Disebuah mansion mewah bergaya eropa.
Tampak seorang wanita muda yang mengenakan pakaian layaknya pakaian seorang suster berjalan dengan sebuah nampan ditangannya, Wanita itu membawa langkahnya menuju sebuah kamar dimana ada dua pria yang bertubuh kekar yang senantiasa menjaga kamar tersebut tanpa batas waktu, Itu cukup menandakan jika seseorang yang berada dikamar tersebut merupakan orang yang penting dalam keluarga ini.
Kedua pria yang menyadari kedatangan wanita itu segera menekan tombol yang ada di pintu.
Klikkk
Wanita tersebut menganggukkan kepalanya setelah pintu terbuka, Kemudian mulai masuk kedalam ruangan tersebut dengan begitu hati hati.
Suara monitor pengatur detak jantung terdengar setelah dia masuk kedalam ruangan tersebut.
Pandangan wanita itu kini tertuju pada sosok gadis yang terbaring tak berdaya ditempat tidur mewah itu, Selang selang tampak menancap ditubuh gadis itu, Sebagai penopang untuk menggapai harapan agar kelak gadis itu bangun seperti sedia kala.
Sebab tidak hanya satu atau dua hari, Atau satu bahkan dua bulan saja gadis itu terbaring lemah, Sudah tiga tahun gadis itu terbaring seolah tenggelam di alam bawah sadarnya.
Wanita itu menghela nafasnya pelan, dengan gerakan begitu telaten dia mengambil sebuah jarum suntik kemudian menyuntikkannya pada sebuah botol infus yang mengalir masuk kedalam tubuh gadis itu.
"Cepatlah sadar nona muda, Fillmore group akan hancur jika sesuatu yang buruk terjadi pada anda"
Lirih wanita tersebut, Lantas setelah melakukan tugasnya dia kemudian meninggalkan ruangan tersebut.
...****************...
Disisi lain
Seorang pria paruh baya tampak mengeratkan kepalan tangannya ketika baru saja mendengar apa yang disampaikan oleh tangan kanannya.
"Apakah kau yakin?"
Pria tersebut bertanya kembali untuk memastikan sesuatu yang baru saja di dengarnya
Lorenzo yang merupakan tangan kanan pria tersebut segera menganggukkan kepala.
"Benar benar bodoh, Apakah pria tua itu masih mengharapkan gadis itu? Dia bahkan bisa mati dibeberapa jam kedepan"
Pria itu menggeram penuh kemarahan, Dia adalah Chaiden Fillmore putra tertua dari keluarga Fillmore.
Mendengar jika ayahnya yang tidak lain adalah Tuan besar Fillmore akan mengirim Alethea ke london untuk melakukan pengobatan.
Cuihhh
Chaiden meludah disamping kirinya. Dia benar benar muak dengan Alethea yang merupakan keponakannya itu, Bahkan gadis itu masih tertidur lelap beberapa tahun belakangan ini tapi masih mampu mengendalikan ayahnya.
"Pikirkan langkah selanjutnya, Buat rencana pria tua itu gagal"
Perintah pria tersebut, Dia tidak akan membiarkan Fillmore group jatuh di tangan keponakannya, karna menurutnya yang pantas memilikinya hanyalah keturunannya.
Lorenzo menganggukkan kepalanya mengerti yang kemudian segera pergi dari sana.
...****************...
Disisi lainnya lagi
Tampak seorang pria mungkin dengan kisaran umur 60 tahun atau lebih, Pria tua itu duduk dengan gaya arogannya di kursi kebesaran miliknya. Dia adalah Tuan besar Fillmore.
"Kau telah menemukannya?"
Dia bertanya pria yang mengenakan setelan jas lengkap dihadapannya.
"Iya tuan besar dan saya telah memastikannya"
Senyum tuan besar Fillmore tampak merekah, Dia telah menanti kabar ini bertahun tahun lamanya, Dan mendengar kabar ini secara langsung jelas saja membuat ada perasaan bahagia dihatinya.
"Lakukan sesuai rencana, jangan biarkan siapapun anggota keluargaku mengetahui rencana ini"
Ucap tuan besar Fillmore kemudian, Ini adalah rencana besar dan dia tidak bisa mempercayai siapapun meski pada putra dan putrinya yang jelas menjadi ancaman terbesarnya saat ini.
"Baik tuan besar"
Lantas setelah merasa semuanya telah selesai pria tersebut kemudian pergi dari sana.
Tuan besar Fillmore kemudian membuang pandangannya, Menatap langit malam yang kini tanpa hiasan bintang seperti biasanya.
Langit itu seolah mengejeknya, dia tidak punya siapapun saat ini, Dia punya keluarga besar namun dia merasakan kesendirian yang begitu mendalam apa lagi semenjak cucu kesayangannya tertidur pulas tanpa tau caranya bangun kembali dari tidurnya.
Alethea Fillmore, Cucu kesayangan dari tuan besar Fillmore yang digadang gadang akan menjadi pewaris dari seluruh kekayaannya dari aset dari Fillmore group, dan saat ini tengah tertidur panjang selama tiga tahun lebih dengan penyakit yang di deritanya.
Namun meski dengan begitu pria tua itu tidak menggeserkan posisi Alethea, Dia bahkan melakukan berbagai cara agar gadis itu bangun suatu saat nanti. Entah sudah berapa banyak dokter yang didatangkan dari luar negeri semenjak kejadian hari itu, Mungkin sudah tak terhitung lagi, Namun itu tetap tidak membuahkan hasil.
Tuan besar Fillmore menghembuskan nafasnya kasar ketika pikirannya kini tertuju pada cucu kesayangannya itu. Entah bagaimana nantinya jika Alethea benar benar tidak bangun dari tidur panjangnya itu benar benar menjadi awal kehancuran dari Fillmore group.
Meski tuan besar Fillmore memiliki dua anak dia tidak begitu mempercayainya. Dia tau betul putranya Chaiden itu memiliki sifat yang serakah dengan sikap seperti itu membuatnya tidak yakin untuk menyerahkan kekuasaannya, Bahkan untuk keturunan Chaiden sendiri entah mengapa membuatnya ragu untuk menyerahkannya. Kandidat yang menurutnya sesuai jatuh pada putrinya yang ketika Emily Fillmore, Hanya saja putrinya itu harus mengalami kecelakaan dan tewas pada saat itu, Namun sifat Alethea hampir mirip dengan Emily hanya saja gadis itu bersikap begitu lembut dari pada ibunya.
...****************...
Sedangkan dibelahan dunia yang berbeda.
Di sebuah restoran terkenal di London
Tampak seorang wanita cantik tengah menikmati makanannya dengan begitu santai dan anggun. Wanita itu hanya seorang diri tidak ada siapapun yang ada di restoran tersebut, Dia sengaja membookingnya untuk menjaga ketenangannya, Moodnya memburuk akhir akhir ini.
Dia adalah Kimberly Lansonia, Dia adalah putri dari salah satu keluarga miliader yang ada di London. Tidak heran gadis itu diperlakukan begitu hormat disetiap tempat dimana dirinya berada. Hanya saja sampai saat ini tidak ada yang tau bagaimana wajahnya, Karna wanita itu kerap menggunakan masker dan kacamata hitam ketika berada dikeramaian, Tidak hanya itu bahkan keluarga Lansonia secara terang terangan memberikan ancaman terhadap orang yang berani mempublikasikan wajah putri mereka dengan hukuman yang begitu berat.
Selang beberapa saat, Wanita itu menyeka mulutnya dengan sebuah kain yang disana, Dia telah selesai.
Drttt drtttttt
Getaran ponsel wanita itu membuat Kimberly mengalihkan perhatiannya, Dilihatnya nama Leonel muncul di layar ponsel mewah miliknya tersebut.
Wanita itu kemudian meraih ponsel miliknya.
"Aku tidak suka kegagalan Leonel"
Kimberly berbicara lebih dulu, Dia tidak ingin tangan kanannya itu memberikan sebuah kabar yang semakin membuat moodnya semakin memburuk hari ini
"Kami telah menemukannya"
Hanya satu kalimat yang diucapkan diseberang sana namun berhasil membuat bibir wanita itu membuat lengkungan senyuman yang indah.
"Kau dimana?"
Kimberly bertanya dengan cepat
"Di xxxxx"
Tutt
Wanita itu dengan cepat memutuskan panggilannya, Dia kemudian berdiri dari posisinya dengan cukup tergesa-gesa tidak lupa mengenakan masker dan kacamata hitam yang kerap dia gunakan ketika ingin keluar ditempat keramaian.
Wanita itu membawa langkahnya meninggalkan ruangan tersebut, Tak lupa dengan meletakkan beberapa lembar uang di meja.
Sang manager restoran yang melihat Kimberly keluar dari ruangan segera membungkukkan badannya dengan hormat. Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian pergi dari sana dengan langkah yang cukup cepat.
Kimberly melajukan mobil mewah miliknya dengan kecepatan tinggi membelah padatnya ibu kota london, Gadis itu melirik kearah spionnya terdapat mobil sedan bewarna hitam yang mengikutinya dari arah belakang, Itu adalah bodyguardnya.
Gadis itu menambah kecepatan mobilnya, Entahlah dia merasakan suatu desiran aneh dihatinya dikala mengingat perkataan Leonel yang mengatakan jika dia telah menemukan orang yang mengikutinya beberapa hari terakhir.
Kimberly cukup penasaran, Karna dia merasa jika orang itu tidak memiliki niat buruk padanya tapi jika itu memang benar lantas apa tujuan pria itu mengikutinya.
Kimberly tipe orang yang tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama hingga dia memutuskan untuk meminta Leonel mendapatkan orang tersebut untuknya, dan seperti biasa cara kerja Leonel yang begitu gesit selalu membuatnya bangga, Karna dalam hitungan kurang dari 24 jam pria itu telah menemukan orang yang mengikutinya beberapa hari terakhir ini.
Kimberly membelokkan stir mobilnya kearah timur, Lantas setelah beberapa saat akhirnya mobil Bugatti Divo itu mulai masuk dalam kawasan Lansonia Group, Mobil mewah tersebut tidak berhenti sampai di sana, Bahkan terus melaju hingga membawanya ke bangunan tua yang tampak tidak terurus namun terlihat begitu megah.
Setelah memarkirkan mobil miliknya, Kimberly turun kemudian melangkah masuk keruangan dimana Leonel berada.
Didalam ruangan yang terlihat begitu minim pencahayaan, Tampak seorang pria tampak dalam balutan jas mewah yang melekat tubuhnya berdiri di dalam sana, Matanya tertuju pada pria yang kini duduk disebuah kursi yang tidak jauh dari posisinya.
Tidak ada raut ketakutan dari wajah pria yang kini duduk di kursi tersebut, Dia tampak tenang meski dalam ruangan ini ada sepuluh pria berbadan kekar yang siap menghabisinya sewaktu waktu.
Tak
Tak.
Tak
Suara heels terdengar memecah kesunyian dalam ruangan tersebut.
Dan ketika menyadari siapa yang datang, Tampak pria berbadan kekar yang ada disana segera membuka pintu untuk seorang wanita yang kini ada dihadapan mereka. Mereka membungkukkan badan serempak bahkan pria berkaca mata sekalipun.
Tatapan Kimberly kini tertuju pada seorang pria yang duduk di kursi yang ada diujung sana. Lantas dia melangkahkan kakinya untuk mendekat, Leonel yang seolah peka dengan keadaan segera meraih sebuah kursi kemudian membiarkan nonanya itu duduk.
Kimberly meletakkan bokongnya dengan anggun, Dia menyilangkan kakinya kemudian menatap pria tersebut beberapa waktu.
"Siapa namamu?"
Kimberly bertanya dengan suara indahnya
"Kevin, nona"
Pria tersebut menjawab dengan sopan.
"Kau mempunyai urusan denganku?"
Tanya gadis itu kembali.
"Bukan saya, tapi tuan besar Fillmore yang memiliki urusan dengan anda"
Mendengar itu membuat Kimberly mengerutkan keningnya, Dia tau pria itu yang merupakan salah satu pemilik perusahaan besar di Dubai, Tapi mereka tidak saling mengenal lantas mengapa pria dihadapannya mengatakan jika dia mempunyai urusan dengannya.
"Kami tidak saling mengenal"
Gadis itu berbicara dengan cepat
Pria itu tidak menjawab, Namun terlihat meraih sesuatu yang ada sakunya, Kimberly bisa melihat itu adalah selembar foto.
"Anda bisa melihatnya"
Kevin menyerahkan selembar foto tersebut.
Leonel segera meraihnya, kemudian menyerahkannya pada Kimberly. Kimberly menerima foto tersebut dengan ragu entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
Dia perlahan membalikkannya, Dan di detik berikutnya Kimberly mulai memperhatikan foto itu dengan baik baik, Dan beberapa saat kemudian tubuhnya terlihat mematung.
"Tunggu ini"
Bayangkan bagaimana ekspresi Kimberly ketika menatap selembar foto yang ada ditangannya. Disana ada foto keluarga besar seperti pada umumnya, Namun yang membuatnya terkejut adalah sosok gadis yang tampak lugu dengan senyum manisnya menatap kearah kamera, Dan wajah itu sangat mirip dengan dirinya.
Tunggu, Kimberly berusaha memutar otaknya memikirkan apa sebenarnya yang terjadi, Namun semakin dia memikirkannya semakin pusing dirinya karna tidak menemukan setiap pertanyaan di benaknya.
"Siapa gadis ini? Kenapa dia begitu mirip denganku?"
Hingga akhirnya Kimberly memutuskan bertanya pria dihadapannya tersebut.
"Dia adalah adik anda Alethea Fillmore"
Kini ekspresi Kimberly terlihat begitu rumit. Dia fikir apa apaan ini, Adik? Dia adalah putri tunggal di keluarganya, Sepupu dia memiliki satu namun itu laki laki, Lalu kenapa pria itu mengatakan jika gadis itu adalah adiknya. Ibunya bahkan tidak pernah mengatakan jika dirinya memiliki adik, Lalu siapa gadis yang mirip dengannya itu.
"Kau bercanda? Jangan bermain main denganku tuan, Kau tidak akan bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya jika kau mempermainkan diriku"
Kimberly berusaha menekan kewarasannya saat ini. Dia jelas tidak suka jika ada orang lain yang ingin mempermainkan dirinya
"Aku tau ini akan sulit dimengerti untuk anda nona, Tapi jika anda ingin mengetahui lebih jelasnya silahkan datang ke rumah sakit xxxx, Anda akan menemukan semua jawaban dari pertanyaan yang ada dibenak anda"
Jelas kevin kemudian, Dia rasa dia tidak punya hak menceritakan masalah keluarga tersebut, Dan ada orang yang lebih berhak menjelaskannya, Dia hanya melakukannya sampai disini sesuai dengan yang diperintahkan oleh Tuan besar Fillmore.
Kimberly terdiam beberapa saat, Dia fikir ada apa ini jika dia memiliki saudara kandung maka hanya ada dua kemungkinan, Orang tuanya saat ini bukanlah orang tua kandungnya, Atau kemungkinan terburuknya adalah orang tuanya membuang adiknya.
Arghhh
Kimberly rasa ini begitu rumit.
"Ada yang perlu ku selesaikan, Leonel tangani ini"
Ucap gadis itu kemudian berlalu dari sana.
Kimberly mengendarai mobilnya dengan cukup cepat dia harus menuntaskan apa yang ada dipikirannya kali ini, Dia harus menemukan seluruh jawaban dari pertanyaan yang membelenggunya.
Hingga gadis itu memilih membelokkan stir mobilnya kearah kiri, Dan selang beberapa saat tampak mobil mewah tersebut berjalan masuk menuju mansion mewah bergaya eropa yang begitu megah dan indah.
Kimberly turun dari mobilnya dengan gerakan cepat, Melihat kedatangan nona muda mereka para pelayan dan penjaga segera menyambut kedatangannya.
Kimberly terlihat tidak begitu peduli dengan keadaan, Dia hanya terus membawa langkahnya dengan sedikit secepat masuk kedalam mansion milik keluarga inti Lansonia.
Namun tepat ketika gadis itu berbelok kearah kiri dia segera menghentikan langkahnya, Menatap dengan aneh dimana seluruh keluarganya telah berada di ruangan tersebut dengan menatapnya dengan tatapan yang begitu sulit untuk dia pahami.
"Duduklah, Kami akan menjawab setiap pertanyaan yang ada dalam benakmu"
Dan tiba tiba Alfred Lansonia yang merupakan daddy nya mengatakan itu membuat hati Kimberly semakin bergemuruh.
Dia mengalihkan perhatiannya pada sosok wanita paruh baya yang telah membesarkannya selama ini yakni nyonya Carolin Lansonia yang tampak menganggukkan kepalanya.
Hingga Kimberly memutuskan untuk duduk disalah satu sofa yang ada disana.
"Kim, Kau jelas tau tidak akan terjadi sesuatu tanpa sebuah alasan"
Alfred membuka mulutnya, sedangkan Kimberly hanya diam mengunci mulutnya dia menunggu daddy nya itu menyelesaikan perkataannya
"Kau lahir sebagai keturunan Fillmore, Namun kami membesarkan mu di keluarga Lansonia"
Satu kalimat yang tidak cukup panjang itu membuat rasa aneh ditubuh Kimberly. Dia bingung dengan keadaan hingga tidak tau harus bereaksi seperti apa.
Menangis? Bahagia? Otaknya tidak sinkron saat ini.
Namun dia bisa menyimpulkannya, Dia bukan putri dari keluarga ini. Dia terkejut tentu saja namun di sisi lain ada rasa percaya untuk itu, Karna dari segi paras wajahnya tak memiliki kesamaan sedikitpun dengan salah satu keluarganya. Namun gadis itu terus saja mengunci mulutnya membiarkan Daddy nya kembali untuk melanjutkan perkataannya
"Kau adalah putri sulung dari Mr chad Dan Ms Emily, Karna sebuah konflik antar keluarga begitu berat yang terjadi dimasa lalu sehingga mengharuskan Ms Emily menitipkan mu pada sahabatnya yaitu mommy mu"
Alfred berusaha menjelaskannya dengan secara ringkas sehingga mudah dimengerti oleh Kimberly. Dia menarik nafasnya pelan kemudian melanjutkan perkataannya
"Kau memiliki adik yang saat ini berada dalam keluarga Fillmore, Namun saat ini kondisinya sedang berada di ambang kematian karna penyakit yang dia derita, Menyembunyikan mu dalam keluarga Lansonia merupakan keputusan yang di ambil nyonya Emily untuk menyelamatkanmu dari Mr Chaiden yang merupakan pamanmu yang saat ini berniat menguasai seluruh harta dan aset dari Fillmore group dimana telah ditetapkan adikmu Alethea telah menjadi ahli waris dari seluruh kekayaannya Fillmore group"
Penjelasan panjang yang diberikan oleh Daddy nya membuat Kimberly sedikit paham bagaimana situasinya saat ini, Ini sedikit rumit mengingat kenapa baru sekarang dia beritahu tentang kebenaran dari identitas dirinya.
"Lalu apakah kalian terpaksa untuk membesarkan ku?"
Tiba tiba pikiran itu terlintas dalam benaknya, Mata indah gadis itu terlihat berkaca kaca. Tidak pernah terbesit dalam pikirannya jika dia bukan putri dari keluarga Lansonia karna selama ini keluarga Lansonia begitu menyayangi dirinya bahkan memperlakukannya seperti princess kecil meski saat ini dirinya telah beranjak dewasa.
"Apa yang kau katakan, Tentu saja kami tidak terpaksa"
Nyonya Carolin tampak keberatan ketika mendengar perkataan Kimberly.
Dia tidak pernah menganggap ini sebagai sebuah keterpaksaan untuk dirinya bahkan untuk keluarga besar Lansonia. Kehadiran Kimberly dalam keluarga mereka benar benar membawa kebahagiaan yang tidak bisa mereka jelaskan lewat kata kata.
Nyonya Carolin sendiri telah di vonis jika dia tidak akan pernah memiliki seorang anak akibat kecelakaan yang dia alami beberapa tahun yang lalu. Kesedihan tentu menyelimutinya meski dirinya kerap berpura pura bahagia.
Hingga suatu saat sahabatnya datang menemuinya dari Dubai berkata jika dia membutuhkan pertolongan darinya untuk melindungi salah putri kembarnya.
Carolin tanpa ragu menyetujuinya bahkan seluruh keluarga besar mendukung keputusannya dengan harapan Carolin dapat tersenyum kembali seperti dulu. Dan benar saja Kedatangan Kimberly dalam hidup mereka membuat kehidupannya lebih bewarna.
Kimberly tumbuh dengan baik, dengan iq di atas rata rata yang kerap membuat para keluarga bangga karna prestasi gadis itu. Bahkan sampai saat ini gadis itu selalu saja membawa kebahagiaan dan kebanggaan untuk keluarga Lansonia.
Lantas apakah mereka mempunyai alasan untuk terpaksa membesarkan gadis itu? Nyatanya tidak, Bahkan mereka bersyukur karna ms emily mempercayakan putri pertamanya pada keluarga mereka
"Sejak kapan mulut putriku berani berkata seperti itu, Apapun faktanya kau tetap putriku tidak peduli jika darah kita berbeda, Bahkan jika darahku bewarna hitam dan kau berwarna biru kau tetap putriku, Apapun yang terjadi Kimberly Lansonia tetap menjadi putri dari Carolin Lansonia"
Nyonya carolin berkata dengan tegas.
Kimberly yang mendengar itu tidak bisa lagi menahan air matanya, Dengan gerakan begitu cepat kini dia telah berada di pelukan Nyonya Carolin yang mendekap dirinya dengan hangat.
"Ada apa ini? Ada apa dengan adikku?"
Lantas semua orang mengalihkan perhatian mereka ketika mendengar suara berat seorang pria yang terdengar seksi mengalun ditelinga mereka.
Seorang pria tampan dengan balutan jas hitam yang melekat pada tubuhnya tampak mengerutkan keningnya menatap apa yang terjadi dihadapannya saat ini.
Dimana seluruh keluarga inti ada didalam ruangan tersebut.
Kakek, Ibu, Ayah, Bibi, Paman dan adik sepupunya yang saat ini tengah terisak di pelukan bibinya.
"Apa yang terjadi, Apa seseorang mengganggumu sayang?"
Andrean Edmund tampak bertanya dengan tidak suka. Ini pertama kali dirinya melihat adik sepupunya itu menangis, dan dia tentu saja tidak menyukainya bahkan selama ini dia begitu menjaga gadis itu dengan baik mengorbankan apapun agar gadis itu tidak mengeluarkan air matanya.
Dan melihat gadis itu menangis saat ini membuat ada perasaan tidak suka dihatinya. Dia fikir siapa yang memiliki keberanian cukup besar untuk membuat permata dari keluarga Lansonia itu menangis?
Kimberly secara perlahan melepaskan pelukannya, Kemudian berlari memeluk kakak sepupunya yang baru saja tiba.
Bughh
Dia mendekap hangat tubuh kokoh pria tampan tersebut.
"Apa yang terjadi hemmm?"
Andrean bertanya dengan pelan dan hangat.
"Apa kakak tetap menyayangiku sekalipun jika kita tidak memiliki hubungan darah?"
Suara lirih itu terdengar terisak namun masih bisa didengar jelas oleh Andrean.
Kini Andrean paham apa yang terjadi, Tangan kokoh miliknya bergerak mengelus lembut punggung Kimberly yang masih dalam posisi memeluknya.
"Heii pertanyaan apa itu, Tentu saja aku tetap menyayangimu little girl, Hubungan darah? Bahkan jika kita tidak memiliki itu kau akan tetap menjadi adikku yang paling cantik"
Andrean berkata dengan santai. Ia tentu saja tidak keberatan dengan hal itu karna dia telah mengetahuinya sejak awal dan dia rasa itu bukanlah sesuatu yang sulit.
"Benarkah?"
Kimberly bertanya dengan ragu? Lantas dia melepaskan pelukannya kemudian menatap pria tampan di hadapannya dengan mata sembab miliknya.
"Tentu saja, Apa yang perlu kau ragukan hemm bahkan semua uangku bebas kau gunakan"
Andrean berkata dengan mengukir senyum terbaiknya.
"Pergilah istirahat, Sepertinya kau harus melakukan perawatan besok little girl, Kantung matamu sedikit gelap dan bisa mengurangi kecantikanmu"
Dan ketika mendengar hal tersebut membuat mata Kimberly membulat dengan sempurna.
"Kakak serius? Ohhh god kenapa bisa seperti itu? bahkan aku selalu menjaga pola tidurku"
Kimberly berkata dengan panik, Sedangkan orang yang ada diruangan tersebut tidak bisa menahan senyum mereka melihat tingkat lucu Kimberly yang begitu takut jika sesuatu terjadi pada wajahnya.
"Jangan terlalu memikirkannya, Besok pergilah ke dokter kecantikanmu, Sekarang lebih baik kau beristirahat atau kantung matamu semakin memburuk"
Kimberly yang mendengar saran dari kakak sepupunya segera menganggukkan kepalanya dengan cepat. Lantas setelah pamit dia memilih naik ke kamarnya.
Setelah gadis itu pergi, Kini pandangan semua orang terlihat lebih serius dari sebelumnya. Bahkan tatapan Andrean terlihat begitu tajam menatap semua orang yang ada disana.
"Apa kalian berfikir untuk mengirim adikku ke neraka itu? Kalian memilih memberitahu Kim secepat ini karna alasan itu?"
Pria tampan itu bertanya dengan cepat, menatap satu persatu orang yang ada dihadapannya.
"Andrean cepat atau lambat Kim akan tau yang sebenarnya, Kita tidak memiliki pilihan lain"
Brent yang tidak lain adalah ayah dari Andrean membuka mulutnya setelah lama terdiam
"Pilihan yang"
"Tuan besar Fillmore telah bergerak"
Itu adalah suara milik tuan Hadwin maverick Lansonia yang merupakan tuan besar Lansonia yang memotong perkataan cucu tertuanya.
"Apa yang pria tua itu inginkan? Setelah membiarkan cucu satunya yang kini hampir mati di tangan anaknya sendiri, Lalu dia ingin mengambil adikku untuk dijadikan korban selanjutnya?"
Andrean berkata dengan lantang, Urat urat dilehernya terlihat menegang dengan mata yang terlihat memerah.
Ini jelas memancing kemarahannya.
"Andrean pelankan suaramu"
Brent berusaha menekan kemarahannya, Dia menatap tajam putranya tersebut yang kini diselimuti oleh kemarahan.
"Jangan pernah berfikir untuk mengirim adikku ke neraka itu, Karna itu artinya kalian melawanku secara terang terangan"
Setelah mengatakan hal tersebut Andrean memilih pergi dari sana, membawa kemarahan yang menggebu gebu dihatinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!