Hari itu adalah hari Senin biasa yang menyebalkan bagi Noza. Di pagi hari dia hampir kecelakaan saat berkendara dan diteriaki kata-kata kasar oleh pengemudi motor. Upacara bendera berjalan lebih Lama akibat pengumuman lomba. Noza juga lupa membawa uang jajan.
Belum lagi, di rumah ia sedang bertengkar dengan sang ayah dan ibu karena kebiasaan buruk yang sudah tertanam di dalam diri Noza.
"Ada apa dengan bulan ini?" Batin Noza bertanya-tanya.
Di saat sedang memperhatikan teman sekelasnya yang sedang presentasi tubuh Noza tiba-tiba mengeluarkan cahaya putih yang menyilaukan.
"Apa-apaan ini?!" Tanya Noza panik.
Teman-teman sekelas dan guru pengajar pun tak kalah panik dengan Noza. Salah satu teman sekelasnya pun memvideokan kejadian aneh ini.
Setelah 5 detik, sinar putih dari tubuh Noza pun makin terang, membutakan mata orang-orang yang melihat.
"Noza? Lah kok ilang!?"
Seketika teman sebangku Noza panik bukan main melihat hilangnya Noza. Para murid dan guru lain yang melihat sinar putih dari kelas 12 MIPA 6 itu pun berbondong-bondong datang dan berkumpul.
Mereka bertanya apa yang sedang terjadi dan sinar putih apa barusan.
"Saya tidak tahu apa-apa. Tadi, ketika pembelajaran sedang berlangsung, tubuh Noza tiba-tiba bersinar terang dan menghilang."
Penjelasan seperti itu tentunya tidak masuk akal dan sulit untuk dipercaya. Pihak sekolah pin mengecek cctv kelas dan menemukan jika ucapan guru pengajar tadi benar.
Di saat yang bersamaan, kasus tentang orang yang menghilang tiba-tiba setelah tubuhnya bersinar muncul dari seluruh penjuru dunia.
Setelah kejadian aneh itu, berita hilangnya Noza tersebar dengan cepat. Teman-teman sekelas, guru-guru, dan seluruh siswa lainnya berbisik-bisik tentang kejadian di kelas 12 MIPA 6.
Beberapa menyebarkan video sinar putih yang bersumber dari tubuh Noza ke media sosial, dan dengan cepat menjadi viral. Semua orang yang melihat video itu terkejut dan bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada siswi tersebut?
Di rumah, keluarga Noza dihantui kegelisahan. Ibu dan ayahnya tampak cemas, menunggu kabar dengan penuh harapan dan doa.
Berita ini sampai ke kantor polisi dan pihak berwenang, yang segera menindaklanjuti dengan penyelidikan. Namun, tanpa petunjuk jelas atau bukti yang bisa menjelaskan keberadaan Noza, mereka hanya bisa menunggu perkembangan lebih lanjut.
Di seluruh dunia, fenomena serupa juga muncul di waktu yang bersamaan. Orang-orang dari berbagai negara, dengan usia, profesi, dan latar belakang berbeda, tiba-tiba menghilang setelah tubuh mereka memancarkan cahaya putih terang.
Ahli ilmu pengetahuan, paranormal, dan spiritual dari berbagai negara mulai meneliti kejadian ini, menyebutnya sebagai Fenomena Cahaya Menghilang.
Setiap negara melaporkan insiden yang sama, dan orang-orang mulai merasa takut akan kemungkinan hilangnya orang-orang terdekat mereka.
Di media sosial, perdebatan sengit terjadi. Beberapa orang berspekulasi bahwa ini adalah pertanda kiamat, sementara yang lain menyebutnya sebagai fenomena alam yang belum dapat dijelaskan. Namun, seiring berjalannya waktu, tidak ada jawaban yang pasti.
Noza dan orang-orang lain yang menghilang tetap menjadi misteri.
Di dunia yang semakin cemas, pertanyaan yang sama terbersit di benak setiap orang.
Apa yang menyebabkan mereka menghilang?
Dan yang terpenting, apakah mereka akan kembali?
.
.
.
Sementara itu, Noza yang sedang berdiri di depan rumahnya pun terheran-heran. Setelah tubuhnya diselimuti cahaya putih orang-orang di sekitar langsung menghilang.
Bahkan dalam perjalanan menuju rumah, Noza tidak melihat adanya satupun manusia.
Mata hitam dan merah Noza mengamati lingkungan sekitar. Dahan pohon mangga di depan rumahnya bergerak sedikit karena diterpa angin lembut, cahaya matahari masih menyinari dunia seperti biasa.
"Aneh, tidak ada satupun manusia dan hewan di sini. Kemana semua orang pergi?"
Ding!
Sebuah cahaya putih tiba-tiba muncul tepat di hadapan Noza. Perempuan itu mengucek matanya, mengira jika ia hanya salah lihat.
"Kamu Noza kan?"
Noza makin heran mendengar cahaya putih itu menyebutkan namanya. "Kau siapa? Cahaya tapi kok bisa ngomong? Ngomong lewat mana kau?"
"Eee.. Intinya, sekarang kamu berada di dunia lain."
"Itu gak menjawab pertanyaanku loh." Noza mengerutkan keningnya kesal.
"Yang mau jawab pertanyaan tidak berguna siapa. Omong-omong, aku adalah sistem yang ditugaskan untuk mengawasi dirimu di dunia ini."
"Sistem? Kayak AI ajaib yang biasanya ada di komik-komik itu?" Tanya Noza.
"Kurang lebih seperti itu."
"Lalu tugasku di dunia ini apa? Menutup diri dari dunia luar lalu melatih ilmu bela diri hingga mencapai tingkat tertinggi di Nirmala?" Tanya Noza.
"Kamu kebanyakan baca komik," komen si cahaya putih tersebut.
"Beliaulah yang akan memberitahukan tugasmu."
Noza memiringkan kepalanya bingung. "Beliau siapa?"
Ding!
Sebuah layar hologram berwarna biru tiba-tiba muncul di depan Noza. Layar itu memperlihatkan seseorang dengan pakaian sebuah hitam dan mengenakan tudung yang menutupi mata hingga hidungnya.
Sosok itu terlihat sedang bermain catur dengan seseorang walau lawan bermainnya tidak ditampilkan.
[Perkenalkan wahai manusia-manusia terpilih. Kalian bisa memanggilku Oray dan aku adalah orang yang sudah memanggil kalian kemari.]
Tuk!
Sosok itu menggerakkan salah satu bidak caturnya.
[Kalian mungkin bertanya-tanya, kenapa aku membawa kalian kemari? Apa alasannya? Bagaimana caranya? Dan banyak pertanyaan lainnya.]
[Alasan aku membawa kalian kemari adalah untuk uji coba sebuah permainan bertahan hidup yang aku buat. Kalau soal siapa saja yang ikut bermain, aku hanya memilih secara acak.]
[Seperti permainan bertahan hidup yang lain. Ketika kalian berhasil menyelesaikan misi utama maka aku akan memberi kalian 2 pilihan. Sebuah kekuatan super yang bisa dibawa ke dunia kalian atau langsung kembali ke dunia kalian.]
[Aku sudah memberikan masih-masing dari kalian 1 sistem pengawas dan 1 sistem informasi yang akan membantu kalian untuk menyelesaikan serta memberitahukan informasi tambahan tentang suatu misi. Kalau begitu selamat menikmati permainan.]
Tit!
Layar hologram tersebut pun mati. Noza berpikir sebentar. Dia mengangkat tangannya dari berkata.
"Jendela Status!"
Ding!
Sebuah layar hologram kembali muncul dan menampilkan kondisi status Noza.
[Nama: Noza Arshiki
Level: 1
Skill: melihat masa depan
Penyimpanan: 0/3]
"Kenapa kondisi fisikku gak ditampilkan?" Noza bertanya pada cahaya putih yang masih melayang di dekatnya.
"Tekan gambar kaca pembesar di pojok atas itu. Hal remeh kayak gini aja gak tahu."
Noza sedikit kesal mendengar kalimat terakhir tapi ia memutuskan untuk mengabaikannya.
[Kekuatan:4
Kecepatan:6
Kelincahan:5
Stamina:4
Skill control:0
Kepintaran:7]
"... Agak rendah ya," ujar Noza.
"BUAHAHAHA! Sepertinya kamu tidak akan berhasil bertahan hidup dengan kemampuan fisik dibawah standar itu. Sangat dibawah standar! Hahaha!"
Noza mulai kesal. "Kau kan harusnya membantu bukan meledek!"
Siswi itu menggaruk rambutnya. "Kau ada cara agar aku bisa bertahan hidup gak?"
Cahaya putih itu terdiam sebentar.
"Cara bertahan hidup? Telingamu itu tidak berfungsi dengan baik atau otakmu yang kapasitasnya rendah. Jelas-jelas Apik sudah memberitahu jika aku adalah pengawas bukan pembantumu."
Buk!
"Oh! Ternyata aku bisa memukulmu juga ya," ujar Noza melihat cahaya putih itu terpukul mundur.
"WOI PELANGGARAN!"
"Apanya yang pelanggaran. Tidak ada aturan yang melarangku untuk memukul sistem tidak berguna sepertimu."
Sebelum cahaya putih itu membalas ucapan Noza, layar hologram memberitahukan informasi mengenai misi utama dan misi sampingan.
[Misi utama: bertahan hidup dan dapatkan mutiara kehidupan.
Waktu: tidak diketahui.]
[Misi sampingan: tidak mati dibunuh oleh monster tidur.
Waktu: 1 bulan.]
"Monster tidur? Monster macam apa itu?" Noza bertanya pada cahaya putih tadi.
"Mana aku tahu. Cari informasi sendirilah."
Sungguh, Noza benar-benar ingin komplain pada Apik agar ia menghilangkan sistem pengawas ini secepat mungkin.
Akhirnya Noza pun memutuskan mencaritahu tentang monster tidur pada sistem bagian informasi.
Ding!
[Sistem tidak bisa menginformasikan jenis monster tersebut jika pemain tidak memberikan Sempel monster.]
"... Sama-sama gak guna rupanya."
"
Noza memperhatikan jendela statusnya lalu bertanya. "Maksud skill melihat masa depan ini apa?"
[Itu adalah hadiah dari Tuan Oray karena anda berhasil bertahan hidup selama 1 jam.]
Noza tersentak. "Lah? Memangnya ada yang sudah mati?" Dia mengetahui kejadian yang tak terduga.
"Ya iyalah! Kemungkinan besar mereka mati karena sial."
"Sial?"
"Woi sistem informasi! Kasih tahu bocah tidak pintar ini tentang dunia buatan Tuan Apik!" Cahaya putih itu berseru.
Sungguh, Noza sangat ingin memukul cahaya putih itu lagi. Tapi ia sadar jika hal pertama yang harus ia kumpulkan adalah informasi karena itu merupakan senjata terkuat.
Sistem informasi pun menjelaskan jikalau dunia ini atau bisa disebut sebagai dunia kaca, segalanya terlihat sama seperti dengan bumi yang merupakan objek utama.
Sayangnya karena Tuan Oray tidak menginginkan manusia dan hewan bumi hidup di dunia buatannya, beliau pun hanya memilih sebagai kecil umat manusia dan hewan untuk dibawa ke dunia kaca ini.
Di dalam dunia kaca terdapat beberapa zona merah yang tersebar merata. Zona merah hanya bisa dilalui oleh orang dengan level 5 ke atas. Orang-orang di bawah level tersebut akan langsung mati.
"Sebentar, kalau ada zona merah berarti ada zona hijau kan?"
[Tidak ada. Tuan Oray tidak ingin ada manusia yang hidup di dunianya bermalas-malasan.]
Noza termenung sebentar. Ia lalu mengabaikan semua informasi yang sekiranya tidak berguna.
"Aku mau bertanya soal skill-ku. Bagaimana cara memakainya?"
[Mohon maaf, soal pemakaian skill anda, sistem informasi masih belum bisa mengaksesnya karena level anda terlalu rendah.]
"BeBEK!" Bentak Noza kesal setengah mati.
"HAHAHA, sudahalah terima nasib saja kau manusia. Aku bertaruh kau hanya bisa hidup dalam waktu kurang dari 24 jam."
Noza menggaruk kepalanya dengan frustasi. "Agh! Dasar sistem gak guna. Jadi gimana aku bisa bertahan hidup di dunia ini."
[Caranya cukup mudah kok (•‿•). Anda hanya perlu hidup seperti hari-hari biasa di dunia anda. Makan, tidur, olahraga, berak, dan lain-lain.]
Mata hitam dan merah Noza membaca jendela hologram di depannya dengan tatapan datar.
"Terus monster tidurnya gima- Oh!"
Perempuan berambut hitam panjang itu tiba-tiba mendapatkan sebuah ide bagus. Segera, Noza pun pergi ke dapur meninggalkan kedua sistem tidak bergunanya.
"Kenapa kau malah menyemangatinya?"
[Anda sendiri kenapa malah mencoba menjatuhkan mentalnya?]
"..."
[...]
Di sisi lain, Noza terlihat sedang memilih pisau dapur yang hendak ia bawa sebagai senjata sementara.
"Pisau sayur atau pisau daging ya... Hmm, pisau daging aja deh."
Setelah mengambil pisau, Noza pun beranjak menuju salah satu kamar untuk mengambil sebuah tas gunung milik sang ibu yang tidak pernah ia gunakan.
Remaja itu lalu menaruh kedua benda tadi ke atas meja.
"Hei, sistem informasi," panggil Noza.
[Ya?]
"Apa semua jenis barang bisa aku masukkan ke dalam inventory?"
[1 kotak inventory hanya bisa menampung maksimal 50 Kg.]
Noza menganggukkan kepalanya pelan. Ia lalu menaruh pisau dan tas tadi ke dalam inventory.
"Sekarang waktunya jalan-jalan."
"Jalan-jalan? Itu ide bagus. Dengan begitu kamu bisa langsung mati jika bertemu Monster tidur di jalan," ujar si cahaya putih.
[Jalan-jalan? Itu ide bagus untuk menenangkan pikiran anda.]
"..."
Noza memasang wajah datar melihat respon dari dua sistem yang memiliki dua tujuan berbeda.
Remaja itu menghela nafas. "Tenang saja, jalan-jalan ini aku gunakan untuk mencari barang-barang lain yang diperlukan karena hanya ada sedikit barang berguna di sini."
Noza menjelaskan tujuannya sambil mengusap keringat di dahinya.
"Dan soal monster tidur, aku punya dugaan tentang dia.
Dugaan pertama, monster itu hanya akan muncul di waktu tidur alias malam hari
Dugaan kedua, dia akan muncul dan menyerangku ketika aku tertidur.
Dugaan ketiga, monster itu memiliki kemampuan untuk membuatku tertidur."
Noza menjelaskan isi pikirannya dengan penuh semangat.
Cahaya putih tadi termenung sebentar. "Jujur, dugaanmu memang cukup masuk akal. Kalau begitu segeralah keluar sebelum malam hari."
Tanpa perlu dibilang dua kali, Noza pun keluar dari rumah menuju bagasi. Ia mengambil sepeda dan mengangkatnya.
"Hmm.. beratnya gak lebih dari 60 kg," batin Noza.
Remaja itu pun menyimpan seperti ontel itu pada inventory terakhirnya lalu berjalan menuju sepeda motor.
"Kenapa kamu malah menyimpan sepeda di inventory mu?" Tanya si cahaya putih.
"Jaga-jaga kalau mesin motorku mogok, biasanya di film horor kan mesin kendaraan bakalan mati di bagian melarikan diri," jawab Noza.
"Sumpah kamu itu kebanyakan nonton film."
"Bodo amat seenggaknya keamananku nanti makin terjamin," ujar Noza mengabaikan kehadiran mahluk putih menyebalkan itu.
Selang beberapa saat, Noza mulai merasakan perasaan aneh ketika berkendara di jalanan kosong tanpa kendaraan dan orang lain.
Ciiit!
Remaja itu tiba-tiba mengerem kendaraannya ketika berada tepat di depan SMP nya.
"Mumpung masih kosong kayaknya aku bisa ngambil barang itu deh," gumam Noza.
"Apa yang mau kamu ambil? Kok mencurigakan banget."
Noza menatap cahaya putih yang tengah melayang di dekatnya dengan tatapan datar.
"Kamu diam! Aku cuman mau menuntaskan hasrat duniawi!"
"HOI HOI! KENAPA UCAPANKU MALAH MAKIN AMBIGU GITU!?" Cahaya putih itu berteriak.
"Ya otakmu aja yang kotor!" Balas Noza dengan nada membentak.
Detik berikutnya sebuah pertanyaan muncul di dalam kepala Noza. "Eh bentar, memangnya Cahaya putih ini punya otak?"
Noza pun mengabaikan pertanyaan itu dan masuk ke dalam sekolah. Dia berjalan melewati lorong dan kelas-kelas yang kosong dan sepi seperti sedang berada di dalam film horor.
Bulu kuduk remaja itu sedikit berdiri ketika melewati ruang guru. Rupanya hawa dingin yang keluar dari celah pintu itulah yang membuatnya merasa hawa dingin tiba-tiba.
Tap!
Akhirnya Noza tiba di depan perpustakaan sekolah.
"Apa yang mau kamu lakukan di sini?"
"Bisa gak sih kau jangan banyak tanya," balas Noza ketus.
Bak!
Noza mendobrak pintu perpustakaan dengan kasar. Mata hitam dan merahnya melirik ke arah rak-rak buku yang telah diatur sesuai dengan genrenya.
Remaja itu berjalan menuju rak bertanda 'Fantasi'.
Tangan Noza terangkat, mengambil sebuah buku yang dulu sempat ia baca.
"Kamu ke sini cuman mau baca novel?"
Noza memasang senyuman lebar. "Hehe. Dulu aku lupa nulis judul buku ini jadi sekalian aja."
Criing!
Tas dalam inventory Noza pun keluar. Ia pun memasukkan buku tadi dan hendak kembali.
Akan tetapi, ujung matanya melihat suatu buku yang terlihat tak wajar di salah satu rak.
Mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Noza, cahaya putih itu pun berpikir. "Ah, bocah ini akan menemukan salah satu hadiah tersembunyi dari tuan Oray."
Tuk!
Baru sebentar Noza menyentuh buku itu, layar hologram muncul tepat di hadapannya.
Ding!
[Selamat kepada Noza Arshiki karena berhasil menemukan item legendaris!]
Seketika mata hitam dan merah Noza berbinar.
"Ooooh! Ini jadi kayak komik-komik tentang game yang pernah aku baca!" Kata Noza dengan nada bersemangat.
Tanpa basa-basi, remaja itu langsung membuka buku tadi dan mendapatkan sesuatu yang diluar dugaan.
"Kok kosong?"
"BUAHAHAHA! Kenapa aku dapat player yang oon ya!? Hahaha!"
Cahaya putih tadi berterbangan mengelilingi Noza sembari mengeluarkan tawa yang mengundang bendera perang.
Noza menghela nafas lelah. "Woi sistem informasi, lakukan tugasmu."
Ding!
Layar hologram muncul.
[Sepertinya yang sudah sistem beritahu sebelumnya. Level anda masih terlalu rendah untuk mengakses informasi lebih lanjut.]
Noza pun mulai mengabsen nama-nama binatang serta serangkaian kata umpatan di dalam kepalanya.
[Tapi walau begitu sistem masih bisa mengetahui nama dari barang ini. Apa anda ingin tahu?]
"Langsung ngomong bisa gak sih?!" Noza sudah kesal.
[Anda mendapatkan Buku Rawr sebuah item legendaris yang bisa membuat anda berbicara bahasa naga. Untuk mempelajarinya hanya anda perlu membaca seluruh buku itu hingga habis.]
Mendengar kata naga tidak membangkitkan semangat Noza.
"Terus kenapa kosong gak ada isinya?" Ia menunjukkan isi buku tersebut pada sistem informasi.
[Level anda masih rendah.]
Noza hanya bisa tersenyum datar.
"Mama, mau pulang."
Walau kecewa berat mendapatkan item yang sedikit tidak berguna, Noza tetap menyimpan buku tersebut di dalam tas.
Perempuan berambut hitam itu pun kembali pergi menuju swalayan yang berada di dekat sekolahnya. Di sini, kewarasan Noza mulai dipertanyakan oleh cahaya putih selaku sistem pengawas.
"Hebat, dia kayak anak kecil yang dilepas di toko mainan! semoga saja dia lupa tujuan awalnya dan memborong semua barang tidak berguna."
[Nona, tolong jangan bertindak sembrono. Ingatlah, tujuan anda kemari untuk mengambil barang-barang yang diperlukan.]
Sistem informasi tiba-tiba memperingati Noza, hal itu membuat Cahaya putih yang sedang terbang berdecak pelan.
"Ah, kau benar. Aku harus mengambil barang pokok dulu."
Remaja itu pun bergegas menuju bagian perkakas dan mengambil beberapa barang berupa, 2 tali Pramuka 10 meter, 30 bel lintingan, lem super, dan oli super.
Noza tidak tahu seperti apa bentuk monster tidur itu, dia hanya bisa berharap monster tersebut tidak bersayap agar jebakannya ini sukses.
Rencana remaja ini simpel, pertama dia akan membuat semacam perangkap yang jika terkena akan mengeluarkan bunyi berisik. Ketika ia bangun Noza akan keluar rumah dan mencoba lari dari monster tersebut.
"Pengecut."
"Hah?!" Noza menatap tajam Cahaya putih yang tengah melayang di dekatnya.
"Kenapa kau tidak langsung mengambil senjata dan berhadapan langsung dengan monster tidur? Kau mau melarikan diri terus menerus?"
Noza menghela nafas panjang. Ia lalu menggaruk kepalanya. "Sekarang aku tahu kenapa Oray menyuruhmu menjadi sistem pengawas bukan informasi."
Criing!
Noza menaruh barang-barang tadi ke dalam tas dan memasukkannya ke inventory.
"Dengar ya wahai cahaya putih, aku ini masih manusia biasa bukan pahlawan super yang kuat sejak lahir. Sistem yang Oray berikan padaku tidak bisa menambah kekuatanku.
Monster tidur itu berbahaya karena aku tidak memiliki satupun informasi yang benar tentang dia. Lagi pula, misi sampingan kali ini hanya menyuruhku bertahan hidup."
Cahaya putih itu pun terdiam. "Itu masuk akal."
Diam-diam, sistem informasi menertawakan Cahaya putih yang terkena marah.
Noza pun beralih menuju rak khusus makanan. Dia mengambil makanan pokok yang sekiranya cukup untuk 1 Minggu.
"Sip, dengan begini aku gak perlu kembali lagi ke swalayan tiap hari," ucap Noza.
Perempuan itu memperhatikan sekitarnya yang benar-benar sepi.
"Hei sistem informasi, apa aku bisa mengetahui siapa saja orang yang dikirim oleh Oray kemari?"
[Anda bisa mengetahuinya jika misi sampingan telah selesai. Papan peringkat akan muncul dan menunjukkan posisi 100 besar. Selain itu anda juga bisa melihatnya jika memiliki item Peta Pengintai, Kompas Pelacak, Buku Infomasi Tingkat 3 ke atas, dan beberapa item lain.]
Dari penjelasan di layar hologram itu, Noza mengetahui jika ada lebih dari 100 orang yang di panggil ke permainan ini oleh Oray dan mereka tersebar ke seluruh dunia.
"Hmm... Oray sih emang belum memberi misi yang nyuruh kami untuk bunuh-bunuhan, tapi bukan berarti semua orang akan berteman dan tidak saling nusuk," pikir Noza.
Remaja itu pun memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang belum pernah ia kunjungi. Penjara.
Noza tahu, jika dibandingkan dengan pos polisi, tempat ini akan memiliki presentase lebih tinggi untuk menemukan senjata api.
"Aku akui kau memiliki pemikiran yang lumayan bagus, tapi kau tidak lupa kan sekarang jam berapa?" Cahaya putih bertanya ketika matahari semakin turun dari tempat tertingginya.
"Aku tahu," ucap Noza. perempuan ini sudah serius dalam menyiapkan rencana di dalam kepalanya.
Begitu masuk, Noza sempat kebingungan mencari tempat penyimpanan senjata. Di dalam penjara mungkin memang tidak ada tempat penyimpanan senjata tapi ada yang namanya loker pribadi. Walau butuh tenaga ekstra untuk membukanya.
Sebenarnya Noza bisa saja pergi ke pos polisi pusat hanya saja lokasinya sangat jauh. 3 jam lagi matahari akan benar-benar tenggelam dan ia belum memasang perangkap apapun.
"Wah, berat," batin Noza memperhatikan pistol berwarna hitam tersebut.
Segera ia mengambil kotak pelurunya dan pergi dari sana sebelum malam.
Setibanya di rumah, Noza mulai mengingat tali yang ia ambil di depan pintu dan jendela serta memasang bel lintingan.
"Sepertinya cukup untuk hari ini."
Kini, Noza hanya perlu menunggu monster itu datang.
.
.
.
Tidak ada.
"Sepertinya salah satu dugaanku ada yang salah?"
Noza berjalan perlahan menuju jendela. Sang Surya mulai kembali menyinari dunia tanpa suara sambutan dari ayam jantan di kandang.
Bruk!
Remaja itu merebahkan tubuhnya di sofa. "Jadi makhluk itu tidak muncul di malam hari. Kalau begitu dia mungkin akan muncul ketika aku tidur... Hah, aku kecewa."
[Bukankah ini bagus nona? Dengan begini anda tidak perlu takut berkeliaran di malam hari.]
Seperti biasa, sistem informasi memberikan pesan positif untuk Noza.
Kedua mata merah dan hitam Noza menyipit. "Sekarang aku mengantuk."
Ding!
Sebuah layar hologram berwarna biru kembali muncul. Itu adalah pesan dari Oray. Sekarang Noza bisa membedakan mana pesan hologram dari sistem informasi dan Oray.
[Selamat Atas keberhasilan anda bertahan 1 hari.
Hadiah: 5 poin
tambahan: lakukanlah beragam kegiatan untuk mendapatkan poin bonus, bila ingin.]
"Ah, ini baru mirip dengan yang di komik-komik," kata Noza sembari memperbaiki posisi duduknya.
"Sistem informasi, apa kegunaan poin ini?"
[Kegunaan utama koin adalah untuk menaikkan level, membeli barang-barang ajaib, dan untuk membeli skill khusus. Berikut daftar harganya:
Menaikkan level: 100-10.000 poin
Barang-barang ajaib: bebas
Skill khusus: 50-50.000 poin]
Noza berpikir sejenak. Ia sudah memiliki skill Melihat Masa Depan dan item Buku Rawh. Maka dari itu, fokus utamanya adalah menaikkan level.
"Baiklah!" Remaja itu pun bangkit dari duduknya dan mengepalkan tangan penuh tekad.
"Sekarang waktunya mandi!"
"BUAHAHAHA!" Cahaya putih yang sedari tadi diam pun tertawa terbahak-bahak. "Bisa-bisanya kau berpikir untuk mandi di situasi seperti ini."
Noza mengerutkan keningnya, "memangnya kenapa? Aku ini habis begadang tahu! Gak lucu kalau aku tiba-tiba ketiduran di pinggir jalan atau semacamnya."
"Ya ya ya, terserah kau sajalah."
Melihat kepergian Noza menuju kamar mandi membuat Cahaya putih itu tidak habis pikir.
"Kenapa aku harus mengawasi manusia jenis ini sih? Hei, apa aku boleh komplain ke tuan Oray?"
[Anda bisa terkena barah lagi. Memangnya anda mau mengawasi peserta yang mana?]
"Peserta yang saat ini sedang mendapatkan perhatian dari banyak sistem. Kalau tidak salah pion yang telah ia dapatkan sekarang berjumlah 50 lebih. Mungkin sebentar lagi dia akan menjadi yang pertama berada di level 1."
[Ah, peserta yang itu ya O_O]
"Kenapa kau tidak tertarik?"
[Memangnya saya harus tertarik pada peserta yang lain. Tugas utama saya adalah memberikan informasi berguna kepada Nona Noza sesuai dengan levelnya. Jadi saya hanya perlu fokus padanya.]
"Ck, kau sistem yang membosankan, inilah alasan kenapa yang lain tidak tertarik dekat denganmu."
[Dan anda adalah sistem yang menyebalkan. Inilah yang membuat Tuan Oray menugaskan anda mengawasi peserta yang bermasalah.]
"Tunggu, bermasalah? Apa maksudmu?"
[... Lupakan saja apa yang barusan saya katakan. Demi keamanan bersama.]
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!