NovelToon NovelToon

Nirmala Pemuja Setan

Cemburu

"Akhirnya dapet beasiswa di universitas negeri yang ada di ibu kota, aku pasti bisa dekat terus sama den Leo."

Nirmala tersenyum kegirangan karena ternyata dia mendapatkan beasiswa di universitas yang sama dengan Leo, anak majikan ibu dan bapaknya.

Nirmala adalah anak bi Ratmi dan juga pak Heri, bi Ratmi menjadi pelayan di kediaman Raharjo, sedangkan pak Heri bekerja sebagai tukang kebun di sana.

Wanita berusia delapan belas tahun itu begitu menyukai Leo, sampai dia berusaha untuk mendapatkan nilai paling tinggi agar bisa masuk ke universitas yang dia inginkan.

"Kalau udah deket, nanti aku bisa dengan mudah mendapatkan cintanya den Leo."

Nirmala tersenyum sambil menutup wajahnya, setelah itu dia pergi menuju kediaman Raharjo. Dia ingin memberitahukan ibunya kalau dia mulai minggu depan harus pergi ke ibu kota dan mengurus kuliahnya.

"Loh, kok rame banget?"

Saat Nirmala masuk ke kediaman Raharjo, dia melihat pelayan sedang lalu lalang. Ada yang sibuk menata ruang keluarga, ada yang sibuk memasak bahkan ada yang sedang menyulap taman belakang menjadi tempat untuk pesta.

"Bu, ini ada apa ya?"

Nirmala yang begitu penasaran akhirnya bertanya kepada ibunya yang berada di dapur, anak itu memang sudah terbiasa mondar-mandir keluar masuk di kediaman Raharjo. Karena mengingat anak itu adalah anak dari bi Ratmi dan juga pak Heri.

"Den Leo tadi pagi pulang, jadi kita semua disuruh sibuk karena akan mengadakan pesta."

"Pesta apa, Bu? Kan' den Leo tidak berulang tahun hari ini?"

Bi Ratmi menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri, dia soalnya sedang melihat situasi apakah aman atau tidak. Tak lama kemudian dia berbisik tepat di telinga putrinya.

"Katanya den Leo pulang bawa perempuan, pacarnya. Lagi hamil, jadi juragan Bagus terpaksa akan menikahkan mereka."

Mata Nirmala langsung membulat dengan sempurna, dia begitu kaget dengan apa yang sudah dikatakan oleh bi Ratmi. Kecewa rasanya mendengar pria yang dicintai akan menikah dengan wanita lain.

"Beneran, Bu? Ibu gak bohong?" tanya Nirmala dengan suaranya yang mulai bergetar.

"Iya, ceweknya cantik. Pantes dia khilaf, oiya. Tumben kamu ke mari, ada apa? Mau minta jajan?" tanya Bi Ratmi berubah menjadi lembut.

"Nggak, Bu. Nanti aja ngomongnya, Nirmala mau ke belakang aja. Ganti baju, nanti bantu ibu."

Juragan Bagus emang sangat baik, dia membuat rumah seperti kontrakan di belakang bangunan megah miliknya. Khusus untuk tempat tinggal para pelayannya, dia untuk memperbolehkan para pekerjanya untuk tinggal bersama dengan anak dan juga istrinya di sana.

"Anak baik, ya udah pulang sana. Makan yang banyak, abis itu bantu ibu."

"Ya, Bu. Tapi, kapan den Leo akan nikah?"

"Kayanya besok malam, biar semua keluarganya kumpul di sini."

"Oh gitu," ujar Nirmala dengan hati yang pedih.

Kecewa sekali rasanya Nirmala mendengar kalau Leo akan menikah dengan pujaan hatinya, dia lebih kecewa lagi mendengar wanita yang akan dinikahi oleh pria itu sudah hamil duluan.

Padahal, rencananya Leo akan melanjutkan S2 di universitas negeri tersebut. Makanya Nirmala begitu fokus belajar agar bisa mendapatkan beasiswa, tetapi kini dia merasa kalau beasiswa yang dia dapatkan sudah sia-sia.

'Kenapa bisa seperti ini?' tanya Nirmala dalam hati.

Nirmala melangkahkan kakinya menuju tempat tinggal ibunya dengan hati yang gondok, karena ternyata pria yang dia cintai selama ini akan menikah dengan wanita lain.

Namun, sayangnya dia tidak bisa melayangkan protesnya. Dia bahkan tak bisa mencegah pernikahan itu agar tidak terjadi.

Sampai di dalam kamar dia langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, lalu dia makan dan minum dengan begitu sulit ditelan, karena fokusnya terus saja pada Leo.

"Aku harus apa sekarang?" tanya Nirmala sambil terisak, karena tanpa sadar air matanya luruh begitu saja.

Nirmala mencoba menenangkan hatinya, dia menarik napas panjang dan mengeluarkannya dengan perlahan. Setelah merasa lebih baik, dia keluar dari kamarnya dan berniat untuk menemui ibunya.

Namun, niatnya dia urungkan karena Nirmala melihat Leo yang sedang berduaan dengan wanita cantik. Wanita itu terlihat begitu manja sekali, wanita itu terus saja memeluk lengan Leo.

"Cantik, tapi aku tak boleh kalah dengan wanita itu. Den Leo sudah lama jadi incaran aku, tak ada wanita lain yang boleh memilikinya."

Nirmala masuk kembali ke dalam kamar, dia berpikir dengan begitu keras bagaimana caranya agar Leo bisa menjadi miliknya. Hingga tak lama kemudian terbersit di otaknya untuk pergi ke dukun, kalau secara logika tidak bisa mendapatkan Leo, seharusnya dengan cara gaib dia bisa menjadikan Leo sebagai miliknya.

"Ya, sepertinya pergi ke dukun adalah jalan yang paling baik. Pasti dia bisa membuat aku memiliki den Leo," ujar Nirmala sambil tersenyum penuh kepuasan.

Namun, tak lama kemudian senyumnya surut karena dia tidak memiliki uang untuk membayar dukun. Dia mengesah, tak lama kemudian dia teringat akan kalung yang pernah diberikan oleh ibunya.

Kalung itu dia simpan karena takut rusak, dengan cepat Nirmala mencari kalung itu yang memang selalu dia simpan di dalam lemari bajunya.

"Yes, ini bisa dipake buat bayar dukun."

Nirmala tersenyum penuh arti, kemudian dengan cepat dia melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana. Dia ingin menemui dukun yang terkenal di kampung sebelah.

Bersedia

Siang ini Nirmala nekat menjual kalung yang diberikan oleh ibunya kepada dirinya, uang hasil penjualan kalung itu ada dua juta rupiah. Dia nampak senang dan dengan hati-hati pergi ke kampung sebelah.

Namun, ternyata dukun yang terkenal itu tidak pas tinggal di kampung sebelah, tetapi tinggal di dekat hutan yang jauh dari pemukiman warga. Aksesnya pun tidak bisa dilewati oleh mobil ataupun motor, karena ternyata jalanan menuju ke sana sangatlah terjal.

Nirmala berjalan dengan penuh perjuangan menuju rumah dukun itu, dia sampai berkali-kali hampir terjatuh karena jalan yang dia lalui begitu licin. Namun, tekad gadis itu begitu kuat.

"Ya ampun, ini sudah sore. Kenapa belum terlihat juga di mana rumah dukunnya? Kayanya dekat hutan, ini malah udah mau masuk hutan."

Nirmala mengatur napasnya yang terengah-engah, dia begitu capek dan juga lelah. Karena haus dan juga lapar, Nirmala sampai meminum air sungai yang mengalir begitu jernih di sana.

Setelah itu, dia duduk di atas batu sambil menatap langit yang mulai gelap. Terdengar suara burung gagak yang memekakkan telinga, Nirmala memejamkan matanya karena merasa ketakutan.

"Sedang apa kamu di sini?"

Nirmala mendapatkan pertanyaan dan juga tepukan di pundaknya, dia hampir terjatuh dari batu yang dia duduki. Apalagi ketika melihat siapa yang menegurnya, Nirmala ketakutan setengah mati.

"Siapa kamu?"

Seorang pria paruh baya dengan penampilannya yang begitu aneh berdiri di dekat Nirmala, kepalanya diikat akar tua yang bau sekali. Nirmala sampai menahan nafas agar tidak mencium bau yang aneh itu.

"Hahahahaha! Saya adalah Ki Ageng, kamu siapa?"

Mendengar pria itu menyebutkan namanya, Nirmala jadi tahu kalau pria yang ada di hadapannya itu adalah dukun yang sedang dia cari.

"Aku, Nirmala. Aku datang ke sini untuk meminta bantuan Ki Ageng, apakah Ki Ageng bersedia membantu aku?"

Ki Ageng nampak memperhatikan penampilan Nirmala, wanita muda itu begitu cantik dan manis. Namun, dia bisa melihat kalau pikiran wanita itu tidak bersih.

"Masuklah!" ajak Ki Ageng yang langsung melangkahkan kakinya menjauh dari Nirmala.

"Ke mana?" tanya Nirmala karena sejak tadi dia tidak melihat rumah ada di sana.

Namun, setelah dia cermati ke mana arah Ki Ageng melangkah, dia bisa melihat ada rumah yang sederhana tak jauh dari tempat dia duduk.

"Tunggu, Ki." Nirmala berusaha mengejar Ki Ageng.

Padahal pria itu berjalan dengan biasa saja, tapi entah kenapa langkah kakinya begitu lebar. Nirmala sampai harus berlari untuk bisa mengejar pria paruh baya itu.

"Duduklah!"

Nirmala kini sudah ada di dalam rumah sederhana milik ki Ageng, dia sebenarnya merasa tidak betah berada di sana, karena ruangannya begitu gelap dan juga pengap. Hanya ada cahaya obor di pojok ruangan.

Namun, demi niatnya untuk memikat hati Leo, dia memberanikan diri untuk tetap tinggal. Dia tidak mau kehilangan pria yang begitu dia cintai itu.

"Terima kasih, Ki."

Nirmala dengan terpaksa duduk dan bersila di atas tikar yang sudah koyak, kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan untuk memperhatikan ruangan tersebut.

Seram!

Itulah kata yang terlintas di otaknya, karena ruangan itu terasa begitu menyeramkan. Hawanya juga terasa mistis, serasa banyak makhluk halus yang sedang berada di sana dan menatap dirinya. Namun, dia tidak bisa melihatnya dengan mata telanjang.

"Apa tujuan kamu datang ke sini?"

"Aku mau membuat anak dari majikanku menyukaiku, ehm! Lebih tepatnya aku mau dia menikahi aku," jawab Nirmala.

Padahal, tadinya dia masih ingin kuliah. Dia ingin menjadi wanita yang terpandang walaupun hanya anak dari pelayan, tetapi mendengar Leo akan menikahi wanita yang sudah dia hamili, Nirmala merasa tidak boleh diam saja.

"Aku bisa membantu kamu demi mendapatkan anak majikan kamu itu, tapi kamu harus memuja setan."

"Maksudnya?" tanya Nirmala tak paham.

"Jika ingin mendapatkan pria itu dengan mudah, maka aku akan membantumu dengan jalan setan. Mau?"

"Aku bersedia," jawab Nirmala dengan yakin.

Jalan apa pun akan dia tempuh, yang terpenting Leo mau menikah dengan dirinya. Yang terpenting dia bisa mendapatkan pria yang dia cintai sejak lama, dia tidak mau melihat pria itu menikah dengan wanita lain.

"Tapi, biayanya tidak sedikit. Apa kamu bersedia mengeluarkan uang yang banyak?"

Nirmala yang tadinya terlihat yakin kini malah menunduk penuh keraguan, karena dia tidak memiliki uang yang banyak. Rasanya dia ingin menangis saja dihadapkan dalam keadaan seperti ini.

Ki Ageng tentunya melihat perubahan raut wajah dari Nirmala, dia paham kalau anak itu tidak memiliki uang yang cukup untuk membayarnya.

"Berapa uang yang kamu punya?"

"Hanya dua juta, Ki."

Ki Ageng tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Nirmala, jauh-jauh menghadap dirinya ternyata gadis itu hanya memiliki sedikit uang.

"Aku bisa membacakan mantra pelet pengasihan untuk anak majikan kamu itu, dia bisa terlihat tergila-gila kepada kamu. Tapi, tidak akan lama."

Mata Nirmala berbinar mendengar apa yang dikatakan ki Ageng, setidaknya untuk saat ini Leo bisa menjadi miliknya. Untuk urusan nanti bisa dia pikirkan kembali.

"Mau, Ki. Aku mau kamu buat dia tergila-gila kepadaku, berapa lama kira-kira pengaruh dari mantranya itu?"

"Paling sekitar satu bulan," jawab Ki Ageng.

"Tak apa, Ki. Bacakan saja mantranya, aku tak keberatan. Nanti aku akan cari cara agar bisa mendapatkan uang yang banyak, setelah itu aku akan kembali lagi ke sini untuk meminta bantuan lagi."

"Baiklah, kalau begitu siapa nama orang itu?"

"Leo Adipati Raharjo, Ki."

"Sebutkan tanggal lahirnya dan jangan lupa berikan fotonya," ujar Ki Ageng.

Nirmala menyebutkan tanggal lahir dari Leo, lalu dia memberikan foto Leo yang selalu dia bawa di dalam dompetnya. Dia juga tak lupa memberikan uang dua juta yang sudah dia siapkan dari rumah.

"Aku akan memulai ritualnya," ujar Ki Ageng.

Pria paruh baya itu mulai bersila, lalu dia menyalakan dupa dan menaburkan kemenyan. Dia membacakan mantra yang entah apa, karena Nirmala tidak paham.

Tak lama kemudian pria paruh baya itu terlihat membakar foto yang diberikan oleh Nirmala, lalu abunya dia bungkus dengan kain dan kain itu diikat dengan tali berwarna hitam.

"Simpan ini di dalam dompet kamu," ujar Ki agar setelah menyelesaikan mantra.

"Iya, Ki." Nirmala menerima bungkusan kecil itu dari Ki Ageng, lalu memasukkannya ke dalam dompet miliknya.

"Berbaliklah," ujar Ki Ageng sesaat setelah Nirmala memasukan benda itu ke dalam dompet miliknya.

Tanpa banyak bicara Nirmala langsung balik badan, Ki Ageng mulai membaca mantra dan tak lama kemudian pria itu mengusap kepala sampai wajah Nirmala.

Wanita itu rasanya mau muntah karena tangan pria paruh baya itu begitu bau, tetapi dia tahan karena takut pria itu nantinya akan marah.

"Pulanglah, ini sudah malam."

"Baik, Ki."

Nirmala menurut, setelah Ki Ageng selesai membacakan mantra, dia segera pulang dari sana. Dia berjalan dengan bantuan senter ponsel, sungguh malam ini terasa mencekam karena harus melewati tempat yang begitu sepi.

"Akhirnya sampai juga," ujar Nirmala.

Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 malam, Nirmala baru saja pulang. Dia bahkan tidak berani masuk lewat pintu depan, dia sampai masuk lewat pintu belakang agar tidak ketahuan kalau dia pulang selarut ini oleh majikan ibu dan juga ayahnya.

"Nirmala!"

Baru saja dia menutup pintu gerbang belakang, Nirmala sudah dikagetkan dengan adanya orang yang memanggil namanya. Nirmala sampai merasa kalau jantungnya hampir copot, tetapi setelah menyadari Siapa yang menegur dirinya, Nirmala malah mengernyitkan dahinya.

"Den Leo, kenapa malam-malam begini masih belum tidur?" tanya Nirmala dengan heran karena pria itu terus saja menatap dirinya dengan dalam.

Merasa Menang

Nirmala begitu kaget saat melihat Leo yang belum tidur, padahal malam sudah sangat larut. Dia merasa lebih kaget lagi ketika melihat Leo yang menatap dirinya dengan tatapan penuh damba.

Leo menatap dirinya dari ujung kaki sampai ujung kepala, hal itu dilakukan oleh Leo berulang-ulang. Nirmala sampai menjadi salah tingkah dibuatnya, dia tak nyaman mendapatkan tatapan seperti itu dari Leo.

Apalagi ketika pria itu mendekat ke arahnya, lalu pria itu merapikan anak rambut yang terurai dan menyelipkannya di daun telinga. Ada getaran aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Den Leo sebenarnya kenapa sih? Kenapa liatin aku kayak gitu? Den Leo sakit?"

Nirmala belum sadar kalau pria itu sudah masuk ke dalam jebakannya, Leo sudah masuk ke dalam pelet pengasihan yang dia lakukan bersama dengan Ki Ageng.

"Kamu cantik, Nirmala. Kamu sangat cantik, aku suka kamu."

Dahi Nirmala mengerut dengan dalam, dia baru kali ini mendengar Leo memuji dirinya. Pujian itu terdengar seperti dari mulut pria yang sedang tergila-gila kepada dirinya.

Selama ini Leo memang begitu baik kepada dirinya, Leo selalu tersenyum ramah kepada wanita itu. Bukan karena Leo menyukai Nirmala, tetapi karena Leo memanglah merupakan pria yang ramah dan tak pernah membedakan kasta saat bergaul.

"Nirmala, kamu sangat cantik. Kamu wangi," ujar Leo.

Nirmala memperhatikan penampilannya yang berantakan, rambutnya sedikit acak-acakan. Baju yang dia pakai masih setengah basah karena keringat di tubuhnya, saat dia mengendus ketiaknya, tentu saja terasa bau asem.

Lalu, kenapa bisa Leo mengatakan kalau dirinya sangat wangi? Ini tentunya merupakan hal yang aneh bagi Nirmala, hingga tidak lama kemudian dia teringat kalau dirinya baru saja pergi ke dukun.

'Apa mungkin pelet pengasihannya sudah bekerja?' tanya Nirmala dalam hati.

Dia memperhatikan Leo, pria itu menatap dirinya dengan tatapan penuh minat. Leo seakan tak sabar untuk menyentuh dirinya, Nirmala tentunya sangat senang melihat hal itu.

Namun, Nirmala sangat sadar jika di kediaman Raharjo itu memiliki banyak CCTV, dia harus berhati-hati. Jangan sampai nantinya dia disalahkan, remaja itu benar-benar berpikir dengan begitu licik.

"Ini sudah malam, Den. Mending Aden tidur aja," ujar Nirmala pura-pura tidak suka ketika Leo mendekat ke arah dirinya.

Padahal, dia begitu bahagia sekali melihat reaksi dari Leo. Ini sungguh di luar dugaannya, tidak sia-sia dia membayar mahal untuk pelet pengasihan milik ki Ageng itu.

"Tapi, aku mau dekat sama kamu. Aku tidak mau jauh dari kamu, pokoknya malam ini aku ingin terus bersama dengan kamu."

Nirmala tersenyum dengan begitu tipis sekali, sehingga Leo tidak menyadari senyumannya itu. Di dalam hati dia sedang bersorak penuh kegirangan, tetapi dia pura-pura menampilkan muka memelas di hadapan pria itu.

"Jangan, Den. Aden besok mau nikah, Aden nggak boleh berdua-duaan dengan saya. Nanti ada yang marah," ujar Nirmala yang pura-pura menghindar dan segera masuk ke dapur.

Nirmala sengaja mencari tempat yang bisa dijangkau oleh CCTV, agar nantinya kesalahan jatuh semua kepada Leo. Leo tentu saja dengan cepat mengejar Nirmala, dia bahkan tanpa ragu langsung memeluk wanita itu.

Leo memeluk Nirmala dari belakang, lalu tanpa ragu Leo mengecupi leher wanita itu. Nirmala merasakan gelenyar aneh, tapi dia sekuat tenaga menahannya.

"Aden jangan macam-macam! Nanti aku disalahkan," ujar Nirmala.

Wanita itu pura-pura memberontak, tetapi dia berkata dengan pelan karena takut membangunkan orang yang ada di sana. Pintar sekali aktingnya, dia bahkan pura-pura tak mau ketika Leo berusaha untuk menyatukan bibirnya dengan bibir Nirmala.

"Aku tak tahan, Nirmala. Aku mau kamu," ujar Leo yang langsung menggendong tubuh Nirmala.

Wanita itu kembali pura-pura memberontak, dia bahkan terlihat pura-pura memukul punggung Leo. Namun, nyatanya dia memukul punggung Leo dengan begitu pelan.

Dalam hati dia tersenyum penuh kepuasan, karena sebentar lagi Leo aka menjadi miliknya. Nirmala berpikir kalau Leo pasti akan menjadi miliknya seutuhnya, dia dengan percaya diri bisa mendapatkan Leo dengan mudah.

"Jangan, Den. Jangan," ujar Nirmala ketika Leo membawa dia ke dalam kamar tamu dan menghempaskan tubuh wanita itu ke atas tempat tidur.

Leo yang kesetanan tentu saja tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Nirmala, pria itu malah melepaskan baju yang dia kenakan. Nirmala pura-pura ketakutan, padahal di dalam hati dia sedang mengagumi tubuh Leo yang nampak atletis.

'Uuugh! Dia gagah sekali, pasti sangat enak bisa memadu kasih dengan Leo.'

"Jangan!" pekik Nirmala pelan ketika pria itu merobek pakaian yang dia kenakan.

Leo yang sudah terpengaruh dengan pelet pengasihan itu melakukan hal tanpa sadar, pria itu merenggut kesucian Nirmala. Leo melakukannya sampai dua kali, Nirmala sampai kepayahan.

Namun, satu hal yang pasti, Nirmala melihat tatapan yang berbeda dari Leo, Nirmala tidak melihat Leo seperti biasanya, pria yang menggagahi dirinya itu seperti bukanlah Leo.

'Sial! Ternyata rasanya sangat sakit, dia benar-benar seperti monster.'

Nirmala hanya bisa mengumpat dalam hati ketika melihat Leo yang sudah tertidur, jika saja bukan karena keinginannya untuk mendapatkan Leo, Nirmala pasti tidak akan melakukan hal ini.

Leo melakukannya tanpa sadar, tak ada kelembutan sama sekali ketika Leo melakukannya. Nirmala tentunya benar-benar merasa kesakitan, bahkan tubuhnya terasa remuk redam.

'Sabar, Nirmala. Karena setelah ini pasti kamu akan mendapatkan hal yang indah,' ujar Nirmala.

Setelah melihat Leo tertidur dengan begitu pulas, Nirmala menangis dengan sekencang-kencangnya. Dia berperilaku seperti korban dari pria itu.

Tentu saja hal itu dia lakukan agar semua orang yang ada di rumah itu terbangun, dia bahkan sengaja mengambil vas bunga yang ada di atas nakas. Lalu, dia melemparkan vas bunga itu ke arah pintu yang terbuka.

Prang!

Bunyinya sangat kencang sekali, tetapi herannya Leo tetap saja tertidur dengan pulas. Dia seperti orang yang diberikan obat tidur saja, hingga tidak lama kemudian juragan Bagus yang mendengar keributan di dalam kamar tamu itu langsung datang.

Bukan hanya juragan Bagus yang datang, tetapi kekasih dari Leo juga datang ke sana. Erika langsung menghampiri juragan Bagus yang saat ini malah terdiam di ambang pintu kamar tamu tersebut.

"Ada apa, Yah? Kenapa terdengar begitu ribut?" tanya Erika.

Juragan Bagus tidak bisa berkata-kata, karena fokusnya saat ini malah kepada Nirmala yang sedang berada di atas tempat tidur. Wanita itu sedang menangis, di samping Nirmala ada putranya, dia mengerti dengan apa yang sudah terjadi.

Namun, dia tidak paham kenapa Leo bisa berada di sana dengan Nirmala. Karena setahunya Leo selalu bercerita kalau pria itu begitu mencintai Erika, bahkan Leo sengaja menghamili Erika agar tak ada pria lain yang mampu mendekati Erika.

"Yah! Kok malah diam saja?" tanya Erika sambil menepuk lengan calon mertuanya itu.

Erika belum melihat ke arah kamar tamu, karena juragan Bagus berdiri di ambang pintu dan menghalangi jarak pandang wanita itu.

"Leo, Erika. Leo--"

Juragan Bagus tak mampu meneruskan kata-katanya, dia hanya menunjuk ke arah tempat tidur. Erika yang begitu penasaran langsung berusaha untuk masuk ke dalam kamar tamu itu, saat dia masuk ke dalam kamar tamu, matanya langsung membulat dengan sempurna melihat pemandangan yang ada di hadapannya.

"Leo!" teriak Erika dengan kencang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!