NovelToon NovelToon

Obat Depresi Tuan Psycho

pingsan

Maycha Daniola adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang masih duduk dikelas XII SMA, ia anak dari seorang pelukis kampung yang bernama Anggara Daniola dan Putri Daniola.

suatu ketika ia terpaksa harus menerima dengan ikhlas perjodohannya dengan seorang tuan muda yang depresi. ya, seorang pemilik perusahaan DX Company. ia adalah Danuarta Xello.

.....

"hai Bunda, ayah. caca pulang" teriak Maycha sepulang sekolah.

"anak bunda udah pulang. sini nak" ucap ibu seraya memeluk Maycha

"udah dong. sebel banget tadi dijalan macet karena ada yang berantem. ngeri banget tau Bun. pake tembak, pisau, hiiiii" jelas Maycha

"dimanapun kamu berada, ayah harap kamu akan selalu dilindungi Tuhan nak. dan tentunya kamu juga bahagia menjalani hidup. jangan coba-coba untuk melakukan hal yang menyebabkan rugi pada dirimu sendiri atau bahkan sampai punya musuh" ujar ayah menasehati.

...

setelah makan siang keluarga, kini Maycha, ibu dan ayah berada diruang keluarga. mereka menonton tv dan bersenda gurau bersama.

"hmm Cha. ada yang ingin kami sampaikan nak", ucap ayah cemas

"baiklah. katakan saja yah. apa ayah mendapat pesanan lukisan yang banyak? atau bahkan......" Maycha tak menyelesaikan kalimatnya.

"bukan nak. bukan itu. ini mungkin hal yang akan lebih mengecewakan bagimu".

" apa itu? kenapa kalian terlihat sangat gelisah? ayolah Bu, yah. katakan saja kepadaku. jangan membuat aku semakin penasaran"

"nak, apa kau tau tempat ayah membuka galeri lukisan itu milik siapa?"

"tentu ayah. Tuan besar Marvin Xello kan. lalu? ada apa ini? apa tuan besar menyuruh ayah pergi?"

"ti-tidak nak. tidak. bahkan tuan Marvin adalah orang yang sangat baik. nak, sebenarnya kami beencana menjodohkanmu dengan anak tuan Marvin. ya, tuan muda Danuarta Xello. pemilik DX Company"

"ap-apaaaaa!!!!!! kenapa yah? ayah bercanda kan? kenapa harus aku? aku masih sekolah yah. aku masih terlalu kecil. hiks hiks", betapa terkejutnya Maycha mendengar penuturan sang ayah.

"nak, ayah dan tuan Marvin sudah saling mengenal sejak lama. ayah tau keluarganya adalah orang-orang baik. tak ada salahnya nak."

"hiks. hiks. bunda, apa bunda setuju dengan hal itu?. tapi yah kenapa mendadak? apa ayah terlilit hutang padanya sehingga ayah menjualku?"

"stttt, tenang sayang. tidak ada yang menjualmu. bunda setuju karena bunda ingin kehidupan yang terbaik untukmu kedepannya. kami juga percaya kamu mampu nak" bunda mencoa menenangkan Maycha

"lalu sekolah Caca, Bun? caca bahkan belum lulus SMA. Caca masih mau kuliah Bun. caca mau meneruskan pendidikan caca demi meraih cita-cita"

"nak. bantulah tuan Marvin demi kesembuhan tuan muda Danuarta nak. kita terlalu banyak berhutang Budi pada keluarganya".

"kesembuhan apa yah? memangnya ada apa dengan tuan Danuarta?"

"tuan muda depresi semenjak gagal menikah nak. calon istrinya bahkan selingkuh dimalam pengantinnya sebelum dilaksanakannya ijab Qabul"

duaaarrrrrrrr

hancur, sedih, semua Maycha rasakan saat ini karena tahu betul kenyataan bahwa dirinya harus merawat dan menjaga dengan baik pria Depresi itu.

lemas kian melemas, seketika tubuh Caca ambruk tak sadarkan diri. betapa terkejutnya dia menerima kenyataan ini.

......

flashback off

disebuah mansion megah nan menjulang tinggi, seluruh penghuninya disibukkan atas persiapan pernikahan putra tunggal pewaris PT MV yang bergerak dibidang obat-obatan.

"sayang, persiapkan dirimu dengan baik untuk acara kita besok. jangan lupa tunjukkan penampilan terbaikmy dihari pernikahan kita" ucap dauarta pada kekasihnya melalui saluran telepon

"tentu baby, aku tadi sudah ke salon untuk mempercantik diri." jawab Mira yang telah menjalin hubungan dengan dauarta lebih dari 7 tahun lamanya.

ya terlalu lama memang, itu disebabkan oleh Mira yang sibuk pada dunia modelingnya. Dengan berbagai alasan ia selalu menolak pinangan Danuarta. hingga suatu hari ia menerima dengan baik lamaran kekasihnya itu.

bertemu

Mira yang terpaksa menikah dengan Danuarta pun malas mendengarkan ucapan Danuarta itu. sebab sejak masuk ke dunia modeling, Mira menjalin hubungan dengan fotografernya sendiri yakni Reno. bahkan selama ini Danuarta menjaga kehormatan Mira agar tak menyentuhnya sebelum menikah. namun nyatanya bahkan Mira dan Reno sudah sering sekali melakukan hubungan suami istri itu.

"bagaimana sayang?" tanya Reno mendengar ucapan Mira dan Danuarta melalu telepon tadi

"menyebalkan. aku jijik mendengarnya. jika bukan karena hartanya. aku tidak Sudi menikah dengannya".

"hey, sabar. ingat misi kita. rampas semua hartanya lalu tinggalkan dia"

"huh benar juga. baiklah aku harus bersandiwara terlebih dahulu".

....

sudah 1 jam lebih Danuarta dan keluarga serta semua undangan menunggu kehadiran Mira di tempat yang sudah dipersiapkan untuk pernikahan mereka. namun Mira tak kunjung datang.

"bos, gawat" ucap Dendi, asisten Danuarta yang ia percaya untuk mencari informasi apapun tentang Mira.

"ada apa?" ucap Danuarta

"ikut aku, tuan. cepatlah ini darurat"

mereka permisi meninggalkan tempat acara menuju hotel W, sesampainya didepan ruangan. terdengar desahan-desahan dari suara yang tak asing bagi Danuarta.

braaakkkk

pintu kamar hotel itu rubuh seketika. benar saja, Mira dan Reno sedang melakukan hubungan intim didalam sana.

betapa terkejutnya keduanya, Danuarta yang emosi tak dapat menahan amarahnya. ia memukul, menendang, bahkan mematahkan tulang kaki dan tangan Reno. hingga brakhir dengan kematian Reno ditangan dauarta.

tampak belum puas akan hal itu, Danuarta menyeret tubuh Mira keluar kamar meski tanpa pakaian. ia membenturkan kepalanya ke dinding, menendang perutnya, hingga terakhir ia melempar Mira keluar hotel dari lantai 17. seketika itu pula Mira tewas.

sedih, kecewa, marah, semua menjadi satu membentuk dendam dan kebencian atas cinta pada seorang wanita. sejak saat itu pula Danuarta menjadi pendiam. ia selalu mengurung diri tanpa bicara sepatah katapun. ia menyembunyikan seluruh rasa dalam dirinya.

beberapa kali orangtuanya mencoba untuk menjodohkannya, namun ia selalu mengamuk, menghancurkan barang dan bahkan tega menyakiti wanita-wanita calon pilihannya itu.

....

"baiklah ayah, setelah semalaman aku pertimbangkan. aku menerima perjodohan ini. maukah ayah mempertemukan aku dengan tuan besar Marvin Xello?" ucap Maycha pasrah dan tampak lebih ikhlas menerima

"kau serius? sungguh nak? baiklah. siang nanti kita akan datang kerumah tuan besar". ucap ayah bahagia dan bunda juga tersenyum penuh syukur. setidaknya mereka tau hidup anaknya akan jauh lebih layak dari kehidupannya saat ini.

.....

sampailah Maycha, ayah dan bundanya digerbang mansion mewah dengan pagar tinggi. terlihat ketika mereka memasuki halaman mansion itu, banyak bodyguard dan lainnya berjaga sesuai tugasnya masing-masing.

"selamat datang, tuan Anggara, nyonya Putri, dan calon menantuku. silahkan masuk" sambut tuan Marvin dengan ramah

"ah jangan terlalu begitu tuan. sungguh suatu kebahagiaan atas kesempatan ini" ucap Anggara

setelah berbincang panjang. dan Maycha mengatakan setuju atas tawaran tuan Marvin dengan perjanjian ia tetap diizinkan untuk menyelesaikan pendidikannya. segera ia meminta izin untuk bertemu dan berkenalan dengan tuan muda Danuarta yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu.

"nona, ini kamar tuan muda. silahkan masuk saja nona" ucap bi Ani kepala chef mansion itu yang mengantarkan Caca untuk bertemu calon suaminya

"baik bi, terimakasih".

tookk tookkkk

tookk tooookk

"permisi, tuan muda", ucap Caca membuka handle pintu meminta izin untuk masuk.

Danuarta Hanya memandang sinis dan tajam kearah Caca, meski begitu ia tetap sedikit memiliki kesadaran bhw gadis kecil itu sangat cantik dan menawan dengan gaun selutut warna baby blue, rambut diikat kuda.

"hai, kak Danu, aku Maycha. kau boleh memanggilku caca. senang bertemu denganmu". caca memperkenalkan diri dengan duduk ditepi ranjang Danuarta yang memang sedang duduk menatap kearah balkon luar kamarnya.

sejenak ia menatap Caca, dengan seringai dan sikap dinginnya. ia tak menjawab apapun yang dikatan Caca

"Kak, bolehkan kita berteman? oh ya, izinkan aku menjadi istrimu kak. izinkan aku merawat dan mencintaimu dengan caraku", Caca berusaha meminta izin atas tujuannya datang bertemu

"SIAPA KAU? BERANINYA KAU MENGGODAKU!!" teriak Danuarta mencengkram leher Caca kuat

"ak-ak-akuu.. kak lepas. aku susah bernafas" ucap Caca dengan tetesan air mata menahan sakit

"maafkan aku. maaf. maafkan aku. maaf. hahaha hahahahaha maafkan aku" Danuarta memukuli kepalanya sendiri merasa ada tekanan yang tak tau pasti apa.

"kak, hei. tenang. ada aku. kakak. sudah jangan sakiti dirimu kak. jangan bikin aku bersedih". caca mencoba menenangkan dengan memeluk Danuarta. hingga pada akhirnya Danuarta tenang dalam dekapan Caca. ntah mengapa ia merasa nyaman dan aman berada didalam dekapan gadis SMA itu.

caca merebahkan tubuh Danuarta dengan hati-hati.

"kak, kau istirahat ya. kau pasti lelah. aku pulang dulu. sampai bertemu dihari pernikahan kita 2 hari lagi. aku harap kakak mau menerima aku dengan baik sebagaimana aku menerima Kakak dengan ketulusanku". ucap Caca hendak beranjak meninggalkan Danuarta namun lengannya dicegah oleh Danuarta.

cara kembali duduk dipinggir ranjang, ia mengusap rambut Danuarta lembut.

"jangan pergi. jangan pergi kemanapun. aku takut" tangis Danuarta kembali luruh

"aku disini. istirahatlah. akan aku temani kakak."

danuarta segera menarik Caca hingga berada dalam pelukannya. dengan mata tertutup Danuarta merasa semakin mengantuk sebab merasa ada kehangatan dari tubuh Caca

"pergilah ketika aku tertidur. dan satu lagi, jangan pamerkan tubuhmu pada siapapun lagi. jangan menggunakan pakaian terbuka, jangan ikat rambutmu yang menampilkan leher jenjangmu. aku tidak suka akan adanya mata lelaki bajingan diluar sana yang memperhatikanmu"

"baiklah kak. ini ikat rambutku, aku pakaikan ditangan kakak ya. jangan hilang. aku janji akan memintanya nanti setelah pernikahan kita. dan aku akan lakukan apapun yang kau katakan tadi". caca tersenyum seraya memasangkan ikat rambut pink pada pergelangan tangan Danuarta

tak lama kemudian, terdengar dengkuran halus pertanda Danuarta tertidur pulas. segera ia bangkit dan meminta izin pulang bersama ayah dan bundanya dari mansion itu.

tak apa, aku ikhlas

kini tibalah saatnya pernikahan antara Danuarta dan Maycha. ya lebih tepatnya pernikahan atas dasar perjodohan itu.

Danuarta mengikuti acara dengan tenang. pria itu juga dengan tegas dapat mengikrarkan janji suci tanpa salah sedikitpun.

pernikahan dilakukan secara tertutup menimbang terjadinya sesuatu yang tak diharapkan. karena Danuarta bisa saja menjadi tempramen seketika.

"nak, ini ada hadiah dari ayah dan bunda untuk kalian", ucap ayah menyodorkan kado persegi

"tak perlu repot-repot ayah. cukup ayah dan bunda doakan saja Caca dari kejauhan. itu sudah lebih dari cukup untuk kebahagiaan Caca.",

tessss

tanpa aba-aba meluruhlah airmata Caca. airmata haru setelah melihat kado lukisan dirinya dan Danuarta serta kedua keluarga.

"terimakasih banyak yah. ini sangat indah", peluk Caca kepada sang ayah seraya mengusap airmatanya

"berjanjilah untuk tetap setia nak. apapun yang terjadi, kami siap menerimamu kembali", tambah sang bunda yang juga merasa sedih melihat keadaan mayca yang terpaksa menikah diusia dini

....

mayca dan Danuarta masuk kedalam kamar untuk beristirahat. caca terlebih dahulu membersihkan diri, setelahnya ia membangunkan Danuarta untuk segera mandi agar lebih segar.

"kak. kak Danu. kakaaak, bangun kak. mandi dulu setelahnya kita makan malam dan istirahat", meski dalam keadaan takut, Caca memberanikan diri untuk membangunkan sang suami

"kau siapa?", tanya Danuarta bingung

"aku Maycha kak, Caca. istri kakak. ayo aku bantu mandi"

"mandi. mandi"

"ayo bangkitlah. badanmu terlalu besar. aku tidak akan kuat menopangnya sendiri"

setelah berhasil memandikan sang suami, Caca menyuapi Danuarta dengan telaten. tak lupa pula obat yang harus diminum Danuarta.

setelahnya Caca membuka ranselnya untuk mengerjakan tugas sekolahnya. walau bagaimanapun ia harus tetap melakukan kewajibannya sebagai siswa.

Maycha adalah seorang siswi yang berprestasi di sekolahnya. ia banyak mendapatkan penghargaan kejuaraan olimpiade dan lainnya. termasuk dengan prestasinya dalam seni bela diri, ya Caca sering kali ikut lomba seni bela diri di sekolahnya mulai dari tingkat antar sekolah maupun sampai nasional.

..

ketika tengah sibuk mengerjakan tugas prakarya yang mengharuskan Caca bergelut dengan pensil warna dan juga barang lainnya, Danuarta bangun tiba-tiba dan menampar keras pipi Caca.

ctaaarr

"awww, sshhhh. ka-kakak. kakak kenapa? caca salah apa? kak, sadar kak. awww, sakit.", Caca merasakan perih pada pipi mulusnya akibat tamparan mendadak dari Danuarta

tanpa mengucapkan maaf atau kata lainnya, Danuarta mengamuk dengan membuang semua barang, memecahkan vas bunga dan lampu tidurnya. Caca yang melihatnya mencoba untuk menahan Danuarta meski ia tau tenaganya tak dapat mengimbangi.

"kak, hei. sayaaangg dengarlah. sudah cukup. jangan lakukan ini lagi, tanganmu terluka, hei. kak Danu. ayo bersihkan darah dari tanganmu. kaaakkk, hiks. hiks. kakak", seketika Danu berhenti ketika melihat Caca yang memeluknya erat sambil menangis

"ada apa ini? Caca? kamu baik-baik saja nak?" tanya tuan besar Marvin yang kini menjadi mertuanya

"sttt, tidak pa. Caca baik-baik saja. papa keluarlah, biar Caca yang tangani"

"tapi itu pipimu kenapa bengkak? apa Danu menyakitimu?"

"tidak pa. tolong papa keluar. percayakan Caca untuk menenangkannya".

setelah kepergian papa Marvin, Caca berlari untuk mengunci kamar. dengan airmata yang masih mengalir, ia mendudukkan Danu ke sofa. dengan hati-hati ia bersihkan dan balit luka yang ada ditangan Danu.

"kalau ada apa-apa katakan pada Caca, kak. jangan seperti tadi. apa kakak merasa tidak nyaman dengan adanya Caca disini? Caca bisa tidur di ruang tamu kok".

Danu hanya menatap tajam ke arah Caca yang sejak awal mengajaknya bicara tanpa ada balasan kata.

"yey, sudah selesai. lukanya sudah Caca obati. ini Caca sengaja kasih hansaplas pink dengan motif cinta agar lukanya lekas membaik. hiks hiks sama dengan kakak yang harus lekas sembuh supaya kakak bisa melindungi Caca dari siapapun diluaran sana"

Caca yang tidak tahan atas apa yang terjadi dimalam pengantinnya, ia berlari mengunci diri di dalam kamar mandi. selang beberapa waktu caa keluar dengan kondisi lebih baik. ia tak lagi menangis.

dari kejauhan ia masih setia ditatap oleh sang suami dari ranjang.

"tidur", ucap lirih Danu

"apa kak? kakak mau tidur?", tanya Caca mendekat

"tidur",

"ah, baiklah. ayo kita tidur"

"tidur",

"iya kakak. iya. kita tidur ya" Caca dengan tersenyum menutupi suaminya dengan selimut.

"maaf", Danu tiba-tiba memint maaf dan memegang pipi merah Caca akibat tamparannya tadi

"sudah kak. tak apa. aku ikhlas". Caca memegang tangan kekar Danu yang masih membelai pipinya

...

pagi menyinari, cahaya matahari membelai mimpi sepasang suami istri yang baru saja menikah kemarin. terlihat Caca tertidur dalam pelukan sang suami.

"aduuhh, bisa mati aku kalau begini. berat sekali manusia ini. tangannya saja sebesar gajah rasanya. haiisss", monolog Caca berusaha menyingkirkan tangan sang suami.

setelah berhasil turun dari ranjang. Caca menatap lekat wajah sang suami yang masih tertidur pulas. ia menggantikan tubuh Caca dengan boneka anak ayam milik Caca yang ukurannya memang besar. ya Caca memang tidak bisa tidur tanpa boneka itu. itu boneka pemberian bundanya sejak usianya kecil.

saat berjalan hendak ke kamar mandi, Caca terhenti melihat benda diatas meja belajar yang berantakan. mulutnya menganga melihat sebuah lukisan nirwana yang mana itu adalah tugas sekolahnya. dibawah lukisan itu tertulis inisial nama DXMD yang mana inisial itu adalah inisialnya dan suami.

"waw, bagus banget. apa kak Danu yang bikin? tapi kapan? kan kami sama-sama tidur setelah kekacauan tadi malam", ucap Caca pelan.

tiba-tiba Caca terkejut karena ada deru napas yang menyeruak ceruk lehernya. dengan kecupan kecil dan tangan yang setia melingkar di perutnya, ia membalikkan posisi duduknya melihat siapa yang memeluknya erat.

"apa kau suka, dek? aku minta maaf ya. tugasmu rusak karena ku. hiks", ucap Danu menangis dalam pelukan Caca

"kakak yang membuatnya? dan apa tadi? dek? kakak memanggilku adik? bagaimana bisa kakak menye...", sebelum menyelesaikan kalimatnya. Danu mengecup singkat bibir Caca

"aku suka melukis. jadi mudah untuk menyelesaikan tugasmu. bukankah kau memanggilku kakak, lalu aku memanggilmu adik supaya setimpal. apa kita kakak adik?"

"bu-bukan. kita bukan kakak adik. kita suami istri" dengan wajah merona menahan malu Caca mengatakannya. ia juga bersyukur hari ini mendengar Danu banyak bicara dari sebelumnya

"suami istri? apa aku menikah? tapi wanita jalang itu sudah ku bunuh. siapa istriku?"

"aku kak. aku Maycha. panggil aku Caca. aku istrimu"

"kamu? tapi kamu bahkan masih seperti anak ayam. kecil, pendek, dan iniii.. (Danu menunjuk dada Caca), dadamu masih rata sekali"

"ap-apa kau ni. gila. mesum. psikopat. issss bisa-bisanya kau ini melakukan itu"

"mandi"

"kakak mau mandi? aku antarkan, ayo"

Danu menggeleng cepat,

"lalu?"

"kau mandi. sekolah. tugas kita harus mendapat nilai 100", memang jam masih menunjukkan pukul 6.30 kebetulan sekolah Caca memang tidak jauh dari mansion tuan Marvin.

"hehe baiklah. Kakak tunggu disini ya",

"sayang", ucap Danu pelan

"apa kak? kakak mengatakan sesuatu?"

"panggil sayang, aku bukan kakak"

bluusshhhh, memerah wajah Caca tersipu malu atas permintaan suaminya itu

"baiklah. aku mandi dulu ya sayangku. suamiku"

Danu tersenyum hingga memperlihatkan kedua lesung pipinya dengan sangat indah. menambah ketampanan dirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!