NovelToon NovelToon

Ketika Cinta Bersemi

BAB 1 AWAL.

Di sebuah kampus ternama yang terletak di tengah kota, terdapat seorang gadis yang terkenal bukan hanya karena kecantikannya, tetapi juga kecerdasannya yang luar biasa. Namanya, Andini, dan dia adalah mahasiswi jurusan psikolog Wajahnya yang cantik dengan mata cokelat cerah dan senyum yang menawan membuatnya selalu menjadi pusat perhatian di kampus. Namun, yang menjadikannya lebih istimewa adalah memiliki otak yang cerdas.

Andini selalu mendapat nilai terbaik di setiap mata kuliah yang diambilnya. Tidak hanya itu, ia juga sering kali menjadi juru bicara dalam berbagai seminar dan presentasi, menunjukkan keahlian dan pemahamannya yang mendalam tentang topik-topik yang sering dianggap sulit oleh banyak orang. Teman-teman sekelasnya selalu merasa terinspirasi oleh dedikasi terhadap studinya.

Namun, Andini bukanlah tipe gadis yang menyombongkan diri. Dia tetap rendah hati dan selalu berusaha membantu teman-temannya yang kesulitan dengan materi kuliah. Setiap kali ada yang meminta bantuan, Andini akan dengan sabar menjelaskan dan memberi bimbingan, tanpa merasa terganggu atau meremehkan.

" Hai guyss.. ini sudah waktunya makan siang. yuk cus kita pergi ke kantin " Ajak nana ( Teman andin)

" Kalo soal makan saja kamu selalu yang paling depan " Ledek Sofi ( Teman Andin)

Andini tersenyum sambil menutup laptop. " Baiklah ayok kita makan siang " Balas andini.

Andini, sofi dan nana. selain mereka satu asrama, mereka juga berteman baik, Meskipun mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda, ketiganya selalu bersama, saling mendukung, dan menghadapi segala hal bersama-sama.

"Eh, aku baru dapet kabar nih, kata dosen ada tugas baru yang bakal keluar minggu depan," ucapnya sambil mengunyah.

Andini yang duduk di sebelah Sofi hanya mengangguk sambil menyendok makanannya.

"Ah, aku sudah duga bakal ada tugas. Udah mulai banyak banget tugas akhir-akhir ini." keluh Sofi terdengar sedikit lelah, tapi dia tetap berusaha tersenyum.

" Aku rasa sih tugas itu bakal berat, tapi kita kan udah biasa kerjain bareng, jadi nggak masalah." Ucap Andini selalu menjadi penyeimbang.

Andini memberikan semangat meskipun mereka semua tahu semester ini cukup menantang.

Sambil makan, mereka mulai berbicara tentang rencana liburan setelah ujian selesai. Sofi langsung mengusulkan, "Gimana kalau kita ke pantai aja? Cuma kita bertiga, santai, menikmati suasana, dan melupakan melupakan semua tugas kampus " usul sofi

Andini menatap nana sejenak, lalu tersenyum. "Seru sih, tapi kalau bisa sih nggak terlalu jauh. Bisa ke pantai yang dekat-dekat aja. Yang penting ada tempat buat tidur-tiduran sambil baca buku." Kata Andini.

"Setuju!" Nana langsung menimpa ikut. "Aku juga butuh liburan yang nggak ribet. Yang penting kita bisa lepas dari semua tekanan ini."

Mereka terus menerus tertawa-tawa. Tawa mereka begitu riang, seolah-olah kantin yang ramai ini hanya milik mereka bertiga. Obrolan ringan tentang rencana liburan dan tugas-tugas yang menumpuk, membuat mereka merasa lebih dekat dengan satu sama lain. Tanpa mereka sadari, makanan mereka telah habis.

"Ayo, setelah ini kita ke perpustakaan. Nggak bisa mager terus, ya!" Mereka tertawa lagi, siap menghadapi tantangan selanjutnya di kampus, dengan semangat yang kembali menyala setelah kebersamaan mereka di kantin.

Ketiga gadis itu begitu ambisius mereka saling berjanji untuk lulus dengan nilai yang terbaik. ya walaupun di antara mereka ada saja yang malas untuk belajar.

BAB 2 JOGING

Malam yang dingin, Andini sedang duduk di meja belajarnya, meja belajar diketuk. " Andini, kamu ada waktu sebentar? " tanya Sofi, dengan ragu. sofi adalah gadis yang cerdas, namun dia sering merasa kesulitan dengan pelajaran matematika yang cukup rumit.

Tentu saja, Andini tidak bisa menolak permintaan teman sekamarnya "Tentu, ada apa?" jawab Andini sambil meletakkan laptopnya.

Sofi duduk di kursi dengan wajah sedikit cemas. " Aku ada ujian matematika minggu depan, dan aku benar-benar kesulitan dengan konsep-konsep kalkulus ini. Bisa bantu aku? "

Andini tersenyum lembut, mengerti bahwa banyak teman sekelasnya yang merasa kesulitan dengan materi itu. "Tentu, kita bisa bahas sama-sama. aku akan jelaskan dengan cara yang mudah dipahami." ucap Andini

Dengan sabar dan penuh perhatian, Andini mulai menjelaskan konsep-konsep kalkulus satu per satu. Dia tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga memberikan contoh nyata yang membuat Sofi bisa lebih memahami materi tersebut. Andini tahu bahwa bukan hanya sekadar menjelaskan teori, tetapi juga penting untuk membuat teman-temannya merasa nyaman saat belajar.

" Kamu kesulitan belajar lagi? " Tanya nana, baru saja masuk kedalam kamar dengan rambut di balut oleh handuk.

" Heum.. kalau soal matematika otak ku buntu " Jawab Sofi sambil cemberut

Nana menggelengkan kepalanya pelan " Untung kamu punya teman serba bisa seperti Andini, kalo tidak! kamu pasti saat ini sedang nangis di pojokan " Ledek nana.

" Kamu benar " Jawab Sofi, melihat kearah Andini " Terimakasih teman sekamar ku yang selalu membantu aku " Ucap Sofi memeluk tubuh andini.

Andini tersenyum sambil mencoba melepaskan pelukan Sofi " Sudah, sudah.. ayok kembali ke materi lagi " Ucap Andini

Sofi langsung menganggukkan kepalanya patuh.

PAGI HARI.

Pada pagi yang cerah, angin sejuk berhembus lembut melalui pepohonan kampus yang masih sepi. Di antara jalan setapak yang dihiasi dengan dedaunan hijau, Andini sedang jogging dengan ritme yang tenang. Matanya fokus ke depan, menikmati setiap langkah yang membawanya semakin jauh dari keramaian gedung-gedung kampus.

Di tengah joging, Andini melihat beberapa teman kampus yang sedang duduk di bangku dekat danau, mereka sedang berbicara sambil menikmati cemilan. Andini tersenyum, mengenali mereka sebagai teman sekelasnya, tapi ia tidak ingin mengganggu. Ia melanjutkan larinya, meski sedikit melambatkan langkahnya untuk menikmati pemandangan yang lebih indah.

Tak jauh dari situ, Andini melihat seorang pria yang baru saja selesai berlari. Wajahnya tampak lelah namun penuh kepuasan. Andini mengenalnya, namanya Raka, teman sekelas yang sering berada di kelas yang sama dengannya, meskipun mereka jarang berbicara. Raka menyapanya dengan senyuman.

“Hai, Andini! Sendiri aja?” Raka bertanya sambil melambai " Kamu suka joging juga? "

Andini yang agak terkejut namun merasa senang membalas dengan senyuman. “Hai, Raka! cuma lagi butuh udara segar pagi-pagi " Balas andini

Andini tidak menyangka jika Raka akan menyapanya.

Raka tertawa. “Pagi yang sempurna buat jogging, ya?”

“Bener banget. Udara segar, dan rasanya lebih fokus setelah olahraga,” jawab Andini.

Mereka berbicara sebentar tentang rutinitas olahraga masing-masing, lalu Raka mengajak Andini untuk bergabung dalam kelompok lari yang sering ia ikuti.

Andini merasa sedikit ragu, karena biasanya ia berlari sendirian. Namun, ada sesuatu dalam tawaran Raka yang membuatnya tertarik. “Mungkin nanti aku coba " jawab Andini sambil tersenyum, merasa senang bisa berbicara lebih lama.

Siapa yang tidak akan senang bisa berbincang dengan pria yang selalu di kagumi oleh banyak wanita.

Setelah berbincang, Andini melanjutkan jogingnya, meskipun kini dengan perasaan sedikit lebih ringan. Keheningan pagi itu memberi Andini waktu untuk merefleksikan banyak hal. Ia berpikir tentang keseimbangan hidup, tentang bagaimana pentingnya menyisihkan waktu untuk diri sendiri meskipun banyak hal yang harus dikerjakan.

" Andini. kamu habis joging? " Tanya Nana, dengan kedua mata yang masih terpejam.

" Kamu sudah bangun? cepat mandi. kita ada kelas pagi " Titah Andini

" Iya sebentar lagi " Jawab nana, kembali memerankan kedua matanya.

Andini membuang nafas pelan, Andini langsung membersihkan diri sebelum masuk kelas.

BAB 3 RAKA

Raka adalah mahasiswa jurusan bisnis yang sangat cerdas. Tidak hanya jago dalam pelajaran, dia juga aktif di banyak organisasi kampus. Mulai dari menjadi ketua himpunan mahasiswa, hingga menjadi salah satu anggota tim debat yang selalu menang di kompetisi-kompetisi bergengsi. Keahlian berbicaranya yang luar biasa membuatnya dihormati dan dipuja di setiap acara kampus.

Raka juga sering mengikuti kelas jurusan lain, dengan alasan ingin menambah ilmu pengetahuan.

Namun, apa yang membuat Raka lebih istimewa bukan hanya kecerdasannya, tapi juga kepribadiannya. Dia memiliki sikap rendah hati meskipun selalu berada di atas.

Raka juga adalah anak dari pemilik yayasan, makanya tidak heran jika para wanita mengejar Raka.

Meski begitu, Raka juga memiliki sisi lain yang jarang orang ketahui. Di balik segala popularitasnya, Raka terkadang merasa tertekan oleh ekspektasi yang tinggi dari orang-orang di sekitarnya. Dia selalu berusaha tampil sempurna, tetapi ada kalanya dia merindukan momen untuk menjadi diri sendiri tanpa harus terus-menerus memenuhi harapan orang lain.

Suatu hari, setelah selesai kelas, Raka memutuskan untuk pergi ke taman kampus seorang diri. Dia duduk di bawah pohon besar, menyadari bahwa mungkin dia perlu waktu untuk lebih mengenal dirinya sendiri, tanpa harus terbebani dengan segala popularitas yang menempel padanya. Dalam kesendirian itu, Raka merenung tentang kehidupannya yang penuh sorotan, namun dia merasa bahwa kebahagiaan sejati adalah ketika dia bisa menjadi dirinya sendiri, tanpa peran yang harus dia mainkan.

" Lihat tuh si Raka, kita cari kemana-mana taunya dia di sini "

" Ayok kita samperin " Ajak Denis kepada Irfan ( Teman Raka)

Mereka mendapati Raka sedang duduk di taman, dengan senyuman yang lebih tulus daripada biasanya. Mereka sadar, meskipun Raka adalah pria yang paling populer di kampus, dia juga manusia biasa yang memiliki impian dan keraguan. Namun, bagi mereka, itu justru menjadikan Raka lebih istimewa, bukan hanya karena pencapaiannya, tetapi juga karena kemampuannya untuk tetap rendah hati dan setia pada dirinya sendiri.

Denis dan Irfan langsung menghampiri Raka " Woyy... sedang apa, di sini sendirian? " Ucap Irfan

" Kalian, bikin aku kaget saja " Balas Raka dengan santai.

" Makanya jangan suka bengong di siang bolong, nanti kesambet setan taman baru tau rasa " Ledek Denis melirik Irfan.

" Iya, karena setan tamannya kalian " Balas Raka.

" Sialan " Sebal Denis

" Oh iya. ngomong-ngomong kapan kamu akan kembali ke asrama? " Tanya Irfan

Raka melihat kedua temannya " Nanti siang. nanti siang aku akan kembali tinggal di asrama, jadi siap-siap saja kalian "

Denis dan Irfan langsung menelan air ludahnya, niat hati hanya ingin basa basi, eh taunya malah beneran pindah ke asrama.

" Kamu yakin mau kembali ke asrama? " tanya Denis memastikan

" Kenapa? apa kalian takut jika aku kembali ke asrama? " Tanya Raka penuh selidik

" Ti.. dak. kita malah senang kamu kembali " Timpal Irfan " Iya kan, nis " irfan menyenggol lengan denis.

" Iya dong " Jawab Denis cepat.

Raka berdiri " Kalo begitu sebelum aku pindah ke asrama, kalian harus membersihkan kamar terlebih dahulu. jangan sampai pakaian kotor kalian terlihat oleh ku " Ucap Raka yang langsung meninggalkan kedua sahabat nya.

" Amsyong deh.. niat cuman basa basi, dia malah beneran pindah " Irfan menepuk jidatnya.

" Makanya lain kali jangan suka basa basi, beginikan akhirnya " Ucap denis.

" Sudah ayok jangan banyak omong.. mending kita bereskan kamar asrama sebelum Raka kembali. jangan sampai Raka menemukan pakaian kotor kita " Ajak Irfan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!