NovelToon NovelToon

Gantengnya Tetangga Baru Ku

Hari pertama di rumah baru

 Sehari sebelumnya di rumah lama.

 Malam hari saat Riu dan Yuna sedang makan malam bersama, Riu mulai berbincang dengan adiknya itu.

" Na ada hal yang ingin aku sampaikan, tapi aku harap kau tidak keberatan dengan keputusan yang aku ambil" ucap Riu.

" Ada masalah apa kak? serius sekali! " ucap Yuna.

" Besok kita pindah" ucap Riu.

 Yuna yang sedang mengunyah makanan nya terhenti dan sedikit tertegun.

" Pindah rumah? lagi? " tanya Yuna.

" Iya, tapi sekarang tidak begitu jauh hanya sekitar 2 jam dari sini. Dan lebih dekat juga ke kampus kamu" terang Riu.

" Kak, ini bukan masalah dekat atau jauhnya, tapi dalam 1 tahun ini kita sudah pindah rumah itu lebih dari 3×. Sebenarnya ada apa? kenapa kita harus terus-terusan pindah rumah?" tanya Yuna bertubi-tubi.

" Tidak ada alasan yang merugikan. Ini semua karena perusahaan kakak membuka cabang baru dan kakak di tugaskan untuk mengelola cabang baru tersebut" terang Riu.

" Yakin hanya karena itu? kakak tidak terlilit hutang atau lainnya kan? " tanya Yuna kembali

" Kau ini, Aku tidak pernah berhutang pada siapa pun. Ini semua hanya karena perusahaan tidak ada yang lain". ucap Riu meyakinkan adiknya.

" Baiklah kalau begitu, kita pindah besok? " tanya Yuna

" Kau berkemaslah terlebih dahulu besok siang kita berangkat ke rumah barunya" terang Riu.

" Baiklah aku mengerti" ucap Yuna.

 Keesokan harinya

 Yuna mengemas barang-barangnya yang tidak seberapa.

" Bagaimana kau sudah siap? " tanya Riu dari depan pintu kamar Yuna.

" Ya, ayo kita berangkat". ajak Yuna yang hanya membawa 1 koper dan tas ransel.

 Setelah perjalanan kurang lebih selama 2 jam akhirnya mereka tiba di rumah barunya. Rumah itu terlihat lumayan nyaman dan tidak terlalu besar juga mengingat yang tinggal hanya Yuna dan Riu saja. Mereka masuk ke dalam rumah itu dan membereskan beberapa barang yang mereka bawa. Rumah barunya kali ini adalah pemberian dari perusahaan tempat Riu bekerja jadi di dalamnya sudah terdapat perabotan rumah tangga, sehingga Yuna tidak perlu repot membawa barang-barang berat lainnya. Yang dia bawa dari rumah lamanya hanyalah pakaian dan buku-buku pelajaran nya.

 " Kak di sini sepi sekali, apa rumah-rumah ini ada penghuninya? " tanya Yuna pada Riu.

" Saat aku melihat-lihat beberapa hari yang lalu, semua rumah ini berpenghuni, mungkin mereka ada di dalam rumah dan mungkin juga mereka sedang bekerja" terang Riu.

" Begitu, baguslah. Aku pikir hanya kita yang tinggal di sini". ucap Yuna

" Aku harus pergi ke kantor, apa hari ini kau ada mata kuliah? " tanya Riu.

" Ada sih, tapi nanti jam 1 siang. Aku berangkat pake taksi online saja" ucap Yuna.

" Baiklah kalau begitu, bereskan barang-barang mu, jangan lupa kunci pintunya" ucap Riu sambil berjalan keluar rumah.

" Baik kak, kau juga hati-hati di jalan" ucap Yuna.

 Rumahnya terdiri dari 2 lantai

 Yuna naik ke lantai 2. Karena memang kamar tidur nya ada di lantai 2. Dia membereskan pakaiannya ke dalam lemari yang sudah tersedia di sana, dia membuka jendelanya supaya udara di kamar tidak pengap. Saat membuka jendela kamarnya yg terletak di samping, ternyata pemandangan di depannya itu adalah halaman samping rumah tetangganya( teras di lantai 2). Disana terdapat sebuah mesin cuci dan ada kran air nya juga. Setelah membuka jendelanya itu tanpa berpikir tentang hal lainnya Yuna langsung membereskan kembali kamarnya.

Setelah istirahat beberapa lama, jam menunjukan pukul 12.30. Sudah hampir waktunya Yuna untuk berangkat ke kampus, karena tidak ada kakaknya yang mengantar terpaksa dia memesan taksi online. Tak berapa lama taksi online yang di pesan pun datang. Yuna segera naik supaya bisa sampai di kampus tepat waktu.

Sesampainya di depan gerbang kampus Yuna sedikit berlari karena dia takut terlambat. Dia pun sampai di kelasnya tepat sebelum bel masuk berbunyi.

" Na kau baru datang? " tanya Emi.

" Iya hari ini aku pindah rumah lagi". ucap Yuna sedikit mengeluh.

" lagi... " ucap Emi dan Edo berbarengan.

" Iya, Mudah-mudahan saja ini adalah yang terakhir kali nya". ucap Yuna

" Sabar ya Na, ini pasti yang terbaik untuk kalian ". kata Emi

" Betul kak Riu pasti bukan bermaksud untuk berpindah-pindah seperti ini" tambah Edo.

" Aku tidak pernah marah pada setiap keputusannya, aku juga selalu mendukung dia sebisa ku, hanya saja aku takut terjadi sesuatu dengannya tanpa aku tahu". terang Yuna khawatir.

" Aku tidak pernah sedikitpun berpikir kalau kak Riu orang yang seperti itu, kau tenang saja berpikirlah positif" ucap Emi.

Pelajaran di mulai

Yuna memilih jurusan Seni dan sastra, dia berbakat dalam seni musik dan seni lukis, di semester pertama pun Yuna berhasil menjadi juara pertama lomba Lukis antar universitas.

Tak terasa semester 2 telah hampir di habis, awal semester 3 sudah di depan mata. Dan tidak terasa juga Yuna tinggal di rumah barunya itu sudah 2 bulan lamanya.

Tidak ada yang spesial di lingkungan rumah Yuna yang baru, setiap rumah yang berdekatan berpenghuni dan orang-orang nya juga lumayan ramah. Tapi ada 1 rumah yang persis di samping kanan rumah Yuna jarang sekali terlihat ada orang di rumah itu, hingga suatu hari terdapat beberapa motor di halaman rumah itu. Dan setelah Yuna bertanya pada tetangga yang lain ternyata rumah itu adalah rumah warisan dari orang tuanya( nene). Anak-anak nya sudah punya rumah masing-masing sehingga rumah itu di tempati oleh cucunya yang orang tua nya pun sudah meninggal. Jadi rumah itu bisa di katakan hanya tempat singgah oleh anak dan cucunya yang lain.

Hari itu terlihat banyak motor yang terparkir di halaman rumah sebelah, dan suasananya terdengar cukup ramai. Yuna melihat dari teras atas rumahnya dan cukup banyak anak muda yang terlihat berada di rumah itu. Karena merasa tidak ada urusan Yuna pun hanya sekilas melihat dan kembali ke dalam rumahnya.

 

Yuna

berambut panjang warna coklat

bermata biru ke abuan

tinggi 165cm,

warna kulit putih cerah

yuuta

berambut pendek hitam

bermata coklat

tinggi 180cm

warna kulit putih cerah

Riu

berambut pendek kecoklatan

bermata biru keabuan

tinggi 183cm

warna kulit putih cerah

Tetangga ku

  " Tumben di rumah sebelah ramai tidak seperti biasanya sepi terlihat seperti rumah tak berpenghuni" Ucap Riu yang baru datang dari kantor.

" Entahlah mungkin ada acara kumpul keluarga" jawab Yuna seenaknya.

" Kau tidak merasa terganggu? " tanya Riu.

" Biasa saja toh walau pun mereka sedikit berisik, tapi kan itu masih dalam batas wajar, mereka berisik juga di rumah n ya sendiri". ucap Yuna kembali.

" Kau tidak ada kegiatan? " tanya Riu

" Aku mau menikmati liburan ku dengan bermalas-malasan saja di rumah" ucap Yuna.

" Terserah kau sajalah" ucap Riu sambil berlalu.

 Hari beranjak sore suasana di rumah tetangga itu semakin meriah, tampaknya ada acara ulang tahun, karena terdengar suara nyanyian dan sorak sorai. Yuna membuka jendela kamarnya dia melihat ke arah bawah tampak orang-orang di sana penuh kegembiraan. Tanpa di sadari oleh Yuna ada seorang pria yang melihat kearahnya, pria itu melihat Yuna sekilas.

 Libur semester telah usai Yuna pun kembali menjalankan aktivitasnya sebagai mahasiswi. Dan tahun ajaran baru untuk penerimaan mahasiswa baru pun di mulai. Yuna yang termasuk anggota BEM mulai sibuk menyiapkan kegiatan yang akan di laksanakan selama 1 pekan ini. Meski dia bukan ketua BEM tapi Yuna termasuk orang berpengaruh di kampusnya.

 Di ruang rapat khusus anggota BEM

" Bagaimana rencana kegiatannya apa sudah selesai " tanya Irie (ketua BEM 1)

" Bagian ku sudah selesai " ucap Yuna sambil menyerahkan beberapa lembar kertas pada Irie.

 Irie melihat dan membacanya dan cukup puas dengan apa yang telah di rencanakan oleh Yuna.

 Setelah rapat selesai mereka pun meninggalkan ruangan untuk mengikuti upacara dan memulai kegiatan penerimaan mahasiswa baru.

 Setelah upacara selesai di laksanakan Irie mengambil alih untuk berbicara di lapangan. Dia membacakan tata tertib dan peraturan selama kegiatan, setelah selesai memberi pengarahan kegiatan pengenalan lingkungan kampus pun di mulai.

 Tanpa sepengetahuan Yuna diantara 300 orang mahasiswa baru itu ternyata ada tetangga baru nya, yang rumahnya tepat berada di samping rumah Yuna. Yuuta ( nama tetangga Yuna) melihat ke arah Yuna dia terus memperhatikan Yuna dengan seksama, dia merasa pernah melihat wanita itu tapi entah dimana.

 Secara kebetulan Yuuta termasuk dalam bimbingan Yuna, saat Yuna memberikan pengarahan Yuuta selalu mencuri pandang memperhatikannya.

 Saat istirahat

 Yuna berjalan menuju ke ruang rapat tapi tiba-tiba dari arah belakang ada seorang pria yang entah itu sengaja atau tidak menabrak bagian kanan tubuh Yuna. Pria itu terjatuh tepat di depannya Yuna yang masih terkejut terdiam beberapa detik dan setelah sadar di langsung membantu pria itu.

" Hei, kau tidak apa-apa? " membantu membangunkan pria itu.

" Aku tidak apa-apa, maaf sudah menabrakmu, aku tidak sengaja" ucap pria itu terbatas dan menunduk.

" Tidak apa-apa santai saja" ucap Yuna sambil tersenyum

 Melihat senyuman Yuna pria itu tersipu dan kembali tertunduk. Yuna memperhatikan pria yang ada di depannya itu, ternyata dia adalah mahasiswa baru pantas saja masih malu-malu, Yuna membaca nametag nya. Tertulis Yuuta Asaki.

 " Kau mahasiswa baru ya? " tanya Yuna

" Iii, iya kak" jawab Yuuta terbatas

" Kau tidak perlu takut seperti itu aku tidak termasuk senior kamu yang galak kok" ucap Yuna

" Kenalkan namaku Yuna, Yuna Asakura" ucap Yuna sambil mengulurkan tangannya.

" Aku,, namaku Yuuta, Yuuta Asaki" ucap Yuuta sambil menjabat tangan Yuna.

 Setelah perkenalan itu Yuna pun berlalu meninggalkan Yuuta yang masih terdiam. Dalam perjalanan menuju ruang rapat BEM Yuna terlihat senyum-senyum sendiri. Saat tiba di ruangan pun dia masih terlihat sumringah. Semua yang anggota yang ada di ruangan itu terheran dengan sikap Yuna yang demikian.

 " Kau kenapa Na? tanya Emi.

 Yuna tidak menjawab dan langsung duduk di kursinya.

" Ada apa dengan dia? tersenyum-senyum sendiri tak seperti biasanya". Sano dan yang lain saling memandang.

 Gio( ketua BEM 2) menghampiri tempat duduk Yuna dan menepuk pundak Yuna.

" Hei, Na apa yang sedang kau bayangkan? " tanya Gio

 Kaget ada yang menepuk pundaknya Yuna pun kembali ke alam sadarnya dan melihat ke sekelilingnya semua mata tertuju padanya dan dia pu malu sendiri jadinya.

" Maaf tadi aku... " Kata-kata Yuna terhenti ketika yang lainnya menyahut.

" Kau di tembak cowok ya? " celetuk Shiro

" Enak saja kau ngomong, bukan begitu" ucap Yuna

"Lha terus kenapa sikap kamu cengengesan begitu? tidak seperti seorang Yuna yang angkuhnya minta ampun ". ucap Kira

" Aku merasa lucu aja dengan sesuatu, udah lah jangan di bahas, nggak penting juga" ucap Yuna

 Gin yang memperhatikan tingkah Yuna yang tidak seperti biasanya merasa aneh dan penasaran sebenarnya apa yang telah terjadi sebelum dia datang ke sana.

 1 jam kemudian

 Rapat kegiatan selesai dan seluruh anggota BEM kembali ke kelasnya masing-masing untuk membimbing mahasiswa baru. Yuna masuk keruangannya yang tadi pagi dan sesaat setelah masuk ada seseorang yang tidak asing untuknya, ya dia adalah Yuuta anak yang tadi pagi tidak sengaja menabraknya, tapi karena itu di dalam kelas dia tidak memperlihatkan sikap yang berlebihan. Selain Yuna di kelas itu juga ada Sano, Jeni dan Ako.

Kegiatan penerimaan mahasiswa baru berjalan dengan lancar dalam 1 minggu. Hari terakhir kegiatan di adakan acara api unggun pada malam harinya, di sore hari sudah banyak tenda-tenda yang terpasang. Penutupan acara Gin sebagai ketua BEM 3 memberikan sedikit wejangan untuk mereka supaya bisa belajar dengan baik di susul dengan guru pembimbing yang juga banyak memberikan masuknya dan nasehat untuk mahasiswa baru.

Kegiatan berlangsung dengan suka cita, Yuna yang kurang suka keramaian setelah acara inti selesai dia hanya melihat dari jauh saja. Saat dia sedang duduk di kursi depan tendanya tiba-tiba Gin menghampirinya.

" Tidak bergabung dengan yang lain? " Gin bertanya sambil duduk di kursi samping Yuna.

" Kau tahu aku kurang suka acara seperti ini, aku hadir hanya untuk menyelesaikan tugas ku saja". jawab Yuna.

" Maaf bukan maksud ku untuk ikut campur dalam urusan pribadi mu, tapi setidaknya kau ikut berbahagialah sesekali" ucap Gin.

" Terimakasih kau sudah memperhatikan aku, tapi mungkin ini belum waktunya saja, suatu saat nanti kebahagiaan itu pasti datang padaku, iya kan? " kata Yuna

" Iya, kau harus bisa melupakan masa lalu mu. Dan berbahagialah di masa kini" ucap Gin.

" Kau memang sahabat terbaik ku Gin" ucap Yuna sambil tersenyum.

Flashback

Saat pertama jadi mahasiswa Yuna termasuk gadis yang ceria mudah bergaul dan bersifat terbuka, setelah beberapa lama dia kuliah dia berpacaran dengan salah satu pria temannya namanya Ken. Hampir semua teman-teman Ken merasa iri karena dia berhasil mendapatkan gadis secantik Yuna, kurang lebih 1 semester mereka berpacaran dan suatu hari terjadi kecelakaan yang menimpa Ken hingga menyebabkan dia koma selama 1 minggu dan akhirnya dia meninggal. Hal ini membuat Yuna down hampir 1 bulan dia tidak masuk kuliah, saat kembali kuliah pun sifatnya tidak seceria dulu lagi, meski berbaur dengan yang lain dia menjadi sedikit menutup diri. Butuh waktu untuk melupakan semua kenangan yang telah dia ciptakan bersama Ken. Gin, sano, Emi dan teman-teman yang lainnya selalu menemani Yuna di saat dia terpuruk. Mereka selalu menghibur nya dan berusaha untuk menjaga Yuna dari anak-anak lain yang kadang suka menjaili Yuna dan tidak mengerti keadaannya.

Kembali ke masa kini

Setelah Gin pergi karena masih ada sedikit urusan Yuna pun memutuskan untuk jalan-jalan sambil melihat-lihat sekitarnya. Dan saat sedang melihat anak-anak yang lain asik dengan kegiatan masing-masing, Lagi-lagi ada yang menabraknya dari belakang, tapi kali ini pria yang menabraknya tidak sampai terjatuh.

" Maaf,, aku tidak sengaja" ucap pria itu

Yuna melihat siapa orang yang sudah menabraknya, dan saat dia melihat wajahnya ternyata dia adalah Yuuta si anak baru yang dulu pernah menabraknya juga.

" Kau lagi". ucap Yuna

Yuuta langsung mengangkat kepalanya yang tadinya tertunduk.

" kakak, maaf aku benar-benar tidak sengaja, aku sedang Terburu-buru". ucap Yuuta lagi

" Kau memang selalu terburu-buru ya? " tanya Yuna

" Ehh sebenarnya tidak juga sih, mungkin ini hanya kebetulan saja" ucap Yuuta

" ini kedua kalinya kau menabrak ku secara kebetulan, nanti jika terjadi yang ketiga kalinya nya, apa mungkin kita berjodoh? " ucap Yuna sedikit usil

Mendengar kata-kata itu muka Yuuta sedikit tersipu dan tidak berani berkata apa-apa. Mereka hanya saling memandang.

Ceria

 Hari semakin larut kegiatan di hentikan semua orang pun sudah masuk ke tendanya masing-masing untuk beristirahat tidur. Tak terkecuali Yuna dan anggota BEM yang lainnya.

Pagi pun tiba setelah membersihkan diri semua berkumpul di depan api unggun mereka sarapan seadanya. Dan setelah penutupan acara merka pun di perbolehkan untuk pulang.

 Yuna yang di jemput oleh kakaknya dengan motor di perjalanan menuju rumah berpapasan dengan Yuuta. Saat Yuna hendak masuk ke gerbang rumahnya Yuuta pun masuk ke gerbang rumahnya yang tepat berada di samping rumah Yuna. Yuna dan Yuuta saling berpandangan. Yuna terkejut mengetahui hal ini begitu juga Yuuta. Yuna pun turun dari motor dan menghampiri Yuuta yang sedang memarkirkan motornya.

" Ternyata kita memang berjodoh ya? " ucap Yuna tersenyum

" kakak. iii,, itu" Yuuta mengalihkan pandangannya.

 Melihat sikap Yuuta yang canggung membuat Yuna cengengesan dan sifat usilnya kembali muncul.

" Kenapa? kau tidak suka berteman dengan ku ya? " tanya Yuna kembali

" Aa,, apa? teman? " ucap Yuuta

" Iya teman, kali ini kau bukan hanya menabrakku, tapi bisa di bilang kita pasti akan selalu bertemu" ucap Yuna sambil tersenyum

 Mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh Yuna, Yuuta hanya tersipu tidak berani menanggapi lebih.

 Melihat sikap Yuna yang berbeda kepada tetangga baru nya itu membuat Riu merasa senang. Akhirnya setelah sekian lama dia bisa melihat adiknya tersenyum kembali itu pun dengan orang yang baru dia kenal.

 Di dalam rumah Yuuta

 Saat masuk rumah ternyata di dalam sudah ada Kai, Nao, Taro dan Jiro. Mereka semua adalah anak-anak dari om dan tante nya. Kai dan Nao adalah adik kakak, sementara Taro adik kakak dengan Jiro. Sedangkan Yuuta adalah anak tunggal karena Ibunya meninggal sejak dia kelas 4 sd, meski ayah nya menikah lagi dan punya anak tapi mereka tidak 1 rumah. Yuuta lebih memilih tinggal di rumah peninggalan ibunya.

" Kemana saja kau Yuu? Nao dan Jiro sudah pulang dari tadi" tanya Kai

" Aku mengurus administrasi terlebih dahulu, jadi sedikit telat" jawab Yuuta sambil berlalu menuju kamarnya.

" Anak itu selalu seenaknya saja" ucap Nao

" Tidak apa-apa yang penting dia selamat, jangan terlalu membuat dia tertekan" ucap Taro.

 Di dalam kamar Yuuta membayangkan apa yang telah dia alami bersama dengan Yuna. Dia tersenyum-senyum sendiri, sebenarnya pertama kali dia melihat Yuna adalah ketika Yuna membuka jendela kamarnya. Tapi dia tidak yakin apa benar wanita yang dia lihat sekilas itu adalah senior di kampusnya. Namun sekarang dia yakin kalau memang senior nya itu adalah tetangga barunya.

 Di rumah Yuna

" Kau mengenal tetangga kita rupanya? " tanya Riu

" Kebetulan dia adalah junior ku dan aku membimbingnya di kelas pengujian kemarin" jawab Yuna

" Lalu apa maksud kamu tadi dengan berjodoh? " Riu penasaran

" Dia menabrakku 2 kali berturut-turut walau pun ada tenggat waktu, aku tidak tahu apa itu hanya sebuah kebetulan atau di sengaja, dan sekarang kami malah bertetangga". Ucap Yuna

" Apa mungkin dia sudah tahu tentang kamu? " tanya Riu kembali.

" Entahlah, tapi kalau di lihat dari ekspresi nya aku rasa dia juga baru tadi mengetahui tentang aku yang rumahnya bertetangga dengan dia" cerita Yuna.

" Menurut penilaian mu bagaimana tentang anak itu? " tanya Riu ingin mengetahui lebih

" Kalau aku menilai dia selama kegiatan kemarin, dia cukup baik juga sedikit pendiam tapi aku rasa bukan pendiam seperti yang lainnya, dia lebih ke.. ( berpikir) ceria tapi menutup diri " terang Yuna.

" Kau ini ceria kok menutup diri! " Riu bingung

" Ya aku juga tidak bisa menebak dengan pasti, dia bisa bergaul dengan yang lain tapi dia juga berbeda dari yang lain, seolah menyembunyikan sesuatu di balik cerianya" jelas Yuna

" Seperti pernah ada trauma yang dia alami maksud mu? " tanya Riu

" Entahlah kak, kenapa sih kau ingin tahu tentang dia, aku juga kan tidak mengenalnya" gerutu Yuna yang dari tadi menjawab pertanyaan- pertanyaan kakaknya.

" Tidak ada yang istimewa sih, hanya ingin tahu saja, kau istirahatlah pasti kah lelah setelah kegiatan kemarin" ucap Riu sambil berlalu ke kamarnya.

" Dasar aneh, kenapa sih dia bertanya tentang orang asing pada ku" Yuna bergumam sendiri sambil pergi ke kamarnya.

 Keesokan harinya pagi pukul 7 seperti biasa Yuna berangkat bersama kakaknya, karena kebetulan hari ini dia ada kelas pagi. sebenarnya Yuna bisa saja mengendarai motor sendiri untuk pergi ke kampusnya tapi semenjak Ken kecelakaan dia jadi tidak bisa mengendarai motor karena ada seperti trauma yang melekat padanya. Yuuta melihat Yuna yang berangkat di bonceng oleh Riu, karena dia berangkat siang jadinya dia sedikit bersantai di pagi hari.

 Di kampus, di ruang BEM

" Yuna belum datang? " tanya Gio

" Sepertinya belum" jawab Emi

" Kenapa dengan anak itu akhir-akhir ini ya? " tanya Irie pada yang lain

" Entahlah, diantara kita tidak ada yang akan berani bertanya secara detail pada dia, jadi sebaiknya kita tunggu dia saja yang cerita". terang Gio

Yang sedang di bicarakan akhirnya datang juga. Yuna tersenyum melihat teman-teman nya yang lain sudah ada pada tempatnya.

" Maaf aku sedikit terlambat, tadi aku mampir dulu ke toko buku". jelas Yuna

" Na, aku mau tanya tapi kamu harus jawab dengan jujur! " ucap Emi

" Ada apa? serius sekali? " Yuna sedikit bingung dan penasaran

" Kamu,,, (terhenti sejenak) kamu lagi jatuh cinta ya? " tanya Emi hati-hati

Mendengar perkataan Emi yang di tanyakan padanya membuat Yuna terkejut dan juga geli dia tertawa terbahak-bahak sambil melihat sekelilingnya.

" Kalian kenapa sih? Apa yang membuat kamu berpikir seperti itu Emi? " tanya Yuna balik

" Na, jujur aku pribadi senang bisa melihat kamu kembali ceria seperti dulu, tapi kalo boleh tahu siapa cowok itu? Aku,, aku mewakili yang lain penasaran dengan perubahan sikap kamu seminggu belakangan ini" jelas Emi

" Aku tidak sedang jatuh cinta Emi, aku merasa senang kalian semua memperhatikan aku seperti ini, tapi untuk saat ini belum ada yang membuat aku membuka hatiku lagi" terang Yuna

Mendengar penjelasan Yuna teman-teman yang lain hanya mengangguk saja.

Di kelas sastra

Yuna sangat tekun dan giat dalam belajar, dia begitu ingin menjadi seorang pelukis dan sastrawan karena dengan dia menciptakan karya-karya yang bagus dan di minati oleh banyak orang maka hatinya akan merasa senang. dengan melukis dia bisa mencurahkan isi hati dan pikiran nya. Apa yang sedang dia rasakan bisa dia tuangkan kedalam puisi-puisi yang indah.

Siang hari nya

Jam sudah menunjukan pukul 11.00 siang. Yuna masih berada di kampus karena dia masih punya 1 jam pelajaran lagi yang akan dia ikuti pada pukul 13.00 nanti, untuk mengisi waktu luang setelah istirahat dan makan dia selalu berada di perpustakaan meski tidak selamanya membaca buku dia merasa kalau perpus itu tempat yang paling damai. Yuna memakai headset nya dan menyalakan HP nya. Dia mendengarkan lagu-lagu yang sudah dia simpan di HPnya. Yuna sangat suka mendengarkan lagu-lagu Mandarin( china), Jepang dan korea(kpop). Sambil ikut bernyanyi dengan suara lirih dia asik sendiri di pojok ruangan, tanpa dia tahu kalau sedang ada orang yang memperhatikannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!