah melakukan pengajuan di kesatuan!" jawab Zion dengan mantap.

"Kesatuan? Apa maksudnya?" batin Fiona dengan bingung menoleh kearah suaminya.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!