NovelToon NovelToon

Di Jual Bibik Di Beli Bos Mafia

Bab 1

seorang gadis cantik sedang membersihkan mencuci piring sambil bersenandung kecil , namun tiba tiba ia tersentak kaget saat mendengar teriakan dari sang bibik.

" Araaaa, cepat kemari" teriak seorang wanita setengah baya memanggil Ara.

ya nama gadis itu adalah Arabella, Arabella seorang gadis yatim-piatu yang saat ini tinggal bersama adik dari ayah nya.

" ya bi" jawab Ara yang langsung mencuci tangan nya setelah itu ia berlari menemui sang bibik di ruang tamu.

Terlihat di sana bibik nya sedang duduk sambil menghitung uang yang jumlahnya cukup banyak dan di seberang bibiknya dua orang laki-laki bertubuh kekar dengan wajah garang yang menyeramkan.

" itu dia Ara, silahkan kalian bawa dia" tunjuk sang bibik kepada Ara.

Ara nampak bingung dengan perkataan bibiknya, apa maksudnya, kenapa bibiknya menyuruh dia orang itu membawanya, banyak pertanyaan di benak Ara yang belum sempat ia ucapkan .

kedua laki-laki bertubuh besar itu pun langsung beranjak dari duduk nya dan berjalan mendekati Ara dan mereka langsung mencekal kedua tangan Ara.

" eehh apa apaan ini, lepaskan aku bibik tolong aku"teriak Ara sembari meronta tinta berusaha untuk melepaskan diri dari dua orang pria yang mencengkram kedua tangannya.

yanti nampak tersenyum sinis sambil mengupas ngipaskan uang.

" maaf kan aku, Ara. kamu liat ini " kata yanti sambil menunjukkan sejumlah uang di tangan nya dan juga di dalam koper.

" aku tidak menyangka, kau bisa menghasilkan uang dalam jumlah banyak, hahaha aku kaya" ucap yanti lagi sambil tertawa bahagia.

"apa maksudmu bik ? kau tidak bisa memperlakukan aku layaknya sebuah barang! di mana hati nuranimu bi?" pekik Ara menatap penuh kecewa terhadap bibiknya yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri.

" bawa dia, dia sudah menjadi milik kalian" ucap yanti sambil tertawa senang.

Buliran bening terjatuh dari kedua sudut mata Ara. ia benar-benar tidak menduga dengan semua ini. sekuat tenaga ia mencoba untuk melepaskan diri, tapi ia kalah kuat.

Kedua pria itu menarik tangan Ara dengan paksa masuk kedalam mobil sedan hitam yang terparkir di halaman rumah.

" Bersenang senang lah Ara! "teriak yanti dari depan pintu rumahnya.

Ara menatap bibiknya yang terlihat sangat bahagia , wanita itu yang sudah menyerahkan dirinya pada dua orang pria asing hanya karena uang.

Ara memejamkan matanya sejenak berharap ini semua hanya lah sebuah mimpi buruk saja, namun kenyataannya saat ia membuka mata ia masih berada di dalam sebuah mobil bersama dengan kedua pria asing.

" siapa kalian" tanya Ara.

"kau tidak perlu tau siap kami, tugas mu hanya ikut dengan kami menemui seseorang yang sudah menunggumu, jika kau sampai melawan maka timah panas ini akan menembus kepalamu" ancam seorang pria sembari memperlihatkan pistolnya.

Air mata yang terus merembes di pipi Arabella melambangkan bagaiman perasaannya saat ini, ia hanya bisa berdoa di dalam hatinya memohon perlindungan dan menyerahkan hidupnya kepada sang penda sang pemilik nyawa.

Hingga mobil yang ia tumpangi itu pun menepi, lagi dan lagi tangan Ara kembali di tarik paksa untuk turun di sebuah mansion mewah.

Sesaat ia tertegun menatap bangunan mewah serta megah yang berdiri dengan kokoh di hadapannya, fi tambah pula dengan beberapa pria berpakaian serba hitam lengkap dengan senjata api di tangan mereka.

..."ya Rabb dimana aku saat ini? apa mereka akan menghabisi ku? " gumam Ara dari dalam hati , tubuhnya langsung gemetar ketakutan....

" jangan melamun! ayo masuk! " pekik seorang pria yang lalu mendorong tubuhnya dengan kasar masuk kedalam mansion.

Arabella kembali dibuat takjub akan interior mewah di dalam mansion tersebut, lalu salah satu pria berteriak memanggil sebuah nama.

"Bi surti!! bibi!! "teriaknya yang mendatangkan seorang pelayanan paruh baya yang berlari dengan tergolong gopoh mendekat.

" saya, tuan" sahut wanita paruh baya yang bernama bik surti.

" bawa wanita ini ke kamar utama, sebentar lagi tuan akan menemuinya" ucap pria tadi.

" baik tuan" sahut bik surti sambil tersenyum ramah kepada Ara, berbeda sekali dengan kedua pria yang membawanya tadi.

Bik surti menggandeng tangan Ara menuju ke sebuah kamar besar yang ukurannya mungkin sepuluh kali lipat dari kamarnya di rumah bibiknya.

" maaf bik , kalau boleh tau di dimana ya bi, dan siapa tuan yang di maksud mereka tadi? "tanya Ara menatap sendu bik surti.

Bik surti pun tersenyum getir menatap Ara yang sangat cantik dan juga imut membuat bik surti menatap iba kepada Ara.

" nona akan tahu sendiri nanti, mari non bibik permisi dulu" pamit bik surti yang langsung melangkah keluar dari kamar tanpa menunggu jawaban dari Ara.

Ara yang di tinggal sendirian di kamar yang sangat mewah dan juga megah itu menjadi bingung sendiri, ia mendekat ke arah sebuah cermin besar yang ada di kamar tersebut, Ara menatap pantulan dirinya yang terlihat kacau serta menyedihkan, ia di buat kaget saat tiba tiba pintu kamar di buka dari luar.

" siapa kamu"pertanyaan yang di lontarkan Ara kepada seseorang pria tampan yang mengunakan pakaian serba hitam masuk ke dalam kamar.

Pria itu tersenyum ramah, kemudian pria itu mengunci pintu kamar dengan rapat.

melihat pria asing yang masuk ke dalam kamar dan menguncinya membuat Ara menatap waspada dan juga takut.

" apa kau bernama Arabella? "

Arabella hanya menggunakan pelan sambil ia menyembunyikan rasa takutnya.

" berarti kau yang akan melayani ku malam ini"

" melayani mu? apa maksudmu? " tanya Arabella dengan wajah polosnya.

" ayo lah manis layani aku , seperti kau melayani seorang suami" ucap pria itu sembari membuka pakaian yang melekat di tubuhnya.

"Astaghfirullah, ini semua tidak benar, kamu bukan suamiku, jadi aku tidak akan melayani mu" tegas Ara menolak.

" apa katamu? " tanya pria itu sambil berjalan mendekati Ara dengan tatapan tajam nya.

Hal itu membuat Ara berlangsung mundur.

" aku sudah membelimu dengan uang yang tidak sedikit. jadi kau harus melayani ku, jika tidak maka aku tidak akan segan segan untuk membunuh mu" ancam pria itu.

" Aku rela mati di bandingkan aku harus melayani mu" teriak Ara sambil terus berjalan mundur saat pria tampan bertubuh tegap dan kekar itu terus berjalan ke arah nya.

Arabella wanita yang cantik, berkulit putih bersih , tubuhnya langsung dengan body seperti gitar sepanyol, bisa di bilang kalau di lihat dari fisik, Arabella termasuk definisi perempuan tercantik di negera ini. Ara masih bisa menjaga kehormatannya dengan baik meski sering sekali para pria hidung belang menggodanya dan dengan terang terangan menanyakan berapa harga untuk bisa tidur dengan Ara satu malam nya.

.

.

Arabella

Bab 2

Ara selalu di bekali ilmu agama oleh kedua orang tuanya, namun sayang tujuh tahun yang lalu, kedua orang tua Ara meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat, oleh sebab itu lah Ara terpaksa tinggal bersama dengan bibik dari ayah nya yang bernama Yanti.

Hampir setiap hari Ara mendapat perlakuan kasar dari bibik nya itu, sifatnya sangat bertolak belakang dengan mendiang ayah nya. terkadang Ara sempat bepikir apa benar bibik Yanti dan ayah nya itu saudara kandung , bibik nya itu mempunyai hobby mabuk masukan serta berjudi, meski begitu Ara tetap berprilaku baik kepada sang bibik, dengan menyiapkan semua kebutuhan sang bibik seperti memasak, mencuci pakaian dan semua pekerjaan rumah itu semua Ara yang mengerjakannya sendiri.

Namun semua yang Ara lakukan tidak lah berarti bagi bibiknya, karna bibinya dengan teganya menjual dirinya hanya demi uang.

" buka mata mu! jangan kau pejamkan matamu seperti itu" ucap Albert yang terlihat kesal saat Ara terus memejamkan matanya.

Albert wiliam, lelaki berusia 30 tahun yang merupakan pimpinan sebuah kelompok mafia yang bernama Black Hoold , kelompok mafia yang di pimpin oleh Albert adalah kelompok yang paling di takuti di negara ini. kerena kepemimpinan dari seorang Albert Wiliam yang terkenal sangat sadis serta tidak akan segan menghabisi para musuh musuhnya yang berani mengusiknya atau kelompok mafia nya.

" tidak" balas Ara tegas sambil terus memejamkan matanya.

" aku bukan lah wanita cantik, aku hanyalah seorang gadis biasa dan aku tidak bisa memuaskan mu tuan, lagian kita ini bukan Muhrim, kalau tuan terus memaksa maka itu termasuk perbuatan zinah, dan zinah merupakan dosa yang sangat besar"ucap Ara panjang lebar, ia berharap pria di hadapan nya ini bisa mengurungkan niatnya yang meminta Ara untuk melayaninya.

Albert menatap Ara tak percaya, baru kali ini ada seorang wanita yang menolak serta membahas tentang dosa di hadapan nya, selama ini banyak wanita-wanita cantik yang bahkan rela melakukan apa saja agar bisa tidur dengannya, tentu saja karena kekayaan serta wajah tampan nya yang menawan membuat para wanita-wanita tergila gila kepadanya.

" apa kau meragukan jika aku tak bisa memuaskan mu? " tanya Albert.

" ayolah aku akan membuatmu merasakan kenikmatan yang tidak bisa kau lupakan" ucap Albert lagi sambil mengedipkan sebalah maganya menggoda Ara.

" Astagfirullahalazim, istigfar tuan, istigfar"ucap Ara mengingatkan.

Albert tersenyum sinis sembari terus mendekati Ara sambil terus menatap wajah cantik Ara yang nampak ketakutan.

" tolong jangan lakukan ini, aku mohon, tolong jangan menodai ku, aku sangat mohon pada anda Tuan" ucap Ara sambil memohon dengan bibir yang bergetar ketakutan, air matanya terus saja mengalir membasahi kedua pipinya.

Albert tidak menghiraukan ucapan Ara, Albert terus saja berjalan mendekati Ara.

"ayo layani aku dengan baik, percayalah kau merupakan gadis yang beruntung bisa tidur dengan ku" ucap Albert dengan nada yang sangat lembut, ini kali pertama seorang Albert Wiliam bicara selembut ini terhadap perempuan, apa lagi perempuan yang baru saja ia temui.

" tuan bukan mahram ku, jadi maaf aku tidak akan memberikan tubuh ku kepada tuan" ucap Ara dengan lantang dan tegas.

" kurang ajar! Berani beraninya kau menolakmu, apa kau sudah bosan hidup hah! "bentak Albert yang langsung mencengkram leher Ara.

" Khhhh... emmm" Ara sekuat tenaga untuk menahan kala tangan kekar itu terus mencekiknya.

" apa kau tau kalau aku sudah membelimu dengan harga yang cukup mahal, kau itu milik ku sekarang dan kau tidak bisa menolak ku" ucap Albert dengan sorot mata yang tajam, suaranya menggema memenuhi kamar.

" kau layani aku atau kau aku habisi saat ini juga" ucap Albert lagi yang memberikan sebuah pilihan yang sulit bagi Ara.

Ara yang lehernya masih dicekik oleh Albert hanya bisa menjawab dengan gelengan kepala. hal itu membuat Albert semakin murka, bahkan Albert semakin mengeratkan tangan nya mencekik Ara.

" Ya Allah. Bantu lah hamba, tolong hamba dari pria iblis ini, karena hanya kepada-Mu lah hamba meminta pertolongan"

Ara berdoa di dalam hatinya untuk meminta pertolongan dari Sang Maha Pencipta Alam Semesta.

"jika hari ini adalah hari terahir bagi hamba, hamba iklas ya Rabb, hamba rela mati dari pada hamba harus merelakan kesucian hamba untuk pria iblis ini yang bukan mahram hamba"

Ara sudah berpisah kepada sang Pencipta sebab ia sudah tidak bisa lagi melawan atau menahan cekikan Albert, karena Ara sudah tak punya tenaga lagi.

Tiba tiba.

Tok

Tok

Tok

Bunyi suara pintu di ketuk dari luar, setelah itu terdengar suara panggilan.

" tuan, tuan... " terdengar suara anak buahnya yang memanggilnya.

" shit! "Albert mengumpat kesal, lalu dengan terpaksa ia melepaskan cengkramannya di leher Ara , kemudian ia melangkah dengan gusar meninggalkan Ara yang langsung terbaik batuk karena Ara hampir saja kehabisan nafas akibat cekikan dari Albert.

" ada apa?, siapa yang memintamu untuk mengganggu ku" tanya Albert dengan nada ketus dan kesal.

" maaf tuan, di luar ada tuan Delon mencari anda tuan"ucap anak buah Albert sambil menundukkan kepalanya.

Albert menghela nafasnya panjang, lalu membuangnya dengan kasar.

" katakan padanya aku akan menemuinya sebentar lagi"

" baik tuan" anak buah Albert pun langsung melangkah pergi. Sementara Alber kembali masuk ke dalam kamar.

Albert menatap tajam Ara yang tengah menangis sambil duduk memeluk lututnya dengan tubuh yang gemetar ketakutan.

" aku membelimu untuk kujadikan budak pemuas ku, jadi berhentilah menangis, karna itu akan membuang tenagamu sia-sia saja" ujar Albert yang meraih kemejanya, laku mengenakannya kembali.

" aku akan keluar sebentar, dan saat aku kembali kau harus melayaniku, jika tidak, aku tidak akan segan untuk membunuhmu "

" dan jangan pernah berpikir untuk kabur dari sini, karna di setiap sudut mansion ini ada anak buahku yang siap menembakkan timah panas di jantung mu"ucap Albert menakut nakuti Ara.

Setelah mengatakan itu, Albert langsung melangkah pergi keluar kamar meninggalkan Ara seorang diri.

Brak!!

"Astaghfirullahalazim" ucap Ara terkejut sambil mengusap usap dadanya.

Ara mengedarkan pandangan nya mengelilingi setiap sudut kamar tersebut, ia mengela nafasnya pelan lalu menghembuskan nya.

" Ya Allah, apakah ini bagian dari takdir untuk hamba ? , jika ia maka tolong lindungi dan beri hamba kekuatan untuk menghadapi takdir ini" ucap Ara dengan bibir yang bergetar, bahkan sesekali ia mengisap lehernya yang terasa sangat sakit akibat cekikan dari pria iblis tadi.

ya Ara menyebut seorang Albert dengan pria iblis yang sangat kejam dan tanpa perasaan kasihan terhadap sesama manusia , maka gelar pria iblis sangat cocok untuk Albert.

.

.

Albert wiliam

Bab 3

" Apa?! Gagal? bagaimana bisa? " tanya Albert dengan nada membentak saat mendapatkan laporan dari Delon selalu tangan kanan Albert.

"anak buah kita tertangkap tuan, dia di jebak dan akhirnya tertangkap oleh polisi" jawab Delon.

"" oh shit! Berapa banyak barang kita yang disita? "

" semua barang yang di bawa olehnya disita, tuan"

Mendengar jawaban dari Delon, Albert menghela nafasnya kasar, Albert bangkit dari tempat duduknya, Albert terlihat gusar, pasalnya barang haram yang ia kirim ke kita sebelah cukuplah besar.

"Arrrrhhhh... kenapa semua ini bisa terjadi?! Apa kau tau kalu kalau barang itu bernilai milyaran! " tanya Albert sembari mendekati Delon .

" bukankah aku memintamu untuk mengirimkan barang itu melalui kurir terbaik? "

" maaf tuan, saya tidak menyangka hal ini akan terjadi, petugas kepolisian rupanya lebih pintar dari apa yang kita pikirkan"

" aku tidak mau tau, saat ini klien kita sudah menunggu barang itu, kirim ulang barang itu dalam tiga hati kedepan dan jangan sampai kecolongan lagi, jika ada petugas yang menghadang, tembak mati saja"

"baik tuan" jawab Delon dengan tegas.

" lalu apa lagi yang kau tunggu?! cepat pergi, cari kurir yang bisa di andalkan"

" Ba-baik tuan" jawab Delon dengan gugup lalu melangkah keluar mansion dengan tergesa-gesa.

" Arrrrghhhh.... " Albert menjambak rambutnya frustasi.

Selama ini ia tidak pernah gagal mengirimkan barang-barang haram itu, tapi kenapa kli ini bisa gagal?.

Albert mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, kemudian ia menghubungi seseorang.

" aku ingin kau mencari tahu tentang anak buah kita yang tertangkap oleh pihak kepolisian, aku curiga ada mata mata yang membocorkan hal itu. cari tahu semuanya, jika ada orang-orang kepercayaan ku Berkhianat, maka habisi saja" ucapnya seraya menutup panggilan telfon nya.

Albert memutuskan untuk melangkah menuju lantai dua, tempat dimana kamarnya berada. Saat Albert membuka pintu kamarnya, suara isak tangis mulai terdengar di telinganya, ia menatap tajam pada sosok wanita yang tengah menangis sambil memeluk lututnya.

" apa-apaan ini? aku membelinya untuk bersenang senang, terus kenapa dia terus terusan menangis yang membuat kepalaku pusing saja"

Gerutu Albert dari dalam hati yang sangat kesal, lalu ia berjalan mendekati Ara.

" jangan tuan, aku mohon jangan hiks hiks" ucap Ara memohon sambil menangis.

Mendapat penolakan dari Ara, membuat Albert menjadi geram sendiri.

"apa kau benar-benar tidak ingin melayaniku? " tanya Albert memastikan siapa tau Ara berubah pikiran dan mau melayaninya dengan suka rela.

" tidak" jawab Ara dengan suara lirih, namun masih bisa di dengar jelas oleh Albert.

" The fucking shit! ' bentak Albert sembari melayangkan tamparan yang begitu keras ke wajah Ara.

Ara hanya bisa menangis sembari manahan rasa panas dan perih di pipinya.

" Ayo layani aku" ucap Albert dengan nada tinggi.

" tidak, aku tidak mau" jawab Ara dengan suara lantangnya.

" Rupanya kau memang harus di beri pelajaran" ucap Albert yang sudah sangat geram kepada Ara, Albert menarik tangan Ara dengan kasar.

Ara berusaha untuk meronta, terlebih saat tubuhnya di gendong laku di lempar dengan kasar ke atas ranjang.

" kau mau lari kemana hah! "kata Albert saat melihat Ara berlangsung mundur laku turun dari atas ranjang.

Ara terus saja mundur, sampai tubuhnya itu tertahan di meja rias, tangannya meraba raba mencari apa saja yang bisa yang bisa ia raih, hingga Ara mendapatkan sebuah botol parfum, lalu menyemprotkan tepat di mata Albert, sampai membuat Albert memekik.

"Aaakkkhhhh... " pekik Albert sembari mengusap matanya yang terasa sangat perih.

" kurang ajar! kau akan merasakan akibat dari perbuatanmu ini" teriak Albert yang langsung berjalan masuk menuju kamar mandi untuk membasuh matanya.

Hal itu sangat di manfaatkan oleh Ara untuk kabar, Ara berlari ke arah pintu, dengan tangan gemetaran ia membuka pintu tersebut, hingga pintu itu pun terbuka.

" anda tidak bisa meninggalkan kamar ini, Nona! " ucap seorang pria yang merupakan anak buah dari Albert yang berdiri di sisi pintu kamar sambil tersenyum menyeringai.

" tolong , aku mohon, biarkan aku pergi dari sini" Ara melipat kedua tangannya meminta belas kasih pada pria yang menghadangnya.

" melepaskan mu? jika aku melakukan itu, maka nyawa saya yang akan jadi taruhannya. sebaiknya Nona masuk kembali ke dalam kamar, sebelum tuan mengamuk saat melihat Nona berasa di luar kamar"ucap pria itu meminta Ara untuk kembali ke dalam kamar.

Ara tak memperdulikan ucapan pria itu, ia mencoba untuk berlari dengan sekuat tenaga meninggalkan pria itu, namun sayang lagi dan lagi Ara di hadang oleh anak buah Albert yang lain nya, mereka berhasil menangkap Ara dan menyeret paksa Ara untuk masuk kembali ke dalam kamar, tubuhnya di dorong dengan kasar membuat ia terjerembab di lantai, Ara meringis menahan rasa perih di sikunya.

" ada apa ini? " tanya Albert yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.

" Ma-maaf Tuan, Gadis ini mencoba untuk melarikan diri dari kamar ini, jadi saya membawanya kembali ke dalam kamar"

Mendengar jawaban dari anak buahnya Albert menghela nafasnya kasar.

" tinggalkan aku dan wanita ini"

" baik tuan" sahut anak buah Albert yang langsung berlalu pergi keluar kamar.

Ara langsung bergegas bangkit dan berjalan mundur saat Albert menatap tajam sambil melangkah maju mendekati Ara.

" rupanya kau ingin bermain main dengan ku, apa kau tidak tau aku tidak suka bermain main"bentak Albert dengan sangat keras.

"A-aku.. aku tidak bisa melayani mu, meskipun kau memaksa sekali pun" ucap Ara yang mencoba untuk menjawab ucapan Albert.

" dasar wanita keras kepala" bentak Albert sangat geram, kemudian Albert mengeluarkan sebuah pisau kecil dan runcing.

" apa kau tau ini apa? " tanya Albert dengan senyum menyeringai sambil terus berjalan mendekati Ara.

Ara menatap tanpa menjawab, tubuhnya gemetar ketakutan sampai ia tak bisa untuk sekedar menjawab dengan anggukan kepala atau menggelengkan kepala.

" layani aku sekarang"ucap Albert lirih di telinga Ara.

" jika tidak pisau ini akan melukis indah di pipi mulus mu ini"ancam Albert sambil mendekatkan sembilan pisau runcing yang ada di tangan nya pada wajah mulus, nyaris tanpa noda.

Nafas Ara tertahan sejenak, membayangkan pisau itu menyayat kulitnya, pasti itu akan sangat menyakitkan, tapi ia juga tidak bisa membayangkan azab pedih apa yang akan di Terima di akhirat kelak, jika ia sampai berzinah dengan pria yang bukan mahramnya.

"Demi Allah! aku rela mati bila di bandingkan harus melayaniku yang bukan mahram ku" ucap Ara dengan tegas dan begitu yakin nya, Ara akan berusaha untuk tetap dengan pendiriannya, karena ia lebih takut Azab dari Allah dari pada pisau yang ada di tangan Albert.

.

.

Delon

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!