London, Inggris
“ please kak jangan kayak gini… “Suara tertahan seorang gadis terdengar.
“ Aby, kakak gak bisa melanjutkan pertunangan ini. Kakak sayangnya sama kamu, please jangan paksa kakak lakukan ini.”
“ Tapi semuanya sudah siap kak, Aira akan sedih banget kalau akhirnya semua berantakan.” Sang laki- laki didalam sana mengusap wajahnya kasar.
" lagi pula ini semua sudah kakak putuskan sejak awal, kenapa sekarang kakak tega mau nyakitin Aira? Aira itu sahabat Aby kak, sahabat kita !”. Gadis bermata bulat itu kini tak kuasa menahan tangis.
Degh
Terdengar keras dentuman keras didada seorang gadis yang kini sedang berdiri didepan ruangan yang pintunya tak tertutup dengan baik. Ia melihat sepasang anak manusia sedang berdebat dan memujuk. Sedangkan ia sendiri sudah tak mampu membendung airmatanya, kedua kakinya seakan tak lagi menapak. Tubuhnya terasa ringan, jika saja dia tak berpegangan didinding sudah pasti ia akan rubuh begitu saja.
Sebelah tangannya meremat gaun biru muda yang ia kenakan, menyalurkan rasa sesak dan sekaligus rasa tak nyaman di rongga dadanya. Ia sadar pertunangan ini memang bukan sepenuhnya keinginan dirinnya, dari awal ia hanya mengikuti keinginan kedua orang tuanya.
Tidak, kedua orangtuanya tak memaksa. Ia juga memiliki ketertarikan dengan laki-laki yang akan menjadi tunanganya, hanya saja sang laki-laki tidak pernah menolak juga. Sangat sakit saat rasa nyaman dan saying itu sudah hadir , ia harua menyaksikan hal seperti ini.
Namun dengan cepat ia berdiri tegak, menghembuskan nafasnya beberapa kali mencari ketenangan. Gadis berambut Panjang itu mengusap airmatanya, dan memasang senyum terbaik miliknya. Lalu ia langkahkan kaki dengan perlahan dan ia buka pintu ruangan dihadapannya.
Sontak saja aksi itu menyita perhatian sepasang anak manusia itu.
“ Ra!”. Seruan itu terdengar dari dua anak manusia yang tadinya sedang berdebat.
“ Sudah? Sudah selesai berdebatnya? Waktu kita gak banyak, kita harus cepat bersiap.” Gadis bergaun biru itu langsung menuju dimana barang-barang miliknya berada. Ia membongkar satu koper yang berisi gaun cadangan miliknya yang berwarna navy, terkesan simple dan elegan.
Lagi-lagi kedua anak manusia itu hanya bisa diam dan menyaksikan kesibukan gadis bergaun biru itu. “ Aby, come here!” gadis bernama Aby itu pun menghampirinya. Dengan cekatan ia tarik gadis bernama Aby itu keruangan ganti, sedangkan si laki-laki hanya bisa mondar-mandir memikirkan lankah apa selanjutna agar pertunangan ini tidak berlanjut tanpa menyakiti orang lain, walau itu mustahil.
Tak lama kedua gadi itu keluar dari ruang ganti, dan Aby sudah memakai gaun berwarna navy yang sangat pas ditubuhnya.
“ Ra, untuk apa semua ini?” Aby heran saat dia didudukkan dimeja rias dan dirias dengan sedemikian rupa oleh sang sahabat.
“ ssstt , berisik banget. Udah diam saja, bukannya sedari tadi kalian sudah banyak berbicara.” Seketika ruangan hening seketika, namun tangan gadis itu masih aktif memoles wajah sang sahabat. Namun gerakannya terhenti, ketika tangannya digenggam erat oleh laki-laki yang sedari tadi berada tak jauh darinya.
“ Ra, kamu dengar semuanya?” gadis berambut Panjang itu mengangguk. Netra mereka bertabrakan dan terlihat mata sang gadis sudah berkaca-kaca, dengan sekali tarikan gadis itu sudah dalam pelukan sang laki-laki.
“ maaf, maafkan kakak Ra.” Tak ada suara tangis hanya air mata yang mengalir cukup deras dari gadis yang gagal bertunangan itu.
“ sudah , waktu kita tak banyak. Harus cepat yang lain sudah menunggu diluar.” Aira melepas pelukannya dan beralih pada sang sahabat yang masih duduk ditempatnya dengan air mata yang sama derasnya.
“ kan rusak ….” Aira dengan cepat memperbaiki riasan sang sahabat.
“ kamu masih mau melanjutkan pertuangan ini setelah mendengar semuanya?” suara laki-laki itu menggema begitu saja.
“ kak Sean!” Abigail nyaris berteriak ketika mendengar kalimat itu. Aira dengan tenang dan mencoba tersenyum mengusap dada sang laki-laki lembut.
“ tunggulah diluar Sean, tempatmu bukan disini. Dan aku sedang tak memiliki tenaga untuk menjawab pertanyaanmu.” Sean menggelengkan kepalanya, melihat gadis yang akan bertunangan dengannya itu seakan tak terpengaruh akan kejadian beberapa saat yang lalu.
Dengan Langkah besar Sean meninggalkan ruangan itu, sempat ia berfikir betapa egoisnya gadis itu.
********
Di sisi lain , di ballroom hotel yang terlihat mewah serta dipenuhi dekorasi bertema biru dan putih yang begitu elegan. Mulai ramai orang memadati ruangan tersebut, senda tawa terdengar memancarkan aura kebahagian dua keluarga.
Laki laki berperawakan tinggi , tampan dengan pesona mata abu-abunya memasuki ballroom dengan wajah tenangnya. Seakan akan tidak terjadi apapun sebelumnya, ia menyapa beberapa kenalannya dan rekan bisnisnnya.
Untuk beberapa saat semua terlihat berjalan lancar sesuai rencana hingga semua mata tertuju pada pintu ballroom hotel yang dimasuki dua orang gadis. Terlihat gadis bergaun biru muda memimpin gadis bergaun navy dengan senyuman yang kontras dengan bola matanya yang berkaca-kaca. Sedangkan gadis bergaun navy seakan berat melangkah, apalagi disana banyak mata yang memandangnya penuh tanya.
Sean yang posisinya kebetulan ada ditengah ballroom menatap tak percaya denga napa yang dilihatnya. Gadis yang dicintai nya sedang berjalan kearahnya dipimpin oleh sang sahabat.
“ Tolong jaga Aby ya Sean, jangan buat Aby sedih lagi”. Sean langsung memeluk Aira dengan erat, lebih erat dari pelukan diruangan ganti tadi.
“ maafkan Sean ya, Sean udah jahat banget sama kamu” Aira melerai pelukannya dan memandang lekat laki-laki yang hampir jadi tunangannya itu, lalu ia usap air mata di wajah laki-laki tampan itu.
“ it’s okay, belum terlambat.” Lagi-lagi Aira harus memaksakan senyumnya.
Abigail yang melihat itu hanya bisa menangis, ia tak menyangka sang sahabat bisa dengan begitu kuat melakukan semua ini.
Pertunangan pun dilakukan dengan Abigail sebagai calon wanitanya, dan cukup banyak tatapan tanya dari beberapa tamu yang mengenali mereka termasuk keluarga mereka masing-masing.
“ Apa-apaan ini Sean?” suara itu menggelegar memenuhi ruangan yang sekrang diisi oleh tiga keluarga.
“ Apa Daddy pernah mengajari menjadi laki-laki bajingan seperti ini, ha ?” John Smith ayah Sean terlihat begitu murka kepada sang putra.
“ Maaf” hanya kata maaf yang bisa keluar dari mulut pemuda itu.
“ Nak, Aira kenapa jadi seperti ini? Bukannya kalian sepakat bertunangan tapi kenapa Abigail yang menggantikan kamu?” Clara Smith dengan lembut berbicara dengan Ara yang tampak diam saja dari tadi.
“ sudah seharusnya begitu Aunty, Sean sayang dan cintanya dengan Aby. Kita tidak bisa memaksa bukan? Lagipula semua berjalan lancar, tidak ada yang harus dipermasalahkan” raut wajah tenang milik ara membuat semua orang diruangan itu semakin tak merngerti jalan fikirann tiga sahabat ini.
“ tapi dek…” Ara menatap sang kakak dan menggeleng kecil agar sang kakak tidak melanjutkan kalimatnya.
Sedangkan kedua orang tua Abigail disana tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka tidak tau lagi harus merespon seperti apa kekacauan ini. Mereka tak menyangka putri mereka bisa bertunangan dengan calon tunangan sahabatnya.
“ Uncle Nic dan Aunty Bel gak apa, jangan menyalahkan Aby. Ini semua sudah harus begini, bukannya kita harusnya bahagia karena tidak ada yang terpaksa dan merelakan disini?” Nicholas dan Bella memandang sendu putri sahabatnya itu.
Beda lagi dengan kedua orang tua Ara yang menatap putri mereka bangga, mereka tak menyangka putrinya bisa sedewasa ini dalam menyikapi kekecewaaanya.
“ sudah-sudah! Benar kata putriku, tidak ada yang harus jadi masalah disini. Bukannya kita harusnya bangga dengan mereka, mereka bisa menyelesaikan masalah mereka tanpa kendala berarti. Kalian tidak perlu merasa bersalah, aku percaya dengan keputusan putriku” senyum Rayyan secara tidak langsung menenangkan sang putri.
“ huft, baiklah kalau sudah begini akhirnya. Aku hanya kesal dengan putraku yang tak tegas ini” lagi-lagi Sean semakin terpojok disini, namun ia tak marah karena memang benar ia yang tak tegas dengan perasaaannya.
Akhirnya mereka semua pulang kekediaman masing-masing, satu masalah terselesaikan dengan baik.
Dikediaman keluarga Hill makan malam sedang berlangsung dengan tenang tanpa obrolan antara menikmati hidangan yang ada atau menyelami fikiran masing-masing.
Rayyan Hill sebagai kepala keluarga sesekali mengamati sang putri bungsu yang tampak tenang setelah kejadian siang tadi. Ia cukup bangga akan sikap sang putri yang tenang dan dewasa dalam menyelesaikan masalah, namun ia juga mengkhawatirkan sang putri memendam semua sakitnya sendiri. Dan Joana Hill sang istri mengenggam tangan sang suami yang berada tepat disebelahnya, seakan meyakinkan semua baik-baik saja.
“ I’m okay dad” Aira menampilkan senyum terbaiknya pada keluarganya.
“ hmm, I know, because you is my daughter” mereka melanjutkan makan malam dengan tenang.
***
Aira kini sedang berada dibalkon kamarnya, ia duduk dikursi santai yang ada disana sambil memandangi langit yang penuh bintang malam ini.
Aira tak tahu harus mendeskripsikan perasaannya seperti apa, kecewa sudah pasti karena ia diberikan haarpan lalu dicampakkan begitu saja. Yang membuat ia lebih terluka adalah dua sahabatnya tega menutupi semua itu darinya, ia merasa menjadi penjahat ditenga-tengah orang yang saling mencintai. Ia tak tahu jika seorang Sean Smith mencintai Abigail Tuner, lalu begitu saja menerima rencana pertunangan itu tanpa menerima kata cinta dari Sean.
Bodoh memang, tapi ia hanya memenuhi keinginan orangtua mereka. Dan ia merasa hidup dengan sang sahabat seumur hidup tidak akan jadi masalah karena mereka sudah terbiasa sejak kecil bersama serta memaklumi tingkah laku absurd mereka masing-masimg. Ternyata tak semudah itu, setelah rasa sayang itu mulai bersemi harus hancur akan kenyataaan ia adalah orang ketiga dalam kisah cinta ini.
Jennaira Queenzy Hill gadis berambut panjang dengan netra coklat terang yang memikat bak
barbie ini memilki hidup nyaris sempurna dengan marga Hill dibelakang namanya. Nama
keluarga yang cukup disegani karena termasuk jajaran pengusaha sukses yang mendunia.
Mempunyai ayah seorang Rayyan Hill dan Joana Hill yang sangat menyayanginya membuat
Ara menjadi anak yang hangat namun sayang sedikit bar-bar. Tak lupa sang kakak laki-laki
Rain Hill yang begitu melindunginya dan memanjakannya.
Walau dia dimanja namun sikap dan sifat dewasa tetap terlihat jelas dari gadis itu. Bahkan ia terkenal sebagai gadis keras kepala keluarganya.
Jennaira Queenzy Hill sangat menyukai semua jenis makanan hingga mempunyai beberapa usaha kuliner. Ara cukup beruntung memiliki dua sahabat yang mendukungnya. Mereka
bersahabat sejak kecil, bermain bersama hingga menggila bersama.
Abigail Turner, gadis cantik dengan mata bulat menggemaskan adalah sahabat Ara yang
mengimbangi sikap barbarnya. Aby adaalah tipe gadis yang lemah lembut dan manja.
Maklum saja ia adalah anak tunggal dari keluarga Turner, pengusaha property yang sangat
terkenal.
Nicholas Turner seorang pengusaha tampan yang menikah dengan Bella Turner
sang designer muda berbakat dan melahirkan putri cantik menggemaskan yang mirip seperti
boneka hidup Abigail Turner.
Sahabat Ara yang satu ini adalah pria tampan yang sebenarnya usianya berjarak dua tahun lebih tua dari mereka. Namun karena mereka hidup dilingkungan yang sama mereka jadi bersahabat. Sean Smith, pemuda tampan tinggi bak model adalah seorang pewaris SmithGroup. Gayanya yang cool dan beriwibawa memancarkaan pesona pewaris sesungguhnya.
Laki-laki bermanik abu-abu ini adalah pelindung untuk dua gadis cantik yang menjadi sahabatnya.
Banyak digilai kaum hawa namun sayang ia sudah menaruh hati pada satu gadis. Tinggal
menunggu waktu untuk menyatakannya.
Sean Smith adalah putra dari John Smith dan Clara Smith, pengusaha yang merambah hampir
semua jenis bidang usaha hingga Smith Group terbentuk dengan baik.
Persahabatan yang terjalin sejak lama, dan didukung keluarga yang juga bersahabat membuat hubungan mereka tak terpisahakan. Hari-hari dilalui dengan minim konflik dan dipenuhi canda tawa.
Hingga hari itu tiba, ketika salah satu dari mereka memilih melanjutkan
pendidikan dinegara berbeda. Dan saat itu juga semua bermula, tentang cinta, sahabat dan rollercoaster kehidupan Jennaira.
***
6 bulan yang lalu, sebelum rencana pertunangan diutarakan bahkan sebelum rasa nyaman berubah menjadi rasa sayang hingga akhirnya harus kecewa dan berkorban.
Tiga serangkai telah menyelesaikan pendidikan S1 mereka dibidang masing-masing. dan mereka mulai menjajal keahlian dan hobi mereka. tidak sulit bagi mereka memulai karena dukungan financial dari keluarga sangat melebihi dari yang diharapkan.
Jennaira dengan usaha kulinernya, Sean mulai mengembangkan perusahaan keluarga dan Abigail dengan passion designnya.
Awalnya semua berjalan lancar tanpa kendala hingga Abigail merasa harus meningkatkan kemampuan designnya dengan pergi ke Paris. Dan itu mendapat respon keras dari sang sahabat terutama Ara. Ketika mereka terbiasa bersama saling mengandalkan, namun kini harus terpisah.
Belum lagi Abigail yang pada dasarnya sangat manja membuat sahabatnya berat melepasnya. Gadis yang bahkan memasang tali sepatunya saja harus usaha keras kini harus pergi jauh dan sendirian pula.
Namun dengan segala upaya akhirnya Abigail bisa berangkat ke Paris, Prancis tanpa beban. Walau harus dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!