NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikah Dengan Sahabatku

Fakta Mengejutkan

"F*ck!" maki Alan yang merasa kesal.

Ting ....

Bunyi pintu lift terbuka di lantai dasar. Alan melihat ke arah luar dengan mata yang membulat sempurna. Dia terkejut melihat wanita yang selama ini dia cari tengah berciuman begitu panasnya dengan pria lain.

Alan keluar dari lift dengan sorot matanya memerah, terlihat jelas kilatan amarah yang ingin meledak di dalam sana.

"Luna!" teriak Alan mengagetkan 2 insan yang tengah berpagutan bibir itu.

Luna pun menoleh ke arah dimana Alan berdiri tak jauh dari tempatnya.

Alan yang masih terkejut dengan fakta yang baru saja dia lihat. Kini di buat terkejut kembali kala melihat sosok pria yang begitu familiar sedang menikmati bibir kekasihnya itu. Ya pria itu adalah Lucas sahabatnya yang tak lama lagi menikah dengan Delila.

"Dasar a*j*ng!" maki Alan dengan dada yang bergemuruh hebat.

Luna dan Lucas pun dengan refleks memisahkan diri, lalu berlari menuju mobil mereka dan segera masuk ke dalam.

Alan terus berlari mengejar dua insan itu. Namun, tak lama terdengar suara decitan ban yang memekikkan telinga. Menandakan bahwa kekasihnya itu melarikan diri dengan sahabatnya yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan dengan Delila.

FLASHBACK ON

Sabtu sore Delila telah sampai di sebuah hotel mewah di daerah Jakarta pusat. Besok siang dia akan menikah dengan seorang pria yang sangat dia cintai sepenuh hati dan mau menerima Delila apa adanya.

Delila mengalami kecelakaan lalu lintas ketika dia masih berusia 6 tahun dan membuatnya cacat. Delila berjalan dengan tertatih dan juga kehilangan ibunya dalam kecelakaan itu.

Sejak saat itu, Delila kecil mendapatkan bullyan (perundungan) karena kekurangan pada fisiknya. Sehingga Daddy Nelson memutuskan untuk memberikan pendidikan di rumah (home schooling) pada Delila.

Tak hanya itu, Daddy Nelson juga mengangkat seorang gadis bernama Luna yang seusia dengan anaknya untuk menjadi sahabat. Hal itu bertujuan untuk mengusir rasa kesepian yang menyelimuti anaknya. Apapun akan Daddy Nelson lakukan demi kebahagiaan Delila, putri semata wayangnya.

Luna merupakan gadis kecil yang dulunya sempat tinggal di jalanan. Kedua orang tuanya sudah meninggal dan membuat hidupnya luntang lantung tanpa arah. Setiap hari Luna berjalan di setiap lampu merah, meminta belas kasihan pada setiap mobil yang berhenti disana. Pada saat itu, Daddy Nelson melihat Luna dengan keadaan yang memprihatinkan. Sebelum akhirnya pria paruh baya itu membawa Luna ke kediamannya. Berkat kebaikan Daddy Nelson akhirnya Luna terlepas dari dunianya yang begitu kelam.

Luna gadis cantik dan supel sehingga bisa dekat dengan Delila dalam waktu yang cepat. Sementara Delila yang berhati lembut sedikitpun tak pernah melihat status sosial Luna. Bagi Delila, Luna sudah seperti saudara kandung. Mereka begitu dekat dan Delila sangat menyayanginya.

Lucas Wiratama adalah anak dari kolega bisnis Daddy Nelson. Mereka telah saling mengenal sejak kecil dan memasuki sekolah yang sama. Delila yang kerap sekali mendapat bullyan dan itu membuat Lucas kecil merasa iba padanya. Namun Delila tak pernah membalasnya membuat Lucas jatuh cinta akan kecantikan dan sifat lembutnya.

Lucas merupakan eksekutif muda yang cukup sukses. Dia mempunyai teman yang bekerja sebagai manager bernama Alan Hendra Winata. Berkat kebaikan Delila, kini Alan bekerja sebagai manager keuangan di perusahan besar milik keluarganya.

Alan Hendra Winata adalah seorang manager dengan segudang prestasi, jatuh cinta dengan Luna sahabat Delila. Alan sangat beruntung, begitu juga dengan Luna merasakan hal yang sama.

Mereka sering sekali kencan ganda dimana Delila dengan Lucas, dan Luna dengan Alan. Mereka menjadi sahabat yang tak pernah terpisahkan.

🌷🌷🌷

Pukul setengah 8 pagi Delila sudah bersiap memakai baju kebaya adat Sunda. Tatapannya lurus tertuju pada sebuah cermin besar yang ada di kamarnya. Terlihat jelas Delila yang begitu cantik dengan gaun pernikahan yang di pilihnya satu bulan yang lalu.

Kini Delila memegang satu buket mawar yang berwana merah muda di tangannya. Rencananya dia akan berpura-pura melempar buket itu yang sebenarnya dia akan memberikan langsung buket bunga mawar itu pada Luna.

Ya, Alan akan melamar Luna hari ini dan Delila yang membantunya. Bahkan cincin yang di gunakan Alan untuk melamar Luna adalah pilihan Delila. Beberapa minggu yang lalu, Alan meminta tolong pada Delila untuk membantu memilihkannya.

Sebuah lengkungan indah terbit di bibir Delila. Dia berharap semua berjalan dengan baik, dan Delila sangat bahagia untuk sahabatnya itu. Tiba-tiba terdengar sebuah ketukan pintu yang membuyarkan lamunannya.

Tok ... tok ... tok ....

"Ya Tuhan ... kamu cantik sekali Delila. Lucas adalah lelaki yang paling beruntung di dunia ini bisa mendapatkan gadis secantik dan sebaik kamu," puji Alan sembari memasuki ruangan itu.

Hari ini Alan akan menjadi pendamping Lucas sahabatnya.

"Benarkah? Aku sangat gugup sekali." Terlihat jelas rona merah di wajah Delila.

"Kamu terlihat sempurna, percayalah." Alan tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada sahabatnya Delila.

"Aku lagi nyari Luna. Apa ada disini?" tanya Alan sembari menelisik isi kamar itu.

"Nggak ada. Luna udah pergi sebelum aku bangun dan belum kembali sampai sekarang. Mungkin dia lagi dandan," jawab Delila yang memang benar adanya seperti itu.

Alan sempat terdiam seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Ah iya mungkin. Ya udah aku nyari dia dulu."

"Oh iya, apa kamu udah bertemu Lucas?" tanya Delila malu-malu.

Dia terpaksa bertanya pada Alan untuk mengurangi rasa gelisah yang menggelitik hatinya. Mendadak Delila merasa ada sesuatu yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Entah hal apa itu, Delila sendiri tidak tahu.

"Belum, ini aku akan menemui Lucas sebentar lagi. Kalau gitu aku pergi dulu ya," ucap Alan.

"Sampai ketemu di bawah." Ucapnya lagi dan Alan pergi meninggalkan kamar Delila.

Alan terus menghubungi Luna namun tak ada tanda-tanda sang empu mengangkat panggilan itu. Padahal dia telah menghubunginya berulang kali.

"Kemana sih kamu sayang? Nggak biasanya kamu seperti ini." Alan bermonolog sembari terus berjalan menyusuri lorong hotel menuju kamar sahabatnya Lucas yang akan menikahi Delila.

Terlalu fokus pada ponselnya membuat Alan melewatkan kamar sahabatnya. Dengan terpaksa Alan kembali menuju kamar Lucas.

Disinilah Alan berada, berdiri di depan pintu kamar sahabatnya. Dia menekan bel dan juga mengetuk pintu tapi seolah kamar itu sepi tak berpenghuni.

"Ah mungkin saja dia udah ke bawah." Gumamnya kemudian dia melanjutkan lagi langkahnya. Lalu melangkah masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai 1 dimana acara akad nikah akan dilaksanakan.

Terlalu fokus memikirkan Luna yang entah berada dimana, lagi dan lagi Alan melewati lantai 1 yang harusnya dia datangi. Lift itu terus membawanya ke lantai dasar yang merupakan tempat parkir mobil para pengunjung hotel.

"F*ck!" maki Alan yang merasa kesal.

FLASHBACK OFF

Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku paling tidak bisa terima bila dia di permalukan.

.

.

.

🌷Bersambung🌷

Akad Nikah

Saat ini kedua orang tua Lucas dan Daddy Nelson berada di kamar Lucas pengantin pria yang telah melarikan diri.

Tampak ruangan itu kosong, hanya menyisakan satu stel baju yang akan di gunakan lelaki itu untuk melakukan akad nikah. Lucas seolah sudah merencanakan itu semua, sedikitpun tak ada barangnya yang tertinggal disana.

Terlihat jelas kepanikan di raut wajah Daddy Nelson. Bahkan pria paruh baya itu berbicara penuh emosi pada kedua orang tua Lucas.

"Mulai detik ini, kerja sama kita batal dan aku akan tarik semua sahamku yang ada di perusahaan kalian. Ku pastikan Lucas anakmu juga menerima balasan yang setimpal atas perbuatannya. Dan ingat aku tak akan tinggal diam bila seseorang menyakiti anakku." Daddy Nelson berbicara dengan suara yang meninggi.

"Mas, ku mohon tenanglah dulu. Kita bisa bicarakan semua ini dengan baik-baik," ucap calon besannya itu tapi Daddy Nelson sama sekali tak menghiraukannya. Kesabarannya sudah habis saat melihat Lucas yang dengan teganya pergi meninggalkan Delila tepat di hari pernikahan.

"Maaf Tuan, para tamu dan pihak KUA telah menunggu cukup lama," ucap Beny sang asisten yang baru saja masuk ke dalam kamar Lucas.

Seketika Daddy Nelson terlihat begitu frustasi. Memikirkan cara apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan muka Delila sehingga nama Alan terlintas di kepalanya.

"Panggil Alan kemari," titah Daddy Nelson pada sang asisten.

"Baik Tuan." Benny mengangguk, kemudian berlalu meninggalkan kamar Lucas.

Tak berselang lama Alan yang masih di liputi oleh amarah dan pikiran yang sangat kacau, dengan terpaksa pria itu menemui Daddy Nelson dan mereka pun berbicara empat mata.

Tak ingin membuang waktu lama sebelum akhirnya Daddy Nelson membuka suara.

"Alan, kamu dan Delila adalah korban dari perbuatan manusia terkutuk itu. Dan sebagai korban apa kalian bisa saling membantu?" tanya Daddy Nelson hati-hati.

Alan memicingkan matanya menatap penuh curiga.

"Membantu apa?" Bukannya menjawab melainkan Alan melontarkan sebuah pertanyaan pada Daddy Nelson yang berdiri di hadapannya.

"Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku tidak bisa terima bila dia di permalukan," pinta Daddy Nelson dengan raut wajah sendu.

DEG!

Bagai tersambar petir di siang bolong, Alan begitu terkejut bukan kepalang. Dia benar-benar tak menyangka jika Daddy Nelson memintanya untuk menikahi Delila sahabatnya.

"Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya!" tegas Alan memotong pembicaraan Daddy Nelson.

"Ku mohon Alan, tolong Delila. Dia anakku satu-satunya, aku tak mau melihat anakku menanggung malu. Aku tahu kamu seorang manager yang sangat kompeten, detik ini kamu resmi menjabat sebagai CEO di perusahaan tempat kamu bekerja. Dan kamu akan menjadi pemiliknya, tapi ku mohon nikahi anakku Delila." Daddy Nelson terus memohon berharap Alan mengabulkan permintaannya. Apapun akan dia lakukan demi kebahagiaan anaknya.

"Sudah ku katakan saya tidak mau. Saya tahu, saya bukan orang kaya tapi anda juga tak bisa membeli saya seenaknya," ucap Alan dengan gusar.

"Alan, aku minta atas nama Delila. Kalian bersahabat bukan? Dan asal kamu tahu, sedikitpun tak ada niatan untuk membelimu. Anggap saja itu sebagai hadiah."

"Maaf, saya tidak bisa!" ucap Alan dengan tegas seraya berdiri untuk pergi.

"Kamu tahu sejak kecil Delila selalu mendapat penghinaan dan hal itu menyakitkan bagiku. Aku tak ingin Delila mendapat penghinaan kembali sebab di tinggal lari calon suaminya yang entah pergi kemana. Kamu tenang saja, tak usah menjadi suami Delila selamanya. Cukup nikahi Delila selama satu tahun, setelah itu kamu boleh menceraikannya. Tolong Delila, selamatkan harga diri Delila anakku. Dia anak yang sangat baik, kamu tentu tahu bagaimana Delila bukan?" Daddy Nelson terus memohon pada Alan.

Alan menghentikan langkahnya. Dia tahu Delila adalah gadis yang sangat baik dan berhati lembut. Bahkan Delila menerima Alan sebagai sahabat tanpa memandang status sosial mereka yang berbeda.

Secara ekonomi saja Delila berada jauh di atasnya. Alan bisa melanjutkan study nya karena keberuntungan mendapatkan beasiswa dan Delila yang merekomendasikan Alan untuk bekerja di perusahaannya sebagai manager keuangan.

"Alan, ku mohon ... selamatkan anakku." Daddy Nelson kembali memohon dengan mata yang berkaca-kaca.

"Orang tua saya tak ada disini dan saya juga tak punya banyak uang untuk menikahi Delila," ucap Alan pada akhirnya.

"Cukup dengan uangmu yang berada dalam dompet, aku sama sekali tak keberatan," jawab Daddy Nelson.

Alan menghela nafas beratnya.

"Jadi apa yang harus saya lakukan? Tapi ingat Tuan, jangan menuntut apapun padaku sebab aku tidak mencintai putri anda. Dan satu hal lagi jangan merasa keberatan bila pada suatu waktu saya menceraikannya," kata Alan kembali mengingatkan.

"Tak masalah, yang terpenting saat ini tolong nikahi anakku. Aku tak ingin melihat kesedihan di wajahnya," jawab Daddy Nelson pasrah.

🌷🌷🌷

Setelah berbincang lama dengan ayah Delila, sebelum akhirnya Alan bersiap untuk menjadi pengantin lelaki pengganti. Saat ini Alan memakai baju yang seharusnya di kenakan Lucas sahabatnya. Tapi mulai detik ini kata sahabat sepertinya tak pantas untuk dia sematkan pada Lucas.

Alan tersenyum kecut meratapi nasibnya sekarang. Belum kering luka yang di berikan Luna sekarang malah di tambah lagi dengan dia yang di paksa untuk menikahi Delila. Sangat tragis bukan? Niat hati yang akan menjadi pendamping sahabatnya, namun dalam sekejap statusnya berubah menjadi suami pengganti.

Kini Alan merasa terasa sesak. Yang pertama dia merasa sesak sebab baju pengantin itu lebih kecil dari ukurannya. Selain itu dia juga merasa sesak karena di tinggal oleh wanita yang sangat dia cintai. Padahal hari ini, Alan berniat akan melamar Luna dengan bantuan Delila.

"Mas nya terlalu tinggi jadi celananya ngatung. Tapi gak papa ya ... lagi musim seperti ini," ucap seorang lelaki kemayu yang menemani Alan untuk bersiap.

Alan mengacuhkan perkataan lelaki itu. Saat ini pikirannya masih melayang jauh pada Luna dan cincin yang ada di tangannya. Cincin pilihan Delila yang akan dia gunakan untuk melamar Luna.

"Pegang ini." Alan menyerahkan cincin itu pada lelaki kemayu yang membantunya untuk bersiap.

Beberapa menit kemudian, Alan sudah berada di ruang akad yang telah berhiaskan dengan bunga mawar yang sangat indah.

Dengan perasaan yang hampa dan kosong, dia duduk di hadapan Daddy Nelson dan penghulu juga beberapa saksi.

"Saya terima nikah dan kawinnya Delila Jocelyn binti Nelson Jocelyn dengan mas kawin uang 3 ratus ribu rupiah di bayar tunai." Alan mengucapkan ijab kabulnya dengan jelas dan tegas.

"Sah?"

"Sah," ucap para saksi bersamaan.

Kini Alan Hendra Winata sudah sah menjadi suami Delila Jocelyn. Gadis yang tidak di cintai sama sekali. Alan meraup kasar wajah frustasinya.

Terdengar suara riuh dari beberapa orang tamu yang tengah berbisik karena bukanlah Lucas yang duduk disana dan juga mas kawin yang begitu kecil bagi putri pengusaha terkenal itu.

"Jangan menangis, aku juga tidak mau berada disini."

.

.

.

🌷Bersambung🌷

Kesedihan

Sementara itu Delila masih berada di dalam kamar dengan perasaan cemas. Delila mulai merasakan sesuatu yang buruk dalam hatinya. Dia belum tahu perihal Lucas yang telah pergi meninggalkannya.

Setelah lama menunggu akhirnya datanglah seseorang yang bertugas menjemput dirinya. Delila keluar dari lift di gandeng Tantenya. Dapat Delila rasakan pandangan mata menatapnya dengan pandangan iba bukan pandangan bahagia.

Jantung Delila berdegup semakin kencang ketika kakinya mulai melangkah masuk ke ballroom hotel. Delila melihat dari jauh sosok pria yang sudah menjadi suaminya duduk membelakangi dirinya. Lelaki itu duduk berhadapan dengan Daddy nya.

Ada sesuatu yang menyeruak di hatinya, tiba-tiba dia teringat dengan postur tubuh Lucas. Seingat dirinya Lucas tak setinggi itu dan pundaknya pun tak selebar itu. Masa seminggu lebih tidak bertemu, membuat tubuh kekasihnya bisa berubah drastis seperti itu.

Delila merasakan tak enak hati. Semakin mendekat, semakin terlihat jelas kalau itu bukanlah Lucas. Tapi tak mungkin bukan.

Perlahan Delila mendudukkan dirinya tepat di sebelah suaminya. Segala macam pertanyaan memenuhi isi kepalanya.

Sontak pupilnya melebar kala mendapati sosok Alan yang duduk disana bukanlah Lucas calon suaminya.

"Daddy, ada apa ini?" tanya Delila dengan suara yang bergetar. Namun apalah dayanya, cairan bening itu tumpah membasahi wajahnya.

"Tenanglah, sayang." Daddy Nelson menggenggam erat tangan Delila sedangkan Alan hanya terdiam. Bahkan lelaki itu sedikitpun tak menolehkan wajahnya pada Delila yang kini telah resmi menjadi istrinya.

Delila mengedarkan matanya dan tak mendapati Lucas atau pun keluarganya disana.

"Jangan menangis, aku juga sangat tidak mau berada disini," ucap Alan dingin tanpa menolehkan wajahnya untuk melihat Delila.

Sontak tubuh Delila bergetar hebat kala mendengar suara yang begitu menusuk hatinya.

Tak ingin ada keributan sebelum akhirnya Delila memutuskan untuk menuruti perkataan Alan. Dia pun menandatangani surat nikah dan beberapa berkas lainnya dengan tangan gemetar dan mata yang berkaca-kaca.

Kini tiba saatnya untuk keduanya menyematkan cincin ke jari manis masing-masing. Dimana Delila menyematkan cincin yang bertuliskan namanya ke dalam jari manis Alan. Beruntung ukuran cincin itu cukup dan memang sedikit kebesaran di jemari tangan Lucas kekasihnya yang entah berada dimana.

Dan saat giliran Alan harus menyematkan cincin pada jari manis Delila seketika semua orang terdiam. Sebab cincin pernikahan Delila berada di tangan Lucas.

Tiba-tiba suasana menjadi hening sejenak dan atmosfer disana pun berubah jadi mencekam.

"Ini ...." Seorang lelaki kemayu yang tadi membantu Alan bersiap menyerahkan sebuah cincin bermatakan berlian. Cincin yang Delila pilihkan untuk Alan agar dapat melamar kekasihnya Luna. Namun dalam sekejap cincin pilihannya itu kini telah melingkar indah di jari manisnya sendiri. Tak ada nama Alan yang terukir dalam lingkarannya, seolah itu sudah takdir dari Tuhan membuatnya terikat dengan lelaki yang tidak mencintainya. Tapi percayalah takdir Tuhan lebih indah dari apa yang kita rencanakan. Sebab apa yang kita inginkan belum tentu baik untuk kita dan begitu sebaliknya.

Pertahanan nya pun runtuh juga, butiran kristal meluruh begitu saja tanpa permisi.

Sementara Alan menyematkan cincin di jari manis Delila dengan pandangan dingin yang menusuk.

Delisa sadar bahwa Alan memandangnya penuh kebencian. Namun dia tak bisa berbuat apa-apa disini, mengingat dirinya pun tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dan dia pun merasa terkejut saat melihat sosok Alan yang duduk di hadapan Daddy nya, menggantikan posisi Alan disana.

Butiran kristal pun kembali meluruh, sedangkan Alan langsung membuang muka setelah menyematkan cincin itu.

Sungguh malang nian nasib Delila, di hari pernikahannya di banjiri air mata derita bukanlah kebahagiaan sesungguhnya yang di impikan nya selama ini.

Sepanjang resepsi pun lelaki itu terdiam mematung, tak ada sepatah kata apapun yang keluar dari bibirnya mengenai pernikahan ini. Bahkan Alan mencium kening Delila pun secepat kilat ketika dia di nyatakan sudah resmi menjadi suami. Alan hanya akan berpura-pura baik jika ada tamu yang datang menyalami mereka.

Dengan susah payah Delila menahan rasa sesak di dadanya. Tampak beberapa tamu terkejut ketika melihat Alan yang berdiri disana menjadi suami Delila, bukanlah Lucas. Sebab yang mereka tahu bahwa Lucas lah calon suami Delila yang sebenarnya.

Delila sudah tidak sabar untuk mengakhiri acara ini dan segera bertanya apa yang sebenarnya telah terjadi.

Waktu terasa begitu lambat berlalu, Delila tak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Dia hanya ingin berlari sejauh mungkin atau bangun dari mimpi buruknya ini. Tapi dia sulit melakukannya sebab ini bukan sebuah mimpi.

Tahap demi tahap acara prosesi pun telah di lalui, sebelum akhirnya acara resepsi pernikahan Delila yang mewah itu berakhir juga. Alan meninggalkan Delila di atas pelaminan seorang diri. Lelaki itu pergi keluar gedung untuk menenangkan diri.

Disinilah Delila berada di sebuah kamar pengantin yang telah di hias begitu indah. Tampak Delila yang sedang mendengarkan penjelasan dari Tante Mita dan Daddy nya mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan membuatnya jatuh pingsan tak sadarkan diri.

🌷🌷🌷

Beberapa menit kemudian Delila sadar dengan Tante Mita yang menggenggam erat tangannya. Delila berharap ini hanyalah mimpi buruk baginya, tapi ternyata bukan. Dia terbaring di kamar pengantin super mewah yang seharusnya menjadi kamarnya dengan Lucas calon suaminya.

Dadanya terasa sesak, tubuhnya bergetar hebat. Ingin rasanya dia menghilang ke dalam dasar bumi saja.

Delila memejamkan matanya dengan air bening yang mengalir membasahi pipi. Pikirannya melayang entah kemana, dia terus berpikir keras mencoba mengingat kesalahan apa yang telah dia lakukan sehingga Lucas memilih melarikan diri dengan Luna sahabatnya.

"Sebenarnya apa salahku Tante? Kenapa mereka tega melakukan ini padaku," tanya Delila diantara isak tangisnya.

"Kamu tidak salah sayang, hanya saja mereka yang terlalu jahat padamu," jawab Tante Mita menenangkan keponakannya.

Selama ini hanya Lucas lah sosok pria yang menerima Delila apa adanya, tapi pada akhirnya lelaki itulah yang mengkhianatinya. Luna pun juga yang satu-satunya di anggap sebagai sahabat tapi pada akhirnya Luna meninggalkan Delila dengan luka yang teramat sangat menyakitkan.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan tak lama muncul Daddy Nelson dari balik pintu.

"Sayang, malam ini kamu terpaksa harus menginap dulu di sini. Sebab di luar masih ada beberapa wartawan yang mulai bertanya-tanya perihal pernikahan yang berlangsung tadi. Daddy tidak ingin kamu merasa tertekan dengan segala pertanyaan mereka. Ada Tante Mita yang akan menginap di hotel untuk menemani kamu," terang Daddy Nelson lembut.

Delila hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Daddy Nelson begitu sedih melihat keadaan anaknya saat ini. Begitu juga dengan Tante Mita yang juga berada di dalam ruangan itu.

"Kamu yang sabar sayang, Daddy yakin Tuhan tidak tidur. Lelaki itu dan juga perempuannya pasti mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya."

Delila tidak menjawab, dia hanya terus menangis sesenggukan.

.

.

.

🌷Bersambung🌷

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!