NovelToon NovelToon

My Husband Mantan Santri

Bab 1

𖤓HAPPY READING𖤓

__________--------------------------_________

"Inget, kamu jangan bolos, jangan tidur di waktu belajar, jangan buat ulah, jangan lari-larian, jangan godain cewe, jangan nyusahin guru, jangan berantem, jangan ikut tawuran, jangan paca-"

"Bang, emangnya gue seburuk itu iya di mata loh!?" ucap Dhilan karena sudah pusing mendengar perkataan Delvin yang sedari awal sampai ke sekolah selalu saja menasehatinya seperti anak TK yang baru pertama kali masuk sekolah.

Pletak!!

Dhilan langsung mengusap bibirnya, karena baru saja di sentil oleh Delvin.

"Dan harus sopan sama orang yang lebih tua!!" ingin sekali Dhilan menendang kepala Delvin saat ini juga.

Karena tidak ingin mendengar ceramah dari Delvin, Dhilan langsung keluar dari mobil dan menutup nya dengan keras sehingga mengundang perhatian murid yang berada di sekitarnya.

Brak!!

"Ingat apa yang abang bilang tadi!!" ucap Delvin.

"Iya-iya cerewet dah pergi sonoh, atau sepatu yang gue pakai melayang ke muka loh!!" kesal Dhilan yang sudah melepas sebelah sepatunya dan hendak melempar ke arah Delvin yang sudah tersenyum karena dirinya sangat menyukai tingkah Dhilan yang sedang kesal.

"Gak mau, sebelum kamu kiss dulu pipi abang!!" ucap Delvin sambil menunjuk ke arah pipinya, sontak membuat wajah Dhilan langsung memerah karena sudah tidak bisa lagi menahan kekesalan nya.

Dhilan yang sudah habis stok kesabaran nya, langsung melempar sepatunya ke arah Delvin hingga mengenai bahu Delvin. Apakah Delvin marah?, tentu tidak. Malahan Delvin langsung menutup kaca mobil nya dan langsung pergi.

"WOI!! TOLOL, BABI, ANJING, SETAAAAANNN, BALIKIN SEPATU GUE DULU WO~I" teriak Dhilan sambil mengejar mobil yang di kendarai Delvin yang sudah pergi menjauh darinya.

Karena mobil Delvin yang tak kunjung berhenti juga, membuat Dhilan langsung menghentikan langkahnya dan menatap ke dua kakinya yang hanya memakai sepatu di sebelah kaki kanan saja.

Dengan perasaan marah dan malu bercampur menjadi satu, Dhilan mulai memasuki area sekolah nya, dan tentunya menarik perhatian orang-orang yang melihatnya sehingga, Dhilan mau tak mau harus mempercepat langkahnya agar tidak menjadi pusat perhatian lebih lama lagi.

"Anjing lah, gara-gara tuh orgil, gue jadi malu gini kan!" gumam Dhilan ketika sudah berada di depan kelasnya.

"Woi Dhilan sepatu sebelah loh lagi kema-"

"Diem, atau gue lem tuh mulut loh!!" peringat Dhilan ketika mendengar perkataan Vegi yang akan membahas tentang sepatunya.

"pfttt...Ok ok aku gak akan tanya lagi!!" balas Vegi ketika melihat Dhilan sudah duduk di sampingnya.

Dhilan semakin kesal ketika melihat Vegi yang dengan jelas sedang menahan tawa nya sehingga membuat Dhilan ingin sekali menghilang dari pandangan orang-orang di sekitarnya.

"Veg, Kira-kira kalau membunuh abang sendiri itu dosanya besar gak!?" tanya Dhilan yang kembali meratapi ke dua kakinya, mungkin jika tidak ada orang di sekitarnya dirinya sudah menangis saat ini juga.

"Ya mana gue tahu, kan gue gak punya abang!! tapi emang loh punya abang, perasaan loh cuma punya saudara kak Ema." balas Vegi yang saat ini sedang memainkan game di handphonenya.

"Nah itu, ternyata abangku ini pergi ke AS waktu masih kecil sama kakekku, sekarang baru pulang. Makanya aku baru pertama kali lihat dia." tukas Dhilan.

"Oh.....gue kira yang kemarin itu sepupu lo. " Vegi menjawab sambil matanya terus menatap layar ponsel.

"Hmm..bukan." Dhilan hanya berdehem sambil mengangguk.

flashback on. . .

Selepas dari toko komik!

"Wah keren nih, bisa juga iya lo dapat komik sebagus ini." ucap Dhilan sambil melihat-lihat gambar komik tersebut.

"Yoi dong, susah nih gue belinya harus rebutan sama orang-orang, untung gue yang dapet." ungkap Vegi sambil tersenyum.

Tiba-tiba di seberang, mobil hitam menepi di jalan. Tapi Dhilan dan Vegi tak peduli karena ini tempat umum. jadi mereka melanjutkan perjalanan menuju toko eskrim.

"Mbak, seperti biasa... eskrim matcha 1 dan coklat 1 iya..." ucap Dhilan sambil sesekali celingak-celinguk.

"Matcha terus loh!" Vegi menimpali sambil membaca komik yang ia baca.

"Gue ini matcha lovers sejati!!" ungkap Dhilan percaya diri. "Eh Veg, lo kenal orang yang berdiri di sana??"

Mendengar pertanyaan Dhilan, Vegi pun menoleh kearah orang yang di maksud. "Gue gak tahu, biarin lah selama dia gak ganggu kita diemin aja." tukas Vegi sambil melanjutkan baca komiknya kembali.

-

-

-

"Di mana adek gue, kata dady dia beli komik tapi kok gak ada." gumam Delvin setelah keluar dari dalam toko komik. Matanya memang sempat memperhatikan dua orang anak lelaki yang sedang membeli eskrim, tapi karena wajah mereka yang hanya terlihat dari samping, Delvin hanya memperhatikannya sekilas.

"Udah lama kita gak ketemu Lan..." gumam Delvin sambil melihat foto Dhilan di handphone, foto yang di kirim oleh Dady nya.

********

"Terimakasih mbak..." mereka berdua pun pergi berlalu sambil memakan eskrim.

Saat mereka melewati mobil hitam, mata Dhilan pun menatap tajam mata Delvin, sambil berjalan melewatinya.

Awalnya Delvin sempat nga loding sebentar, tapi dia akhirnya menoleh ke arah belakang yang di mana Dhilan dan Vegi sudah agak jauh.

Delvin dengan senyum sumringah berlari ke arah mereka, "ADIKKU SAYANG!!!" teriaknya sambil memeluk Dhilan dari belakang dengan tiba-tiba, membuat Dhilan refleks menjatuhkan eskrimnya karena terkejut.

"Astagfirullah..." gerutunya sambil melepaskan pelukan Delvin dan berbalik.

Plak!!

Dengan spontan Dhilan langsung menampar Delvin dengan kencang. "Aww... sakit adikku!!" ucap Delvin sambil memegangi pipinya yang sudah memerah.

"Dasar om-om cabul." tukas Dhilan dengan wajah memerah karena kesal.

"Om boti iya..." sahut Vegi tanpa rasa bersalah.

sedangkan Delvin benar-benar terkejut mendengar perkataan mereka berdua yang di luar dugaan.

"Gue ini abangmu masa lupa..." ucap Delvin sambil menempelkan kedua tangannya di wajah Dhilan.

"Orgil, gak sopan iya!!" Dhilan menepis nya dengan kasar. "Lihat gara-gara lo juga eskrim gue jatuh." ujarnya sambil menunjuk ke arah eskrim matcha yang sudah tergeletak di aspal.

"Eheheh sorry iya adikku, aku ini Delvin abangmu masa lupa." ungkapnya sambil memberikan bukti di handphone miliknya.

"Kamvret...aku udah bersikap kasar ke dia, aku akan balas dendam." gumamnya dalam hati sambil memunculkan senyum kematian. "Iya aku percaya maaf iya A-B-A-N-G" ucapnya penuh tekanan di kata terakhir.

"Yaudah ayo ikut abang, kamu namanya siapa" tanya Delvin pada Vegi.

"Aku Vegi Andrian... sahabat Dhilan." jawab Vegi dengan tersenyum ramah.

"Yaudah ayo ikut kita pulang!!" usul Delvin, tapi Vegi menolak dengan alasan sudah memesan grap.

"Kalau begitu abang sama Dhilan duluan iya..." ujar Delvin sambil menarik tangan Dhilan ke arah mobil. "Iya bang... Hati-hati iya kalian." sahut Vegi sambil melambaikan tangan.

Delvin pun membukakan pintu mobil untuk Dhilan, tapi dengan tatapan sinis Dhilan membuka pintu lain untuk dirinya. Delvin hanya menghembuskan nafas perlahan dan segera masuk ke dalam mobil.

"Gimana kabarmu baik!" tanya Delvin basa-basi.

"Hmm..." Dhilan hanya berdehem sambil menatap kaca mobil. "Emang laknat tuh temen, malah ninggalin gue sama nih orgil." gerutunya dalam hati.

"Owh sikap kamu kok gitu!!" Delvin merasa heran "Maaf juga iya sikap abang tadi, soalnya abang kangen banget sama kamu."

"### Iya-iya..." ucap Dhilan tanpa menoleh ke arah Delvin.

-

-

-

semoga kalian suka iya sama ceritaku yang satu ini, 🙏🙏🤗🤗🤗

aku kasih sedikit visual Dhilan Alfarez 😘😍

Bab 2

        𖤓HAPPY READING𖤓

------------------_____________------------------

Back to story...

Saat ini Delvin baru saja sampai di depan perusahaan SINOPEC GRUP, ketika baru sampai di depan pintu perusahaan keluarganya itu, dirinya langsung di hadang oleh satpam yang sedang bertugas.

"Maaf Pak, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam tersebut dengan sopan.

"Ah, saya lupa bahwa kalian tidak mengenal saya!!" balas Delvin dan langsung mengeluarkan handphone nya dan langsung menghubungi nomor dady nya, yang sudah berada di dalam perusahaan.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Delvin di izinkan masuk, setelah satpam tersebut sudah di beritahu oleh atasannya tentang siapa orang yang ada di hadapannya saat ini. Yang membuat satpam tadi langsung berkeringat dingin karena takut jika dirinya akan di pecat saat ini juga.

"Sekali lagi saya minta maaf tuan Delvin, saya benar-benar tidak mengetahui bahwa anda putra dari pemilik perusahaan ini." ucap satpam tersebut sambil menunduk, dirinya merasa tidak sopan karena sempat menahan langkah Delvin sebelumnya.

"Hmm... tidak apa-apa kamu sudah bagus menjalani tugasmu, tetaplah seperti ini dan jika ada orang yang terlihat mencurigakan kamu langsung laporkan saja ke atasanmu!!" ujar Delvin sambil tersenyum kepada satpam tadi, sehingga membuat satpam tersebut merasa lega dengan apa yang sebelumnya ia takutkan tadi.

kampus Higt City, 13.10 WIB

Saat ini Ema sedang duduk santai di rooftop, kenapa dirinya berada di situ? jawabannya karena dia sedang tidak ingin bergelut dengan cewe yang sok kecakepan. Ia lebih suka duduk di rooftop sambil membaca buku, ditemani secangkir coklat panas.

"Ema!" seru seorang lelaki di lorong sambil melambaikan tangan.

Meina hanya menoleh, dan melanjutkan baca bukunya tanpa menyahut sapaan Givan sahabatnya.

"Kamu itu iya, aku panggil loh." ucap Givan ketika sudah berada di hadapan Meina.

"Hmm...kenapa?" tanya Meina dengan nada datar, tapi matanya tetap menatap buku yang ia baca.

"Kau sama seperti biasanya, terlalu 'normal' sampai bikin aku takut." ujar Givan sambil duduk bersebelahan.

"Terus kau mau aku bertingkah seperti apa?" tanya Meina, sekarang matanya menatap ke arah Givan.

"Dia ingin kamu mengejeknya banci." Sheyna menimpali dari arah belakang.

"Cih kalau ngomong itu kok bener." ucap Givan sambil membenarkan rambutnya.

"Dasar kalian ini, aku mau bersikap layaknya perempuan pada umumnya malah diganggu." gerutu Meina ketika waktu bacanya di ganggu oleh kedua sahabatnya.

"Eleh, gue lebih suka loh yang dulu aja somplak." ketus Sheyna yang membuat Meina mendelik kesal.

"Ke kantin yuk, bentar lagi dosen killer masuk nih." ujar Givan sambil beranjak dari duduknya.

Awalnya Meina sedang tidak ingin ke mana-mana, tapi karena sahabatnya ini memaksa, akhirnya ia pun ikut.

"Wih... loh tahu gak Ema kal-" belum juga melanjutkan kata-katanya, Meina sudah menjawab. "gak tahu."

"Gak asik ah, gue belum beres ngomong juga..." sambung Sheyna.

"Terus, apa urusannya sama gue?" tanya Meina.

"Gak ada sih, cuma takut loh kudet aja." timpal Sheyna sambil duduk di kursi kantin.

"Eh Givan sekalian pesenin iya, mie rebus kasih potongan cabe biar endes surendes." ucap Meina ketika melihat Givan tengah mengantri.

"Loh mah makannya instan-instan terus, lama-lama cinta loh instan juga." tukas Givan dengan nada mengejek.

"\#\#\# Idih apa hubungannya sama percintaan gue, udah pesenin aja." balas Meina.

\-

\-

\-

semoga kalian suka iya.. sama novel terbaruku🙏🙏🙏 🤗🤗🤗🤗

aku kasih sedikit visual Meina Alfarez🥰😍

![](contribute/fiction/10396946/markdown/45857884/1747396546516.jpeg)

Bab 3

         𖤓HAPPY READING𖤓

"DHILAN!!! SEKALI LAGI LOH MAKAN TUH KUE, GAK BAKAL GUE AJAK LOH KE SINI LAGI!!" teriak Vegi ketika kue buatan nya selalu saja di makan oleh Dhilan, sehingga dirinya merasa sia-sia membuat nya.

"Yah elah cuma sedikit doang kok Veg, marah nya sampe segitunya." balas Dhilan tak tahu diri.

"Oh... sedikit loh bilang" Vegi langsung berjalan ke arah Dhilan yang ingin mengambil satu kue nastar yang ingin dia makan kembali. "tuh coba liat, 1 setengah toples loh makan sendirian, dan lo masih mau bilang sedikit." Vegi langsung menjewer telinga Dhilan hingga memerah.

"Aww.. aww.. iya-iya gue janji gak makan lagi, nih tuh udah gue taro lagi di meja kue nya." Dhilan langsung memegang telinga nya yang sudah memerah ketika Vegi sudah melepaskan jewerannya.

"Cih najis, marahnya kaya cewe gak asik lo." gerutu Dhilan yang masih memegangi telinganya.

"Serah loh dah, lagian loh sendiri yang udah buat gue kesel, katanya mau bantuin tapi bantuin ngabisin!!" kesal Vegi yang sedang memasukan kue yang sudah di cetak kedalam oven.

"Iya iya maaf." setelah itu Dhilan kembali membantu Vegi membuat kue, dan kali ini benar-benar membantu membuat kue bukan menghabiskannya.

"Aku masih penasaran siapa yang sudah meretas data perusahaan." ujar Revan salah satu sahabat sekaligus orang kepercayaan Kinaan.

"Aku akan menyelidikinya, paman tenang saja." ungkap Delvin setelah melihat virus yang ada dalam komputer yang bisa membobol pertahanan perusahaan.

"Baiklah." Revan semakin penasaran.

Delvin menatap layar komputer dengan menyeringai seram. "aku pasti akan menemukanmu. " gumamnya dalam hati.

"Yasudah, mari kita ke tempat rapat, dady mu sudah menunggu." ujar Revan dan segera keluar dari dalam ruangan di ikuti Delvin dari belakang.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*

\*\*\*\*\*\*\*\*\*

"Weh gila capek banget badan gue ampe remuk dengerin tuh dosen tadi mengucap kan kata-kata mutiara." ujar Givan sambil merentangkan tangannya.

"Iya bener, ini semua gara-gara loh Ema." gerutu Sheyna.

"Lah kok salah gue inget, cara mengalihkan dosen agar tidak belajar yaitu menceritakan tentang kehidupannya." sambung Meina dengan percaya diri. "Buktinya dia gak ngajarkan tapi bercerita."

                    ***Flashback*** . . .

"Baik, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..." sapa dosen killer bernama Dadang.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh..." jawab para mahasiswa serentak.

"Kita akan lanjutkan pembelajaran kemarin. Sinta, kemarin pembelajaran sampai mana kita?" tanya pak Dadang.

Sinta sontak terkejut ketika mendapatkan pertanyaan dari pak Dadang. Karena kemarin dia benar-benar tidak memperhatikan.

"Ngapain buka buku, kan bapak tanya sampai mana?? masa udah lupa, padahalkan kemarin baru kita bahas." ujar Pak Dadang ketika melihat Sinta ingin membuka bukunya. "Gak tahu pak." jawab Sinta menundukkan kepalanya.

"Ini nih ciri-ciri orang mental miskin." ucap pak Dadang.

Meina mengangkat tangan bertanya "emang ciri-cirinya seperti apa pak kasih tahu dong??" tanya Meina yang membuat beberapa siswa menengok ke arahnya.

Mendengar pertanyaan Meina, pak Dadang pun beranjak dari duduknya sambil tersenyum.

"Nah mulai dongeng Sangkuriang berkumandang." bisik Givan pada teman sebangku nya.

"Jadi mental miskin itu ada 3 ciri-cirinya, yang pertama tidak punya tujuan hidup, tidak memiliki ambisi, hidup itu serasa hambar bagi dirinya, yang kedua rendah diri, ini nih harus hati-hati, kita memang gak boleh sombong diri tapi kita juga tidak boleh rendah diri, rendah diri itu dalam bahasa Inggris insecure atau tidak percaya diri. merasa kita lebih rendah dari orang lain, merasa kita tidak punya kemampuan seperti orang lain. Padahal kita ini tidak bodoh, kita ini cuma tidak bisa mengekspresikan kemampuan kita di hadapan semua orang, alasannya banyak ada yang malu, takut gagal, takut di tertawakan, banyak alasannya. makanya kita jangan rendah diri, kalau merendah boleh rendah diri yang tidak boleh. Dan terakhir Ciri-ciri yang ketiga selalu harus di suruh-suruh, apa-apa di suruh gak bisa inisiatif kreatif sendiri itu gak bisa, contoh kecil saja yang sering kita jumpai di sekitar kita, buang sampah pada tempatnya, lihat sampah kecil ambil buang ke tempatnya, jangan pas di suruh bilangnya 'bukan sampah saya itu mah pak, bu.' jangan bilang seperti itu, karena kita juga tinggal/beraktifitas di tempat yang sama. Jadi semua sudah paham apa yang bapak jelaskan..."-

"Sudah pak!!" serentak para murid...

Karena waktu pembelajaran tinggal sedikit lagi, pak dadang pun melanjutkan dengan bercerita tentang kehidupannya sewaktu masih kuliah dan bekerja sebelum menjadi dosen ITE.

Para murid pun mendengarkan dengan seksama, tapi bukannya selesai setelah bel berbunyi, pak dadang masih terus bercerita. Para murid pun hanya diam tak berkomentar apapun.

***Back to story***. . .

"Hahahaha... 🤣🤣 tapi bener juga kata lo Ema." Sheyna kembali tertawa ketika mengingat kejadian tadi.

"Gue cabut duluan hati-hati iya kalian." Meina pun menaiki motornya dan berlalu meninggalkan ke dua sahabatnya.

"Lo juga hati-hati Ma..." teriak Givan.

### Givan dan Sheyna menaiki motor mereka masing-masing, jalur arah pulang mereka sama makanya mereka bareng.

\-

\-

\-

\-

Semoga kalian suka iya dengan novel terbaruku... 🙏🙏🙏🤗🤗 Mohon dukungannya, see you again 😘😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!