NovelToon NovelToon

Sistem Kekayaan Tak Terbatas

Bab 1. Mendapatkan sistem

11 Februari 2025.

Pagi ini cuaca begitu cerah, langit berwarna biru terang, di biasa awan awan putih yang menggumpal,seolah itu adalah lukisan abstrak yang mempesona.

Di wilayah Timur ada sebuah Kota Megah bernama Kota Greenville Kota yang sangat indah bahkan sampai dijuluki Kota Sihir saking makmurnya perekonomian di kota ini. Gedung gedung tinggi berdiri dengan megah.

Pusat pembelanjaan yang besar dan mewah, serta banyak sekali bangunan-bangunan sekolah yang memberikan fasilitas beasiswa bagi mereka yang berprestasi. Di tambah dengan sebuah taman kota yang menjadi kebanggan dan persona Greenville.

Taman ini adalah taman yang sangat luas, yang didalamnya ada kebun bunga berwarna-warni, yang jika dilihat akan memberikan perasaan nyaman dan tenang bagi siapapun yang melihatnya. Ada juga sebuah gunung buatan yang dibuat sedemikian rupa sehingga benar-benar mirip seperti aslinya.

Di gunung itu terdapat air mancur yang mengalir dengan sangat indah memberikan persona seolah seseorang yang menetapnya sedang berada di dunia lain atau berada di sebuah pegunungan yang luas memberikan perasaan berbeda di tengah hiruk-pikuk kesibukan di kota.

Terlepas dari itu semua, ada sebuah bangunan megah yang menjadi salah satu kebanggan kota Greenville yaitu sebuah sebuah Gedung Raksasa dengan luas mencapai puluhan hektar.

Yang mana, gedung ini telah melahirkan talenta-talenta berbakat yang tak terhitung jumlahnya. Telah melahirkan orang-orang sukses yang dulunya bukan apa-apa dan kini menjadi orang yang sangat berpengaruh. Dan pengaruh itu menyebar hingga bukan hanya di kota Greenville, tapi juga di kota-kota sekitarnya, bahkan tembus hingga ke negara tetangga.

Tempat itu adalah sebuah gedung yang sangat megah dan mewah dengan logo UG yang sangat besar atau singkatan dari Universitas Galaksi.

Ya, itu adalah Universitas Galaksi, salah satu universitas kebanggaan Kota Greenville Yang mana ketenarannya sudah menyebar dan diakui bukan hanya di kota kota besar, bahkan Negara tetangga juga mengakuinya.

Saking besarnya ketenaran Universitas ini, sampai-sampai Universitas Galaksi bisa membuat cabang di kota-kota lain.

Akan tetapi, tentu saja cabang-cabang ini tidak sebanding dengan Universitas Galaksi yang merupakan Universitas Utama. Yang membedakannya adalah fasilitas dan guru yang lebih banyak dan lebih kompeten.

Di salah satu cabang Universitas Galaksi, di kota lain atau lebih tepatnya, di Kota Black Rock.

Di Sebuah Gudang Tua.

"Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!"

"Argh!"

Terdengar suara rintihan dari seorang pemuda berusia 21 tahun yang di hajar oleh 5 orang pemuda yang terkenal sombong dan tukang bully.

Tidak lama kemudian terdengar suara yang sangat sombong dan angkuh dari salah satu diantara mereka. Namanya adalah Dion.

"Hei, bocah miskin. Bukankah sudah kubilang berkali-kali untuk tidak mendekati Tania? Apakah kau tuli? Apakah kamu lebih suka dihajar seperti ini?" ucapnya sampai sekali lagi melayangkan pukulan ke perut anak pemuda itu.

"Bugh!"

"Argh!"

Sekali lagi, rintihannya menyakitkan terdengar dari mulut pemuda itu. Pukulan itu tepat mengarah ke ulu hatinya. Menyebabkan rasa sakit yang sangat luar biasa. Karena tidak kuat menahan sakit akhirnya pemuda itu pingsan.

Melihat pemuda yang menjadi terget mereka pingsan, mau tak mau para anteknya menjadi sangat panik. Kecuali Dion.

Dion yang lahir sebagai tuan muda dari sebuah keluarga kaya di kota Black Rock memiliki tatapan dingin yang acuh tak acuh. Dia tahu pemuda di depannya sama sekali tidak memiliki latar belakang yang mendukungnya dan sangat mudah baginya untuk melenyapkannya. Dia berpikir,

"Huh, untuk saat ini, biarkan seperti ini saja. Jika kau berani mendekati Tania lagi, maka jangan salahkan aku jika aku tidak berbelas kasihan dan membunuhmu," ucap Dion dengan serot mata yang dingin dan kejam.

Kemudian, dia menatap dua anak buahnya.

"Letakkan saja dia di sini. Mari kita pergi."

"Oke Bos,"jawab keduanya hampir serempak.

Kini, tubuh pemuda itu dibiarkan tergeletak bensan begitu saja. Kondisinya begitu memprihatinkan dengan luka lebam di seluruh tubuh dan semua tulang yang nyaris patah.

Waktu terus berjalan. Menjelang malam hari. Hujan turun dengan begitu deras. Mengguyur tubuh pemuda itu yang menggigil kedinginan. Kondisinya yang memprihatinkan dan menyedihkan, membawanya pada titik dimana hidup dan mati dipertaruhkan. Pemuda itu bernama Rangga. Rangga Wijaya Leksmana.

Tiba-tiba ada segumpal cahaya dari langit, seperti bintang jatuh yang turun dengan begitu cepat menabrak tubuhnya.

Dalam sekejap suara mekanik terdengar di dalam benak Rangga.

Ding..

[Sistem berhasil menemukan tuan rumah.]

Ding..

[Sistem Kekayaan Tak Terbatas akan segera di pasang.]

[Memulai pemasangan

10%...20%...30%...50%...70%...80%...95%...100%]

Ding..

[Selamat, Sistem Kekayaan Tak Terbatas telah berhasil di pasang].

Ding..

[Mendeteksi kondisi tuan rumah yang kritis dan di ambang kematian, hadiah awal penyambutan tuan rumah akan di buka dan aktifitas secara otomatis untuk melakukan proses regenerasi.]

[Proses sedang berlangsung

10%...20%...30%...50%...70%...80%...95%....100%]

Ding..

[Regenerasi berhasil dilakukan. Kondisi tuan rumah telah kembali sehat tanpa adanya luka sedikitpun.]

Seolah seperti sedang mengalami sebuah keajaiban. Tubuh Rangga yang sebelumnya sangat sakit, kini benar-benar pulih sepenuhnya. Kesadarannya yang hanya tinggal separuh, saat kembali sepenuhnya. Perubahan peristiwa ini sangat mengejutkannya sampai dia kehilangan kata-kata.

Tiba-tiba terdengar lagi sebuah suara mekanik di dalam pikirannya.

Ding..

[Sistem telah mendeteksi kondisi kehidupan tuan rumah sangat menyedihkan, karena sistem tidak tega misi telah terpicu...

Ubah kondisi kehidupan tuan rumah. Sistem akan memberikan sebuah kartu emas hitam yang sudah terhubung dengan seluruh Bank yang ada di seluruh Dunia.]

Tidak lama kemudian, sebuah panel muncul di depannya. Panel ini hanya bisa di lihat oleh Rangga saja, sedangkan yang lain tidak bisa melihatnya.

Panel Status.

Nama Pemilik Sistem: Rangga Wijaya Leksmana

Saldo: 100 Quadraliun.

(100.000.000.000.000.000)

Konstitusi: 30

Vitalitas: 30

Ketrampilan: Bisa di dapatkan dengan menggunakan poin sistem.

Catatan:

-Setiap 10 poin yang digunakan bisa mendapatkan sebuah keterampilan acak.

-Setiap transaksi 10 juta berhasil mendapatkan 10 poin.

-Sistem hanya punya satu aturan, tidak boleh menawar barang yang dibeli, jika tuan rumah melakukannya, sistem akan menghilang, karena merupakan penghinaan yang tidak bisa ditoleransi.

Poin: 0.

Setelah membaca semua panel yang ada di depannya, tubuh rangka membeku, otaknya kosong seketika, dan untuk sementara, dia bingung dengan segala hal yang terjadi

Dia berpikir..

Apa ini? Apakah dia pun sudah mendapatkan sebuah sistem? Saldo 100 Quadrillion Apakah ini benar-benar nyata? Pikirnya Dengan Saldo perasaan rumit yang menggelayuti hatinya.

Ini bukan seratus juta, seratus miliar, atau seratus triliun, tapi seratus Quadraliun. Apakah ini benar-benar saldo miliknya? Dia masih memiliki beberapa keraguan di hatinya, dan tetapi kondisi fisiknya yang tiba-tiba dipulihkan dari keadaan hampir mati hingga benar-benar sembuh total menjadi sebuah badai yang berkecamuk.

Tiba-tiba terdengar suara mekanik dari dalam pikirannya.

Ding..

[Terdeteksi, Tuan Rumah sedang memiliki keraguan terhadap sistem.

Sistem secara otomatis akan berubah ke mode Asisten.]

[Selamat malam, Tuan Rangga. Saya adalah asisten dari Sistem Kekayaan Tak Terbatas.

Apa yang tertera di dalam panel semuanya nyata. Saat ini saldo tuan benar-benar 100

Quadraliun. Silahkan ubah kondisi hidup anda yang menyedihkan dan jangan membuat sistem ini malu.]

Mendengar itu, bibir Rangga langsung berkedut. Akan tetapi detik berikutnya, senyum kecut langsung terukir di bibirnya. Ya, kondisinya saat ini sangat menyedihkan dan memalukan. Tidak ada yang salah dengan itu.

Perubahan yang tak terduga ini membuatnya masih sangat mengejutkannya. Rangga sendiri adalah seorang pembaca novel yang sangat aktif dan menggemari novel dengan tema sistem, akan tetapi tak pernah terpikir sedikit pun jika dia saat ini akan benar-benar mendapatkan sistem itu sendiri.

"Baiklah, karena aku telah mendapatkan sistem ini, aku akan menggunakan sebaik-baiknya untuk merubah kehidupanku.

Sekarang Rangga yang menyedihkan sudah tidak ada lagi, yang ada adalah Rangga yang baru,"ucapnya dengan tangan terkepal erat dan kilatan tekad di matanya.

Rangga segera mengambil ponsel dari sakunya, untuk melihat Pukul berapa saat ini? Karena hari sudah sangat malam.

Saat layar ponselnya menunjukkan jam 21.00, dia pun mengerti jika saat ini adalah jam 9 malam. Melihat itu, matanya melebar di SDG terkejut. Sudah berapa lama dia pingsan setelah dihajar habis-habisan oleh Dion dan anak buahnya. Namun itu tak penting lagi. Dia harus segera pergi meninggalkan gudang ini. Mencari sebuah taksi dan segera pulang.

Rangga adalah anak sebatang kara yang telah ditinggal mati oleh orang tuanya dalam kecelakaan 3 tahun yang lalu. Yang dia miliki saat ini hanyalah rumah kecil sederhana yang menjadi satu-satunya harta berharganya.

Singkat cerita, setelah keluar dari Kampus Universitas Galaksi, dia sangat beruntung, karena hanya beberapa menit saja berdiri dia sudah berhasil menemukan taksi.

Tanpa ragu dia segera masuk, 20 menit kemudian, setelah membayar tagihan, dia keluar dan saat ini berdiri di depan rumah kecilnya yang sederhana.

Mengambil sebuah kunci dari sakunya, dia pun membuka pintu dan saat masuk maka terlihatlah sebuah rumah dengan dekorasi yang sederhana namun terlihat bersih dan sangat rapi.

Rangga mulai masuk, dan saat matanya tertuju pada bingkai foto kedua orangtuanya, dia mengambilnya. Saat mengingat kenangan bersama orangtuanya, matanya berkaca-kaca dan itu sedikit basah.

Akan tetapi, dengan kelihatan tekad di matanya, dia berkata,

"Ayah, Ibu, jangan khawatir, mulai sekarang anakmu ini akan hidup dengan baik, tolong beristirahatlah dengan tenang dan awasi aku dari surga," gumamnya sambil menghapus sisa air matanya.

Dengan Sistem Kekayaan Tak Terbatas miliknya, dia akan menjadi orang yang berbeda. Dia akan membuat semua orang yang selama ini menghinanya menyesal dan bertekuk lutut. Itulah sumpah yang diucapkannya, dan akan diwujudkannya tidak lama lagi. Yang paling penting sekarang adalah segera menghabiskan uang sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan poin dari sistem yang bisa meningkatkan konstitusi dan vitalitasnya.

Untuk saat ini, dia ingin tidur dengan tenang dan beristirahat. Kebetulan, besok adalah hari minggu, jadi saat yang tepat untuk membeli baju, mobil, dan rumah yang lebih nyaman. Sementara untuk rumah peninggalan orang tuanya ini, akan tetap ia rawat dengan baik.

Bab 2. Membeli Mall.

Keesokan paginya, setelah selesai sarapan, Rangga memutuskan untuk pergi ke mall terbesar yang ada di kota Black Rock.

Dia ingin berbelanja pakaian sehari-hari seperti kaos, jaket, kemeja, sepatu, dan lain-lain.

Setidaknya untuk meningkatkan penampilannya, pakaian adalah hal yang terpenting saat ini.

Setelah perpakaian rapi, dia segera keluar dari rumah. Sambil berjalan, dia memesan taksi online. Setelah menunggu beberapa menit, tidak lama taksi online itu datang. Tanpa ragu, dia segera masuk. Taksi itu melaju membelah keramaian ibu kota. Dua puluh menit kemudian Taksi yang rangka tumpangi berhenti di sebuah mall yang sangat besar di kota Black Rock.

Setelah selesai membayar tagihan, dia turun dan segera melangkah masuk menuju Mall itu.

Namun, saat dia masuk, beberapa pegawai mal awalnya menatapnya dengan antusias. Akan tetapi, saat melihat Rangga datang dengan penampilan yang sederhana, di tambah dengan baju yang terlihat murah, meskipun wajahnya lumayan tampan, akan tetapi itu sama sekali tidak menarik minat mereka sama sekali.

Orang-orang yang datang ke mal ini biasanya memiliki baju dengan merek terkenal. Tetapi yang dibakai oleh pemuda di depan mereka ini, bajunya sangat murah, lusuh, dan warnanya bahkan nyaris memudar. Daripada seperti seorang pembeli, penampilannya benar-benar terlihat seperti seorang pengemis yang akan meminta sumbangan.

Melihat semua orang mengabaikan nya, Rangga hanya mengabaikannya dengan pandangan acuh tak acuh. Mentalnya sudah terasah dan dia mengabaikan semua tatapan sinis dari orang-orang yang di tujukan padanya.

Dia sudah dibully selama bertahun-tahun di kampus, dan dia sudah terbiasa melihat tatapan seperti itu. Jadi, untuk saat ini, dia hanya berdiri dengan tenang sambil menunggu pegawai yang datang untuk menyambutnya. Jika dalam 10 menit tidak ada yang menyambutnya, maka dia akan berbalik dan pergi untuk mencari mall lain.

Bukan apa-apa. Dia hanya tidak ingin membuang-buang waktunya untuk hal-hal yang tidak penting seperti ini. Jika mall ini tidak menyambutnya, dia akan pergi. Toh, masih ada mall lain di kota Black Rock.

Tetapi, tiba-tiba Suara sistem dengam mode Asisten menggema di dalam pikirannya.

Ding..

[ Sistem mendeteksi tuan rumah sedang diremehkan. Misi terpicu..

Tunjukkan pada mereka betapa kayanya anda dan sumbat mulut sombong mereka dengan membeli mall ini.]

Hadiah: Satu set keterampilan seni beladiri kuno tingkat Dewa.

Mendengar itu, Rangga yang tadinya ingin mengabaikan orang-orang yang tidak penting ini akhirnya berubah pikiran.

Benar apa yang dikatakan oleh sistem, dia harus menyumbat mulut orang-orang sombong ini dengan tamparan keras. Yaitu dengan cara membeli mall ini dan menjadikannya miliknya, dengan begitu mari kita lihat siapa lagi yang berani meremehkannya.

Saat Rangga sedang berpikir bagaimana caranya untuk menemui pemilik mall, tiba-tiba suara dari seorang gadis muda membuyarkan lamunannya.

"Selamat pagi tuan, selamat datang di Sunrise Mall," ucapnya dengan ramah.

Gadis itu bernama Alita, dia adalah pegawai baru yang bergabung di Sunrise Mall sekitar satu bulan.

Melihat teman-temannya mengambilkan munjung yang datang karena berpakaian sederhana dan tidak terlihat menarik, Alita merasa kasihan padanya.

Jadi dia segera menghampirinya dan melayaninya dengan baik. Baginya, setiap pengunjung yang datang ke mall ini adalah raja, jadi dia harus menyambutnya dengan sebaik-baiknya.

Alita sendiri adalah gadis yang jujur, ramah, dan pekerja keras. Dia memiliki pikiran yang simpel dan sederhana, yaitu melayani setiap pengunjung yang datang tanpa membeda-bedakan status dan penampilan.

Mendengar ada seorang gadis yang menyambutnya, rangga lumayan terkejut. Dan tetapi itu hanya sesaat sebelum akhirnya,

seulas senyum tipis terukir di bibirnya.

Dia berpikir gadis didepannya ini tidak buruk. Dia menyambut dengan baik seorang pengunjung yang memakai pakaian sederhana dan lusuh seperti dirinya Tanpa ada tetapan didi ataupun penghinaan sedikitpun, yang ada hanyalah ketulusan untuk melayani pengunjung dan dia benar-benar terlihat sangat menghargai pekerjaannya.

Akhirnya, Rangga berkata,

"Ya, bisakah kamu membantuku berkeliling? Aku ingin membeli baju, kemeja, jaket, dan beberapa sepatu," ucapnya.

Alita tersenyum ramah dan menjawab,

"Ya...mari ikuti saya," ucapnya dengan gestur mengundang untuk mengajaknya berkeliling.

Saat mereka sedang berjalan dan melewati beberapa pegawai yang lain, ada salah satu pegawai yang dianggap senior dan paling lama bekerja di mall itu berkata dengan nada sinis.

"Alita, kau sebaiknya berhati-hati, pengunjung yang penampilan lusuh seperti dia mungkin hanya akan melihat-lihat dan saat mengetahui harganya, dia akan mencari-cari alasan lalu segera pergi meninggalkan mall ini karena ketakutan." ucapnya dengan tatapan menghina ke arah Rangga.

Mendengar itu Alita tersenyum dan tidak mengatakan apapun. Akan tetapi, dia menatap Rangga dan berdata.

"Mari tuan, silahkan ikuti saya,"

Mendengar itu, rangka mengangguk dan mengikutinya dari belakang. Kemudian, Alita mulai memperkenalkan satu persatu ruangan yang disana tergantung berbagai jenis pakaian mulai dari kaos, mereka jaket, dan beberapa baju lainnya.

yang menjelaskannya dengan sangat telaten dan sabar, bahkan dia juga menunjukkan sebuah ruangan di sudut, yang mana ruangan itu adalah ruangan khusus untuk pengunjung yang ingin mencoba baju yang ingin dibeli.

Rangga mulai memilah milah baju dan mulai memilih yang cocok sesuai dengan seleranya.

Akhirnya, karena banyak yang bagus, dia mengambil sekitar 10 setel kaos, 10 setel jaket, 10 setel kemeja, secara acak, yang keseluruhan totalnya mencapai 30 setel.

Rangga bahkan tidak memperhatikan harganya, karena seperti yang dikatakan oleh sistem, tidak diperbolehkan menawar. Jika menawar, maka sistem akan lenyap, karena itu merupakan penghinaan mutlak.

Dia hanya melihat merk bajunya saja, saat dia melihat jika itu adalah merk Armani, dia tanpa berpikir segera mengambilnya. Merk ini adalah merk yang sangkat terkenal dan sudah terjamin kualitasnya.

Alita yang melihat pengunjung yang dilayaninya mengambil begitu banyak barang tercengang di tempat.

Juga, jika dilihat-lihat itu lebih dari 20 setel pakaian dan setiap pakaian yang ada di Sunrise Mall sangatlah mahal. Satu pasang kaos saja bisa dibanderol dengan harga hingga puluhan juta rupiah. Itu karena semuanya adalah merk Armani.

Alita mulai berpikir dengan ragu-ragu,

"Ya ampun, berapa banyak baju yang dia ambil. Itu bahkan lebih dari 20 setel. Apakah dia mampu membayarnya? Ini adalah baju merek Armani. Satu baju saja harganya bisa mencapai puluhan juta."

Namun, Alita tidak berhak mengatakan apapun. Dia tetap melayaninya dengan baik dan mari kita lihat apakah dia mampu membayarnya atau tidak. Jika dia mampu membayarnya, maka itu akan baik-baik saja. Tetapi, jika dia tidak mampu membayarnya, dia akan menasehatinya hatinya agar lain kali mencari tempat belanja yang lebih kecil agar tidak mempermalukan dirinya sendiri.

Di sisi lain, Rangga yang merasa sudah cukup memilih baju Segera menghampiri Alita dan berkata,

"Sepertinya 30 setel sudah cukup. Berapa yang harus aku bayar?" Tanya Rangga dengan tenang.

Mendengar itu, Alita mendadak linglung. Akan tetapi, dia segera menguasai dirinya dan menjawab pertanyaan rangga.

"Oh, apakah tuan sudah selesai memilih? Baiklah, kalau begitu mari kita turun dan menuju meja kasir untuk menyelesaikan tagihannya," ucapnya.

"Ya," jawab Rangga pendek.

Tidak lama kemudian Alita dan Rangga turun dari lantai 2. Saat menuju Meja Kasir, Rangga meletakkan 30 setel pakaian yang dipilihnya yang membuat beberapa pegawai tercengang sampai tidak bisa berkata-kata.

Itu adalah baju yang sangat banyak yang jika dihitung-hitung harganya mencapai ratusan juta. Apakah pemuda dengan pakaian seperti pengemis ini benar-benar bisa membayarnya?

Semua pegawai itu benar-benar tercengang sampai tidak bisa berkata-kata. Pemuda yang berpakaian lusuh seperti pengemis ini benar-benar pandai ber-akting. Kalau memang begitu, mari kita lihat lelucon macam apa yang akan dia buat. Begitulah sekiranya pemikiran yang berada di otak kecil mereka.

Lihat saja, jika dia tidak mampu membayar, dia akan mengambil satpam untuk menyeretnya keluar. Bahkan jika perlu, dia akan menelepon polisi untuk memenjarakannya karena melakukan keributan dan penipuan. Atau dengan tuduhan perampokan, di siang bolong.

Saat Rangga hendak mengeluarkan kartu hitam emas dari dompetnya, tiba-tiba terdengar suara yang sarkas dan angkuh.

"Wow..teman teman, lihat sapa yang aku temukan di Mall ini, bukankah ini si miskin?!,"

ucap suara yang sangat dikenal oleh Rangga.

Itu adalah suara Dion yang selama ini selalu membulinya dan menghajarnya.

"Hai Gembel! Apa yang kau lakukan disini? Membeli baju? Hahaha, apakah kau bercanda? Jangan-jangan kau hendak berniat merampok kemudian kabur ya? Ucapnya yang disambut gelak tawa oleh anak buahnya.

Bahkan beberapa pegawai dan juga pengunjung yang ada di mall itu juga ikut menertawakannya. Hanya Alita yang menatap mereka dengan mengerutkan kening dan menunjukkan ketidaksukaannya.

Dipanggil Gembel, Rangga sudah tidak merasakan apapun, dia sudah mati rasa oleh berbagai hinaan dari Dion. Akan tetapi, jika sebelumnya dia hanya bisa diam dan pasrah, kali ini dia membalas ucapan Dion dengan nada yang tidak kalah sombongnya.

Sebelumnya, dia hanya ingin mendiamkannya, akan tetapi, lagi-lagi, misi sistem terpicu.

Ding...

[Misi terpicu..sumbat mulut sombong orang yang ada di depan tuan rumah dengan hinaan yang lebih menyakitkan. Tunjukkan kekayaan tuan rumah agar dia menyadari posisinya.]

Hadiah: Satu set tehnik Pengobatan Tingkat Dewa.

Melihat semua hadiah, itu mata Rangga berbinar dan dia segera berkata,

"Aku tidak tahu dari mana datangnya para anjing liar yang menggonggong ini. Apakah para satpam sengaja membiarkan tiga ekor binatang masuk? Huh...sungguh sangat meresahkan, bagaimana jika tiga anjing ini mengigit orang?"ucapnya dengan keluhan yang dibuat semenderita mungkin.

Mendengar apa yang di katakan oleh Rangga, Wajah Dion yang semula penuh ejekan berubah menjadi merah padam dan mengeringkan. Dia benar-benar terlihat seperti iblis gila yang siap meledak kapan saja.

Dia segera meraung.

"Bajingan! Jika berani..coba katakan sekali lagi, ucapnya.

Mendengar itu Rangga berkata dengan terkejut,

"Ya ampun! Kenapa kamu marah? Apakah kamu..kamu..

Rangga menjeda kalimatnya, lalu dengan ekspresi terkejut yang di buat buat dia kembali berkata,

"Apakah kamu benar-benar mengakui jika jika kamu anjing? Maaf sekali Tuan Anjing, aku tidak bermaksud untuk menyinggungmu." Kata Rangga sedikit membungkuk kepalanya seolah merasa bersalah.

Melihat adegan itu, seketika semua orang yang ada di Mall langsung tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha!"

Mendengar tawa yang begitu keras dari orang-orang di sekitarnya, amarah Dion segera meledak, dan dalam sekejap mata tinjunya sudah meluncur ke arah wajah Rangga.

"Wush!"

Bab 3. Membeli Mall bagian 2.

Wush!

Tinju Dion langsung mengarah langsung ke wajah Rangga. Namun, yang membuat rangka heran adalah gerakan Dion menjadi begitu sangat lambat.

Dia berpikir,

Hah? Apa yang terjadi? Kenapa gerakan Tian menjadi begitu lambat?

Seolah mengerti apa yang dipikirkan oleh Tuannya, sistem yang ada di dalam pikirannya berkata,

"Anda tidak perlu terkejut, tuan, semua perubahan ini terjadi saat sistem melakukan perbaikan saat kondisi tuan rumah berada di ambang kematian. Saat ini, kekuatan tuan rumah, baik itu konstitusi maupun vitalitas, telah lebih manusia biasa."

"Oh, begitukah? Baiklah, aku mengerti,"ucap Rangga.

Akhirnya, dengan santai, Rangga mengangkat tangan kiri-nya untuk menangkap pukulan Dion.

Dion yang menyadari pukulannya ditangkap dengan begitu mudah oleh Rangga sangat terkejut. Begitu juga dengan dua anak buahnya.

Jika itu di masa lalu, hal ini tidak akan terjadi. Yang ada rangka pasti akan langsung jatuh tersungkur dan menjadi bulan-bulanan mereka.

Melihat tatapan Dion yang begitu terkejut, Rangga tersenyum mengejek.

"Kenapa? Apakah kau terkejut? ucapnya.

Dia berhenti sejenak, sebelum akhirnya melanjutkan..

"Aku sudah muak dengan semua perbuatanmu, Jadi, sekarang giliranku."ucapnya yang langsung melayangkan sebuah tamparan yang begitu keras ke wajah Dion.

"PLAK!"

Tamparan itu begitu keras, hingga membuat orang yang mendengarnya merasa merinding.

Tak perlu dipertanyakan lagi, hanya mendengar suaranya saja mereka bisa tahu jika itu sangat menyakitkan.

Mendapati dirinya ditampar, Dion sangat marah. Matanya menyala merah seperti darah. Dan dia langsung meraung seperti anjing gila.

Bajingan! Beraninya kau menam...

"PLAK!"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Rangga menamparnya lagi. Kali ini, dia menamparnya bukan dengan telapak tangannya, melainkan dengan punggung tangannya. Seketika wajah kiri Dion langsung membengkak.

Amarah Dion yang memuncak saat tamparan itu mengenai pipi kirinya.

Bajingan! Aku akan membu..

"PLAK! PLAK!"

Belum selesai Dion bicara. Rangga sudah menamparnya lagi dengan tamparan yang jauh lebih keras.

"PLAK! PLAK!"

Ini tamparan untuk orang-orang yang selama ini kau tindas.

"PLAK! PLAK!"

Ini tamparan untuk gadis-gadis yang selama ini kau lecehkan dan tidak bermoral, mengancam mereka dengan nama besar keluargamu.

"PLAK! PLAK!"

Ini tamparan untuk setiap keluarga yang kau hancurkan.

"PLAK! PLAK!"

Ini tamparan untuk sifat sombongmu yang selalu sok berkuasa.

Dion yang ditampar berkali-kali. Kini wajahnya bengkak seperti kepala babi. Bukan hanya itu, akan tetapi kepalanya seolah sedang berputar dan pandangannya menjadi kabur. Tamparan itu begitu sangat keras, bukan hanya menyakitkan, akan tetapi membuat seluruh organ dalam tubuhnya berguncang hebat.

Itu adalah tamparan yang bukan hanya memberikan rasa sakit. Akan tetapi, sebuah perasaan menyakitkan yang menyebabkan trauma parah yang mempengaruhi kondisi mentalnya.

Ketakutan.

Ya, saat ini Dion benar-benar ketakutan saat menatap Rangga.

Tidak hanya Dion, akan tetapi juga semua orang yang ada di dalam mal itu merasakan rasa menggigil ketakutan, karena saat sedang melampiaskan amarahnya tadi, Rangga melepaskan aura membunuh dari rasa amarah yang selama ini menumpuk di dalam hatinya.

Itu menyebar ke area sekitar, membuat tekanan yang mempengaruhi udara, membuat napas semua orang menjadi sesak.

Namun, itu tidak berlangsung lama, karena aura membunuh itu langsung terserap kembali ke tubuh Rangga saat segala kekesalannya telah terlampiaskan. Sementara Rangga sendiri sama sekali tidak menyadari hal itu.

Saat Rangga melepaskan tangannya, tubuh dia terhuyung dengan lemas, akan tetapi dua anak buahnya dengan sigap menangkap tubuhnya.

"Tadi kau bilang, Aku tidak mampu membayar semua barang yang aku beli, bukan? Sekarang, buka mata anjingmu lebar-lebar, dan perhatikan baik-baik." Ucapnya dingin, matanya sangat tajam saat menatap sekeliling, terutama pada para pegawai wanita yang sedari tadi terus merendahkannya.

Namun, saat tetapan matanya beralih kepada Alita, itu berubah menjadi tetapan lembut dan tenang.

Dia berkata,

"Tolong hitung semua biaya barang barang yang aku beli," kata Rangga.

"Baik Tuan,"ucap Alita sedikit gugup. Ini adalah pertama kalinya dia melihat seorang pemuda yang menghajar seseorang dengan begitu keras dan brutal. Akan tetapi karena tatapan mata Rangga yang melembut, dia berusaha untuk menenangkan diri.

Alita mulai menghitung.

"Sepuluh setel kaos Armani, total harga Rp96.000.000. Kemeja Armani, sepuluh setel, total harga Rp136.500.000. Sepuluh jaket Armani, total

Rp506.250.000. Jadi, total keseluruhan adalah Rp738.750.000."

"Bagaimana Anda ingin membayarnya, Tuan? Apakah cash atau menggunakan kartu?

"738 juta kah? baiklah kalau begitu, pakai kartu ini," ucap Rangga dengan tenang.

Akan tetapi, di dalam hatinya Rangga sudah merasa sangat senang. Dengan membelanjakan ratusan juta, artinya dia akan mendapatkan banyak sekali poin sistem.

Alita tanpa ragu-ragu langsung menggesek kartu itu di mesin pembayaran. Tak lama kemudian terdengar bunyi beep, dan tidak lama kemudian terdengar suara,

"Transaksi berhasil."

Suara itu sangat mengejutkan semua orang. 738 juta rupiah dalam sekali belanja? Dan itu dilakukan dengan sangat santai. Bukankah pemuda yang ada di depannya ini masih sangat muda? Jika dilihat-lihat umurnya baru sekitar 20 tahunan, tapi dia sudah sangat kaya.

Lalu, kenapa dia memakai baju yang begitu lusuh? Apakah ini menjadi tren saat ini? Berbagai macam pemikiran langsung muncul di dalam benak semua orang.

Bahkan Dion yang seperti babi mati juga melebarkan matanya, transaksi ratusan berhasil dilakukan. Dalam hati dia berpikir,

"Sejak kapan di miskin ini menjadi begitu kaya? tiba tiba sebuah firasat buruk menggelayuti pikirannya.

Lalu, sebagian dari para pengunjung Mall berkata,

"Gila! Apakah dia keturunan dari salah satu keluarga kaya yang berpura-pura menjadi miskin untuk mencari cinta sejati seperti yang ada di dalam novel-novel? Ucapnya, dengan mata terbelalak.

Seketika, apa yang dikatakan oleh pengunjung itu disetujui oleh semua orang.

"Ya, ya. Pasti benar seperti itu. Pasti dia berpura-pura miskin untuk mendapatkan cinta sejati.

Seolah mendapatkan konfirmasi, wajah Dion langsung pucat pasi dan di selimuti oleh ketakutan yang luar biasa.

Jika dia menyinggung salah satu keturunan dari salah satu keluarga tersembunyi yang kaya raya, maka dia benar-benar membawa bencana bagi keluarganya.

Sementara itu, di sisi Ranga sendiri yang mendengar apa yang dikatakan oleh semua orang, hanya bisa tercengang. Dia tidak tahu harus tertawa atau menangis untuk menanggapi berbagai macam pemikiran dari orang-orang yang ada di sekitarnya.

Seketika, wajah para pegawai wanita yang ada di Sunrise Mall, mendadak menjadi pucat pasi. Bukan hanya sangat mengerikan saat marah, akan tetapi ternyata pemuda yang sebelumnya mereka hina dan mereka remehkan juga sangat kaya.

Alita sendiri tangannya juga gemetar saat mendapati transaksi 738 juta telah berhasil dilakukan dengan lancar.

Rangga sendiri masih tenggelam pikirannya. Melihat ekspresi keterkejutan di mata semua orang, dia tersenyum puas. Inilah kekuatan uang.

Tiba-tiba terdengar suara mekanis di dalam pikiran rangga.

Ding...

[Satu misi telah selesai di lakukan.

Selamat kepada tuan rumah yang telah berhasil mendapatkan ilmu pengobatan tingkat dewa, untuk menyelesaikan misi pertama, tuan rumah harus membeli mall ini terlebih dahulu.]

"Ah, benar juga. Aku masih harus membeli mall ini untuk menyelesaikan misi pertama. Dan menyumbat mulut sombong orang-orang yang telah meremehkanku sebelumnya," ucap Rangga

Akhirnya, dia bertanya kepada Alita.

"Nona, bisakah kamu bawa aku menemui Manajer yang bertanggung jawab pada Mall ini?

Karena Rangga tidak tahu namanya, dia memanggilnya Nona.

Mendengar itu, Alita langsung berkata, Nama saya Alita, tuan." ucapnya.

Mendengar itu Rangga mengangguk.

"Oh, baiklah, Alita. Bisakah kamu bawa ku menemui Manajer Mall ini? Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dengannya?

"Tentu saja bisa, Tuan. Silahkan, mari ikuti saya," kata Alita dengan gestur mengundang.

Rangga mengangguk dan mulai mengikuti Alita di belakangnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!