NovelToon NovelToon

Kesempatan Kedua Untuk Cinta Sejati

BAB 1 : Pengkhianatan!

Ambang pintu apartemennya, Karina berdiri dengan tubuh yang gemetar hebat, seolah-olah seluruh kekuatannya telah lenyap. Air mata deras mengalir di pipinya, membentuk jalur kesedihan yang dalam. Matanya memerah meradang, seakan-akan terbakar oleh api kesakitan yang tak terhingga.

Di depan matanya, terpampang kenyataan yang menyakitkan. Suaminya, Ryan, tengah terlibat dalam perselingkuhan yang memilukan dengan wanita lain. Lima tahun telah berlalu sejak pernikahan mereka, namun Karina tidak pernah merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Sebaliknya, dia hanya menemukan kesengsaraan dan penindasan dari keluarga dan orang tua Ryan yang selalu memandangnya sebagai wanita kelas dua. Dia dijadikan sebagai pembantu rumah tangga, bukan sebagai istri yang dicintai. Meskipun demikian, Karina tetap bertahan, berharap bahwa suatu hari nanti mereka akan berubah dan memperlakukannya dengan lebih baik. Namun, kenyataan ini memaksanya untuk mempertanyakan cintanya pada Ryan, yang ternyata hanya memberinya kekerasan dan kesakitan.

Namun kini, pria itu telah melanggar batas yang paling sakral, membawa wanita lain ke dalam rumah mereka dan mempermalukan Karina di tempat yang seharusnya menjadi tempat intim dan suci bagi mereka. Hatinya terasa seperti ditusuk oleh seribu jarum api yang membakar dan menyakitkan, setiap denyut nadinya terasa seperti teriris oleh pisau yang tajam.

"Ryan... " Suara Karina terdengar serak dan tercekat, seperti ada yang menghimpit tenggorokannya.

Suara yang familiar itu menghentikan Ryan di tengah aksi beradu ciuman dengan wanita lain. Dia berbalik perlahan ke arah pintu, dan begitu mata mereka bertemu, Ryan terkejut. Namun, kejutan itu hanya berlangsung sesaat sebelum wajahnya berubah menjadi datar dan acuh tak acuh. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Ryan bertanya dengan nada marah dan menghina, seolah-olah Karina adalah orang asing yang tidak berhak memasuki rumah mereka. "Tidak bisa mengetuk pintu sebelum masuk? Kamu tidak punya etika sama sekali!"

Perkataan Ryan bagai pisau yang tajam, mengiris hati Karina hingga air mata di pipinya mengalir deras.

"Wanita ini siapa?" tanya wanita misterius di samping Ryan dengan nada yang manja dan menggoda, sambil melingkarkan kedua lengannya di leher Ryan seperti seekor ular yang membelit mangsanya.

"Siapa wanita ini?" tanya wanita cantik di samping Ryan dengan nada yang tidak sabar dan penasaran, sambil mengaitkan kedua lengannya di leher Ryan dan memandang Karina dengan mata yang penuh kecurigaan.

Ryan mendengus dengan nada meremehkan. "Jangan perdulikan dia, dia hanya seorang pembantu yang dibayar untuk melayani keluarga kami. Dia tidak lebih dari itu," katanya dengan nada yang dingin dan tidak peduli.

Karina menghela nafas dalam-dalam, kemudian menyeka air mata di pipinya dengan punggung tangannya. Dengan suara yang tegar dan penuh keberanian, dia berkata, "Ya, saya memang pembantu di rumah ini. Tapi hari ini, saya memutuskan untuk melepaskan diri dari perbudakan ini! Saya berhenti, selamat tinggal!"

Setelah mengatakan itu, karina berbalik dan melangkahkan kakinya menuju pintu.

Ryan mencibir dengan nada meremehkan dan menghina. "Kamu mau kemana? Apakah kamu punya tempat untuk pergi? Atau kamu akan menjadi pengemis di jalanan dan menjual diri untuk bertahan hidup? Kamu tidak memiliki apa-apa tanpa aku dan keluarga ini. Kamu hanya seorang pembantu yang tidak berharga!"

Karina menghentikan langkahnya sejenak, lalu berbalik dan menatap Ryan dengan senyum tipis yang penuh kepercayaan diri. "Kamu berpikir aku tidak bisa hidup tanpamu? Sayang sekali, Ryan. Aku telah belajar untuk mandiri dan tidak bergantung pada siapa pun, bahkan tidak pada kamu." Dengan nada yang tenang dan percaya diri, Karina melanjutkan langkahnya, meninggalkan apartemen yang telah menjadi tempat tinggalnya selama lima tahun terakhir. Dia melangkah keluar dari pintu apartemen dengan kepala tegak, meninggalkan Ryan dan kenangan pahit di belakangnya.

BAB 2.

Di tengah derasnya guyuran hujan malam, Karina berjalan sendiri dengan langkah lemah, seakan-akan ada duri di setiap langkahnya yang membuatnya merasakan sakit. Air mata yang sedari tadi ditahannya mulai mengalir deras dari matanya.

Dalam sela-sela tangisnya, Karina terbayang bagaimana sampai dia bisa menikahi pria yang menjadi suaminya itu, dan sampai akhirnya dia dikhianati. Karina dulunya berasal dari keluarga kaya sekaligus keluarga pengusaha, tapi perusahaan yang dikelola ayahnya mengalami kebangkrutan, sehingga mengharuskan Karina mengalami perjodohan agar bisa membantu ayahnya mendapatkan modal usaha. Karina dipaksa menikah dengan Ryan, pria yang tidak dia cintai.

Namun, demi membantu ayahnya yang terlilit utang dan membutuhkan modal, Karina pun terpaksa menerima pernikahan itu, yang pada akhirnya hanya perlakuan kasar yang dia dapat dari Ryan, serta hinaan dan cacian dari keluarga suaminya. Selama ini, Karina hanya diam dan sabar, berharap suaminya bisa berubah menjadi lembut kepadanya. Namun, apa yang dia harapkan berbanding terbalik dengan kenyataannya. Nyatanya, bukanlah perubahan yang dia dapatkan, melainkan penghianatan.

Dengan hati yang sakit dan berlinang air mata, Karina bertekat akan menjadi wanita mandiri yang sukses. Karina memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya, daripada harus kembali ke rumah Ryan. Setibanya Karina di rumah orang tuanya menggunakan taksi, dia langsung masuk ke dalam rumah itu - rumah yang penuh dengan kenangan dia dan keluarganya.

Karina disambut oleh adiknya, Kaysan. Kaysan terkejut melihat kedatangan kakaknya di tengah malam dengan pakaian basah kuyup. "Loh! Kakak, kok datangnya larut malam gini? Mana bajunya basah kuyup gitu lagi?"

"Ceritanya panjang, besok aja kakak cerita. Sekarang kakak mau istirahat dulu," jawab Karina sambil berjalan naik ke lantai dua.

"Kakak mau makan apa? Biar aku masakin."

"Gak usah, kakak gak laper."

Setelah masuk ke dalam kamarnya, Karina pun membersihkan tubuhnya yang basah karena hujan. Sehabis membersihkan tubuhnya dan memakai piyama tidurnya yang memang Karina masih menyimpan beberapa pakaian di lemari kamarnya yang akan dia pakai jika sewaktu-waktu dia datang ke rumah.

Saat telah merebahkan tubuhnya di tempat tidur, Karina pun mulai berpikir apa langkah pertama yang harus dia lakukan. Tanpa terasa, karena kelelahan, Karina pun tertidur.

Keesokan harinya, karina terbangun oleh suara ketukan dipintu kamarnya. "Kak, kakak..bangun..," saut Kaysan membangunkan karina.

"iya...."

Karina pun bangun dan bangkit dari tempat tidurnya, lalu dia membuka gorden kamar, tanpa sadar senyum dibibir mungil nya mulai merekah saat melihat indahnya pemandangan pagi hari dari balik jendela kamarnya.

Setelah membersihkan diri, dia pun turun ke lantai satu, saat hendak mengambil gelas untuk minum, karina dikejutkan dengan kemunculan tiba-tiba adiknya yang tanpa suara sudah duduk di sebelah kursi nya.

"Astaga! kamu itu bikin kakak kaget aja," ucap karin sambil memukul pelan lengan adiknya.

"Ok deh, maaf..,oh iya kak, aku ini masih penasaran kakak kok kemarin pulang dengan pakaian basah kuyup terus larus malam lagi?," ucap Kaysan dengan penasarannya.

Tanpa ada yang ingin di tutup-tutupi, karin menceritakan semua perlakuan suaminya dan keluarganya. "Lantas,keputusan kakak sekarang apa?," Tanya Kaysan yang marah mengetahui semua penderitaan yang di alami kakaknya.

"Kakak mau urus perceraian sama Ryan dulu, setelah itu baru kakak mulai cari kerja."

"Apa pun keputusan kakak, aku sebagai adik pasti dukung."

"Makasih yah..," saut karin dengan mata berkaca-kaca.

Setelah beberapa hari karin tinggal bersama adiknya, karin mulai melupakan rasa sakit hatinya karena Ryan, dan mulai mengikhlaskan semua.

Sudah beberapa hari, karin sibuk mundar-mandir pengadilan.

Karina sangat ingin cepat mengakhiri pernikahan nya dengan Ryan, pernikahan yang membuatnya merasa seperti di neraka.

Saat tanpa sengaja, karina berpapasan dengan Ryan didepan kantor pengadilan, karin berusaha menghindari Ryan dan tak mau menatap nya. Namun tiba-tiba Ryan mulai mengeluarkan kata-kata hinaan kepada karina.

"Dasar! wanita tidak tahu diri, sudah bagus keluarga ku mau membantu orang tua mu, dan aku mau menampung mu," ucap Ryan sambil menangkap lengan karin.

"Lepas!," sambil melepaskan tangannya dari cengkraman Ryan.

"Kita lihat saja, kamu nanti akan datang berlutut di kakiku sambil memohon agar aku bisa menerima mu kembali, wanita seperti kamu itu cuma aku yang mau menerima."

"Kita lihat saja, aku pastikan hal itu hanya ada dalam khayalan mu saja," sahut karin dengan tegas sambil berjalan meninggalkan Ryan yang masih menatap punggung nya.

BAB 3.kenangan masa lalu

Dua bulan telah berlalu,kini Karina telah resmi menjadi seorang janda.

Hari-hari karin di sibukkan dengan mencari kerja, dengan mengandalkan pendidikan terakhirnya yang lulus di jurusan manajemen bisnis.

Setelah mencari kerja di berbagai tempat, sampailah dia di depan sebuah perusahaan terbesar di kota A. 'Yah Tuhan,semoga saja aku di terima bekerja di perusahaan ini,' batin Karina.

Dengan langkah pasti Karina memasuki perusahaan terbesar itu, Setibanya dia di dalam kantor, Karina langsung diantar ke ruangan HRD.

"Permisi,boleh saya masuk?"

"Iya silahkan masuk dan duduk."

"Apakah diperusahaan ini membuka lowongan kerja?"

"Oh iya ada, kebetulan CEO kami sedang mencari asisten pribadi yang bisa mengurus segala keperluannya."

"Apa bisa saya melamar untuk posisi itu?"

"Apa sebelumnya anda pernah bekerja?"

"Tidak pernah, tapi saya akan berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya. Saya pastikan tidak akan mengecewakan perusahaan."

"Baik, silahkan anda kembali dulu, kami nanti akan hubungi kembali untuk informasi selanjutnya."

"Trimakasih pak"

"Iya, Sama-sama."

Saat akan berjalan keluar dari perusahaan, karin sekilas melihat seseorang yang seperti di kenalnya akan memasuki lift perusahaan. Tapi karena sudah letih seharian mencari kerja, karin tidak terlalu memperdulikannya.

Setelah lelah seharian mencari kerja,Karina akhirnya kembali ke rumah. Dengan membawa tubuhnya yang lelah seharian karin menuju kamarnya, setibanya di kamar, ia langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Saat sedang berbaring, Karin mulai teringat beberapa kenangan saat dia berada di bangku kuliah. Saat berkuliah dulu karin pernah mempunyai sahabat pria yang bernama zaian, namun persahabatan mereka akhirnya berakhir karena kesalah pahaman.

Karin memiliki perasaan kepada Zaian, namun dia malu untuk mengutarakannya tanpa dia ketahui jika Zaian juga memiliki perasaan yang sama terhadap nya.

Zaian begitu mencintai Karin namun sayang Zaian terlahir di keluarga yang kurang mampu sehingga Zaian tidak berani mengutarakan perasaannya kepada karin.

Hingga pada suatu hari pada saat Karin berulang tahun, Zaian membawa Karin ke taman dan ia juga sudah menyiapkan bunga, cincin dan kue ulang tahun untuk menyatakan perasaannya kepada Karin. Dan pada saat Zaian menyatakan perasaannya, Karin langsung menolak Zaian namun Zaian tidak ingin berhenti dia berusaha mencoba agar Karin mau menerimanya.

Sehingga demi membuat Zaian berhenti mengganggunya Karin bahkan mengeluarkan kata-kata yang membuat Zaian berdiri terpaku di tempatnya, Zaian tidak menyangka bahwa wanita yang sangat ia cintai tega mengeluarkan kata-kata seperti itu terhadapnya.

Setelah kejadian itu Zaian tidak pernah lagi menggangu karin atau pun menghubungi nya, bukan tanpa alasan Karin melakukan hal itu. Tapi demi melindungi Zaian dari kejahatan Ryan, pasalnya Ryan pernah mengancam Karin, jika karin masih berhubungan dengan Zaian maka Ryan tidak akan segan-segan menghabisi Zaian dan keluarganya.

Mengingat itu membuat Karina merindukan kembali sosok pria yang dia cintai bahkan sampai detik ini karin masih mencintainya.

Tok, tok, tok..

Terdengar bunyi ketukan pintu kamar karin. "Iya.. " Sambil berjalan membukakan pintu kamarnya.

"Ada apa?" Tanya karin kepada Kaysan yang datang ke kamarnya.

"Aku mau bicara hal penting sama kakak, boleh aku masuk?"

"Boleh" Sahut karin sambil berjalan duduk di sofa kamarnya.

"Hal penting apa yang kamu mau bicarakan?"

"Gini kak, aku rencananya mau berhenti kuliah dulu. Aku mau cari kerja aja buat bantu-bantu keuangan kita," Jelas Kaysan.

Memang dulu saat karin masih bersama Ryan. Ryan lah yang membiayai kuliah Kaysan, namun setelah bercerai karin sendiri yang harus membiayai kuliah sang adik satu-satunya.

"Engga boleh! Kakak engga mau kamu berhenti kuliah, kami fokus kuliah aja masalah uang nanti kakak yang pikirin."

"Tapi kak__," Ucapan Kaysan langsung di hentikan oleh Karin.

"Engga ada tapi-tapian Kaysan Atmajaya...," Bantah Karin sambil mengacak-acak rambut adik kesayangannya itu.

Keesokan harinya karin mulai beraktivitas beres-beres rumah, tak lupa juga karin membersihkan taman kesukaan almarhum ibunya dihalaman rumah dan juga menyirami bunga-bunga yang ada di halaman.

Saat masuk kedalam Rumah karin mendengar suara handphonenya yang berdering.

Karin sempat bertanya-tanya karena nomor yang menghubungi nya adalah nomor yang tidak dikenal.

" Hallo," sapa karin.

"Benar ini dengan Karina? "

"Benar, dengan saya sendiri"

"Kami dari perusahaan G.E corporation, memberi tahu bahwa lamaran kerja anda diterima, dan Anda bisa masuk kerja mulai besok."

Dengan wajah terkejut sekaligus bahagia tidak percaya akhirnya dia bisa memiliki pekerjaan.

" Baik, trimakasih."

Setelah menutup telfonnya Karina melompat kegirangan saking bahagianya. " Yes! Akhirnya aku punya pekerjaan."

Karina segera bersiap-siap ke Mall untuk belanja beberapa pakaian yang akan dia pakai untuk bekerja besok.

Di lain tempat, seorang pria yang duduk di tengah keheningan, sedang berbicara dengan seseorang.

" Bagaimana, apa kamu sudah lakukan apa yang saya perintahkan?" dengan nada dinginnya bertanya.

" Sudah pak, saya sudah memerintahkan pihak HRD untuk menghubungi kembali wanita itu."

"Bagus," sahut pria itu dengan seringai senyum licik di bibirnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!