Arda adalah murid pindahan dari ibu kota, Durces, ke sebuah kota kecil bernama Yunda. Ia adalah siswa kelas 10 SMA. Seperti murid pindahan pada umumnya, ia memperkenalkan dirinya di depan kelas.
“Perkenalkan, namaku Arda. Salam kenal!” sapa Arda dengan sopan
Ia duduk di kursi kosong di belakang. Di depannya duduk seorang siswa berambut gondrong.
“Yo, salken. Aku Riko,” ucapnya dengan santai
“E-e... salken,” balas Arda sembari menjabat tangannya dengan gugup
Di sebelahnya, seorang siswi menyapanya dengan ramah.
“Halo Arda, aku Luna,” ucap seorang gadis berambut ungu gelap yang duduk di sampingnya
“Ha—” belum sempat Arda membalas, guru yang berdiri di depan kelas langsung menegur
“Arda, nanti ngobrolnya,” tegur sang guru dengan nada santai namun tegas
Beberapa jam kemudian, bel istirahat berbunyi. Arda, Riko, dan Luna pun pergi ke kantin bersama
“Oh ya, hobi kamu apa, Arda?” tanya Riko sambil menyantap mie
“Ya, kamu suka apa?” tanya Luna yang duduk di samping Arda
“Hmm, aku suka bermain badminton,” jawab Arda ramah
Mereka pun berbincang dan tertawa bersama. Singkat cerita, mereka sudah naik ke kelas 11 dan semakin akrab
Suatu sore, Arda, Riko, dan Luna sedang bersantai di apartemen Arda seperti biasa
“Eh Arda, kau udah tahu mau kerja apa?” tanya Riko penasaran
“Hahaha! Udah lah, aku mau jadi arsitek!” jawab Arda sambil membusungkan dadanya bangga
“Halu, jauh banget dari hobimu, haha!” balas Riko tertawa
“Cita-citamu bagus, Arda,” kata Luna sambil tersenyum
“Haha, terima—”
"BRAK!"
Belum sempat Arda menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba gempa kecil mengguncang apartemen. Mereka bertiga spontan berlari keluar untuk melihat situasi.
Pemandangan yang mereka lihat sungguh mengerikan—makhluk-makhluk aneh dengan bentuk abstrak memenuhi kota.
“I-Ini... makhluk apaan ini?!” Pupil mata Luna mengecil menatap kekacauan kota
“I-ini bukan makhluk yang pernah kulihat...” gumam Riko ngeri
Arda sempat terdiam sebelum akhirnya berteriak, “Riko! Luna! Masuk lagi ke apartemen! Aku akan membuat penghalang di tangganya!”
“Tapi—”
“Cepat!!” bentak Arda dengan tegas
Riko dan Luna menuruti arahan Arda dan masuk kembali ke apartemen.
“Sepertinya tidak cukup kalau hanya menutup tangga ini...” Arda melirik ke arah kapak darurat
Ia segera mengambil kapak itu dan menghancurkan baut yang menahan tangga ke atas agar tidak bisa menopang berat lagi. Setelah itu, ia mendorong lemari besar untuk menutup jalan tangga.
“Jadi... satu-satunya jalan keluar dari gedung ini adalah lewat atap.” gumam Arda
Arda kembali masuk ke apartemennya. Suara lolongan dan jeritan makhluk-makhluk itu terdengar dari bawah gedung.
“Makhluk apa itu?” tanya Riko
“Entahlah... Oh ya, Riko, coba cari informasi tentang makhluk ini,” perintah Arda.
“A-aku... kita harus apa?” tanya Luna panik
“Tenanglah, Luna. Kita pasti akan selamat!” Arda mencoba menenangkan mereka
Tak lama kemudian, Riko berhasil menemukan berita bahwa makhluk itu menyerang warga di seluruh negara.
“Tak... mungkin...” gumam Arda
“Kalau begitu... bagaimana dengan orang tua kita?!” tanya Luna cemas
“Ya! Orang tua kita!” Riko spontan berdiri dan hendak keluar, namun Arda menahannya
“Riko! Tahan! Aku tahu mereka dalam bahaya, tapi kalau kau gegabah, justru kau yang dalam bahaya!” Arda menahan tangan Riko
“Biarkan! Yang penting aku bisa menolong mereka! Lepaskan!!” Riko memberontak
“Arda benar. Riko, tahan sebentar. Keselamatan kita nomor satu. Mungkin mereka sudah dievakuasi pemerintah. Lagi pula, orang tua kita tinggal di pemukiman kecil, mereka mungkin akan selamat,” ucap Luna mencoba menenangkan
Riko terdiam dan termenung.
“Tempat ini bisa jadi makin berbahaya... Kita harus naik ke atap untuk melindungi diri,” ujar Arda tegas
“Setuju!” sahut Luna
“Terserah... aku ikut kalian,” Riko akhirnya setuju
Mereka pun bersiap. Masing-masing membawa senjata, tas, peralatan, dan makanan. Setelah berada di atap, mereka mendengar suara makhluk itu berhasil masuk ke dalam apartemen dan mulai mengejar.
“Aku akan mengunci pintu atap ini!” seru Arda
Ia cepat-cepat mengunci pintu. Goresan dan dentuman keras terdengar dari balik pintu, tapi untuk sementara, mereka aman.
“Untuk sementara... kita aman,” ucap Arda menarik napas lega
Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama sebuah helikopter mendekat ke arah gedung mereka... lalu tiba-tiba kehilangan kendali dan jatuh tepat di pintu atap.
"BOOOOMM!"
Asap mengepul tebal. Dari balik kabut itu, siluet dua orang muncul.
“Sial! Haaah... malah jatuh, helikopter sialan!” gumam suara wanita dari dalam kepulan asap.
Dua orang itu keluar dari kepulan asap dan mereka memperkenalkan diri. Mereka adalah Asura, salah satu murid dari akademi militer pemerintah, dan temannya Hana.
"yah.. Gimana ni hana?" Gumam Asura sembari menggaruk rambutnya
"tetap waspada.. Aku akan mengecek kita jatuh di mana" tangap Hana, tampaknya ia lebih tenang tapi waspada dengan kondisi mereka sekarang
"siapa kalian?" Tanya Arda dengan ragu ragu
"jadi kalian warga yang selamat ya?.. " Ucap Asura
"namaku Hana, dan dia Asura.." Hana membungkuk dan memperkenalkan diri
"Kalian baik baik saja?, sepertinya kalian terluka" tanya Luna
"ah.. Luka kecil ini bukan apa apa" Tangap Asura dengan ekspresi sombong
" Nih handuk, setidaknya bersihkan Luka luka kalian" Arda melempar handuk ke Asura
Riko bangkit dan menanyakan dari manakah asal mereka dan siapa mereka sebenarnya.
"kami adalah kadet magang dari akademi militer dan ditugaskan untuk mengevakuasi bagian kota, tapi jaringan sinyal kami ke kantor pusat tiba tiba terputus, dan kami hilang kendali" Jelas Hana
"Arjadi, kalian tidak bisa memanggil bala bantuan? "
"RAAAWRR!! "
Tiba tiba, terdengar suara gemuruh dari bawah, dan api helikopter mulai padam, makhluk itu semakin dekat dengan mereka dan terus mendobrak pintu.
"halah.. Kita tidak terjebak, kita sudah di latih, palingan mereka yang meminta bantuan.. " Gumam Asura yang menatap Arda dengan ekspresi remeh
"haa!?.. Macam kau yang paling hebat , aku juga pernah mau daftar ke akademi militer tu.. Cuma kurang modal! " Tangap Arda dengan kesal
"sudah sudah.. Fokuslah.. Kita masih terjebak ini" balas Luna
"Oy!!.. Ke sini kita bisa turun dengan lompat ke gedung sebelah, jaraknya dekat jadi aman" Seru Riko
Mereka mengikuti arahan Riko dan melompat ke gedung sebelah.
"jadi, sekarang kita harus kemana? Kota bukanlah tempat yang aman sekarang. " Tanya Luna dengan kawatir
"kita bisa ke sekolah, disana sedikit bangunan dan luas, jadi sepertinya kemungkinan adanya serangan sedikit" ucap Arda memberi saran
Singkat cerita mereka berhasil pergi dari kota menuju sekolah SMA tempat Arda bersekolah, mereka menuju kesana diam diam tanpa diketahui oleh makhluk itu.
"kita jadikan tempat kumpul di ruangan OSIS, disana tempatnya strategis, dekat dengan atap dan kantin, jadi mudah untuk kita menyusun rencana atau berlindung" Ucap Arda
Mereka menyimpan tas dan suplai mereka di ruang OSIS sembari menyusun rencana.
"jadi, pertama tama kita harus apa?" Tanya Arda
"Ya jelas, kita harus menutup pintu depan dan memblokir tangga agar makhluk itu tidak bisa masuk ke sini"Jawab Asura
"sepertinya kita harus mencari alat, suplai dan persenjataan dahulu sebelum melakukannya, agar kita tidak kesulitan" tangap Riko
"Ok, jadi aku akan mencari persenjataan dan alat alat yang berguna di lantai bawah, sedangkan Asura dan Hana buatlah tangga tali dan pasang ke atap, agar kita dapat keluar masuk dengan aman, Riko dan Luna akan membuat tempat kita agar dapat di tinggali, setidaknya buat tempat tidur yang terpisah menggunakan bangku kantin dan alat lain, mengerti?" Arda menjelaskan strateginya
Mereka semua mengangguk kepala menandakan bahwa mereka setuju dengan rencana Arda, dan mereka segera pergi dan melakukan tugasnya sesuai dengan yang diarahkan Arda.
"hmm mari kita lihat, ok ada kapak darurat, ada pisau, katana?! Orang mana yang bawa katana asli ke sekolah!?"
" itu punyaku!, itu properti cosplay, tadinya" ucap seorang siswi yang nampaknya masih kelas 10
" Siapa kamu?" tanya Arda dengan sedikit waspada
"Namaku Kaira, aku kelas 10 B" balas Kaira
"syukurlah masih ada orang yang selamat" Arda menghela nafas lega
"oh ya kamu sedang mengumpulkan peralatan ya?, apakah kamu tidak sendiri?" tanya Kaira penasaran
"iya, aku sedang mengumpulkan peralatan untuk temanku, kami membuat shelter di ruang OSIS, kamu mau ikut? " Tanya Arda
"Tentu, aku ketakutan karena aku pikir hanya aku yang selamat" meski Kaira mengangguk setuju, ia masih sedikit waspada apakah Arda benar-benar baik atau ada niat jahat.
Mereka tiba di ruang osis, Asura dan yang lain sudah tiba dengan persediaan yang banyak dan shelter yang di perbaharui mereka melihat Kaira.
" kau lama Arda!.. Oh ya dia siapa?, pacarmu? " tangap Asura dengan senyum menyeringai
"bukan!, aku menemuinya tadi di lantai bawah, namanya Kaira" Balas Arda dengan sedikit kesal
"aku Kaira salam kenal, ku harap aku bisa membantu kalian di sini" Kaira memperkenalkan dirinya
"Aku harap aku bisa membantu kalian di sini" Kaira membungkukkan badannya untuk memberi salam
"K-Kaira?!.. " Luna tampaknya sedikit terkejut
"Lh Lulu?" nama panggilan Luna khusus untuk Kaira. Kaira memeluk Luna dan mereka melompat lompat
" dia kenalan mu? " Tanya Arda
" iya dia teman ku kami sudah lama kenal " Jawab Luna yang masih kelihatan senang
"Arda mana persenjataan nya? " Riko mengulurkan tangannya, untuk diberikan persenjataan dari Arda
" oh ya ini" arda meletakkan 2 Pisau militer, Kapak, dan Pisau dapur di meja
"Nahh ada juga gunanya kamu ini! "Asura mengambil pisau militer
Mereka mengambil senjatanya dan menyisakan Arda yang kehabisan dan tidak dapat senjata.
"eee... Aku pakai apa?" Tanya Arda dengan ekspresi pasrah
"Nih kamu bisa pakai katana aku, aku punya 2" Kaira memberikan katana dengan lis merah kepada Arda
"hehe makasih.. " Arda mengambil katana itu dengan puas
"oh yaa, ini, kami sudah sepakat tadi"
Asura menunjukkan daftar anggota tim mereka dimana di kertas itu Arda sebagai pemimpin dan sisanya anggota, serta nama Kaira sebagai tambahan anggota.
"ah kacau, tiba tiba aku yang ketua" Arda berpaling, wajahnya sedikit kesal
"hahaha.. Sekarang aku mau lihat kinerja mu!" tawa Asura sembari menepuk nepuk pundak Arda
"sial, pasti kau yang bikin, dahlah ok aku Terima" Arda pasrah
"Hmm.. Aku akan cek kondisi di atap" Arda berjalan santai menuju ke atap
TAK TAK TAK! , Bunyi sepatu Arda menggema di lorong, dan sesampainya di atap, ia termenung melihat sekitar.
" Hmph.. Apa apaan dunia ni" Gumam Arda yang sedang melihat kekacauan huru hara dari kejauhan
Tiba tiba suara asura terdengar dari belakang.
"Kenapa?, masih ndak Terima jadi ketua? " Tanya Asura
"ya ndak lah kocak" Tangap Arda, wajahnya kesal tapi sedikit tersenyum
" hmm kau yakin tempat ni udah aman? Kita ndak tau apa yang akan menunggu nanti malam" Tanya Asura
"Hmm..mungkin aman, aku sudah mengunci semua pintu, menutupnya dengan tumpukan meja, serta memblok tangga menuju ke atas dengan Kaira tadi"Jelas Arda
"hmmm ok?, awas jak kalo jebol nanti" Nada Asura terlihat menantang
" hmph! ndak akan" Arda senyum bangga
Mereka kembali ke ruang OSIS dan berlatih menggunakan senjata yang di dapatkan tadi.
"Tegakkan tubuhmu Arda! " Bentak Kaira yang sedang menyantap Roti
"shap! "Arda sedang berlatih menggunakan katana bersama kaira sementara yang lain berlatih dengan senjata nya masing masing
Malam tiba dan mereka istirahat di tempat yang sudah di buat oleh Riko dan Luna.
"eh, Ar! " Bisik Riko
"ha? " Balas Arda
"Aku baru sadar cuma kita berdua laki laki di tempat ni, "Jelas Riko
"lah iya, sama" Arda yang juga baru sadar mengaruk garuk kepalanya
"muehehe-"
"Arda: jan pikir aneh aneh!" Arda menjitak kepala Riko
" Aiishh!! "
Paginya Arda dan Kaira di tugaskan untuk mencari bahan makanan dan peralatan yang banyak di luar gedung sekolah.
"aku dan Kaira? " Tanya Arda
"iya melihat dari persenjataan, kalian menggunakan senjata yang... bisa di bilang lebih bagus dan tahan ketimbang kami, jadi kalian yang pergi untuk mengumpulkan sumber daya" Jelas Asura sembari sesekali menatap Arda dengan tatapan sedikit menyeringai
" aku siap! " Kaira sudah mempersiapkan peralatan
Arda dan Kaira keluar lewat atap sekolah menggunakan tali yang disiapkan untuk naik dan turun.
"ok kita harus pergi ke supermarket!" Ucap Arda
"Baiklah ayo! " balas Kaira
Mereka pergi ke supermarket,supermarket itu sedikit jauh dari gedung sekolah, mereka berjalan sekitar 1 jam,setelah sampai mereka segera mengambil persediaan penting.
"Ok aku akan mengambil air, obat, dan batrai" Arda melihat tas gunung
"mantap tas yang besar" ia mengambil tas itu
"Ok mari kita pergi! " ucap kaira yang sedang menyantap roti
"hmm aku punya bibit, bisa kita tanam di atap" Arda menunjukan beberapa bibit tomat
"Hmm ide bagus" balas Kaira
"Ok ayo kita per- " tiba tiba ada suara motor mengarah ke tempat mereka berada
"Kaira waspada! " Arda menghentikan langkah Kaira
"s-siapa kamu? " tanya Arda dengan waspada
"hmph.. Arda rupanya." Gumam Pria itu
Pria itu membuka helem, menampilkan wajah yang tidak asing di benak Arda.
"k-kau?!.. Kaito" Arda terkejut sekaligus senang
"haha dah ku kira kau ndak bakalan lupa" Kaito menepuk pundak Arda
"Dia siapa Arda? " tanya Kaira
"Oh dia teman lama ku namanya Kaito, kami pisah sekolah semenjak SMP dan sejak itu kami jarang bertemu" Jelas Arda
"ku kira siapa tadi" Arda tertawa dan mereka memberi salam khas
"Hmm nampaknya kalian sudah punya Kelompok" Kaito melirik Kaira yang sedang memakan rotinya
"Ya.. Begitulah kegilaan di kota ni datang tiba tiba, ngomong ngomong kau sendirian? " Tanya Arda
"ya.. Aku lagi jalan jalan kemarin, tiba tiba di serang makhluk ndak jelas tu" Jawab Kaito
"haha tenang sekarang kami punya Tim terkuat di sini! " Arda membusungkan dadanya dan berbicara dengan bangga
"hah iye lah tu" Kaito memasang wajah datar
"Arda.. Sekarang" ucap Kaira, dia ingin memberi tahu bahwa mereka tidak bisa berlama lama di tempat ini
"Oh ya Kaito aku mau pertemuan kau dengan kelompok kami, ayo ikut kami" Ucap Arda yang mengajak Kaito
"Oo ok lah lagi pula bensin motor ini sudah habis jadi aku tinggalkan aja" ucap Kaito sembari tertawa kecil dan menggaruk rambutnya
"Oh ya nama tim kalian apa? " tanya Kaito
Kaira menarik baju lengan Arda,tangan kecilnya menggenggam kain baju Arda
"nama, nama tim kita apa" wajah kaira antusias
"ee?.. Nama tim ya.. Hmm... oh ya, Athena!! " Ucap Arda yang bingung memilih nama kelompok mereka
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!