NovelToon NovelToon

Aku Menyerah

dini Wijaya Kusuma

Hallooo semuanya...

ini adalah novel pertama ku, jadi mohon maaf bila banyak salah dalam pembuatan novel

dan beri masukan di kolom komentar.

terima kasih dan selamat membaca......

...****************...

Dini Wijaya Kusuma adalah seorang anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan keluarganya.

Dini selalu mencari perhatian kepada kakak dan orang tuanya tapi dia selalu di abaikan dan tidak di pedulikan.

Dini selalu menempeli dan mencari perhatian kepada kakak - kakaknya untuk mendapatkan kasih sayang dari mereka, Dini selalu membuat masalah agar dia di perhatikan namun itu hanya membuatnya di anggap menjadi anak yang nakal.....

Dini yang selalu di asingkan di keluarganya dan tidak di anggap, membuat dirinya hanya di anggap sebagai adik bi Imah oleh para tetangga di sekitar rumah Dini, dan di sekolah pun Dini hanya diam anggap sebagai anak miskin karena Dini tidak pernah memperlihatkan kemewahan, dan Dini Tidak pernah di antar sekolah pakai mobil.

"bi apa Dini ini sebenarnya bukan anak papa mama ya, ko papa mama gak pernah dateng buat ambil raport Dini?" tanya Dini

"mungkin papah mamah nona lagi sibuk jadi gak bisa datang, buat bawa raport non"

"tapi mama sama papa bisa datang ke sekolah ka Rian sama ka Caca waktu ambil raport ko aku gak" ucap Dini sambil menunduk sedih.

"sabar non, mungkin waktunya kurang pas, kan sekolah non sama tuan Rian dan non Caca beda ya"

Dini pun hanya tertunduk sedih dan tak menjawab penjelasan bi Imah.

Dini dan bi Imah pergi dari sekolah karna pembagian raport sudah selesai.

Saat Dini berada di depan rumah Dini melihat ada beberapa mobil di dalam rumah sepertinya keluarga besar mereka sudah datang.

Dini dan bi Imah pun masuk ke dalam rumah dan Dini melihat semua keluarganya ada di sana sedang tertawa dan bahagia tanpa dirinya.

Dini ingin pergi ke kamarnya namun dia berhenti kembali karna Erlangga membicarakannya.

"Siapa tuh yang masuk, si caper ya" ucap Erlangga

"Lo baru pulang, udah jam berapa nih, ko baru pulang pasti ngejal*ng dulu ya lu." ucap Bimo Sambil tertawa.

Bimo dan Erlangga adalah sepupu Dini dari ibu.

"Aku tadi bantu bi Imah ke pasar dulu"

"Pantesan bau amis, pergi mandi sana, ganggu kita tau" Tante Lia.

"Kalian kenapa sih ganggu Dini terus, jangan di dengerin dek kamu mandi aja sana, setalah mandi turun ke bawah kita makan" ucap Caca kepada Dini.

"Kenapa kamu ngajak dia sih" ucap Tante Lia.

"Jangan lupa ya Tante dini itu adik kandung saya, dan anak mamah, kakak Tante!"

ucap Caca sedikit emosi.

Tante Lia hanya terdiam mendengar ucapan Caca.

"Makasih ya Kak, aku ke kamar dulu"

"Sama - sama adek"

Walaupun semua orang tidak suka kepadanya, tapi berbeda dengan Caca Kakak kedua Dini yang selalu perhatian kepadanya, namun karena imunnya yang lemah, membuat Caca tidak bisa sering keluar dari kamarnya, dia hanya keluar saat sekolah saja.

Dini langsung pergi ke kamarnya.

setelah Dini sampai kamar Dini, dini langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badanya yang sudah lengket dengan keringat.

Dini keluar dari kamar mandi dan memakai baju tidur, Dini duduk di ranjangnya Dini terdiam, dia masih terbayang dengan ucapan sepupu dan tantenya yang membuat hatinya terluka.

Dini terdiam, di dalam hatinya dia mempertanyakan apa kesalahannya sampai mereka memperlakukan Dini seperti itu, apa sebenarnya dia adalah anak angkat apa anak buangan, Sampai dia di perlukan buruk oleh keluarganya sendiri.

Walaupun Dini punya orang tua kaya raya, tapi Dini tidak di berikan Fasilitas seperti kakak - kakaknya.

Setiap hari Dini akan berangkat ke sekolah menggunakan bus atau ojek. di rumah pun Dini hanya di berikan kamar yang kecil berbeda dengan kakaknya mereka di berikan kamar yang luas dan mewah mereka di beri Fasilitas seperti mobil dan kartu ATM untuk memudahkan mereka berbelanja, sedangkan Dini hanya di berikan uang bulanan yang di berikan oleh ibunya langsung kepada nya.

"Apa aku harus berhenti untuk mencari perhatian kepada mereka ya? mereka sama sekali tidak pernah menganggap ku ada, mereka selalu menyalahkan ku dan selalu mengabaikan ku" Dini pun menangis dengan memeluk dirinya sendiri, Sampai dia terlelap.

Dua Minggu kemudian, setelah libur panjang pergantian semester di mulai.

Seperti biasa Dini akan bangun jam 5 pagi karna dia harus siap - siap pergi ke sekolah, karna bus yang dia naik ki akan tiba di halte jm 6 pagi, membuat dirinya harus bangun pagi.

Dini pun pergi ke kamar mandi sepuluh menit kemudian Dini selesai mandi, Dini langsung memakai baju dan membereskan bukunya ke dalam tasnya.

Dini pun keluar dari kamar dan langsung pergi ke dapur untuk sarapan, bi Imah sudah ada di dapur, karna dia tau nona Dini akan berangkat ke sekolah lebih pagi jadi dia harus menyiapkan sarapan untuk nona Dini terlebih dulu.

"Selamat pagi bi" ucap Dini

"Selamat pagi nona" jawab bi Imah

"Bi bibi masak apa?" tanya Dini

"Bibi masak ayam goreng kesukaan nona, sekarang non duduk bibi akan menyiapkan makanannya dulu"

"Baik bi"

Setelah bi Imah menyiapkan makanan di meja makan Dini pun langsung memakan sarapannya.

Setelah Dini selesai makan dini, berjalan ke kamar mama papanya untuk meminta uang bulanan nya.

Uang Dini sudah menipis jadi dia mau tak mau harus meminta uang kepada mamahnya.

...tokk.... tokk.... tokk.......

"iya sebentar" ucap mamah Fitri, sambil membuka pintu.

"ada apa Dini?" tanya mamah Fitri

"mah aku mau minta uang, aku mau beli buku, buku ku sudah harus di ganti"

"oh sebentar"

mamah Fitri langsung masuk ke kamarnya untuk mengambil uang, mamah Fitri mengambil beberapa uang untuk Dini.

"ini uangnya" sambil memberikan uang kepada Dini

"ko segini mah kan uang bulanan aku 1,5 juta ko cuma di kasih sejuta mah?" tanya Dini heran.

"iya mama potong uang jajan kamu karna kak caca pengen tas jadi mama potong jatah bulanan kamu"

"ko yang di potong dari jatah bulanan aku sih mah, kan aku mau beli buku, terus aku juga harus punya ongkos naik bus buat sebulan"

"kamu tuh seharunya, hemat - hemat uangnya jdi cukup 1 juta untuk satu bulan"

Dini hanya menarik nafas panjang, karena dia tidak akan menang melawan mamahnya, walupun bukan dia yang salah tapi tetap Dini yang akan selalu di pocokan dan di salahkan seperti sekarang.

"kalo gitu dini berangkat dulu mah"

"iya hati - hati"

Dini pun berangkat ke sekolah naik bus jam 6 pagi, dia puluh menit kemudian dini sampai di sekolah karna hari itu hari Senin jadi lumayan macet.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

mulai menjauh

halloo semua...

Ini adalah novel pertamaku, mohon maaf bila ada banyak kesalahan dalam penulis novel

terima kasih dan selamat membaca.....

...****************...

Dua puluh menit kemudian, Dini sudah sampai di sekolah.

Dini mempunyai 2 teman Siska dan Lily, mereka sahabat Dini, mereka menerima dini apa adanya.

"Selamat pagi temankyuuuu" ucap Dini, berlari mendekati Lily dan Siska.

"Pagi juga besti, lo baru datang? Lo udah ngerjain tugas belum?" tanya Siska.

"Udah dong gue kan siswi yang baik" ucap Dini sambil tertawa.

"Iya,, iya si paling rajin!!" jawab Lily.

Bel pun berbunyi tanda waktu pembelajaran akan di mulai, mereka langsung duduk di tempatnya masing - masing.

Guru pun datang, dan memulai pelajaran, hari ini mereka akan belajar bahasa Inggris, Dini menyukai pelajaran bahasa inggris membuat dia fokus mendengar Bu guru tanpa menoleh ke sana kemari.

Tiga jam kemudian, waktu istirahat datang, mereka langsung membereskan buku mereka dan pergi keluar dari kelas.

"Din Lo mau makan apa?" tanya Lily.

"Emmm gue pesen bakso sama jus semangka aja".

"Lo sis mau pesen apa? biar sekalian, aku aja yang ke sana".

"Aku mau nasi goreng sama jus jeruk aja" ucap Siska

Lily pun pergi mengantri, untung saja dia punya teman.

Kebahagian Dini hanya ada di sekolahnya saja, karna kakak - kakaknya sekolah di sekolah lain, Dini bersekolah di SMA ini karna dia mendapatkan beasiswa full jadi dia memilih sekolah ini.

Dini dari SD SMP sampai SMA selalu mendapatkan Beasiswa, dan mereka sama sekali tidak tau dan hanya acuh, Dini dulu sering mendapatkan penghargaan dari lomba MTK fisika dan banyak lagi penghargaan yang dia dapatkan, tapi mereka semua tidak ada yang tau.

Karna pernah satu kali Dini memberi tahu mereka dan mereka sangat acuh dan Tidak peduli, dan itu membuat Dini sakit hati, dia bertekad tidak akan memberi tahukan mereka lagi bila dia menang lomba apapun.

Dan uang jajan Dini bererapa berasal dari hadiah uang dari lomba itu, membuat dia sedikit terbantu.

"Gays nih makanannya!" ucap Siska.

Mereka makan dengan lahap dan sesekali bercanda riang.

Waktu istirahat habis, Mereka langsung masuk ke dalam kelas, karna Bu guru akan segera datang..

Waktu pulang pun tiba Dini selalu di antarkan pulang oleh kedua sahabatnya itu, mereka tidak tau kalo mereka sedang mengantarkan pulang anak bungsu keluarga besar Kusuma.

mereka tidak tau karena Dini tidak memberi tahu mereka, karena menurut Dini percuma saja mereka pun tak akan percaya melihat diriku seperti ini, dan karena di belakang nama Dini tidak ada nama marga Kusuma, jadi percuma saja kalau dia menjelaskan nya pun.

Dan mereka hanya tau kalau kakak Dini bekerja sebagai pembantu di keluarga Kusuma.

Dua puluh menit kemudian Dini dan teman - temanya, sudah sampai di depan rumah Dini.

"Makasih ya, udah nganterin gue yang cantik ini pulang" ucap Dini sambil tertawa.

"Sama - sama tuan putri kodok, kami haus mengantar anda pulang dengan selamat samapi rumah" mereka pun tertawa bersama, mereka menertawakan lelucon yang mereka bicarakan.

"Udah ah, cepet pulang sana" ucap Dini

"Baik tuan putri byyyy!" teman - teman Dini pun pergi.

Saat dia berbalik dia melihat sudah ada kakak laki - lakinya yang sedang memperhatikannya, Dini hanya menghela nafas panjang, karena dia tau kakak nya itu akan mengolok - ngolok nya benar saja sesampainya Dini berdiri di depan kakaknya itu dia langsung.

"Bahagia banget lu kayanya, abis dapet duit ngemis dari temen lu ya, malu maluin banget sih lu" kak Rian berkata seperti itu karna Dini membawa cukup banyak barang yang ada di dalam tas belanjaan, dia pikir itu hasil pemberian teman - teman Dini, padahal itu cuma buku dan itu pun Dini yang beli sendiri dengan uang nya,

"Ini hanya buka saya, dan saya beli dengan uang saya sendiri, kalo begitu saya permisi terlebih dahulu."

"Kenapa kak Rian selalu kaya gitu sama aku, apa kesalahan ku sama kak Rian, kak Rian selalu memperlakukan ku lebih buruk, ya mungkin ini waktunya, aku akan menyerah mengejar kasih sayang dan perhatian dari mereka lagi mulai sekarang" Monolog Dini.

Setelah Dini pergi masuk ke dalam rumah,

kak Rian merasa heran.

"Kenapa dia sikapnya jadi berubah kaya gitu, biasanya dini akan berteriak saat dirinya di ganggu oleh Rian dan para sepupunya dan mencari mamah dan papah untuk mengadu, dan dia akan membuat keributan. namun tadi dia hanya membalas sikat perkataan ku saja dan langsung masuk ke dalam rumah" monolog Rian dia mulai merasakan sesuatu yang aneh terhadap Dini.

Dini masuk ke dalam rumah, dia melihat di ruang keluarga, melihat ibu ayah kakak dan Tante om dan sepupunya mereka mengobrol dengan riang, dan mereka tidak menyadari bahwa Dini masuk, karena ruangan keluarga membelakangi pintu masuk, biasanya dini akan bergabung dengan mereka, walaupun hasilnya Dini akan di marahi dan di usir tapi Dini tetap berusaha.

"Dulu aku akan langsung ikut bergabung bersama mereka saat mereka mengumpul di ruang keluarga, ya walaupun hasilnya aku di usir juga" monolog Dini sambil menertawakan kebodohan.

"Dini Bodoh mulai sekarang Lo gak boleh lagi minta atau ngemis perhatian sama mereka, mungkin setelah aku punya kerjaan aku akan pergi dari rumah ini, jadi aku harus segera cari kerja, takutnya aku keburu di usir " Monolog Dini dalam hati sambil menaiki tangga.

Saat Rian masuk kembali ke dalam rumah dia hanya melihat Dini dari belakang, Rian pikir dia akan bergabung dan merecoki seluruh keluarga besar, namun itu salah besar, Dini hanya melihat mereka dari jauh tanpa dan dia langsung pergi ke kamarnya tanpa Menyapa siapapun.

"Apa yang dia lakukan biasanya dia gabung dengan keluarga yang lain kenapa dia langsung pergi, apa yang dia rencanakan sekarang?" Monolog Rian. Rian pun bergabung bersama mereka

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

mulai menyadari perubahan

halloo semua...

Ini adalah novel pertamaku, mohon maaf bila ada banyak kesalahan dalam penulis novel

terima kasih dan selamat membaca.....

...****************...

Di saat semua orang berkumpul, Dini hanya berdiam diri di kamarnya, tanpa berniat bergabung bersama mereka.

"Pasti menyenangkan bisa berkumpul dengan keluarga, tapi aku gak bisa kumpul sama mereka saat aku baru datang dan ikut berkumpul dengan mereka aku selalu di akan di olok - olok dan alhasil aku akan di usir. ya lebih baik mulai sekarang aku harus menjauhi mereka kan itu yang mereka inginkan jadi akan aku kabulkan, supaya mereka tidak meras terganggu oleh ku. Tuhan sebenarnya apa kesalahan ku, sampai mereka tak peduli dan selalu mengabaikan ku" monolog Dini, Dini masih bingung kenapa dia bisa di benci oleh seluruh keluarga, tanpa alasan.

Dini hanya gadis kecil yang di paksa untuk menjadi dewasa, karna ke egois an dan ke tidak pedulian orang tuanya dan keluarganya

Malam hari semua orang berkumpul di meja makan untuk makan malam, dan mereka pun memulai makan malam mereka tanpa mereka sadari mereka melupakan seseorang.

"Selamat makan semuanya"  kata Oma irama, 

"Selamat makan juga Oma".

Mereka pun makan dengan tenang, tiba - tiba mamah Fitri berdiri dari kursinya, 

"Ada apa mah?" ucap papa Imam

"aku lupa mengajak Dini makan, sebentar bi... bi... Bi Imah" 

"iya nyonya, ada apa?" tanya bi Imah

"tolong panggil Dini untuk makan, saya lupa menyuruhnya turun untuk makan."

"baik nyah" bi Imah pun naik ke lantai dua untuk memanggil Dini makan, namun saat bi Imah di depan kamar dini.

"nona... non Dini.."

sambil mengetuk pintu kamar Dini, namun saat bi Imah terus mengetuk pintu kamar Dini, Dini tak keluar kunjung kelua.

"mungkin nona dini sudah tidur" Monolog Bi imah, Bi Imah pun turun kembali.

"nyonya, nona Dini sepertinya sudah tidur saya panggil panggil tidak ada jawaban" ucap bi Imah.

"baru jam segini Dini sudah tidur? Apa Dini sudah makan bi?" 

"sudah nyonya, tadi setelah nona Dini pulang sekolah, saya langsung membawakan makanan ke kamar nona Dini." 

"baik lah kalo begitu, makasih ya bi Imah." 

"iya nyonya, kalo begitu saya permisi ke belakang".

"tumben mamah manggil dia biasanya dia datang sendiri" ucap Rian.

"mamah Hanya aneh saja, biasanya saat kita berkumpul, dan akan makan malam Dini akan sudah ada di meja makan".

"jangan memikirkan dia, makan saja, kalau dia lapar dia akan makan sendiri tak perlu khawatir dengannya" ucap papah Imam.

mama Fitri yang sedang makan merasa tidak tenang karena dia merasa ada yang aneh dengan sikap Dini.

"biasanya dia tidak seperti ini, secape apapun dia akan menyempatkan makan bersama mereka. apa ini hanya perasaanku saja, perasaan ku mengatakan akan ada sesuatu yang akan terjadi nanti. semoga tidak ada hal yang aneh" monolog mamah Fitri.

Walupun mamah Fitri cuek kepadanya, tapi tetap saja mama Fitri adalah ibu kandung Dini, jadi saat akan ada sesuatu kepada dini atau ada perubahan sikap Dini yang menurut dia aneh, dia akan langsung menyadarinya.

Dini yang ada di kamar sedang tidur, dan dia bertekad mulai dari sekarang dia akan menjauhi semua orang yang tidak mempedulikannya dan tidak menginginkannya.

Pagi pun datang, biasanya Dini akan sarapan bersama mereka tapi karena Dia ingin menjauh dari mereka jadi dia akan memulainya sekarang.

jam lima subuh dini sudah terbangun dini langsung bersiap - siapa pergi sekolah.

Jam setengah enam, Setalah siap dia turun ke dapur untuk meminta sarapan pada bi Imah.

"Bi selamat pagiiiii" Dini dengan gembira, 

"Pagi non, ko non Dini sudah bangun jam segini bukanya kebagian ini ya non?" ucap bi Imah.

"Gak bi, mulai sekarang aku akan pergi jam 6 pagi bi biar saat masuk sekolah aku gak telat, jadwal busnya yang ke arah sekolah berubah jadi lebih pagi!"

"Oh, baik lah kalo begitu mulai besok bibi akan bangunkan nona jam 5 oke" ucap bi Imah dengan senyum.

"Okeyyyy."

Kenapa Dini harus menaiki bus, kenapa tidak di antar supir atau mengendarai kendaraan sendiri, karena Dini tidak di berikan fasilitas seperti kakak - kakaknya yang lain, jadi Dini tidak punya pilihan lain selain naik bus.  Setelah sarapan, Dini pun di beri bekal nasi oleh bi Imah, biar tidak terlalu boros di sekolah.

Dini pun pergi ke sekolah pagi hari sebelum semua orang bangun.

Jam 6 semua keluarga Kusuma mulai keluar dari kamarnya masing - masing dan duduk di meja makan, mereka pun makan seperti biasanya, dan ya biasanya juga mereka tidak pernah menanyakan Dini dan saat mereka tidak peduli ada orang yang sedari tadi menanyakan dalam hatinya.

Kenapa dia tidak ikut makan, apa dia sakit?"

"Jdi dia tidak ikut sarapan lagi?" monolog dama hati mamah Fitri.

Mamah fitri dari semalam sudah merasa tidak enak hati karena sikap putrinya yang sudah mulai berubah.

"Bi.. Bi Imah!"

"Iya nyonya, ada apa?"

"Panggil Dini cepat, kenapa dia belum turun juga ini sudah mau jam 7, apa dia mau jadi pemalas!" ucap mama Fitri.

"Maaf nyonya, nona dini sudah berangkat sekolah tadi pagi sekali!" ucap bi Imah.

"Kenapa dia tidak ikut sarapan terlebih dulu apa ini dia mau mencari perhatian seperti bisa, menyebalkan" dalam hati Rian.

"ngapain sih mah nanyain dia Mulu dari kemarin biasa juga mama cuek sama dia" ucap Rian.

"Maaf nyonya tuan, non Dini pergi pagi ke sekolah karna jadwal bus yang non tumpangi jadwalnya berubah jadi jam 6 membuat non harus berangkat lebih pagi, kalau Tidak seperti itu non Dini akan terlambat pergi ke sekolah"

Mamah Fitri dan papah imam terkejut mendengar fakta yang di berikan bi Imah, mereka lupa kalau mereka tidak memberikan Fasilitas Apapun kepada Dini, membuat Dini sekarang kesusahan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!