OASIS
1
Para tamu bertepuk tangan, usailah acara suci itu. Di depan pastor, didepan semua orang, dua pasang anak Adam ini telah resmi menjadi sepasang suami istri.
Tak berhenti disitu saja, acara terus berlanjut hingga malam tiba.
Tepat pukul 23:30, barulah para tamu mulai mengundurkan diri satu-persatu, berpamitan seraya mengucapkan selamat pada keluarga yang bersangkutan.
Wanita dengan gaun pengantin indah yang masih ia kenakan, sudah gerah ia sejak tadi. Dengan make-up tebal yang semakin membuat dirinya kepanasan.
Griselda Kianara Augustine
Ya Tuhan, akhirnya selesai.
Wanita dengan gaun pengantin itu, Anara jatuh merosot duduk di balik pintu dengan helaan nafas berat disertai rasa lega.
Suara ketukan pintu terdengar jelas oleh telinganya, segera Anara bangkit lalu menarik gagang pintu.
Seorang maid berdiri di hadapannya, menunduk tanpa menatapnya.
Griselda Kianara Augustine
Ada apa?
Maid
Nyonya besar berpesan, Anda harus segera berganti baju. Karena keluarga besar Fernando akan melaksanakan dinner di restaurant baru mereka.
Griselda Kianara Augustine
Malam ini?
Griselda Kianara Augustine
Ukh..
Anara mengulum bibirnya saat mendengar panggilan yang amat sangat asing baginya.
Griselda Kianara Augustine
"Pantaskah aku menyangga nama sebesar ini pada nama belakangku?"
Griselda Kianara Augustine
Baiklah, aku akan segera bersiap-siap.
Maid
Saya akan membantu Anda, Mrs. Fernando.
Griselda Kianara Augustine
Jangan panggil aku seperti itu, sejujurnya aku merasa tidak nyaman.
Griselda Kianara Augustine
Dan juga, angkatlah kepalamu. Kontak mata diperlukan dalam berkomunikasi, bukan?
Matanya membulat, perlahan maid itu mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap netra Anara.
Maid
Saya akan membantu Anda, Nyonya.
Griselda Kianara Augustine
Terimakasih, masuklah.
Anara menjauh dari pintu, mempersilahkan maid itu memasuki kamar.
Maid
"Kenapa Nyonya bersikap seperti ini padaku.."
Anara menyadari meski berusaha untuk tidak peduli, ia perhatikan manik penuh keringat dingin itu dengan menunduk, juga menggigit bibirnya sendiri.
Maid
"Bagaimana jika Nyonya besar marah pada Nyonya.."
Berusaha tidak peduli, Anara melewati maid itu.
Griselda Kianara Augustine
Kemari lah, bantu aku memilih pakaian.
[Solara Restaurant, 8PM.]
Pintu mobil itu terbuka. Tampak jelas langkah seseorang turun dari mobil dengan kaki jenjangnya.
Gaun merah berenda membuat pesonanya tak mampu ditolak oleh siapapun yang berada di luar restaurant.
Kaki jenjangnya mulai bergontai elegan memasuki restaurant, tak menghiraukan banyak mata yang menatapnya. Baik itu memuji, atau merendahkan.
Anara menghentikan langkah saat tiba di depan pintu, tampak seorang waiter dengan setelan rapi menyambut kedatangannya dengan sopan dan ramah.
Ia memberikan salam pada Anara, membungkuk menghormati wanita itu. Anara membalasnya dengan senyuman tipis.
Waiter
Selamat datang, Mrs. Fernando. Mari saya antar Anda menemui yang lainnya.
Griselda Kianara Augustine
Please.
Anara mengikuti langkah Waiter yang memandunya di depan menuju ruangan VVIP yang sudah dibooking oleh Ayah mertuanya.
Waiter
Mrs. Fernando sudah datang, Mr.
Elio Fernando
Lama tidak bertemu, Anara.
Griselda Kianara Augustine
Selamat malam, Ayah.
Anara memberi salam dengan sopan, kemudian duduk di kursi empuk yang telah disediakan tepat di sebelah suaminya.
Griselda Kianara Augustine
Selamat malam, Mr. Fernando.
Yang disapa tak meliriknya sedikitpun. Membuat wanita yang duduk di sebelah Elio tersenyum kecil.
Nyaris tidak tampak di mata orang biasa, namun Anara tau apa maksudnya.
Griselda Kianara Augustine
"Dia ingin menjatuhkan ku. Sungguh Ibu mertua yang baik."
Anara memasang senyum manisnya. Sekejap saja wanita itu melayangkan tatapan yang sangat tidak mengenakkan padanya.
Soraya Necrasov
"Tidak tahu diri."
Soraya Necrasov
Kau tidak ingin memberi salam pada Ibu mertuamu? Dimana sopan santun mu, menantu tidak tahu diri?
Griselda Kianara Augustine
Aku tidak berpikir Ibu akan menerima salamku dengan hangat.
Soraya Necrasov
Jangan berpikir kau bisa masuk keluarga ini dengan mudah, wanita collateral.
Elio Fernando
Jangan membuat keributan, Sora.
Elio Fernando
Kalian berhubunganlah dengan baik. Aku tidak ingin terjadi kerusuhan pada acara ini.
Anara kembali tersenyum manis pada Elio.
Griselda Kianara Augustine
Baik, Ayah.
Griselda Kianara Augustine
"Dia melirikku sedari tadi, ya."
Anara menyadari bahwa pria berstatus suaminya itu meliriknya sejak berbicara dengan Sora.
Tidak peduli, Anara memilih abai karena baginya, itu bukan urusannya.
Elias Ezekiel Fernando
"Dia berani melawan Ibu, juga tidak mencari muka."
Elias, sudut bibirnya tertarik sangat dangkal.
Tangannya bergerak pada sisi lain Anara, memutuskan jarak diantara mereka dalam sekejap.
Anara lagi-lagi memilih hirau, bahkan tidak menatap Elias yang secara terang-terangan menatapnya.
Elias Ezekiel Fernando
"Meski dari keluarga miskin dan hadir sebagai collateral keluargaku, dia cukup menarik."
Griselda Kianara Augustine
"Jangan sampai dia tertarik padaku."
2
Kedua pasangan itu telah tiba di rumah 'sederhana' mereka. Milik Elias, yang akan mereka tempati bersama, berdua selaku pasangan suami istri.
Pintu dibuka oleh Anara yang kemudian masuk duluan, disusul oleh Elias dari belakang.
Matanya sayu akibat terlalu banyak meminum alkohol. Jangan khawatir, Elias kuat minum. Hanya saja, berdampak pada matanya yang langsung memerah dan sayu.
Elias masih dalam keadaan sadar meski tidak sepenuhnya, namun juga tidak setengahnya.
Dilepaskannya dasi yang terlilit agak berantakan di balik kerahnya.
Tanpa ragu juga membuka atasannya yang terdiri dari 2 lapis pakaian.
Elias Ezekiel Fernando
Kau tidak berbalik?
Griselda Kianara Augustine
Apa itu harus?
Elias tidak membalas. Hanya saja, ia penasaran.
Dengan bentuk tubuh yang sempurna, 8 pack yang terbentuk di otot perutnya terlihat sangat jelas meski ia menggunakan sebuah kaos.
Fenomena langka baginya melihat seorang wanita menatap tubuhnya dengan tatapan datar, bahkan berbalik bertanya 'apa itu harus?'
Griselda Kianara Augustine
Kau tidurlah disini, aku yang akan pindah. Aku tidak akan merebut hak mu atas kamar yang memang kau miliki.
Anara menenteng sebuah bantal dan selimut di kedua lengannya. Kemudian ia satukan dan dipeluknya.
Griselda Kianara Augustine
Selamat malam, Mr. Fernando.
Santai gontainya meninggalkan kamar Elias. Tidak lupa menutup pintu dengan tangannya yang masih memeluk bantal dan selimut.
Sorot Elias memang sayu saat ini, namun bibirnya tidak. Semakin jelas seringai dari sudut bibir kanannya.
Elias Ezekiel Fernando
"Apa dia akan membuat standart ku menjadi turun sekarang?"
Tidak ambil pusing, Elias langsung merebahkan diri diatas ranjang king size empuknya, dengan bertelanjang dada.
Sedangkan di sisi Anara, Anara sama sekali tidak tidur di kamar sebelah. Melainkan menghabiskan waktunya di balkon.
Dia bersandar pada pagar balkon yang terbuat dari bahan logam mengkilap, tentu sudah terpasang dengan kuat.
Anak rambutnya beterbangan, matanya terpejam menikmati terpaan dingin dari angin malam yang tenang.
Tangannya bergerak keatas sesaat, menyelipkan anak rambutnya yang beterbangan ke belakang telinganya.
Griselda Kianara Augustine
"Bagaimana keadaan Paman dan Bibi sekarang, ya?"
Sejenak Anara kembali kedalam lamunannya.
Ia kembali teringat saat-saat dirinya masih tinggal di sebuah gubuk tua berdindingkan seng-seng bekas berkarat, dan beratapkan dengan sebuah terpal yang sudah terkoyak sebagian.
Disebelah apartemen terbengkalai, di dalam gang yang sempit yang bahkan lebarnya kurang dari 1 meter, juga gelap.
Disanalah dia tinggal, menghabiskan masa kecilnya sebagai yatim-piatu dan ditampung oleh Paman dan Bibinya yang juga tidak mempunyai anak.
Griselda Kianara Augustine
"Aku sudah tidak perlu bekerja lagi.."
Anara menghela nafasnya untuk kesekian kalinya. Benar-benar bersyukur saat statusnya berubah dalam satu malam.
“Maafkan kami, karena tak mampu membayar hutang, kami mempertaruhkan masa depanmu pada mereka. Maafkan Paman, Nara.”
“Maaf karena kami kau jadi harus bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup bersama, Nara. Bibi sangat menyesal.”
Griselda Kianara Augustine
"Seandainya tanpa mereka, apa aku masih hidup, ya?"
“Dengan ini kau tidak perlu bekerja di club lagi, Nara. Kami sangat bersyukur kau masih bisa menjaga dirimu meski bekerja di tempat se-berbahaya itu. Maafkan Paman.”
Griselda Kianara Augustine
"Sungguh keajaiban aku bisa melewati masa-masa itu dulunya, bahkan keluar dari tempat menakutkan itu."
Griselda Kianara Augustine
"Meski aku..benci mereka.."
“Ternyata Kepala keluarga Fernando yang telah melindungi mu dari mereka, sehingga kau tetap dalam keadaan yang baik meski berkerja disana.”
Griselda Kianara Augustine
Sulit dipercaya.
Griselda Kianara Augustine
Apa yang membuatnya melindungi ku, seorang gadis miskin yatim-piatu dengan banyak kekurangan ini?
Griselda Kianara Augustine
"Apa hanya karena dia rekan dan sahabat Ayah?"
Malam itu Anara merenungkan semuanya, juga menerka-nerka entah apa yang akan terjadi berikutnya.
Mengingat statusnya yang naik begitu saja menjadi bagian dari Trah yang sangat berperan besar di Negara besar ini, Anara tidak yakin hidupnya akan baik-baik saja.
Griselda Kianara Augustine
Dikenal sebagai pusat pendidikan akademik di Spanyol, terutama di Barcelona.
Griselda Kianara Augustine
Trah Fernando, para pemimpin dan penakluk.
Griselda Kianara Augustine
Entah ini sebuah keberuntungan atau nasib sial bagiku.
3
Trah yang sangat dikenal pun disegani di seluruh Barcelona, Fernando, salah satu dari keluarga kaya-raya yang membangun begitu banyak universitas dan lembaga akademik di Barcelona, Spanyol.
Juga dijuluki sebagai pemimpin dan penakluk oleh banyak kalangan.
Bukan tanpa alasan, karena setiap mahasiswa yang berhasil lulus di bawah lembaga mereka, dapat dijamin kesuksesan mereka dengan ikut bekerja sama dengan perusahaan central milik keluarga besar ini.
Pendidikan yang cukup, peluang yang besar serta gaji yang tidak main-main, begitu menggiurkan bagi setiap orang yang mendambakan cara instan.
Hanya satu caranya, menempuh pendidikan setinggi mungkin. Semakin tinggi kemampuan, semakin tinggi peluang, semakin besar keuntungan yang didapatkan.
Griselda Kianara Augustine
"Seandainya saja aku tidak putus sekolah. Mungkin aku akan ikut bekerja dibawah kepemimpinan mereka."
Griselda Kianara Augustine
Masuklah.
Maid
Nyonya, Tuan baru saja berangkat ke Universitas.
Griselda Kianara Augustine
Apa dia membawa sarapannya?
Maid
Sesuai perintah Nyonya, saya tidak memberitahu Tuan mengenai siapa yang membuat sarapan pagi ini.
Griselda Kianara Augustine
Baguslah, terima kasih. Kau bisa kembali.
Usai membungkuk hormat, maid segera meninggalkan kamar Anara, meninggalkan Anara seorang diri.
Griselda Kianara Augustine
"Dia seorang dosen, membutuhkan banyak buku dan literasi sebagai bahan ajar untuk para mahasiswa-nya."
Griselda Kianara Augustine
"Apa aku bisa menemukan perpustakaan di rumah 'sederhana' ini?"
Anara beranjak dari bibir ranjang. Dengan penampilan sederhana dan rapi Anara keluar dari kamarnya.
Anara menarik gagang pintu, kemudian kaluar dari kamar dan menutup pintu kamarnya.
Griselda Kianara Augustine
"Well.."
Langkah Anara terhenti di tangga. Seseorang yang tidak ingin dia temui malah berada di bawah saat ini, di hadapannya.
Soraya Necrasov
Kau baru bangun disaat Elias sudah pergi? Dasar wanita pemalas.
Soraya Necrasov
Apa kau mengira dirimu sudah kaya dan kau bisa seenaknya disini?
Anara menarik nafasnya, menahan sejenak lalu dihembuskannya perlahan.
Griselda Kianara Augustine
Selamat datang, Ibu.
Anara menuruni tangga menghampiri wanita yang berstatus sebagai Ibu mertuanya.
Mereka berjalan bersama menuju ruang tamu, dan duduk di sofa.
Tanpa dipersilahkan Soraya duduk dengan angkuh di sofa. Mengangkat satu kakinya diatas kaki yang lain, melipat kedua tangannya di depan dada, dengan tatapan tidak mengenakkan tertuju jelas pada Anara.
Griselda Kianara Augustine
Ada yang ingin Ibu bicarakan?
Soraya Necrasov
Tidak sopan, kau belum menjawab pertanyaan ku tadi.
Soraya Necrasov
Apa kau tidak menghargai ku?
Griselda Kianara Augustine
Aku sangat menghargai dan menghormati Ibu sebagai Ibu mertuaku.
Griselda Kianara Augustine
Dan untuk pertanyaan sebelumnya, aku sudah bangun lebih awal.
Soraya Necrasov
Dan kau tidak mengantarkan suamimu, begitu? Dasar tidak tahu diri.
Griselda Kianara Augustine
Justru aku sangat tahu diri, Ibu.
Griselda Kianara Augustine
Aku tidak mengantarnya karena dia harus menjaga reputasinya di mata publik.
Griselda Kianara Augustine
Kalian merupakan keluarga kalangan atas, akan sangat memalukan bagi media saat tahu bahwa menantu satu-satunya trah ini merupakan seorang wanita miskin.
Griselda Kianara Augustine
Wanita miskin yang datang untuk melunasi hutang.
Soraya Necrasov
Baguslah jika kau mengerti.
Soraya tersenyum angkuh, menatap remeh Anara yang hanya tersenyum tipis padanya.
Soraya Necrasov
Namun sebagai seorang istri, kau berkewajiban mengantarnya.
Soraya Necrasov
Sebagai bukti bahwa kau bukanlah wanita pemalas, mungkin akan mengubah pandanganku terhadapmu.
Soraya Necrasov
Semua itu tergantung bagaimana cara dan sikapmu memperlakukan putraku.
Soraya Necrasov
Meski aku berat hati menerimamu menjadi bagian trah ini, namun ku minta satu hal padamu.
Soraya mengubah posisi duduknya menjadi lebih sopan dan anggun, pun rautnya yang tampak menjadi lebih serius.
Soraya Necrasov
Banyak yang akan membencimu, terutama mantan tunangan Elias.
Soraya Necrasov
Ku harap kau berbeda dari wanita lain yang datang hanya untuk harta dan warisan trah ini.
Soraya Necrasov
Hanya dia satu-satunya harapan yang akan mengemban trah ini pada generasi berikutnya, dan aku tidak ingin dia salah memiliki orang.
Soraya Necrasov
Aku memilih setuju pada Mr. Fernando karena dia tampak yakin dan percaya padamu.
Soraya Necrasov
Bahkan dialah yang menjagamu selama ini, dan kami berharap kau juga bisa membalas budi.
Soraya Necrasov
Jangan mengecewakanku, Anara.
Anara sempat terdiam, namun sesaat kembali menunjukkan senyuman manisnya pada wanita di hadapannya.
Griselda Kianara Augustine
Terimakasih telah percaya padaku, Ibu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!