NovelToon NovelToon

Cinta Antar Dua Alam

Chapter 01

Cahaya Pagi Menembus Tirai Kamar Nya, Raya Terbangun Saat Mendapati Alaram nya Berdering Kencang.

"Cek...Brisik Banget" Tangan Raya Merambah ke Atas Meja Rias Disana Terdapat Jam Kecil Hadiah Dari Ibunya Naraya Sekar Sari.

Matanya Langsung Membulat Dengan Sempurna, Saat Mendapati Jam Sudah Menunjukan Pukul 08.00 Karena Hari Ini Raya Akan Berkumpul Dengan Teman Kerja Nya Maja Dan Tama.

Mereka Bertiga Sudah Berjanji Akan Mengunjungi Sebuah Tempat Angker Yang Dimana Tempat Itu Baru Di Ketahui Oleh Maja.

Raya Segera Beranjak Dari Tempat Duduk Nya Dan Langsung Masuk Kedalam Kamar Mandi. Terkadang Saat Mengingat Ucapan Ibunya Soal Sejarah Turun Temurun Raya Bergidik Ngeri, Namun Dari Mengunggah Sebuah Video Di Sosial Media Disitulah Raya Mendapat Pundi-Pundi Rupiah.

Di Tambah Kepergian Ayah Nya Wijaya Kusuma Membuat Mereka Menjadi Kesulitan Ekonomi, Sejak Ibunya Di Nyatakan Hamil Usaha Pak Wijaya Menjadi Bangkrut Namun Pak Wijaya Yang Masih Memiliki Tabungan Akhirnya Membeli Sawah Dan Memilih Menjadi Pak Tani.

Namun Dua Tahun Yang Lalu Raya Harus Kehilangan Sosok Ayah, Dan Ibunya Yang Selalau Sedih Akhirnya Menjual Rumah Peninggalan Pak Wijaya Dan Memilih Tingal Di Perdesaan.

"Raya jangan Lupa ingat Kata Ibu, Jangan Pergi Ke Terjun. Pokoknya Ibu Ngak Setuju!" Bu Nara Sudah Mewanti Anak Semata Wayang Nya itu.

Usia bu Nara Yang Sudah Tidak Muda Lagi Dan Sekarang Dirinya Memutuskan Menjadi Penjahit.

"iya Bu_iya" Raya Mengangguk Sambil Memasukan Roti Kedalam Mulut Nya, Entah Omongan Ibunya Ia Dengar Atau Tidak Namun Terlihat Raya Selalau Mengiyakan Ucapan Sang Ibu.

"Kamu Hari ini Berangkat Kuliah Nduk?"

Bu Nara Menuang Gula Kedalam Gelas Nya.

"Ngak Bu, Aku Ada Acara Sama Tama Dan Maja, Itu Loh Ibu jangan Banyak Minum Manis Udah Tua Juga, Jaga Diri Bu Biar Tetap Sehat." Raya mengingatkan sang ibu

"Raya Pamit Dulu Yah Sudah Telat ini" Raya Melihat Jam Di Tangan Nya. Mencium Punggung Tangan Sang Ibu. Dan Mengecup Kening Ibunya Dalam.

"Inget Yah Pesan Ibu, jangan Ke Terjun Oke!" Bu Nara Mengulangi Ucapan Nya.

"iya... Ibu Ku Sayang" Raya Tersenyum Tipis Melambai Ke Arah Bu Nara Yang Sedang Bersedekap Di Ambang Pintu.

Raya Memasang Helem Nya Menaiki Motor Nya Dan Berjalan Hilang Dari Pandangan Sang Ibunda.

"Gusti Allah, Lindungi Terus Raya Dimana Pun Ia Berada" Bu Nara Menarik Nafas Dalam, Melihat Anak Nya Yang Sudah Menginjak Usia 20 Tahun.

Ada Rasa Was-Was Dalam Diri Bu Nara, Namun Bu Nara Paham Sifat Raya Yang Sangat Ambisius Ingin Mencoba Hal Baru Dalam Hidup Nya. Dan Ada Satu Keistimewaan Raya Ya Itu Raya Bisa Melihat Mahluk Tak Kasat Mata.

Apa Lagi Mengingat Kejadian yang Menimpa Dirinya Dimasa Lalu. Bu Nara Harus Terjebak Dengan Dunia Gaib Di Nikahi Pangeran Arya Narendra Ingatan Itu Masih Membekas Di Ingatan Bu Nara.

Raya Memarkirkan Motor Nya Di Sebelas Pos Ronda, Udara Pagi Yang Masih Segar Nara Menghubungi Maja Yang Sudah Lebih Dulu Sampai Di Sana.

Dan Ternyata Maja Ada Di Depan Sana Sedang Nongkrong Di Warkop Sambil Menunggu Raya.

Raya Jalan Sesuai Petunjuknya Dan Sampailah Di Warkop Yang Lumayan Ramai Terlihat Disana Sudah Ada Maja Dan Tama Yang Sedang Asik Menikmati Pisang Goreng.

"Woi...." Raya Menepuk Pundak Kedua Teman Laki-Laki Nya Itu.

Tama Dan Raja Menoleh Tersenyum Kuda Saat Melihat Raya Datang, Mereka Bertiga Berteman Sejak Di Bangku SMP Hingga Sampai Kini Meskipun Tama Tidak Satu Kuliah Dengan Maja Dan Raya Namun Pertemanan Mereka Tetap Akrab.

Bahkan Jika Tama Dan Maja Datang Bertamu Kerumah Raya. Bu Nara Juga Menyambutnya Dengan Baik. Dan Menganggap Tama Dan Maja Sudah Seperti Anak Kandung Nya Sendiri.

"Maaf Ngab Gua Telat" Raya Tersenyum Getir Karena Ia Merasa Datang Tidak Tepat Waktu.

"Santai, Lu Mau Minum Apa Biar Gua Pesenin" Tama Menggeser Duduk Nya. Raya Tampa Canggung Langsung Nyempil Di Tengah.

"Eh-Kayanya Susu Jahe Enak Deh" Ucap Raya Sambil Menunjuk Rencengan Susu Jahe Kemasan.

"Oke pak... Susu Jahe Satu" Ujar Tama Pada Bapak Penjual Yang Sudah Nampak Setengah Tua.

"Oke Siap" Pak Penjual Itu Pun Langsung Menyiapkan Pesanan Raya.

Sementara Susu Jahe Di Suguhkan Maja Bertanya Pada Pak Warung Tentang Curug Sawitri Yang Terkenal Horor Dan Penuh Misteri.

"Pak Apa Benar Di Ujung Sana Ada Curug?" ucap Maja Pada Bapak Penjual.

"iya Bener, Kalian Semua Mau Kesana?" Pak Penjual Tampak Mengerutkan Kening Nya.

"Iya Pak Kami Bertiga Adalah Para Pemburu Hantu, Kami Menyukai Hal-Hal Yang Berbau Supra Natural, Dan Juga Mistis" Ucap Maja Sambil Di Iringi Gelak Tawa.

"Ada-Ada Saja Ade-Ade Ini, Tapi Disana Tempat Nya Sangat Angker." Pak Penjual Sedikit Memasang Ekspresi Menakuti.

"Tenaga Pak Kami Punya Pawang Nya Ini Dia Soraya Wijaya. Kebetulan Dia Bisa Melihat Mahluk Tak Kasat Mata" Sambung Tama Sambil Menepuk Pundak Raya.

"Ah... Kebiasaan Kalian Suka Berlebihan" Gerutu Raya Sambil Menyeruput Wedang Susu Jahe yang Di Pesankan Tama.

Tama Dan Maja Tertawa Melihat Wajah Raya Yang Sudah Nampak Pucat Pasi. Karena Mendengar Kata Curug.

"Kalian Yang Benar Saja, Ibu Kan Sudah Bilang Pantangan Ku Tidak Boleh Mengunjungi Tempat Kaya Gitu" Raya Menarik Nafas, Melihat Maja Dan Tama Sinis.

"Tapi Rai... ini Kan Curug Bukan Terjun, Ibu Kan Cuman Bilang Kamu Ngak Boleh Ke Terjun" Tama Terlihat Sangat Membantah.

"Sama Saja Tama Tidak Ada Beda Nya. Sama-Sama Air Sama-Sama Yang Jatuh Dan Turun Melewati Bebatuan" Meskipun Kesal Namun Raya Masih Tetap Mengecilkan Volume Suara Nya.

Maja Mengusap Tengkuk Nya, Padahal ia Sudah Berharap Akan Mendapatkan Banyak Penonton Saat Mengunggah Video saat Dirinya Dan Kedua Teman Nya Meng Ekspor Tempat Angker yang Beredar Di Media Sosial.

"Demi Konten Rai... Siapa Tahu Kita Bisa Banyak Uang Saat Mengunggah Video Kita Nanti Lagian Yang Bisa Melihat Mahluk Tak Kasat Kan Cuma Kamu!" Terlihat Maja Membujuk Raya.

"Yah Ws... Tapi Kali ini Saja Yah, Soalnya Aku Lebih Suka Ke Rumah Angker Apa Rumah Sakit Terbengkalai Lah Ini Kalian Ada-Ada Saja. Ekspor Kok Curug Yang Pasti Banyak ikan Nya Lah Bukan Hantu!" Raya Terkekeh. Meskipun Hatinya Sedikit Ragu Namun Demi Mengembangkan Channel nya Raya Siap Melakukan Adrenalin yang Super Mencekam.

Sebenarnya Sejak Dari Arah Gapura Masuk Yang Penuh Kabut. Dan Di Balik Kabut Raya Melihat Sesosok Laki-Laki Tua Yang Nampak Sedang Mengawasi Gerak-Gerik Nya.

Mereka Bertiga Beranjak, Tama Membayar Pesanan Mereka Dan Melanjutkan Perjalanan Bersama Kedua Rekan Nya Raya Dan Maja.

"Baca Doa Loh Kalian Jangan Lupa, Aku Takut Nyasar Soalnya Kabut Nya Tebel Banget" Raya Mengingatkan Tama Dan Maja. Sambil Memasang Jas Hujan Karena Tiba-Tiba Saja Turun Gerimis.

Gambar Visual

Raya, Maja, Tama.

Chapter 02

Kabut Mulai Tebal Padahal Jam Pukul 10.12 Namun Sudah Seperti Sudah Sore, Bahkan Saat Mereka Datang Saja Udara Masih Sangat Panas, Entah Karena Cuaca Di Daerah Sini Atau Memang Akan Ada Hal Lain.

Mereka Bertiga Membawa Tongkat Rapih Memakai Jas Hujan, Membawa Tas Dan Kamera.

Bulu Kuduk Raya Mulai Meremang Karena Tercium Bau Bunga Melati Yang Menusuk Indra Penciuman Nya. Bahkan Bukan Hanya Dirinya Saja Tama Dan Maja Juga Merasakan Hal Yang Sama.

"Bau Melati Seger..." Bisik Tama Bergidik Ngeri, Sambil Tangan nya Mulai Memasang Kamera Ponsel Nya Untuk Merekam Video

"Bacot Loh, Ah!... Diem Anj..." Maja Hampir Keceplosan. Raya Langsung Sigap Menangkup Bibir Maja.

"Maja Jangan Bicara Kasar! Ayo Kita Lanjutkan Perjalanan nya" Raya menarik satu tangan Maja yang sedang sibuk merekam sekeliling.

Jalanan Curug Yang Sangat Naik Turun, licik Padahal Tanah Nya Penuh Dengan Pasir. Tentu Saja Raya Kaget Saat Melihat Penampakan Wanita Menggelayut Di Atas Pohon Dengan Terlihat Senyum Menyeringai Di Wajah Nya.

Terlihat Senyum Penuh Kepalsuan Itu Menyambut Kedatangan Mereka.

"Ah-da..." Tentu Saja Lidah Raya Sedikit Keluh Namun Ia Tetap Tenang Agar Maja Dan Tama Tidak Takut.

"Ada Apa Rai?" Tama Menaikan Sebelah Alis nya.

"Ngak Papa, ini Bentar Lagi Sampai Kan?" Raya Mengalihkan Pembicaraan, Karena Wanita Misterius Itu Terus Memandang ke Arah Nya.

Raya Tetap Pura-Pura Tidak Melihat, Karena Ia tahu Sekali Saja Ia Berbicara Di Dalam Hati Atau Melihat Dan Menyadari Keberadaan Nya Pasti Ia Akan Terus Mengikuti Raya Menganggap Raya Sebagai Teman Curhat Nya.

Sudah Pasti Raya Malas Jika Harus Berhadapan Degan Mbak Kunti, Yang Super-Duper Jail.

Langkah Mereka Sudah Berada Di Jembatan Tua Yang Sudah Sedikit Rapuh, Tempat Ini Memang Jarang Sekali Di Jamaah Oleh Manusia Karena Tempat Nya Yang Mistis Dan Sunyi. Padahal Tidak Bisa Dipungkiri Pemandangan Disana Sangat Indah.

Terlihat Maja Dan Tama Menggulung Senyum Lega Karena Mereka Bisa Sampai Tujuannya. Tama Langsung Membuka Live Di Akun Media Sosial Nya.

Serta Maja Juga Membawa kamera Merekam Dan Mulai Membuat Konten. Raya Menunjukan Berbagai Macam Tempat Dan Juga Sebuah Tempat Angker yang Beredar di Media Sosial Itu Ternyata Sama Sekali Tidak Begitu Menakutkan. Ungkap Raya Saat Di Wawan Cara Maja Dan Tama.

"Hati-Hati Jagan Mundur Disana Sangat Licin Dan Terlihat Ada Sebuah Lubang Yang Cukup Dalam Seperti Jurang." Raya Memberitahukan Kedua Teman Nya.

Maja Dan Tama Mengangguk Tangan Mereka Masih Sibuk Dengan Gawai Nya. Serta Mulut Mereka Yang Nampak Terus Bicara.

Raya Menengok Ke Sekeliling Di Balik Air terjun Yang Jatuh Ia Melihat Bayangan Ular Namun Nampak Tipis Hanya ekor Dan Pangkal Bagian Tengah Nya Saja.

Raya Langsung Mengucek Mata Nya "Kayanya Aku Salah Lihat" Ucap Raya. Sambil Mengedipkan Mata Nya. Karena Bayangan Ular Itu Sudah Tidak Ada.

Namun Di Balik Tebing Yang Tinggi di Sebelah Bukit, Bukan Hantu Yang Kali ini Raya Lihat Melainkan Ujung Istana Yang Tampak Begitu Nyata. Meskipun Hanya Terlihat Ujung Atapnya Yang Menjuntai Saja Dengan Corak Antara Warna Mas Dan Perak

"Ada istana" Ucap Raya, Tama Dan Maja Langsung Merekam Ke Arah Yang Di Tunjuk Raya.

"Cek... Percuma Kalian Rekam Tidak Akan Nampak Juga" Gerutu Raya Tersenyum Sinis.

"Iya Yah" Tama Tersenyum Miring Karena Raya Berbeda Dari Yang Lain.

"Yah Sudah Matikan Kamera Nya, Kayanya Kita Udah Setengah Jam juga Kan Muter-Muter Disini" Timpal Raya Yang Beranjak Dari Duduk Nya.

"iya Ini Sudah Cukup Ayo Pulang" Maja Mematikan Rekaman Kamera Nya. Kembali Memasukan Kamera Nya Kedalam Tas Ransel.

Raya Melihat Jam Di Tangan nya Yang Sudah Memasuki Waktu Dzuhur, Raya Meminta Maja Dan Tama Mencepatkan Langkah Nya. Namun Baru Beberapa Langkah Raya Langsung Terpeleset Jatuh di Jalan Yang Licin.

Gubrak.....

"Raya..." Maja Dan Tama Langsung Sigap Membantu Raya. Namun Nampak Kaki Raya Terluka Pada Bagian Mata Kaki.

"Aduh Makanya Kalau Jalan Ati-Ati" Maja Memijat Sedikit Kaki Raya.

"Ngak Usah Di Pijet Ngab. Kasih Obat Merah Aja" Ucap Raya Menahan Ngilu.

Namun Saat Menunggu Tama Mengeluarkan Obat Merah Dari Tas Nya. Mata Nya Tiba-Tiba Saja Terpatri Ke Arah Hutan Sana. Hutan Yang Sangat Lembab Dan Gelap.

Namun Nampak Terlihat Ada Sesosok Laki-Laki Tampan Yang Melambai Ke Arah Nya. ia Nampak Seperti Manusia Bukan Seperti Setan Yang Sering Menunjukan Wajah Nya Asal Terkadang Ada Juga Yang Menunjukan Wajah Penuh Belatung, Leher Yang Nampak Terjerat Tali, Serta Bagian Tubuh Yang Nampak Sudah Tidak Rapih.

Namun Berbeda Dengan Laki-Laki Yang Melambai Ke Arahnya, Ia Sangat Tampan Memakai Baju Adat Kerajaan, Sambil Tersenyum Ke Arah Raya Dan Tampa Sadar Raya Juga Tersenyum Ke Arah Pria Manis Itu.

"Aaaaaa.... Tama Perih!" Pekik Raya Kaget Saat Tama Menaruh Obat Merah Pada Luka Nya. Bersamaan Dengan Menghilang Nya Sosok Laki-Laki Misterius itu.

"Makanya Jagan Bengong Jadi Pas Di kasih Obat Kan Ngak Kaget" Celetuk Maja Yang Melihat Wajah Raya Nampak Pucat Pasi.

"Ih... Apan Sih Rese Deh Kalian" Raya Memasang Wajah Judes Nya. Dan Kembali Melihat Ke Arah Hutan Namun Laki-Laki Misterius Itu Sudah Tidak Ada!

"Ayo Pulang" Maja Membantu Raya Berdiri. Maja Dan Tama Bergantian Menuntun Raya Yang Satu Kaki Nya Berjalan Sedikit Pincang.

"Tuhkan Rai... Aku Bilang Juga Apa Ngak Terjadi Apa-Pun Kan?!" Ucap Tama Saat Mereka Sudah Sampai Di Pos Ronda.

"Iya Makanya Jangan Percaya Dengan Takhayul" Maja Menyambungi

"Ngak Terjadi Apa-Pun Gimana? Lihat Nih Kaki Ku Sampai Luka Gini!" Raya Menaikan Sebelah Bibir Nya Kesal Dengan Kedua Teman Nya.

"Yah Habisnya Selama 9 Tahu Ini Kamu Kan Selalu Mengemban Kepercayaan Ibu Mu Toh!" Maja Memasang Ekspresi Seolah Mengejek Raya.

"Yh Ws Lah, Lagian Itu Juga Kan Kepercayaan Ibu!" Raya Nampak Kesal Ia Langsung Membuang Muka. Namun Ingatan Laki-Laki Di Dalam Hutan Gelap Itu Masih Berkelindan Di Benak Nya.

"Iya-iya Maaf, Yah Ws Lu Mau Pulang Bawa Motor Sendiri Apa Di Kawal?" Maja Menawarkan Diri.

"Kerumah Lah Di Kawal! Kan Kalian Juga Toh Yang Maksa Gua Buat Ikut Ke Curug Itu Sampai Jatuh Pula! Hahahaha..." Kini Gantian Raya Yang Tertawa Sumbang.

Namun Saat Mendengar Tawa Raya. Maja Dan Tama Saling Tatap, Merinding Mendengarkan Tawa Raya Yang Seperti Setan Di Atas pohon Melengking.

Tama Berjalan Membantu Raya Beranjak Dari Tempat Duduk Nya. "Lagi Sakit Gitu Kamu Masih Bisa Bawa Motor Sendiri?" Tama Nampak Khawatir Dengan Keadaan Raya.

"Tenang Saja, Yang Penting Kalian Berdua Antar Aku Pulang Sampai Kerumah Oke!" Raya Kembali Tertawa Melengking Kembali Membuat Tama Dan Maja Merinding.

visual Curug Sawitri

Chapter 03

Sebelum Pulang Tadi Raya Sudah Berbicara pada Tama Dan Maja kalau Pergi Nya Mereka Bertiga Ke Sebuah Curug tidak Boleh Sampai Bu Nara Tahu.

Motor Tama Dan Maja Mengawal Dari Belakang Hinga Sampailah Di Depan Rumah Bu Nara, Bangunan Jawa Kuno Yang Masih Asri. Di Depan Rumah Raya Di keliling Banyak Tumbuhan Buah-Buahan, Seperti Belimbing Sayur Dan Belimbing Wuluh, Serta Pohon Rambutan Dan Manggis, Dan Pohon Mangga Yang Sudah Berbunga.

"Eh-kalian Sudah Pulang" Bu Nara Menyapa Mereka Bertiga Saat Bu Nara Sedang Menyapu Halaman Rumah Nya.

"iya Bu, Kami Mampir Yah Sekalian Numpang Ces Laptop Buat Edit Video." Ucap Tama Setelah Bersalaman Dengan Bu Nara.

"iya Monggo Nak'Mari Masuk" Bu Nara Menyambut Mereka Dengan Ramah.

Nampak Nya Bu Nara Memperhatikan Jalan Raya Yang Nampak Menyeret Satu Kaki Nya.

"Kamu Kenapa Rai?" Bu Nara Menghampiri Anak Nya.

"Jatuh Bu Ngak Papa, Tapi Tadi Udah Di Obatin Sama Tama" Raya Tersenyum Simpul Ke Arah Bu Nara Yang Nampak Panik.

Bu Nara Mengerutkan Kening Nya. Biasanya Setiap Jatuh Raya Selalau Heboh Bahkan Merengek Layaknya Anak Kecil, Namun Sekarang Raya Nampak Tenang Dan Biasa Saja.

"Memang Nya Tadi Kalian Ekspor Ke Mana?" Bu Nara Menghentikan Langkah Mereka.

Mereka Bertiga Menoleh Saling Menatap Satu Sama Lain, "kalian Ngak Ke Terjun Kan?" Bu Nara menata Mereka Dengan Tatapan Penuh Selidik.

"kita Ke-Cu-" Maja Memotong Kalimat nya.

Raya Langsung Menginjak Kaki Maja, Maja Memasang Ekspresi Menahan Sakit. " Ngak Bu Kami Tadi Eksport Ke Rumah Peninggalan Belanda" Umpat Raya Penuh Dengan Hati-Hati.

Beruntung Ponsel Tama Berdering Gajih Pertama Dari Sosial Media Mereka Cair 10 Juta. "Wah Liat Ini" Tama Menunjukan Bukti Pembayaran Nya Pada Maja Dan Raya.

Jadi Mereka Bertiga Bisa Mengecoh Bu Nara Mengalihkan Perhatian Satu Persatu Dari Mereka Masuk Kedalam Rumah.

Tentu Saja Bu Nara Paham Ada yang Berbeda Dengan Gerak-Gerik Sang Anak, Karen Bu Nara Merasa Ada Yang Di Sembunyikan Oleh Raya.

"Seperti Ada yang Di Sembunyikan" Bu Nara Manggut-Manggut.

Ia Kembali Masuk Menyusul Anak-Anak. Dan Langsung Membuatkan Mereka Berdua Minuman Di Dapur

Terlihat Raya Langsung Bersih-Bersih Ke Kamar Mandi, Namun ingatan Laki-Laki yang Tersenyum Di Hutan Siang Tadi Terus Saja Berkelindan Dalam Benak Nya.

Tampa Sadar Raya Tersenyum Seorang Diri, Karena Dalam Hidupnya Ia Baru Pernah Melihat Pria Setampan itu.

"Apa Yang Ku Lihat Apakah Sama Seperti Makhluk-Mahluk Lain Yang Ku Lihat Sebelumnya? Hanya Saja Ia Berganti Wujud?!" Bisikan Hatinya Terus Saja Berisik memikirkan Siapa Sosok Laki-Laki Yang Melambai Padanya Siang Tadi!

"Apa Ucapan Ibu Nyata? Tapi Jika Nyata Kenapa Aku Tidak Hilang Sama Seperti Yang Menimpa Ibu Dulu?" Raya Merasa Aneh. kemudian Ia Kembali menyisir Rambut Nya Yang Panjang Sepinggang.

Setelah Itu Raya Menemui Tama Dan Maja Di Ruang Tamu, Terlihat Tama Dan Maja Sedang Menikmati Agar-Agar Buatan Ibunya.

"Gimana Enak Ngak?" Raya Menghampiri Mereka Yang Sedang Duduk Manis.

"Enak Dong Buatan Ibu Mu Kan Ngak Pernah Gagal" Ucap Maja Mulut Nya Penuh Dengan Agar-Agar

"Oh-iya Ini Uangnya Mau Di Tf Apa Di Ambil Langsung Gua antara Besok?" Ucap Tama Melirik Ke Arah Raya.

"Di Tf Aja Lah, Gw Juga Masih Ada Pegangan" Raya Terseyum Simpul Ke Arah Tama.

Tama Mengangguk ia Langsung Mengambil Ponsel Nya Di Atas Meja, Segera Mentransfer Uang Ke Rekening Raya.

"ini Udah Yah" Tama Menunjukan Bukti Tf pada Raya.

"Oke... udah Balik Sono Udah Sore Juga" Nada Raya Sedikit Bercanda Pada Kedua Teman nya.

"iya Deh Ia, Bentar Lagi Aku Balik Kalau Puding ini Udah Abis, Soalnya Sayang Mubazir Kalau Ngak di Habisin" Maja Terkekeh.

"Dasar Maja Kamu ini, Nanti Kamu Bayar Yah Buat Ganti Ibu Karena Udah Buatkan Kamu Puding Agar-Agar" Raya tidak Mau Kalah, Ia Juga Turut Meledek Maja.

"Raya Jagan Gitu Nak" Bu Nara Muncul Dari Dapur Membawa Sangkul Berisi Nasi Di Dalam Nya.

"Eh... ibu Kita Lagi Bercanda Aja Kok bu" Raya Tersenyum Getir.

"Tama Maja Kalian Jangan Pulang Dulu Yah, Ibu Udah Masak Banyak Ini. Kalian Makan Dulu" Bu Nara Menahan Mereka.

"Ibu... Mereka Malah Tambah Seneng Kalau Di Kasih Makan" Raya Geleng-Geleng Melihat kedua Tingkah Teman Nya.

"Ngak Papa Kan Bu- Yah Sekali-Kali" Ucap Tama Tampa Dosa!

"Gundul Mu, Sering Kali!. Bukan sekali Kali Lagi!" Raya Menepuk Kening Nya.

Sambil Di Iringi Gelak Tawa Maja Dan Tama, Mereka Jika Berkunjung Ke Rumah Raya Pasti Akan pulang Dengan Perut Yang Sudah Kenyang. karena Sifat Bu Nara Yang Sangat baik Hati.

Beliau Bukan Hanya Ibunya Raya Tapi Ibu Bagai Semua Teman Nya Raya.

Setelah Perut Terisi Kenyang Maja Dan Tama Pamit Pergi Dari Rumah Bu Nara.

Selepas Itu Juga Raya Langsung Masuk Kedalam Kamar Nya. Berjalan Dengan Kaki Yang Di Seret Satu, Karena Luka Nya Masih Memar Akibat Terjatuh Siang Tadi.

Tubuh Raya Yang Lelah Ia Membaringkan Tubuh Nya Ke Kasur Dan Memejamkan Mata.

Namun Aneh Baru Saja Terpejam Raya Langsung Pulas, Dan Dirinya Mendapati Mimpi Yang Seram.

Di Dalam Mimpi Nya. Raya Berjalan Di Tengah Hutan Yang Lebat, Banyak Mahluk Yang Tak Kasat Mata Meminta Tolong Pada Nya.

Ada Yang Menangis Pilu, Ada Yang Menangis Sambil Tertawa, Sejak Kecil Raya Sudah Bisa Melihat Mahluk Halus Dengan Wujud Yang Menyeramkan Sampai Yang Sudah Tidak Utuh Bagian Tubuh Nya.

Pipi Yang penuh Luka, Tangan Tergilir, Leher Yang Terjerat Tali Karena Bunuh Diri. Semua Teriakan Tolong Dan Tangisan Terus Membersamai Di Dalam Mimpi Raya.

"Dimana Aku? Kenapa Aku Berjalan Tidak Ada Ujung Nya?!" Raya Muter-Muter Di Tengah Hutan Belantara Yang Sangat Gelap Karena Deretan Pohon Disana Teramat Tinggi.

Sayup-Sayup Terdengar Kembali Suara Jeritan Dari Belakang Nya. Raya Engan Menoleh Karena Ia Tahu Mahluk Yang ada Di Belakang Nya Sudah Pasti Sosok Nya Hanya Akan Mengganggu.

"Yang Sudah Di Takdirkan Akan Terus Membersamai." Ujar Arya Narendra.

Terdengar Suara Yang Selembut Sutra Membuat Raya Langsung Menoleh Suara Itu.

Mata Raya Terazimat Melihat Pria Tampan Di Ujung Sana, Tersenyum Manis Pada Raya. Laki-Laki Itu Berjalan Ke Arah Raya.

"Dia Pria Yang Ku Lihat Siang Tadi!" Batin Raya Masih Tetap Mematung Melihat Laki-Laki Yang Ia Lihat Siang Tadi Masuk Kedalam Mimpi Nya.

"Aku Arya Narendra" Ia Memperkenalkan Diri Memasag Senyum Yang Membuat Raya Langsung Tersenyum Getir

Terdengar Suara Adzan Magrib Di Telinga Nya. Bersamaan Dengan Bu Nara Yang Membangunkan Dirinya.

"Raya Bangun Nak' Magrib Kok Tidur Sih! Bangun Nak" Bu Nara Menepuk Pipi Dan Lengan Raya Yang Nampak Pulas.

Visual Pria Tampan Dalam Mimpi

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!