Tahun 2020
Desa Karanganyar.
Televisi menayangkan berita yang menjelaskan bahwa Covid-19 telah meraja lela sampai ke Indonesia.
"Aduh... Bahaya kalau kehidupan kita terus begini," suara bapak khawatir akan Covid-19.
"iya yank,apalagi semua pekerjaan libur dan penghasilan kita tidak cukup untuk memenuhi kehidupan anak kita,"jawab ibu.
Bapak menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu,bingung,dan berpikir keras bagaimana keluarga ini bisa hidup tanpa sengsara karena virus menyebalkan itu.
Suasana pagi ini tidak begitu bagus,awan mendung mulai menutupi langit yang awalnya biru cerah,dan kini telah menjadi abu-abu gelap.
Seketika itu juga hujan turun dengan derasnya,membasahi seluruh alam dan air mulai naik hampir banjir kecil.
"Bu,itu jemurannya sudah di masukan?"tanya Bapak.
"Sudah yank,ibu lagi didapur mau buat kue,"jawab ibu sedikit bersorak karena jauh dari ayah berada.
Bapak pun lanjut dengan acara di televisinya.
ibu yang sedang berada didapur yang masih sibuk mengaduk adonan memanggil Ares untuk bangun dari tidurnya,
"Ares! Bangun sayang,hari ini hujan loh,Ayo cepat mandi."
Tak ada respon sama sekali dari Ares,ibu pun menaruh adonannya dan berjalan ke kamar Ares untuk membangunkannya.
DOBRAK!
"Ares! Heh! Ini anak ya,kalau udah pagi mesti susah banguninnya,memang minta di jewer anak ini," ibu lalu menjewer telinga Ares dengan sedikit keras.
" Aduh! Hmm ... Ibu jangan ganggu Ares tidur,ini kan hari libur ibu,"jawab Ares dengan nada yang masih mengantuk.
" Bangun , bangun ga kamu ,ibu pukul ultimate kamu pakai senjata pamungkas ibu loh ya!"
" Zzz," Ares tertidur kembali dan tak memperdulikan ibu.
Ibu lalu mengeluarkan senjata Sandal saktinya dan,
"Bismillahirrahmanirrahim."
PLAK,PLAK,PLAK.
Ayah yang mendengar suara sandal sakti itu hanya bisa terdiam dan berdoa agar anaknya tidak apa-apa.
" Bapak kok ga bantuin sih?"tanya Ares yang keluar dari kamar dan terdapat benjol 3 tumpuk di kepalanya.
Bapak hanya bisa diam saja dan pura-pura tak mendengar siapapun .
Ares yang di cuekin pun lalu pergi mencari handuk dan lalu bergegas mandi.
...***...
Ares duduk bersama bapak di ruang tamu dan menonton televisi bersama,sungguh momen indah...
ibu menghidangkan kue kepada mereka yang tadi ia panggang dengan cinta.
Di ruang tamu yang luas itu mereka bertiga duduk bersama berbincang,bercanda ria,dan memakan kue ibu bersama.
Setelah mereka menonton bapak tiba-tiba menanyakan sesuatu kepada Ares,
" Le,Semisal kalau kamu tinggal di desa gimana le? Mau nggak?"
" Loh emang kenapa pak,kok tiba-tiba banget bapak bilang begitu??" Ares bingung dan bertanya kembali.
" Begini loh,bapak aslinya mau kalau kamu disini,tapi kan tahun ini ada virus yang mematikan itu Covid-19 , penghasilan bapak sama ibu belum cukup jadi kamu pindah di desa nggak apa-apa kan?"tanya bapak dengan nada serius.
" ya nggak apa-apa sih pak,tapi bapak nanti gimana? Terus ibu kalau kenapa-kena-"
SSSHUUU...
Bapak memotong perkataan Ares yang mulai ke sana-sini.
" kalau soal begituan nanti dulu ada sesinya,pikirkan dulu dirimu bagaimana kehidupanmu ,kalau kita berdua bapak sama ibu bisa nanti"jawab bapak.
Pada akhirnya Ares mengiyakan,ia penasaran bagaimana kehidupan di desa karena ia mendengar kalau kedua orangtuanya dulu hidup di desa dan ia penasaran atas hal itu.
Bapak berkata kalau ia akan pindah pada bulan Juli
karena bapak masih akan mengurusi surat pindah sekolah milik Ares.
Siang harinya Ares sedang duduk di depan meja belajarnya dan memandangi ponselnya sembari mendengarkan musik di earphone nya.
"hmm,Kediri itu.. Seperti apa ya?" sejenak ide untuk mencari kabupaten itu melintas di kepalanya.
Ia pun mengecek di Mbah Google,seperti apakah Kediri itu.
"Kediri memang tempat yang luas.Akan tetapi,banyak wisata dan tempat-tempat yang indah dan menyenangkan.Jika mereka datang menginjakan kakinya di situ sudah di pastikan kenangan mereka tak akan terlupakan ."
melihat dari artikel tersebut Ares terlihat cukup bersemangat untuk pindah.Namun,apakah ini tepat untuk pindah sekarang??
Ia pun sekali lagi mencari tentang latar belakang Kediri.
"Dulu Kediri adalah tempat di mana Kerajaan - kerajaan terbangun dan kokoh,setelah peperangan beberapa abad yang lalu di daerah Dhoho (api)semua nya telah musnah,dan kali Brantas adalah asal kesucian di Kediri."
Sekali lagi,ia terlihat bersemangat saat mendengar bahwa ada sejarah kerajaan di Kediri.ia sempat berpikir akan di kirim ke zaman Majapahit,seperti cerita novel favoritnya {MADA}
Dan ada satu artikel yang membuatnya cukup membuat niatnya untuk pindah hampir tergoyahkan.
"Ada area yang dimana semua orang dapat berkeliaran bebas tanpa aturan, dan itu disebut sebagai Area malam Kediri."
Ares mencari asal artikel itu,namun tidak menemukan satupun penjelasan tentang area malam.
"Alah,mungkin ini hoax doang.." ucap Ares.
Dan mereka akan pindah mungkin dalam beberapa hari lagi..
Ares tak sabar dengan tempat apa yang akan ia tinggali.Saat di tanya kepada kedua orang tuanya mereka menjawab "Bukaan," Ares kebingungan.Desa apakah itu kok terlihat seperti tidak masuk akal.
Namun. Mereka tetap akan pindah dan tinggal di sana.
Dan kedua orang tuanya juga sudah siap dengan rencana mereka ...
Bulan Juli 2020.
Bapak kali ini bangun sangat pagi pukul 3,entah apa yang bapak lakukan ia duduk di ruang tamu sebentar lalu ia pergi ke kamar mandi.
Ibu yang mendengar bapak di kamar mandi sedang batuk-batuk langsung bangun , dan lalu ibu merapikan baju untuk Ares yang akan berangkat pukul 5. Namun,entah kenapa mereka bangun pagi-pagi sangat.
Setelah bapak selesai dari kamar mandi 2 jam lamanya,bergantian lah ibu yang masuk ke kamar mandi dan bapak melihat barang,baju,tas,dan cemilan sudah di tata oleh ibu di sofa.
" pak ... Kok,bapak udah bangun jam segini?"
Bapak lalu menoleh ke meja belajar yang terdapat Ares tidur di sana sepanjang malam.
" loh res,kamu kok tidur di sana? Kenapa ga dikamar aja?"tanya bapak.
Ares yang masih mengantuk hanya bisa menjawab seadanya,"malas pak."
" yaudah,sana sholat subuh dulu,sudah adzan loh"suruh bapak kepada Ares agar segera menuju ke masjid.
Sudah biasa menurut bapak mengapa anaknya tidak tidur di kamarnya,Ares di pandangan menurut bapak adalah anak laki-laki yang pandai namun ia klemar-klemer (kadang males kadang rajin).
Bapak dulu berharap bahwa anak yang lahir dari rahim seorang ibu adalah anak perempuan yang cantik dan manis akan di beri nama Naumara Prasetyo,namun yang terlahir di dunia ini ternyata adalah anak laki-laki yang sangat pandai dan tampan,di beri nama oleh bapak Ares Prasetyo.
Tak apa menurut bapak,selagi Ares berbakti kepada mereka bapak akan lakukan apapun untuknya walau terkadang, Ares lebih memilih ibu ketimbang bapak.
Namanya juga anak laki-laki,pasti ia milik ibunya hingga ibu tiada di dunia.
...***...
bapak dan ibu sudah siap-siap untuk berangkat mengantarkan Ares,namun Ares tampak tak bisa melepaskan kedua orangtuanya, ia masih ingin tinggal bersama mereka.
Bapak menenangkan Ares dan memberi nasehat bahwa Ares sudah mulai remaja dan harus mulai belajar tumbuh tanpa orang tua,di masa yang akan datang Ares akan lebih mandiri dan berani.
Bapak juga menambahkan bahwa selama Ares hidup di desa bapak dan ibu akan menjenguk setiap 2 Minggu sekali,jangan khawatir soal uang saku, bapak memberikan Ares sebuah Kartu ATM karena sangat tidak mungkin bapak mengirimnya menggunakan burung seperti di film-film.
Ares pun terpaksa,ya, bagaimana lagi,tidak ada cara lain untuk mengelak.
Bapak lalu mengeluarkan motor Beat miliknya yang berada di dalam rumah.Aslinya ibu menyarankan menggunakan Go-car saja,namun bapak tidak mau,nanti ia tidak bisa mesra-mesraan bersama istri tercintanya.
Bapak membawa keluar semua tas yang akan mereka bawa Untuk Ares.Di sisi lain,Ares khawatir jika saat ia di desa ia terlalu gimana gitu menurutnya,karena dirinya belum pernah tahu bagaimana kehidupan di desa entah jelek atau malah pilihan yang bagus.
" ayo! Kita harus cepat-cepat berangkat biar nggak ketinggalan bis,"seru bapak dan menyalakan motornya itu.
" iya yank,sabar ... Ibu masih mengunci pintu ini loh"jawab ibu.
Ares? Ia hanya diam saja tidak berbicara sepatah katapun dia hanya duduk di mbayang dan sesekali menatap Bapak dan ibu.
Bapak yang memperhatikan Ares tengah diam saja pun membunyikan klakson,membuat Ares terkejut dan menyadarkan dari lamunannya.
"Ah,bapak ini ngagetin aja! Jiwa Ares sampai mau terpental keluar,"ngomel Ares ke bapak dan bapak hanya membalas dengan tertawa kecil.
mereka pun berangkat ke terminal bus dengan santai karena perjalanan dari Kontrakan ke terminal bus cukup jauh.
Perjalanan mereka penuh dengan kemacetan yang sudah biasa terjadi di perkotaan.Ares tak bersuara hanya menunjukkan diamnya saja.Ibu dan bapak berbicara dengan mesra di atas motor ini hingga mereka tertawa.
Ares yakin akan mendapatkan teman atau saudara, orangtuanya hanya berkata,"bahwa Ares punya saudara di sana,jadi bertingkah lah yang baik.Semisal ibu dan bapak pulang jangan kau cari."
Kata jangan kau cari sangat menggangu Ares,ia mungkin tak akan mencari kedua orangtuanya namun kata tersebut baginya memiliki sebuah makna rahasia.
Sempat,ia teringat pada waktu itu,Ia bersama kelima temannya menghilang secara misterius di sebuah taman.Para orangtua mencari keberadaan mereka hingga matahari pamit turun, Kecemasan melanda seisi pencarian.
Ares sangat khawatir dengan para teman-temannya ,karena itulah salah satu temannya yang menerima Ares dengan lapang dada.Hingga,pada suatu pencarian di hari Minggu tanggal merah.Mereka di temukan dengan keadaan yang sudah tak bernyawa.
Tubuh mereka tak mengalami luka tusukan ataupun pukulan benda-benda,hanya saja kedua jari mereka hilang entah kemana.Berita itu menusuk hati Ares,menjadikan dirinya lebih mengurung diri di rumah.Masa-masa itu Ares sebut sebagai,"The mising fingers."
Ares masih merasa trauma akan hal itu ingatan itu selalu menjadi hantu di pikirannya,ia berterbangan ke sana ke mari menakut-nakuti pikirannya.
"Res,kita udah nyampe.." suara bapak memanggil.
Ares tersadarkan dari lamunannya,ia menoleh ke sekitar yang di mana terdapat banyak becak dan mobil taxi terparkir dan siap mengantarkan penumpangnya.
Bersambung...
Perjalanan dari Kontrakan ke terminal bus cukup jauh dan terkadang mereka beristirahat di minimarket untuk membeli minum dan cemilan.
Jalan demi jalan di lalui,lampu merah demi lampu merah di lewati dan akhirnya mereka sampai di terminal pukul 8.
banyak motor dan bus-bus sudah berjejer, siap mengantar penumpang menuju tujuan dengan cepat dan selamat.
Bapak,ibu,dan Ares turun di area penitipan motor,mereka pun mulai berjalan ke arah terminal dengan santai karena walaupun ramai ,tapi banyak bus yang masih kosong penumpang.
" Yank,ada yang ketinggalan nggak? handphone?tas?dompet?"tanya ibu memastikan bahwa bapak tak meninggalkan sesuatu di rumah atau di area penitipan.
" Santai yank,semuanya aman kok,terkendali dan kita terburu-buru,toh,semua bus ini masih sepi penumpang.Jadi kita mampir makan dulu aja di warung soto itu,"jawab bapak dan menunjuk warung makan soto pak Cakyo.
Ares tetap diam membisu tanpa sepatah kata pun,
entah kenapa ia sangat bersifat dingin kali ini.
Bapak menjewer hidung Ares agar tidak diam saja katanya takut kalau nanti di rasuki setan.
...***...
Suasana di warung pak Cakyo sangat amat ramai dan warung makan ini, terkenal sangat enak dan laris manis dalam sekali buka.
Entah mengapa warung pak Cakyo tidak tutup walau sedang musim Covid-19 seperti ini,dan semua karyawan dan pelanggan tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak.
" duh,pak Yo! Pelanggan sudah ramai jenengan kok masih diam tok to? Peh piyo to kiee!!"seru karyawan pak Cakyo yang kerepotan menangani pelanggan.
" ya,ya,sabar sebentar,saya lagi menunggu seseorang yang katanya akan mampir kesini.Mau minta bantuan katanya"jawab pak Cakyo
" Pak Yo!"
Lalu pak Cakyo menoleh kearah suara yang memanggilnya, ternyata bapaknya Ares yang memanggilnya.
Dan ini lah tamu yang katanya pak Cakyo tunggu.
pak Cakyo mempersilahkan mereka duduk di meja makan paling depan dan menawarkan mau makan apa kepada mereka.
" ehem! Ya pak,badhe pesen nopo jenengan?"tanya pak Cakyo dengan bahasa logat orang Kediri asli.
ayah dan ibu memesan soto yang paling WENAK!!
Namun, Ares tak mau makan atau pun memesan minuman.Dia melamun,melamun,dan melamun.Bapak sempat memanggilnya dan membangunkan dari lamunannya.
" Pak,Ares izin ke toilet dulu,kebelet banget,"sambil cengengesan ia izin ke toilet kepada pak Cakyo dengan sopan.
Saat Ares ke toilet, orangtuanya mulai membahas tentang hal-hal penting saat mereka akan berangkat nanti.
" Pak,kenapa jenengan memilih pindahkan anak jenengan ke Kediri pak?"tanya pak Cakyo.
" saya nggak punya pilihan lain pak Yo,saya tinggalkan dia di desa karena saya tidak bisa menjaganya karena terikat kerja yang selalu lembur, begitu pun dengan ibu"jawab Bapak.
" iya pak Yo,biar dia kerasan di desa ,karena dia dulu lahir di sana.Namun saat umur belum ada 5 bulan ia saya bawa pindah ke Kalanganyar karena kita berkerja di sini,"timpal ibu.
" owalah,jadi gitu to,"jawab pak Cakyo sambil berdiri ke kasir mengambil sesuatu di laci.
kedua orangtua Ares pun memakan sarapan soto tersebut.
Em,WENAKKK!!!,batin bapak dan ibu.
pak Cakyo pun kembali ke meja dan memberikan sebuah kunci misterius.Sontak kedua orang itu bingung,untuk apa kunci ini? Dan mengapa pak Yo memberikan kepada mereka dengan maksud hadiah kepada Ares??
Diantara kebingungan mereka Ares telah selesai dari toilet,dan duduk di samping pak yo.
Cakyo menatap Ares dengan tatapan yang agak gimana gitu,dan membuat keadaan canggung.
Lalu bapak berdeham untuk menghilangkan suasana kecanggungan di sini.Seorang tiba-tiba datang ke warung makan pak Cakyo dan memesan banyak soto.
Pak Yo yang mendengar itu langsung melayani dan meninggalkan keluarga Ares untuk melayani orang tersebut.
...***...
Suasana di bus itu sangatlah tenang dan tak terlalu ramai,namun setenang apapun itu bus yang mereka naiki tetap montang-manting karena sopir mantan pembalap F1 yang menyetir bus ini.
" PAAAAAKK ,TOLONGG!! JANGAN *HOEK,JA- *HOEK,NGEBUT-NGEBUT"
Semua penumpang khawatir dengan nyawa mereka,namun sopir bus ini tidak memperdulikan dan terus,terus,terus ngebut seperti pembalap F1 di arena.
Setelah itu bus pun berhenti di lampu merah Mojokerto,semua penumpang mengeluarkan pelangi berjamaah tidak terkecuali.
Ares yang juga ikut mengeluarkan pelangi (muntah) duduk menyandarkan punggungnya di jendela dan meluruskan kakinya di kursi sebelahnya karena ia mendapat 2 kursi kosong.
Lalu ia menatap sekitar banyak penumpang yang muntah dan begitu pula dengan kedua orangtuanya.
ia lalu melamun sebentar, memikirkan bagaimana saat ia di desa,ngapain?,Bagaimana?,harus apa? dan lain sebagainnya.
Lalu ia mengingat kalau orang tuanya memberikannya sebuah kunci dari pak Cakyo,ia lalu mengambil tasnya yang ada di bawah kursinya.Dan mengecek seperti apa kunci yang orangtuanya maksud.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!