Areva
Awal mula
Profesor Delhi
Laporkan ke security, nyalakan alarm darurat cepat !!!!
Teresa
Apa yang terjadi ayah ?
Profesor Delhi
Gawat nak, Areva mencoba kaburr !! Lihat saja apa yang akan ayah lakukan jika dia tertangkap nanti. (mengepal erat tangan dengan ekspresi marah)
Teresa
Tenanglah ayah, dia tidak akan bisa kabur, biar aku yang mengatasinya.
Profesor Delhi
(Menghembuskan nafas kesal, lalu pergi meninggalkan Teresa).
Andre
Sudah kami kerahkan semua pengaman untuk menyusuri semua ruang prof
Teresa
Ingat jangan biarkan Unit 022 lepas dari tempat ini.
Andre
Baik prof, semua tim sudah dikerahkan untuk berjaga diluar lapangan.
Sementara semua penghuni dan tim tengah sibuk mencari Unit 022 dengan nama Areva, rupanya tersangka sedang bersembunyi di ruang unit bayi yang baru saja lahir. Areva cukup lama disana.
Areva memperhatikan dengan seksama, calon generasi yang akan dijadikan bahan percobaan lab gila ini.Tapi dia tak bisa apa apa, bahkan menyelamatkan mereka, Areva saja mencoba kabur dari lab ini ternyata begitu sulit.
Andre
Prof Tere lapor, ada yang menemukan unit 022 diruang unit bayi tengah bersembunyi
Teresa
Kunci akses, biar aku yang akan menemuinya sendiri.
Dari luar, Areva mendengar langkah kaki yang ia hapal suara siapa itu. Ya itu adalah langkah kaki kakaknya Teresa. Pasti kakaknya sudah mengetahui dirinya sembunyi di ruang unit bayi. Tapi akan jadi masalah besar jika ia tertangkap.
Areva bingung, namun ditengah kebingungannya ia justru menemukan ruang tersembunyi disana, Areva pun bersembunyi didalam ruangan kecil, yang dimana itu adalah ruang penghancuran, bagi unit bayi yang gagal dalam uji coba lab.
Teresa
Keluar Areva sayang, kakak disini. (senyum menyeringai)
Lari !!! Eps 2
Bukan Teresa jika tak mengetahui bagian kecil ruangan tempat ia bekerja, terlebih ruangan yang ia yakini dipakai bersembunyi oleh Areva.
Teresa
Keluarlah aku akan memberimu kesempatan adikku. (tersenyum picik)
Teresa
Areva tak keluar, ia malah memejamkan mata sambil terus berbunyi. Teresa yang geram karena menunggu Areva menyerah, mulai tersulut emosi dan hendak memencet tombol fire, yang artinya pembakaran bagi siapa saja yang berada didalam. Namun aksi Tere dihentikan oleh ayahnya Prof Delhi yang tak disadari Tere sudah ada dibelakangnya.
Profesor Delhi
Jangan ceroboh Tere !! (nada membentak)
Profesor Delhi
Seret Unit 022 keluar.
Tanpa perlawanan Areva kemudian di tangkap, dan didampingi tim evakuasi dibawa kembali keruang tahanan. Kali ini ruang tahanannya lebih ketat dari sebelumnya.
Profesor Delhi
Kau dihukum karena mencoba kabur wahai unit 022 !!
Di lumpur yang entah berbahan apa, disana lah Areva dilempar kan untuk dihukum, kulitnya sontak meleleh dari tulangnya, Areva tak bereaksi apapun meski terlihat begitu menyakitkan, ia justru melamun memandang profesor yang menatap dirinya dari balik kaca tebal pemisah jarak diantara mereka.
Areva
Kenapa kau melakukan ini padaku ayah ? (membatin)
Profesor Delhi
Karena kau berani menentang ku !!! (membatin)
Areva
Kenapa kau tak membunuhku saja !! (membatin, menatap dalam mata profesor Delhi)
Profesor Delhi
Tidak semudah itu, jika bisa sudah dari dulu !!. (membatin)
Penawaran mutlak *eps 3
Entah jadi manusia apa Areva sekarang, segala macam cairan, suplemen, antibiotik yang sudah disuntikkan berulang kali pada tubuhnya, sudah berulang kali juga Areva harus merasakan beberapa komplikasi karena obat yang gagal atau efek samping dosis yang Profesor Delhi berikan. Bahkan beberapa hari ia lalui tidak tidur. Ia yang frustasi pernah mencoba untuk mengakhiri hidup, namun gagal karena dirinya seolah sulit mati dengan beberapa cobaan bunuh diri tertentu.
Febri
Kau seorang monster hihihihihihi
Samar Areva mendengar suara wanita berbisik di telinganya, namun tidak ada seorang siapapun diruangan kini ia berada.
Febri
Jangan bingung Reva, aku berbicara denganmu hahahaha
Areva menoleh, melihat kamera cctv melihat sekitar, benar benar tidak ada orang disekitarnya. Jika suara itu berasal dari cctv, tapi jelas sekali di kepalanya, seolah itu memang berada ditubuhnya. Areva menutup telinga, namun suara itu makin jelas terngiang.
Febri
Kau mencari ku hihihi
Febri
Tenanglah Areva, aku akan membantumu kabur dari sini, itu jika kau mendengar semua kata kataku, lalu kita akan bisa membalas dendam bersama. Hihihihi
Areva tak ingin mempercayai suara itu, mungkin itu hanya halusinasinya saja, ia lebih memilih diam dan tak menggubris, namun suara itu terus berbisik di telinganya.
Febri
Mereka semua harus pantas mendapatkannya, ayahmu kakakmu, semua orang yang telah menyakitimu !!!
Areva memejamkan mata, mencoba meredam bisikan itu, tapi kata katanya seperti ular yang melilit pikirannya.
Bahkan bisikan bisikan itu bisa muncul dalam mimpi buruk Areva. Karena hal itulah Areva menjadi murung, bingung karena di satu sisi suara suara itu paham apa yang dia rasakan.
Cekrekk pintu tahanan terbuka, muncul Teresa dan 1 orang penjaga.
Teresa
Aku disini untuk membantumu, Areva. (katanya pelan)
Tetapi penjaga dibelakang itu segera melangkah maju, menghalangi Teresa.
Ketegangan memenuhi ruangan, dan Areva harus memutuskan siapa yang bisa dia percayai.
Teresa menunjukkan remot kecil kepada Areva.
Teresa
Ini adalah remot untuk mematikan kamera Cctv
Febri
Bohong! Dia menjebak mu!
Penjaga maju, hendak mencoba merebut remot itu. Areva ragu ragu matanya beralih dari Teresa ke penjaga lalu kembali lagi. Wajah Teresa penuh dengan harapan, sementara penjaga itu menunjukkan ekspresi yang tidak bisa di baca. Areva harus memilih.
Febri
Kau lemah, Areva. Kau tidak butuh belas kasihan, jika dia punya, kenapa baru membantumu sekarang. Teresa pasti hanya memanfaatkan mu untuk tujuannya sendiri.
Areva merasakan sakit kepala yang hebat. Dia memejamkan mata.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!