Echoes Of Luminari
Eps 1: Rahasia dibalik sekolah
Senin pagi, di ruang kelas 11-A. Zara duduk di pojok dekat jendela, sambil mengikat rambutnya ke atas. Kenji masuk dengan wajah malas, membawa buku tebal. Arka sudah ada di sudut, asik menggambar sesuatu. Yuna dan Adelia sibuk ngobrol di bangku depan, sementara Elvina mengoreksi PR teman-teman.
Zara
"Eh, kumpul di belakang sekolah nanti sepulang sekolah, ada yang aneh semalam."
Kenji
"Ngapain lagi? Masih pagi udah drama aja."
Zara
"Kalau nggak mau, ya udah diem. Biar yang pinter aja yang dateng."
Zara
"Ada laporan roh jahat di deket gudang lama."
Adelia
"Aaa serem! Tapi aku ikut sih, Lumayan jalan-jalan."
Elvina
"Fokus belajar dulu. Jangan lupa, PR Matematika dikumpulin."
Di saat yang sama, Zara memeriksa peta kecil yang ia bawa. Ada simbol-simbol aneh yang tertulis di sana, beberapa sudah terhapus, tapi masih bisa terlihat samar-samar. Peta itu tampak sangat kuno, membuatnya merasa ada yang sangat tidak biasa dengan sekolah ini.
Zara
"Ada yang aneh di sekolah ini. Kalau cuma kebetulan, kenapa banyak kejadian aneh tiap malam? Gue yakin ini ada hubungannya sama Luminari."
Kenji
"Lo yakin? Bisa jadi cuma anak-anak iseng."
Zara
"Ken, lo jangan mikir cuma dari yang keliatan. Ada banyak hal yang nggak kita pahami."
Arka
"Zara bener, Kita udah terlalu sering nemuin hal kayak gini."
Yuna
(berbicara pelan) "Aku sudah cek tempatnya tadi pagi. Ada sesuatu yang... gelap."
sepulang sekolah, mereka semua berkumpul di belakang sekolah, di area yang jarang dilalui siswa. Zara membawa peta, dan Kenji langsung melirik dengan tatapan skeptis.
Kenji
"Peta tua itu nggak bakal bantu, Zara. Lo jangan bikin heboh."
Zara
"Lo pikir gue main-main? Ini serius."
Adelia
(excited) "Boleh banget! Ini kayak film! Aku siap jadi heroine!"
Yuna
Aku nggak terlalu suka ribut, tapi aku ikut."
Elvina
(mengerutkan dahi) "Ada yang aneh dengan udara di sini."
Saat mereka berjalan menuju gudang, suasana semakin mencekam. Zara mengingatkan semuanya untuk tetap waspada.
Zara
"Jangan ada yang lengah. Kalau ada apa-apa, jangan ragu untuk bertindak. Kita nggak tau musuh kita siapa."
Kenji
"Jangan khawatir. Gue udah siap."
Arka
(membisu, tapi tatapannya tajam) "Siap."
Di depan gudang lama, suasana semakin tegang. Udara dingin menyelimuti mereka, dan saat Zara mengangkat tangannya, ia merasakan sesuatu yang mengganggu di dalam dirinya—seperti ada kekuatan gelap yang mengawasi mereka.
Zara
"Itu dia. Kita harus hati-hati. Musuh ini kuat."
Tiba-tiba, sebuah bayangan besar muncul dari balik gudang, memancarkan aura gelap yang terasa menekan seluruh tubuh mereka. Zara langsung mengarahkan tangannya dan mengeluarkan Electro Shock untuk mencegah bayangan itu mendekat lebih jauh. Kenji segera melangkah maju, mengayunkan pedangnya yang terbuat dari angin.
Kenji
"Ayo, gue bawa angin! Biarkan gue yang hadapin!"
Arka
"Tunggu, Jangan gegabah."
Sosok bayangan itu bergerak cepat, memunculkan lebih banyak bayangan kecil yang menyerang mereka. Zara memusatkan kekuatan spiritualnya, mengendalikan listrik dengan sangat kuat, menghantam musuh-musuh itu. Kenji melayang di udara, pedang anginnya memotong bayangan dengan presisi yang luar biasa.
Zara
(teriak) "Lia! Shield sekarang!"
Adelia
"okee, okee! Gua bikin!"
Dari jauh, cahaya terang yang lembut melingkupi mereka, memberi perlindungan dari bayangan yang mencoba menyerang balik. Elvina memonitor dari markas, memastikan keadaan mereka aman.
Elvina
(di komunikator) "Status kalian?"
Zara
"Beres. Tapi ini terlalu mudah. Kenapa musuhnya begitu lemah?"
Kenji
"Gue rasa ini cuma uji coba. Kalau kita nggak hati-hati, yang lebih gede bisa datang."
Di saat yang sama, Zara merasakan sesuatu yang lebih besar, lebih mengancam sedang mengintai mereka dari jauh.
Yuna
"Ada yang... di balik bayangan itu. Itu bukan roh biasa."
Zara
"Gue rasa malam ini baru permulaan. Kita harus siap, karena yang datang berikutnya lebih bahaya."
(BERSAMBUNG KE EPISODE 2)
Eps 2: Jejak gelap dimalam hari
Setelah pertempuran dengan bayangan di gudang, mereka kembali ke markas Luminari. Meskipun keadaan sudah tenang, semua merasa ada yang tidak beres. Zara memeriksa peta itu lagi, memperhatikan setiap simbol yang ada di sana. Arka, Kenji, dan yang lainnya duduk dengan ekspresi serius.
Zara
"Gue nggak bisa bohong. Ini nggak berakhir di sini. Ada yang lebih besar yang mengintai."
Kenji
"Sebelum lo bilang apa-apa, gue mau tidur. Gue udah capek berurusan sama roh-roh kayak tadi."
Adelia
(mengeluh) "Ken! Jangan males gitu dong!"
Arka
(dengan suara datar) "Bukan waktunya tidur, Ken. Zara benar."
Zara
"Thanks, Arka. Gue yakin, kalau kita nggak cepat bertindak, yang lebih kuat bakal muncul malam ini."
Elvina berdiri, berjalan ke arah peta yang ada di meja Zara dan memeriksa dengan seksama.
Elvina
"Ada tempat di sini... Di area dekat hutan belakang sekolah. Ada energi yang berbeda, sangat kuat."
Zara
"Lo yakin itu tempatnya?"
Elvina
"Sudah dipastikan. Tapi ada masalah. Kita nggak tahu apa yang ada di sana."
Yuna
(diam sejenak) "Aku... bisa mencoba masuk ke pikiran mereka. Tapi, aku butuh lebih banyak waktu."
Zara
"Jangan terlalu memaksakan diri, Yuna. Kalau lo capek, kita malah jadi lebih berbahaya."
Kenji berdiri dengan gaya santainya, walau jelas dia merasa terganggu dengan rencana yang tampak makin rumit.
Kenji
"Gue nggak suka ketinggalan. Jadi, lo mau apa? Nunggu sampai sesuatu datang dan menghancurkan kita?"
Zara
"Kalau lo mau ikut, ya nggak usah ngegampangin. Lo tetap harus ikut rencana."
Kenji
"Gue gak suka aturan."
Zara
"Terserah lo, yang penting jangan ganggu kita kalau udah mulai."
Petang pun tiba, mereka bersiap-siap dengan perlengkapan, mengenakan pakaian hitam yang menandakan bahwa mereka sudah siap untuk bertempur lagi. Sekali lagi, mereka berkumpul di markas sebelum menuju hutan belakang sekolah
Adelia
"Aduh, gue ngerasa gak nyaman. Tadi siang panas banget, kok sekarang jadi dingin banget ya?"
Arka
"Itu tandanya aura gelap semakin kuat."
Zara
"Kita harus lebih hati-hati. Kenji, lo bawa angin, Arka, siap dengan Shuriken. Yuna, lo fokus aja ke penglihatan, Lia, siapin Luxaria buat proteksi."
Kenji
"Siap, siap, gue cuma nggak mau ketahuan. Kalau ada masalah, gue langsung bantai."
Mereka berjalan menuju hutan belakang sekolah dengan langkah hati-hati. Begitu sampai, mereka mendengar suara aneh dari dalam hutan. Zara merasakan kekuatan yang begitu gelap, hampir menyesakkan dada. Tanpa berbicara lebih lanjut, mereka bergerak ke arah suara itu.
Zara
"Semua siap? Ini bisa jadi lebih berbahaya dari yang kita kira."
Kenji
"Udah. Ayo kita selesaikan."
Tiba-tiba, sosok bayangan besar muncul dari dalam hutan. Tapi kali ini, bukan hanya satu. Ada puluhan bayangan yang bergerak dengan cepat menuju mereka. Masing-masing mengeluarkan aura yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Zara
"Bukan cuma roh jahat. Ini... semacam pasukan."
Kenji
"Pasukan apa lagi? Serang aja!"
Dengan sigap, Kenji menggunakan Aeroblade, mengayunkan pedangnya, memotong bayangan yang mencoba mendekat. Arka melesat dengan kecepatan luar biasa, melemparkan Shuriken yang memotong bayangan dengan presisi.
Zara
(menghentakkan tangan) "Electro Shock!"
Petir besar meledak, menghantam beberapa bayangan yang mencoba menyerang mereka. Tapi mereka masih terus datang.
Yuna
"Ini terlalu banyak! Aku nggak bisa...!"
Zara
"Yuna, bertahan! Lia, proteksi sekarang!"
Adelia mengangkat kedua tangannya, dan cahaya terang langsung melingkupi mereka, memberikan perlindungan dari serangan bayangan-bayangan tersebut. Tapi mereka tidak bisa bertahan selamanya.
Kenji
"Gue bilang kan, kita harus cepat!"
Arka
"Ini masih bukan yang paling parah. Mereka pasti punya sumber kekuatan."
Zara mengamati lebih dekat. Ia melihat bayangan terbesar yang berada di tengah-tengah, berdiri tegak seakan memimpin pasukan itu. Diperhatikan dengan seksama, ada simbol misterius di tubuh sosok itu.
Zara
"Itu dia... simbol Luminari... tapi kenapa ada di musuh?"
Yuna
"Mereka... mereka bukan roh biasa. Mereka... dijaga."
Zara
"Kita harus menghancurkan sumber kekuatan mereka. Kenji, Arka, bereskan yang lain! Gue yang urus yang besar itu!"
Dengan kecepatan tinggi, Zara langsung menghampiri bayangan terbesar, menggunakan seluruh kekuatan Electro Shock yang ia miliki. Namun, ketika ia hampir berhasil menghancurkannya, sosok itu mengeluarkan suara keras, mengirimkan gelombang kekuatan yang membuat Zara terlempar jauh.
Zara
(tersentak, tapi bangkit) "Gak... nggak akan gitu aja!"
(BERSAMBUNG KE EPISODE 3)
Eps 3: Pertempuran dengan kekuatan tersembunyi
Zara terlempar jauh setelah terkena gelombang kekuatan dari sosok bayangan terbesar itu. Ia berusaha bangkit dengan sekuat tenaga, namun tubuhnya terasa lemas. Kenji, Arka, Yuna, Adelia, dan Elvina bertempur habis-habisan untuk mengusir bayangan-bayangan yang terus menyerang.
Zara
(berdiri, gemetar) "Gue... nggak bisa mundur."
Dia menggerakkan tangannya, mencoba mengendalikan listrik yang ada di sekelilingnya. Setiap percikan listrik yang muncul semakin kuat, menciptakan gelombang yang merobohkan bayangan kecil di sekitar mereka. Namun, sosok bayangan besar itu masih berdiri tegak, seolah tak terpengaruh sama sekali.
Kenji
(berteriak) "Zara, hati-hati! Itu bukan roh biasa!"
Arka
"Kita harus menemukan sumber kekuatannya!"
Bayangan besar itu tiba-tiba bergerak, mengayunkan tangan besar yang mengeluarkan gelombang energi yang mendorong semua orang ke belakang. Kenji dan Arka berhasil bertahan, namun Adelia dan Yuna hampir terjatuh.
Adelia
(terengah-engah) "Gimana cara ngalahinnya? Ini nggak masuk akal!"
Yuna
(dengan suara gemetar) "Kekuatan... gelap... sangat kuat..."
Zara
"Tunggu! Ada simbol Luminari di tubuhnya. Mungkin itu bisa jadi petunjuk."
Elvina
(menganalisis) "Simbol itu... kalau aku tidak salah, itu adalah tanda dari kekuatan yang sudah lama terkunci. Bisa jadi ada pemiliknya di balik semua ini."
Zara fokus, menahan rasa sakitnya. Ia menyadari ada sesuatu yang aneh dengan energi yang ada di sekitar mereka. Dengan mata yang menyala penuh semangat, ia mengaktifkan Electro Shocknya lagi, kali ini lebih besar dan lebih terkontrol.
Zara
"Kenji! Arka! Fokus serangannya ke simbol itu! Aku akan buat kekuatannya terbuka!"
Kenji langsung mengarahkan Aerobladenya, membelah udara dengan pedang angin yang tajam, menghancurkan bayangan kecil yang mengelilingi mereka. Arka melemparkan Shurikennya, menebas bayangan lain dan memberikan celah bagi Zara untuk bertindak.
Kenji
"Gue bakal jaga lo, Zara!"
Arka
"Awas, dia semakin kuat!"
Zara menutup mata sejenak, konsentrasi penuh. Listrik berkumpul di ujung jarinya, mengarah ke sosok bayangan besar itu. Dengan satu tebasan kuat, Zara melepaskan gelombang petir yang meluncur cepat menuju simbol di tubuh bayangan tersebut. Begitu petir mengenai simbol, bayangan itu bergetar hebat, dan seketika simbol itu mulai bersinar terang.
Ketika simbol itu mulai memancarkan cahaya, semua bayangan yang ada di sekitar mereka mulai melemah. Namun, sosok bayangan besar itu tidak berhenti begitu saja. Ia berteriak keras, seolah marah dengan serangan yang baru saja diterimanya.
Zara
(berteriak) "Jangan kasih dia kesempatan untuk pulih!"
Kenji segera menyelesaikan serangannya dengan Aeroblade, menebas bayangan besar itu dari samping. Arka memanfaatkan kesempatan, melompat dan melemparkan Shuriken terbesarnya langsung ke jantung bayangan itu.
Bayangan itu akhirnya terjatuh dan hancur berkeping-keping, meninggalkan sebuah energi gelap yang mulai menghilang begitu saja. Keheningan langsung memenuhi hutan setelah pertempuran yang begitu sengit.
Zara
(terengah-engah) "Kita... berhasil..."
Kenji
"Gue rasa ini baru awalnya. Kekuatan itu nggak mungkin datang cuma begitu aja."
Adelia
"Akhirnya... nggak ada yang ngikutin kita lagi. Hah!"
Yuna, yang sebelumnya terdiam, tampak lebih tenang dan mulai berbicara pelan.
Yuna
"Itu... bukan roh biasa. Itu adalah... kekuatan yang sudah lama terpendam. Dulu, Luminari pernah menangani hal ini, tapi kekuatannya terpecah-pecah."
Elvina
"Jadi, kekuatan yang kita lawan tadi... bukan cuma satu entitas. Itu bagian dari sesuatu yang lebih besar. Kita nggak bisa santai."
Zara mengangguk, menatap langit malam yang gelap. Mereka baru saja melewati ujian berat, namun perasaan waspada itu tak hilang. Mereka tahu, ancaman yang lebih besar masih mengintai.
Zara
"Kita harus lebih kuat lagi. Kalau nggak, kita nggak bakal bisa ngelawan yang lebih besar."
Dengan langkah penuh tekad, mereka mulai meninggalkan hutan, membawa pertarungan mereka ke babak selanjutnya. Mereka tahu, ancaman itu belum selesai. Ini baru awal dari sebuah perjalanan panjang yang penuh misteri, bahaya, dan rahasia yang belum terungkap.
Zara
"Jangan pernah lengah, kalian. Kita pasti bakal lebih kuat dari ini."
(BERSAMBUNG KE EPISODE 4)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!