NovelToon NovelToon

Sapu Pembunuh Naga

Peran Sampingan

Dalam hidupnya, Chu Zhan selalu hidup dalam kesialan. Ia kesulitan dalam menjalani hidupnya yang malang. Tidak mengharapkan kehidupan megah dan bergelimangan harta. Yang diinginkan hanyalah pekerjaan santai dan seorang wanita yang mencintai apa adanya.

Pria yang menginjak tiga puluh tahun itu juga memiliki fantasinya sendiri. Ketika ia menonton donghua atau membaca manhua tentang dunia kultivasi. Dia tidak mengharapkan menjadi protagonis utama. Yang ia inginkan hanya sebagai peran pembantu dan tidak melakukan pertarungan rumit dan menguras tenaga.

Tak disangka hidupnya hanya kurang dari usia tiga puluh tahun. Seorang pengangguran, tubuh yang gemuk dan tak memiliki seorang kekasih. Bahkan dirinya baru dipecat dari pekerjaan barunya sebagai tukang sapu jalanan.

"Huhh, kenapa aku seperti ini? Mati tertabrak truk? Huh, di mana ini? Mengapa aku melayang di tempat yang aneh ini?"

Arwah Chu Zhan melayang dan bergerak sendiri. Ia ingat bahwa dirinya baru saja tertabrak truk yang datang dari belakang. Padahal ia sudah berada di jalur pejalan kaki. Siapa sangka, truk tersebut malah masuk jalur yang tidak seharusnya.

Ketika melihat seorang tukang sapu terjatuh dan kehilangan nyawa. Disaat itulah ia tersedot masuk ke dalam raga tersebut. Sempat ia tak sadarkan diri dalam beberapa menit dan ingatan pemilik tubuh mulai terkoneksi.

Pemilik tubuh adalah seorang pelayan yang bekerja sebagai tukang sapu di kediaman keluarga Zhuo. Merupakan seorang yatim piatu yang hidup dengan miskin dan tidak memiliki kemampuan apapun.

Seumur hidupnya hanya tergantung pada pekerjaannya saat ini. Meski upah yang dibayarkan tidak sesuai dengan seharusnya. Karena sebagian besar hasil kerjanya diambil oleh orang lain. Ia hanya mendapatkan jatah makan satu sampai dua kali dalam sehari. Bukan hanya itu, dirinya juga merupakan seorang buta huruf.

"Chu Zhan, apa yang terjadi denganmu? Apa kamu pingsan lagi? Cepat selesaikan tugasmu! Baru bisa istirahat! Cepat! Tuan akan datang sebentar lagi!"

Mendengar seorang pengawal memberi perintah padanya, langsung saja ia menyapu lebih cepat dari sebelumnya. Ia memiliki dua ingatan yang saling sinkron. Ia melakukan tugasnya sebagai seorang pelayan atau tukang sapu.

"Hey, apa kamu sudah dengar? Tuan muda kita telah kehilangan kultivasinya. Dengar-dengar, ini karena ulah tunangannya yang menghianatinya karena pria lain."

"Ssst! Diam! Kamu jangan bicara keras-keras. Bukannya aku tidak tahu, tapi kita harus tutup rapat-rapat mulut agar tidak terjadi masalah. Keluarga Zhuo saat ini memang sedang terpuruk. Jadi kemungkinan besar wanita itu pasti memilih yang lebih baik daripada tuan muda kita."

Mendengar ucapan para pengawal kediaman Zhuo, Chu Zhan bukannya tidak pernah mendengarnya. Bahkan dalam ingatan pemilik tubuh, ia tahu lebih banyak karena melihat dengan mata kepalanya sendiri.

'Tuan muda keluarga Zhuo? Zhuo Ming, seorang yang kehilangan kultivasinya dan dikhianati tunangan? Ah, aku rasa aku tahu plot cerita ini. Apakah aku berada di dunia lain? Seperti kebanyakan plot dalam cerita fantasi China yang hampir mirip-mirip.'

Chu Zhan memegang sapunya dengan erat dan mulai membayangkan kehidupan barunya. Menyadari bahwa dirinya telah berada dalam sebuah cerita. Jika tebakannya benar, maka akan ada hari di mana peristiwa yang akan terjadi selanjutnya.

"Karena aku sudah masuk ke dalam cerita, maka aku hanya menjadi pemeran figuran, bukan? Tapi tidak masalah. Kali ini aku harus berusaha menjadi pemeran figuran tingkat atas, hehehe," kekeh Chu Zhan.

Menyapu sebuah halaman yang luas bukankah pekerjaan yang sulit. Meski tanpa kekuatan spiritual sekalipun, ia bisa melakukannya dengan cepat. Apalagi di dunia yang dipenuhi dengan pertarungan dan kematian, maka ia harus melindungi diri sendiri agar tidak terlibat dengan masalah.

'Berkultivasi ... pemilik tubuh ini benar-benar payah. Karena berasal dari keluarga miskin, bahkan tidak memiliki dasar yang baik. Sepertinya aku harus menunggu kesempatan yang bagus. Tergantung kerja kerasku yang dimulai dari sekarang.'

Bukan hanya Chu Zhan yang memiliki bakat biasa saja. Bahkan tuan muda yang saat ini merupakan seorang pewaris, kini hanya menjadi seorang bangsawan lemah. Bahkan hak waris itu kemungkinan dapat diambil alih oleh orang lain.

Apalagi mereka yang merupakan keluarga cabang telah menantikan hal itu sejak lama. Setelah Zhuo Ming menderita kelumpuhan, hanya sang adik yang selalu setia menjaga dan berusaha untuk membuat kakaknya kembali pulih.

Pelatihannya telah lenyap, dantian telah hancur. Bagi seorang tuan muda yang diharapkan, kini sedang terbaring lemah di kamarnya. Bahkan kerabat dan keluarga, tidak lagi peduli.

"Saat ini kakakku sedang terluka. Mengapa kalian para tetua tidak mau menolongnya? Jika saja ayahku ada di sini, aku yakin kalian tidak akan semena-mena!" seru Zhuo Yining, adik dari Zhuo Ming.

Gadis itu telah berbicara banyak di aula pertemuan. Namun malah diabaikan oleh semua orang. Bahkan beberapa tetua telah lama ingin memperebutkan hak waris sebagai kepala keluarga Zhuo.

"Gadis tengik! Kakakmu sudah tidak tertolong lagi. Bahkan kita lihat sendiri, dia yang tidak bisa menolong dirinya sendiri, masih pantaskah dia menjadi ahli waris keluarga? Tidak! Sebaiknya buang saja anak tidak berguna itu!"

"Tega! Mengapa kalian begitu tega? Jika bukan karena ayahku, kalian juga tidak akan hidup dengan baik di keluarga Zhuo! Kalian para orang tua tidak tahu diri!"

"Sialan! Kamu gadis dari mana datangnya? Apakah ini sikap seorang junior kepada seniormu? Kami adalah tetua di keluarga Zhuo. Mengapa? Kamu berani sekali bersikap tidak sopan!"

"Benar! Kamu juga tidak ada bedanya dengan kakakmu. Kamu sungguh tidak berguna! Keluarga Zhuo telah membesarkan kalian berdua. Bahkan menghabiskan banyak sumber daya demi mengobatimu. Namun kamu masih saja tidak tahu diri."

Zhuo Yining merasa tidak habis pikir dengan sikap para tetua itu. Mereka seakan-akan merasa diri mereka berada dipihak yang benar. Dengan segala perbuatan dan tipu daya, yang mereka pikirkan dan putuskan adalah hal mutlak.

"Pertunangan dibatalkan, pelatihan lenyap dan dantian hancur, heh, keluarga Zhuo kami tidak akan menganggapnya ada. Lebih baik biarkan anak itu menunggu ajalnya!"

"Gadis teng*k! Pergi dari sini! Kamu dan kakakmu hanya akan menjadi beban keluarga Zhuo kami!"

Seakan menelan pil pahit mentah-mentah. Gadis itu telah menghabiskan tenaga dan pikiran untuk mendapatkan haknya. Namun mereka justru membuat pengaturannya sendiri. Saat-saat kritis keluarga Zhuo, kehancuran hanya menunggu waktu. Dikemudian hari, tidak ada lagi keluarga tersebut.

Chu Zhan yang berjalan di teras luar pun mendengar perkataan mereka. Ia semakin yakin bahwa akan ada sesuatu yang besar terjadi di kediaman Zhuo. Dengan mengandalkan ingatan seorang pria modern, sebenarnya memiliki beberapa solusi ke depannya.

"Ckckck ... sayang sekali. Gadis secantik dia, juga memiliki kekurangan. Namun aku yakin semua ini akan berlalu," gumam Chu Zhan sambil berjalan membawa sapu lidi.

Meskipun merasa kasihan, dia juga tidak berdaya untuk saat ini. Apalagi dengan tidak adanya dukungan dari keluarga Zhuo. Meski ia tahu, sebagai protagonis utama, Zhuo Ming pasti akan bangkit dan membalas dendam. Namun ini masih merupakan awal dari cerita.

***

Kejadian Tak Terduga

Selama berhari-hari, Zhuo Yining berpikir keras untuk mendapatkan obat untuk kakaknya. Namun tidak ada satupun cara yang dapat ia lakukan. Pada akhirnya ia tertunduk lesu di teras rumah seorang diri.

Beberapa hari juga Chu Zhan telah memperhatikan gadis tersebut. Alih-alih membantunya, namun ia juga tidak memiliki banyak uang untuk dipergunakan. Ia juga turut pusing dan masih harus beradaptasi dengan keadaannya.

"Bagaimana? Apakah ada cara agar aku bisa membeli obat untuk kakak?" keluh Zhuo Yining. Gadis yang telah berusia lima belas tahun itu tampak lemah. Tubuhnya terasa dingin dan wajahnya pucat.

Dalam beberapa detik berikutnya, ia pun terjatuh ke lantai. Saat seperti itu, Chu Zhan dengan sigap menolongnya. Tubuh gadis itu terasa dingin bagaikan es ketika berada di tangan tukang sapu tersebut.

'Tubuhnya sangat dingin. Huh, ini adalah bagian dari cerita, bukan? Kemungkinan ini karena efek dari tubuh khususnya atau dia terkena racun dingin. Ah, apakah ada cara untuk menyelamatkannya? Oh, Zhuo Ming, lihatlah adikmu yang malang ini. Mengapa kamu membiarkan gadis secantik ini menderita.'

Melihat beberapa penjaga, Chu Zhan sesekali bersembunyi. Karena tidak ingin terlihat oleh orang lain. Bersembunyi dari balik dinding ke dinding lainnya. Mengendap-endap agar tidak ada yang melihatnya.

Chu Zhan membawa Zhuo Yining ke kamar. Ia bersembunyi dari penjaga rumah karena tak ingin terjadi hal-hal yang membuatnya hancur. Apalagi dengan identitasnya sebagai seorang figuran semata, tidak pantas jika disandingkan dengan adik seorang protagonis utama.

"To-long ... a-ku ... di-ngin ...." lirih Zhuo Yining. Ia menggigil kedinginan dan memeluk Chu Zhan. Dengan keadaan yang mengkhawatirkan itu, ia masih setengah sadar.

'Sial! Mengapa aku harus menyelamatkan perempuan ini? Mengapa harus aku? Apa bakal terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?'

Karena sudah terlanjur, maka hanya bisa melanjutkannya. Dengan membawa gadis itu ke dalam kamar yang tidak terlalu jauh. Dalam keadaan dingin, yang diperlukan adalah kehangatan. Berbagai pikiran jahat terlintas di pikiran Chu Zhan. Segala perbuatan baik dan buruk, akan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Begitu pula saat mereka bersama dalam ruangan yang semakin lama suhu semakin turun.

Zhuo Yining terus meronta dan memeluk Chu Zhan. Bukan hanya itu, ia seakan tidak mau pria itu pergi meninggalkannya. Berangsur menanggalkan pakaian yang menempel di tubuhnya. Antara sadar dan tidak sadar, tidak lagi peduli dengan keadaan sekitarnya.

Untungnya mereka sudah berada di kamar yang penjagaannya tidak terlalu ketat. Sehingga tidak khawatir jika ada orang yang lewat. Bahkan suara Zhuo Yining tidak akan terdengar dari luar.

"Uhh ... tolong aku," pinta Zhuo Yining memelas. Ia menampilkan wajah iba dan dari wajahnya mengucur keringat yang terasa semakin dingin.

Udara di sekitar menjadi semakin dingin, bagaikan berada di tengah-tengah gunung es. Meski mencoba melepaskan diri, nyatanya kekuatan Chu Zhan lebih lemah. Pria miskin itu tidak pernah meningkatkan kultivasi. Sehingga ia tidak mungkin dapat menghadapi yang ranah kultivasinya jauh lebih tinggi.

"Nona ... mohon lepaskan saya. Sa-ya tidak bisa ... to-long, saya ...." Chu Zhan mengalami kesulitan melepaskan diri. Ia tak bisa melihat pemandangan di hadapannya. Namun ia terkunci dan sudah tidak berkutik lagi.

Keadaan saat ini semakin tidak terkendali. Ketika sepasang anak manusia berada dalam titik ini, tak ada yang bisa terlepas dari takdir. Hanya ketika langit dan bumi runtuh, itulah saat mereka dapat berhenti.

Seumur hidupnya, pria itu tidak pernah mendapatkan kebahagiaan bersama dengan lawan jenis. Namun hari ini ia telah kehilangan kesucian matanya. Dianggapnya sebagai gerbang surga yang datang padanya. Namun kedepannya ia sudah tidak peduli lagi. Karena kepalang tanggung, pada akhirnya hanya dapat mengikuti alurnya.

Daripada harus menahan diri, pun tak mampu. Chu Zhan membiarkan dirinya bergerak dengan bebas. Bahkan tubuhnya merasakan hal yang sama dengan hati dan pikirannya. Gadis itu telah menjadi sebuah hadiah terindah yang tak akan pernah ada di kehidupan sebelumnya bahkan kehidupan selanjutnya pun, ia tidak tahu akan seberuntung ini.

Bukan hanya paksaan semata, Chu Zhan melakukan itu. Biarlah kematian yang akan menjadi resiko yang harus ditanggung. Setidaknya ia pernah merasakan hal yang selalu menjadi angan-angannya.

Hawa dingin kini sudah mulai memanas. Sepasang ikan dengan warna dan jenis yang berbeda, berputar-putar membentuk aliran Yin dan Yang. Kedua ikan tersebut pun saling mendekat dan saling memegang erat satu sama lain.

Dalam bejana kecil, sepasang ikan berenang dengan saling beradu kecepatan. Berenang memutari satu sama lainnya. Merupakan hal yang memanjakan netra. Sepasang ikan berenang berputar, seakan menari-nari, mengikuti musik berirama syahdu.

Guqin bermotif naga dan sebuah tarian pedang yang bergerak dengan lincah. Melompat dan menari mengikuti irama. Keduanya adalah pasangan serasi, bagaikan berada dalam medan perang yang tidak pernah usai.

***

Terkulai lemas setelah peristiwa itu terjadi. Chu Zhan tidak langsung beranjak dari ranjang milik Zhuo Yining. Ia memejamkan mata sembari mencerna apa yang baru mereka lakukan. Lalu ia mencoba bangkit setelah waktu lama.

Mengenakan kembali pakaian miliknya dan melihat seorang gadis yang telah menghabiskan waktu bersama. Ketika Zhuo Yining membuka mata, hanya dibalut selimut. Bukan tidak tahu apa yang terjadi. Jelas dirinya juga dalam keadaan sadar dan aura dingin di tubuhnya telah hilang sepenuhnya.

"Maafkan saya, nona." Chu Zhan langsung berlutut ketika tahu nona dari keluarga Zhuo itu terbangun. Ia akan menerima semua konsekuensinya.

Dalam hati tidak ada penyesalan lagi. Meski ia akan mati, setidaknya kehidupan kedua yang singkat ini, telah mendapatkan kebahagiaan sesaat. Dapat menyentuh wanita untuk pertama kali. Melewati batas kesucian yang terjaga di kehidupan sebelumnya.

"Ohh ... katakan padaku, mengapa kamu meminta maaf?" Zhuo Yining bangun dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Melihat sesosok pria dengan pakaian lusuh dan berpenampilan kurus di hadapannya. Namun ada pancaran energi yang tidak diketahui.

"Saya telah melewati batasan sebagai seorang pelayan. Akibatnya mungkin nona tidak akan bisa menikah seumur hidup. Dan saya yang telah merenggut semuanya dari nona. Jika harus mati, saya siap!"

Dengan mantap, Chu Zhan siap menerima konsekuensinya. Entah itu kematian atau siksaan yang tiada habisnya, semua sudah ada di depan mata.

"Bagaimana kamu akan menjelaskannya? Apa yang terjadi pada kita? Mengapa kamu ada di sini?" tanya Zhuo Yining. Jujur ia merasa malu dan bingung. Ia juga telah kehilangan kesucian karena penyakit yang dideritanya.

"Izin menjawab. Saya adalah seorang tukang sapu di halaman depan. Ketika mau beristirahat, melihat nona yang terlihat kurang sehat. Lalu saya menolong nona dan membawa ke kamar ini. Siapa sangka, justru mencelakakan nona."

"Ah, mengapa semua jadi serunyam ini? Hiks ... aku ... mengapa jadi begini?" Zhuo Yining meneteskan air mata. Tangisnya bergema dan penuh dengan penyesalan. Semua telah terjadi namun ia bukanlah seorang pembunuh orang lain yang tidak bersalah.

***

Tetesan Darah

Ini masih dalam batas toleransi yang masih dapat diterima, meski sudah menghancurkan masa depan. Namun ia sadar, bukan sepenuhnya salah dari pelayan yang berniat membantunya. Justru dengan begini, tidak ada lagi rasa sakit yang harus dideritanya.

Zhuo Yining juga tidak melihat adanya penyesalan atau rasa takut pada diri Chu Zhan. Ia tidak pernah memperhatikan bawahan di kediaman Zhuo yang besar ini. Meskipun telah melakukan kesalahan atau kecelakaan, biasanya para pelayan dan sederajatnya akan merasa ketakutan. Mereka semua hanya menunjukan ekspresi ketakutan dan penyesalan. Berbeda dengan pria di hadapannya yang seakan tidak takut mati.

"Aku juga sudah seperti ini, huhu ... lantas ... apakah aku harus menyalahkan mu dan haruskah aku membunuhmu demi membuatku tenang? Lalu, kesalahan ini, kau mampu menanggungnya? Juga, keluargamu, apakah mampu menanggung hukumannya?"

"Izin menjawab, saya tidak merasa bersalah atas kejadian ini. Dan nona harus tahu, saya tidak lagi memiliki keluarga. Meski aku mati sekalipun, tidak akan ada yang peduli." Dalam pikirannya, ia menambahkan, 'Apalagi aku hanya seorang peran figuran.'

Pada dasarnya pikiran Zhuo Yining sedang kacau karena memikirkan kakaknya yang sampai saat ini belum sadarkan diri. Ia tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain lagi. Termasuk hal yang membuatnya kehilangan sesuatu yang berharga.

Ditatapnya Chu Zhan sekali lagi. Lalu ia menghela nafas pelan dalam isakan. Jika menghukum seseorang yang tidak bersalah, jelas dia sama dengan keluarga Zhuo lainnya. Maka ia akan memikirkan hal lainnya untuk berurusan dengan pemuda itu nanti.

Masih dalam linangan air mata, Zhuo Yining masih mencoba untuk tegar. Ia tidak ingin diselimuti oleh perasaan hancurnya. Dibandingkan dengan ini, ia masih memiliki penderitaan yang lebih besar lagi.

"Aku akan memikirkan urusan di antara kita. Ingat, kamu tidak boleh mengatakan kejadian hari ini pada siapapun. Kamu bekerja seperti biasanya," tandas Zhuo Yining.

Masalah kehilangan kesuciannya, bukan hal yang utama baginya. Namun ia merasakan kekuatannya meningkat sejak saat itu. Energi spiritual telah masuk ke dalam dantiannya secara pesat.

"Sekarang, kamu pergilah!" Zhuo Yining menghempaskan Chu Zhan dari kamarnya dan menstabilkan energi spiritual yang melimpah ruah itu.

Siapa sangka, kejadian serupa juga dialami oleh Chu Zhan. Setelah mengalami kejadian tak terduga itu, ia merasakan adanya energi yang melimpah masuk melalui meridiannya. Semakin lama semakin pesat dan tak terkendali.

Untuk mengatasinya, Chu Zhan bergegas meninggalkan tempat tersebut. Mencari tempat yang sepi untuk menstabilkan energi yang kian melonjak. Untungnya tidak ada yang melihat apa yang ia lakukan. Karena di sekitarnya begitu sepi dan termasuk tempat yang jarang ada pengawalan atau penjagaan.

Karena Zhuo Yining dan Zhuo Ming tidak begitu dianggap oleh para petinggi keluarga, membuatnya tak ada pelayan untuk melayani. Meskipun orang tua mereka adalah orang yang telah berjasa paling banyak dalam keluarga. Serta membawa keluarga Zhuo menjadi keluarga bangsawan terpandang. Nyatanya anak-anaknya tidak mendapatkan kehidupan yang baik.

Di kota Danyang, Kerajaan Yan, keluarga Zhuo merupakan salah satu keluarga bangsawan yang memiliki identitas teratas pada zamannya. Namun saat ini mereka telah turun peringkat karena salah satu faktornya adalah perselisihan keluarga. Dimana anak-anak dari kepala keluarga telah diabaikan. Bahkan tidak mendapatkan kebutuhannya dengan layak.

Zhuo Ming yang telah menderita cacat dan kehilangan kultivasinya. Kini ia tidak sadarkan diri setelah diserang dan pertunangan dibatalkan sepihak oleh wanita yang lebih memilih pria lain. Sementara Zhuo Yining sendiri kultivasinya juga sulit berkembang dan membutuhkan obat-obatan untuk bertahan hidup. Karena ia akan menderita kedinginan dan akan mempengaruhi udara di sekitarnya.

Itulah mengapa tidak ada pelayan yang berani datang atau mendekat ke kamar gadis tersebut. Bahkan tetua keluarga tidak menghendaki kakak beradik itu tetap berada di kediaman. Mereka bermaksud mengusir mereka karena dianggap hanya menjadi batu sandungan mendapatkan hak waris semua kekayaan keluarga Zhuo yang merupakan milik orang tua sepasang kakak beradik malang tersebut.

"Dunia ini memang seperti ini. Cerita klasik yang plotnya hampir sama. Namun dengan berbagai variasi. Sehingga tidak akan sama dari cerita satu ke cerita yang lainnya. Huh, sayang sekali, kemungkinan aku tidak akan menyaksikan akhir dari cerita ini. Karena aku hanya seorang pemeran figuran yang akan mati sesaat lagi."

Meskipun merasa tidak ada gunanya meningkatkan kultivasi, tetap saja Chu Zhan berusaha untuk meningkatkannya. Ia telah menstabilkan energi yang melimpah di dalam dantiannya. Meskipun hanya dapat naik dua tahap. Yang awalnya ia hanya Ranah Pemula tahap pertama, kini telah mencapai tahap ketiga.

Kamar Zhuo Yining dan Zhuo Ming tidak terlalu jauh. Maka ada kesempatan Chu Zhan untuk melihat keadaan Zhuo Ming. Sebelum benar-benar kehilangan nyawanya, ia memutuskan untuk melihat pemeran utama yang ada di pikirannya.

Ketika masuk ke dalam kamar tersebut, tidak ada tanda-tanda pemiliknya akan bangun. Maka Chu Zhan hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Sesekali ia mondar-mandir di sekitar dan berpikir apa yang akan terjadi selanjutnya atau keajaiban apa yang seharusnya memicu kekuatan cheat untuk sang protagonis.

'Apakah di sini ada benda yang dapat memicu kekuatan tersembunyi atau semacam cheat? Atau dia akan mendapatkan ingatan dewa atau ingatan dunia modern sepertiku?'

Chu Zhan menatap Zhuo Ming yang tertidur dengan wajah pucat. Beralih ke penjuru kamar, terdapat guci yang terasa aneh baginya. Karena ada perasaan tak bisa dijelaskan. Memunculkan niat Chu Zhan untuk berinisiatif mencoba membantu mempercepat jalan ceritanya.

"Ah, barang ini sangat mencurigakan. Aku akan berspekulasi semoga saja guci ini adalah barang cheat itu. Jika tidak, mungkin aku yang tidak tahu apapun, hehe."

Chu Zhan memeriksa guci tersebut dan ada perasaan tak dapat dijelaskan oleh kata-kata. Yang jelas, seperti ada kekuatan misterius, menuntunnya untuk meneteskan darah ke guci tersebut.

Ia tidak dapat mengontrol gerakan tubuhnya ketika melukai jarinya dengan giginya, ia baru sadar dan segera berlari kecil untuk meneteskan darah Zhuo Ming. Dengan harapan bahwa ia akan mendapatkan berkah besar. Meski tanpa disadari, darahnya juga telah menetes ke bagian luar guci.

"Ah, masukkan darah ini ke dalam guci. Semoga saja kehidupanmu akan lebih baik ke depannya. Ingatlah, aku Chu Zhan yang membantumu mendapatkan kembali hidupmu."

Chu Zhan langsung berlari keluar kamar begitu ia merasakan energi kuat dari dalam guci. Dengan membiarkan guci itu di samping ranjang dan membiarkan darah Zhuo Ming menetes ke dalam guci tersebut.

'Semoga dengan begitu, sesuatu yang baik akan terjadi. Aku mempertaruhkan semuanya untuk hari ini,' ungkap Chu Zhan dalam hati.

Meski sudah keluar dari kamar, ia tetap penasaran. Maka ia pun mengintip dari celah di jendela. Juga melihat sesosok wanita transparan keluar dari guci.

"Akhirnya setelah ribuan tahun berlalu, ada yang membangunkanku," ucap sosok wanita tersebut.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!