"Saya nikahkan dan kawinkan kamu dengan putri saya yang bernama Davina Brawijaya binti Rafa Brawijaya, dengan mas kawin berupa uang tunai sebesar seratus juta rupiah, dibayar tunai."
Ucapan sakral itu menggema di dalam sebuah gedung megah yang telah didekorasi dengan nuansa putih dan emas, membuat suasana semakin khidmat. Para tamu undangan yang hadir terlihat memperhatikan prosesi ijab kabul dengan serius, menyaksikan momen penting dalam kehidupan dua insan yang tengah bersatu dalam ikatan suci pernikahan.
Galaxy Adhitama, sang pengantin pria, duduk bersila di hadapan ayah mempelai wanita. Wajahnya menunjukkan raut tegang. Jelas terlihat bahwa detik ini begitu menegangkan baginya. Jantungnya berdebar cepat, keringat dingin mulai membasahi pelipis. Tapi ia mencoba tenang, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan detak jantungnya yang tak beraturan.
Dengan suara lantang dan penuh keyakinan, ia akhirnya mengucapkan,
"Saya terima nikah dan kawinnya Davina Brawijaya binti Rafa Brawijaya dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai."
Semua yang hadir seolah menahan napas sejenak, menanti pengesahan dari para saksi.
"Bagaimana, para saksi?" tanya penghulu dengan suara mantap.
"SAH!!" seruan serempak para saksi dan kerabat langsung menggema memenuhi seluruh ruangan. Sorak sorai dan tepuk tangan pun menyusul. Momen itu menandai bahwa Davina dan Galaxy kini resmi menjadi sepasang suami istri.
Senyuman bahagia menghiasi wajah kedua mempelai. Davina tampak anggun dengan gaun putihnya yang berkilau, sementara Galaxy tampak gagah dengan setelan jas yang rapi. Mereka saling bertatapan, seolah tak percaya bahwa hari yang telah mereka impikan akhirnya tiba juga.
Setelah prosesi ijab kabul selesai, acara dilanjutkan dengan pesta pernikahan. Tamu-tamu berdatangan memberi selamat, membawa doa dan harapan baik untuk rumah tangga yang baru saja terbentuk.
Di tengah keramaian itu, Galaxy terus memandangi wajah istrinya dengan penuh rasa cinta dan syukur. Ia masih tak percaya, gadis yang selama ini menemaninya dalam suka dan duka, kini telah resmi menjadi miliknya.
"Sayang," panggil Galaxy lembut.
Davina menoleh, membalas tatapannya dengan senyum manis yang tulus.
"Kamu udah siap menua bareng aku?" tanya Galaxy sembari memeluk pinggang sang istri dengan hangat.
"Aku udah siap dong. Bahkan kalau kita udah nggak punya gigi sekalipun, aku tetap siap, sayang," jawab Davina dengan tatapan penuh cinta. Mereka pun saling menatap, terdiam sejenak dalam momen penuh makna.
"I love you, darling," ucap Galaxy, menyentuhkan hidungnya ke hidung Davina.
"I love you too," balas Davina pelan.
Galaxy yang terbawa suasana langsung mengecup bibir Davina. Ciuman itu bukan hanya sekadar kecupan biasa, tapi penuh makna dan rasa. Tangan Galaxy pun ikut menekan tengkuk sang istri, memperdalam momen mesra mereka.
Namun, momen romantis itu tiba-tiba terhenti ketika terdengar suara seseorang dari arah kerumunan tamu.
"Ehem ehem... uang sewa kontraknya berapa, Pak? Mau bayar nih," ucap seorang tamu dengan nada bercanda.
Mereka berdua langsung menghentikan ciumannya, menatap tamu itu dengan ekspresi bingung.
"Kontrak?" tanya Galaxy heran.
"Iya, sewa kontrak tinggal di dunia. Dunia ini kan kayaknya udah kalian miliki berdua. Kita mah cuma ngontrak, ya kan ya?"
"Iyaa!" para tamu lainnya ikut menyahut dengan tawa, membuat seluruh ruangan kembali riuh oleh gelak tawa.
Galaxy dan Davina hanya bisa tersenyum malu. Wajah mereka memerah karena digoda oleh para tamu yang menyaksikan kemesraan mereka.
Tak lama kemudian, sepasang tamu istimewa mendekati mereka. Vyora dan Elzan, sahabat mereka sejak masa SMA, datang memberikan ucapan selamat. Vyora langsung memeluk Davina dengan erat.
"Selamat ya, Davina, Galaxy. Selamat atas pernikahan kalian," ucap Vyora bahagia.
"Selamat juga, bro. Akhirnya kalian sah juga. Semoga rumah tangganya sakinah, mawadah, warahmah," ucap Elzan, menjabat tangan Galaxy sambil tersenyum hangat.
"Aamiin," jawab Davina dan Galaxy serempak.
"Oh ya, spesial buat kalian. Besok kami bakal masakin menu paling enak di café kami. Datang ya! Gratis kok. Ini buat rayain hari bahagia kalian."
Davina terlihat terharu, tapi juga merasa sungkan.
"Wah makasih banyak, tapi ngerepotin gak nih?" tanyanya ragu.
"Enggaklah. Kalian bahagia, kami juga ikut bahagia. Gak ada tuh istilah merepotkan kalau buat sahabat sendiri. Iya kan, Sayang?" jawab Vyora sambil menatap suaminya.
"Betul banget," Elzan mengangguk sambil menggenggam tangan Vyora. "Jadi, datanglah besok. Kita rayakan bareng."
"Aaaa so sweet! Makasih banyak ya." Davina memeluk Vyora hangat. Galaxy juga ikut menyampaikan rasa terima kasih.
"Thanks udah mau direpotin, bro. Dari dulu kalian emang kompak. Pantesan jodoh."
"Hahaha, iya dong. Kita kompak karena saling percaya dan saling cinta. Sama kayak kalian. Cinta banget kan sama Davina?" ucap Elzan sambil tersenyum lebar.
"Udah jelas banget dong," Galaxy memeluk Davina dari belakang. "Iya kan, Sayang?"
"Iya, Sayang," jawab Davina sambil membalas pelukannya.
"Eh yuk kita cobain makanannya. Kelihatannya enak-enak tuh," ajak Vyora sambil melirik meja hidangan.
"Gas! Hari ini kita mukbang!" ucap Galaxy semangat, mengajak Elzan dan Vyora ke meja makan bersama.
---
Profil Tokoh:
Galaxy Adhitama
– Tampan & mapan
– Seorang masinis
– Suami dari Davina
– Clingy & suka sentuhan fisik
– Sedikit posesif
– Romantis & penuh usaha
– Latar belakang broken home (orang tua bercerai saat kecil)
Davina Brawijaya
– Cantik, ramah, dan penyabar
– Istri dari Galaxy
– Friendly & soft spoken
– Anak tunggal (kasih sayang orang tua sepenuhnya untuknya)
Vyora Aldebaran
– Teman semasa SMA Davina & Galaxy
– Cantik, realistis, & pendengar yang baik
– Suka quality time dengan suaminya
– Istri dari Elzan
Elzan Malik
– Sahabat semasa SMA Galaxy & Davina
– Tampan & green flag
– Suka melayani dan menyayangi
– Suami dari Vyora
---
Malam pun tiba. Setelah seharian menjalani rangkaian acara pernikahan yang melelahkan, Galaxy dan Davina akhirnya bisa beristirahat di kamar mereka. Keduanya terlihat kelelahan, tapi senyum bahagia tak pernah lepas dari wajah mereka.
Davina baru saja selesai membersihkan diri. Ia keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang menutupi tubuhnya. Rambutnya masih sedikit basah, dan aroma sabun masih tercium segar. Galaxy yang melihat pemandangan itu tak bisa menahan diri untuk mendekat.
"Sayang... udah beres mandinya?" tanya Galaxy manja, melingkarkan tangan di pinggang Davina dan menyandarkan dagunya di bahu sang istri.
"Udah dong. Sekarang giliran kamu mandi," ucap Davina dengan pipi sedikit memerah. Ia mencoba melepaskan pelukan Galaxy karena merasa malu hanya mengenakan handuk.
"Kamu gak mau nemenin aku mandi nih?" Galaxy memutar tubuh Davina hingga kini menghadap ke arahnya.
Davina menunduk gugup, tidak menjawab. Galaxy tersenyum iseng.
"Mandi sendirian itu gak enak loh, Sayang," ucapnya sambil mempererat pelukannya.
Entah kenapa, Davina langsung merasa merinding. Dalam hati ia bergumam, “Rasanya pengen kabur ke planet Mars deh. Aku belum siap lihat suamiku mandi!”
...( ◜‿◝ )...
...🙌🏻 see you again 🙌🏻...
~ Happy reading ~
"T-tapi aku udah mandi, sayang. Kamu ma-mandi sendirian aja ya," ucap Davina gugup, sambil perlahan melepaskan tangan Galaxy dari pinggang rampingnya.
Galaxy tersenyum lembut, tak ingin membuat istrinya merasa tertekan. "Ya udah deh, kalo gitu… lain kali aja kita mandi barengnya."
"I-iya…" Davina hanya bisa menjawab pelan, masih terlihat malu. Meski kini mereka sudah resmi menjadi suami istri, hatinya tetap berdebar setiap kali bersama Galaxy.
Galaxy memandang istrinya yang hanya mengenakan handuk, lalu berkata sambil mengecup lembut keningnya, "Pakai baju gih, nanti masuk angin kalau cuma handukkan aja."
Davina mengangguk pelan, lalu segera menuju ruang ganti. Sebelum menutup pintu, ia sempat menoleh dan berkata sambil tersenyum manis, "Yaudah, kamu juga mandi jangan lama-lama ya."
"Kenapa jangan lama-lama, sayang?" tanya Galaxy sambil menatapnya jahil.
Davina gugup, wajahnya mulai memerah. "Ya… itu… biar gak masuk angin." jawabnya terbata-bata, membuang muka agar tak bertemu tatapan mata Galaxy yang tajam namun hangat itu.
Galaxy tertawa pelan dalam hati. "Lucu banget sih… jadi pengen cepet-cepet unboxing," batinnya, menahan senyum sambil melangkah ke kamar mandi.
"Kamu kenapa liatin aku begitu?" tanya Davina sedikit curiga saat melihat tatapan Galaxy yang begitu dalam.
"Gapapa kok. Aku mandi dulu ya, sayang," jawabnya singkat, lalu masuk ke kamar mandi. Sementara itu, Davina berdiri sejenak di ruang ganti, menatap pakaiannya sambil bergumam, "Kenapa deg-degannya nggak hilang-hilang sih…"
...----------------...
Setelah semua selesai, mereka pun mematikan lampu kamar. Hanya lampu tidur kecil yang menyala lembut, menciptakan suasana yang tenang. Davina berbaring membelakangi Galaxy. Hari pertama tidur bersama, ia masih merasa canggung untuk saling bertatap muka.
Dari belakang, Galaxy melingkarkan tangannya ke tubuh istrinya. "Sayang… kamu mau honeymoon ke mana?" bisiknya pelan.
"Aku ikut kamu aja," jawab Davina tanpa menoleh, suaranya terdengar lirih. Galaxy menghela napas pendek.
"Kamu takut ya sama aku?" tanyanya sambil perlahan memutar tubuh Davina agar menghadapnya. Matanya menatap serius.
"Kalo kamu belum siap, aku gak akan lakuin itu ke kamu. Jadi kamu tenang aja, jangan khawatir terus, sayang," ucap Galaxy lembut, memastikan bahwa kehadirannya bukan tekanan, tapi tempat pulang.
"Maafin aku," Davina menunduk, merasa bersalah karena belum bisa memberikan apa yang biasanya diharapkan di malam pertama.
Galaxy menggeleng pelan. "Gak usah minta maaf, Kamu nggak salah kok. Kita cuma butuh waktu aja. Selama apapun itu, aku gak masalah. Asalkan kamu nyaman bareng aku."
Ia menarik tubuh Davina ke pelukannya, mengelus rambut panjang sang istri. Davina tersentuh. Ia menyembunyikan wajahnya di dada Galaxy. Malam itu mereka berpelukan erat, hingga akhirnya tertidur dengan damai, tanpa perlu ada apa-apa. Justru itulah momen paling bermakna bagi mereka berdua.
...----------------...
Keesokan harinya, di sebuah kafe sederhana tapi elegan, tampak sepasang suami istri sedang sibuk menjalani bisnis mereka. Ya, mereka adalah Vyora dan Elzan. Meski sibuk bekerja, kemesraan tetap terlihat jelas di antara mereka.
"Mereka udah dateng belum, sayang?" tanya Elzan sambil menuangkan jus ke dalam gelas.
"Belum kayaknya, tapi bentar lagi selesai nih cake-nya," jawab Vyora yang masih fokus menghias kue dengan telaten.
"Aduh, strawberry-nya kurang," gumamnya sambil memutar badan, tapi terkejut karena Elzan sudah berdiri di belakangnya, membawa sepiring penuh potongan strawberry.
"Strawberry-nya udah cukup belum?" tanya Elzan sambil tersenyum lebar.
"Ini udah lebih dari cukup, sayang. Makasih ya," jawab Vyora sambil mengecup pipi suaminya, lalu kembali menghias kue.
Beberapa menit kemudian, Galaxy dan Davina tiba. Mereka langsung disambut hangat.
"Selamat datang... wahh pasutri baru nih! Ayo masuk, masuk," seru Vyora ceria sambil menarik tangan Davina.
"Tumben kafenya sepi, Ra?" tanya Davina saat melihat hanya mereka berempat di sana.
"Khusus hari ini, kita libur kerja, Dav," jawab Vyora sambil meletakkan cake di meja.
"Aduh… jangan repot-repot. Aku jadi keenakan nih," ucap Galaxy sambil tertawa kecil melihat hidangan yang disediakan.
"Hahaha… kebiasaan kamu emang, ya udah yok cobain dulu makanannya," Elzan menimpali sambil ikut duduk.
Mereka menghabiskan waktu bersama sampai sore. Galaxy dan Davina pun ikut membantu bersih-bersih sebagai bentuk terima kasih. Di dapur, Davina dan Vyora mencuci piring, sedangkan Galaxy dan Elzan menyapu hingga lantai atas.
Setelah selesai, mereka berdua duduk di rooftop yang tenang.
"Eh, Zan… aku mau nanya, deh," ucap Galaxy setelah duduk.
"Tanya aja, Ga," jawab Elzan santai.
"Kalian dulu honeymoon ke mana sih?"
Elzan tersenyum. "Lagi cari tempat honeymoon, ya?"
Galaxy mengangguk semangat.
"Hmm… sebelum nentuin tempatnya, kamu harus tau dulu tempat favorit Davina," saran Elzan sambil menatapnya serius.
"Tempat favorit?" Galaxy mencoba mengingat-ingat.
Lalu ia teringat suatu momen saat mereka masih SMA...
...----------------...
"Wahh... Pantai pink-nya cantik banget ya, Ga," ucap Davina dengan mata berbinar, menatap layar ponselnya.
"Iya, cantik banget. Tapi kok bisa ya pasirnya pink gitu?" tanya Galaxy ikut heran.
"Dicat mungkin," jawab Davina bercanda.
"Loh... kenapa gak sekalian airnya juga di cat?" balas Galaxy sambil tertawa.
"Hahaha..." mereka berdua pun tertawa bersama.
"Aduh... gara-gara ngeliat pantai pink, aku jadi pengen main ke pantai deh. Tapi pasti gak diizinin sama Ayah," gumam Davina sedih.
...----------------...
"Aku baru ingat, Davina pernah bilang pengen main ke pantai pink," ucap Galaxy, pandangannya menerawang ke langit senja yang mulai berubah jingga. Suaranya pelan, seolah mengenang percakapan lama yang tiba-tiba muncul kembali di benaknya.
"Ya udah, kamu ajak ke sana aja," sahut Elzan sambil menepuk bahu Galaxy pelan. "Nanti aku bantu cariin penginapannya. Kebetulan dulu aku dan Vyora juga honeymoon di sana," tambahnya sambil tersenyum kecil, mata Elzan tampak menerawang, seakan ikut terlempar kembali pada kenangan manis bersama sang istri.
"Loh, kalian juga?" Galaxy menoleh, kedua alisnya terangkat, separuh terkejut, separuh kagum. Senyum geli mulai terlukis di wajahnya, menyadari bahwa ternyata dirinya sedang mengikuti jejak sahabatnya dalam banyak hal—termasuk dalam urusan bulan madu.
...( ◜‿◝ )...
...🙌🏻 see you in the next chapter 🙌🏻...
"Iya, dulu Vyora juga pengen banget main ke sana." Elzan sudah tak kaget, karena ia sangat paham persahabatan istrinya yang sudah seperti anak kembar, yang apa apa selalu sama.
"Bisa samaan gitu ya." gumam Galaxy yang sangat heran melihat persamaan istri nya.
"Jadi gimana, mau di cariin gak tempat penginapan nya?" Elzan kembali menawarkan bantuan pada Galaxy.
"Baik banget sih, Jadi malu nih mau nerima." jawab Galaxy malu malu sembari mendorong pelan kepala Elzan.
"Jadi mau apa gak, Penawaran berlaku sampai 1 menit aja nih ya?" tanya Elzan sekali lagi. sesungguhnya ia lelah melihat drama Galaxy yang sedang malu malu tai kucing itu. Namun, sebagai sahabat ya baik, ia sabar menunggu jawaban Galaxy.
"Satu menit doang nih....ya udah deh, tunggu 58 detik dulu ya baru ku jawab." Galaxy sengaja menjahili Elzan. Rasanya lucu saja melihat wajah Elzan yang kesal, karena Elzan tidak bisa marah.
"Yaudah lah, kamu hitung aja 58 detik. Ku tungguin sampai selesai." jawab Elzan yang berusaha sabar meladeni Galaxy.
"Gapapa nih?" Galaxy kembali menggoda Elzan membuat Elzan menarik nafas panjang.
"Iya, gapapa." jawab Elzan setelah menarik nafas panjang.
"Serius nih gapapa, serius apa serius?" melihat kesabaran Elzan yang tak habis, Galaxy terus melanjutkan menjahili Elzan.
"Ya Allah liat ya Allah." Elzan yang lelah memilih jalur langit.
"Ih gak asik ih, ngaduh nya sama Allah." Galaxy mendorong pelan pundak Elzan sembari berdiri dari duduk nya.
"Makanya jawab sekarang, Galaxy. Bercanda Mulu kamu mah." Elzan ikut berdiri dari duduk nya.
"Sebelumnya makasih banyak nih, tapi kayaknya aku cari sendiri aja deh. Aku tau kok, Kerjaan kamu banyak. ini aja aku udah ngerepotin banget, jadi kali ini biar aku cari sendiri aja ya."
"Galaxy, Elzan. kalian lagi ngapain di rooftop?" tanya Vyora yang baru tiba bersama Davina.
"Lagi cari angin aja, kalian sendiri ngapain?" tanya Galaxy balik.
"Kita bawain sesuatu loh buat kalian." ucap Davina sembari tangan nya bersembunyi di belakang pinggang nya.
"Wahh apaan tuh?" Galaxy terlihat begitu excited Setelah mendengar ucapan sang istri. Ia pun langsung mendekat ke arah Davina, begitu juga Elzan ia datang menghampiri Vyora.
"Taraaa....minuman segar buat kita semua!" Davina dan Vyora begitu kompak mengatakan nya sembari memperlihatkan minuman botol yang mereka sembunyikan.
"Wih....tau aja nih istri ku, kalo suaminya lagi haus. btw kopi ada, sayang?" tanya Galaxy tiba tiba sembari merangkul pinggang sang istri.
"Minum ini aja, sayang. Minum kopi terus gak baik tau." nasihat Davina yang tak ingin sang suami terlalu banyak mengonsumsi kopi.
"Yaudah deh, yuk minum bareng." ajak Galaxy dengan senyum manis nya, dan tak lupa ia tetap menggandeng pinggang Davina.
"Eh tunggu, Vyora sama Elzan mana?" tanya Davina yang baru menyadari hilangnya keberadaan suami istri itu.
"Davina, Galaxy. Sini duduk!" Ucap Vyora sedikit berteriak.
ternyata mereka sudah duluan duduk di pojokan, bahkan terlihat lebih mesra ketimbang pasutri baru. melihat kemesraan mereka, Davina dan Galaxy hanya bisa tertawa kecil karena merasa tersaingi.
~
Setelah hari itu, akhirnya mereka pun tiba di lokasi penginapan tempat mereka honeymoon. Davina terlihat begitu gembira saat di ajak ke pantai pink, bahkan bibir nya tak henti-henti tersenyum saking senangnya. Galaxy yang melihat senyuman bahagia sang istri, ikut merasa bahagia.
Setelah selesai membereskan barang di penginapan. Mereka langsung pergi menuju lokasi pantai pink yang tak jauh dari tempat penginapan.
Setiba nya di sana. Davina terlihat begitu girang saat melihat pasir pantai dan juga ombak kecil yang begitu menenangkan.
Tanpa berlama lama lagi. Davina pun langsung menggenggam tangan Galaxy, lalu berlari untuk mengajak nya bermain air di tepi pantai.
"Ayo sini, sayang." ajak Davina sembari mencipratkan air ke arah Galaxy. Galaxy yang tak terima membalas cipratan air itu, dan kini mereka berdua pun bersenang senang bermain air di tepi pantai.
Setelah lelah bermain air, mereka memutuskan untuk istirahat di kursi pantai. dan tak lupa sebelum itu mereka membeli minuman pada pedagang di sana.
"Indah banget ya," kagum Davina sembari terus memandangi pemandangan indah yang ada di depan matanya.
"Sayang sini deh." ucap Galaxy sembari menepuk pahanya, untuk meminta Davina duduk di pangkuan nya.
"Kursi nya ada dua, sayang." beri tau Davina, agar ia tetap duduk di tempatnya. Namun, tetap saja Galaxy ingin sang Istri duduk di pangkuan nya.
Gak ada penolakan ya." Galaxy menarik pelan tangan Davina untuk menyuruh nya berpindah tempat duduk.
"Iya iya." akhirnya Davina menuruti kemauan Galaxy dan langsung berpindah duduk kepangkuan sang suami.
"Peluk." manja Galaxy sembari memeluk erat pinggang ramping istri nya.
"Utututu bayi besar ku manja banget ya." Davina membalas pelukan Galaxy sembari tangan nya mengacak acak gemas rambut bayi besar nya itu.
"Bayi?" bingung Galaxy sembari mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah Davina.
"Iya bayi, bayi besar yang udah punya kumis tipis." jawab Davina dengan senyum manis nya, sembari mengelus kumis tipis Galaxy mengunakan jari jempol nya.
"Hem...bayi besar ya. tapi kalo udah ada bayi kecil, bayi besar nya di lupain gak nih?" tanya Galaxy tiba tiba, membuat Davina sedikit malu karena sudah membicarakan tentang anak.
"Ba-bayi kecil." gumam Davina sembari membuang muka agar tak menatap sang suami.
"Iya bayi kecil, anak kita nanti, sayang." jawab Galaxy memperjelas, sembari terus menatap lekat sang istri.
"O-ohh...kalo itu udah jelas gak dong, sayang. aku tetap inget dan sayang kedua nya." Davina menjawab dengan tulus pertanyaan Galaxy tadi.
"Beneran loh ya, bayi besar ngambek kalo di lupain." jawab Galaxy sembari berpura-pura sedang merajuk.
"Iya sayang ku."
Mereka berdua yang sedang asik bermesraan, tiba tiba di datangi seorang pedagang anak anak.
"Cie cie lagi pacaran ya." celetuk bocah tersebut dengan senyuman mengejek nya.
"Siapa yang pacaran, kita udah nikah tau." beri tau Galaxy sembari mengeratkan pelukannya.
"Lohh udah nikah ternyata, tapi kelihatan masih muda ya. kayak kakak kakak SMA." puji bocah itu sembari memandangi wajah Davina sangat dekat.
"Muji sih boleh, tapi gak usah dekat dekat juga kali, cil." ketus Galaxy yang cemburu istrinya di pandang oleh laki laki lain, Walaupun laki laki itu masih kecil.
"Kakak cantik, suami kakak galak ya." bisik bocah itu pada Davina, membuat Davina tertawa kecil mendengar ucapan bocah tersebut.
"Apa kamu bilang?!" Galaxy yang mendengar bisikan bocah itu merasa kesal.
"Udah, sayang. dia bercanda aja kok." ucap Davina sembari mengelus pundak sang suami.
"Oh ya, kalian kan suami istri kan ya. Aku punya gelang couple yang cocok banget buat pasangan cantik dan ganteng kayak kalian loh. namanya gelang kerang, cocok juga buat oleh-oleh pulang dari liburan."
Bocah tersebut menunjukkan dagangan nya pada Galaxy dan juga Davina. Dak tak lupa Ia menggunakan kata kata manis untuk memikat pembelinya.
"Astaga, kita udah kena marketing nya, sayang." ucap Davina pada Galaxy, ia tersenyum kecil saat mendengar ucapan bocah itu yang sedang mempromosikan dagangannya.
"Hem...boleh deh 2, mana yang paling bagus?" tanya Galaxy yang mau membeli dagangan bocah tersebut.
"Bentar ya, aku cariin dulu." bocah tersebut pun langsung memilihkan gelang yang paling bagus untuk mereka.
"Eh 4 aja, soalnya 2 lagi buat Vyora sama Elzan. sekalian kan oleh-oleh buat mereka."
tiba tiba Davina terpikirkan ingin membelikan oleh oleh untuk kedua sahabatnya, karena mendengar ucapan bocah tersebut yang mengatakan cocok untuk oleh oleh juga.
"Oke oke, di tunggu ya." mendengar ucapan Davina, bocah tersebut dengan semangat mencarikan gelang yang mereka minta.
Saat sedang menunggu bocah itu mencarikan gelang mereka. Tiba tiba terdengar suara laki laki yang tak asing di telinga Davina.
"Davina, apa kabar?"
...( ◜‿◝ )...
...🙌🏻 See you again 🙌🏻...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!