EIGHTEEN | MIN YOONGI
One
𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙞𝙢𝙖𝙟𝙞𝙣𝙖𝙨𝙞 𝙖𝙪𝙩𝙤𝙧, 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙠𝙚𝙨𝙖𝙢𝙖𝙖𝙣 𝙞𝙩𝙪 𝙢𝙪𝙧𝙣𝙞 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙨𝙚𝙣𝙜𝙖𝙟𝙖𝙖𝙣:)
𝙎𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙜𝙖𝙢𝙗𝙖𝙧 𝙙𝙞 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙙𝙞 𝙖𝙢𝙗𝙞𝙡 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙥𝙞𝙣𝙩𝙚𝙧𝙚𝙨𝙩.
𝙎𝙩𝙖𝙧𝙩 𝙛𝙧𝙤𝙢: 𝙉𝙤𝙫𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧, 2024.
📍Seuli High School, 2018.
Yoona bersimpuh di atas lantai, sembari mengambil barang-barangnya yang jatuh berserakan.
Bukan, ini bukan karena jatuh.
Ada seseorang yang dengan niat mengobrak-abrik barang-barang di lokernya.
Tentu ini bukan pertama kalinya.
Selalu , dia harus melewati berbagai perundungan yang terjadi setiap hari.
Lee Suhyun
Ya! Jangan menangis!
Suara sentakan itu membuat Kim Yoona menoleh.
Seseorang datang ikut mengambil buku yang masih tersisa di lantai.
Kim Yoona tersenyum ke arah Lee Suhyun, Dia adalah satu-satunya teman yang ia miliki.
Lirih Yoona sambil menahan air matanya.
Lee Suhyun
Sudah ku bilang jangan menangis.
Lee Suhyun
Kalau kau menangis, orang-orang akan semakin mengganggu mu.
Lee Suhyun
Ayo! ku traktir toppoki.
Kim Yoona
Gomawo Suhyun-ah..
[𝘎𝘰𝘮𝘢𝘸𝘰 : 𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩, 𝘪𝘯𝘧𝘰𝘳𝘮𝘢𝘭]
Kim Yoona
Sepertinya mereka mengambil sepatuku lagi.
Lee Suhyun
Ah, aku tahu ini akan terjadi, maka dari itu aku sudah berjaga-jaga.
Lee Suhyun
Ini pakai sepatuku.
Suhyun mengeluarkan sebuah sepatu dari dalam tasnya.
Mata Yoona langsung berbinar lalu mengambil sepatu itu dan langsung memakainya.
Kim Yoona
Sekali lagi terimakasih, hehe.
Kim Yoona
Kalau saja tidak ada dirimu, mungkin aku sudah pindah sekolah.
Lee Suhyun
Ya! Bertahanlah sampai lulus.
Lee Suhyun
Jangan tinggalkan aku sendiri.
Lee Suhyun
Aku juga bergantung padamu.
Kim Yoona
Aku hanya lelah.
Kim Yoona
Sampai kapan mereka akan seperti ini?
Kim Yoona
Padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun.
Kim Yoona
Kenapa efeknya jadi seperti ini?
Lee Suhyun
Sudahlah, mereka akan berhenti kalau sudah bosan.
Lee Suhyun
Ini akan segera berakhir.
Kim Yoona
Ku harap saja begitu...
[𝘌𝘰𝘮𝘮𝘢 : 𝘐𝘣𝘶 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘣𝘩𝘴 𝘬𝘰𝘳𝘦𝘢]
Yoona berteriak saat melihat mobil milik ibunya sudah terpakir di depan rumah.
Tidak biasanya ibunya berada di rumah pada saat ini.
Semenjak orang tua Yoona bercerai, Ibunya sibuk bekerja hingga jarang berada di rumah.
Teriak Ibunya dari dalam kamar Yoona.
Kim Yoona
Eomma sedang apa?
Tanya Yoona saat tiba di hadapan Ibunya.
Sedangkan Ibunya tengah sibuk menata baju Yoona dan memasukkannya ke dalam koper.
Kim Taeri
Yoona-ya, Eomma akan menitipkanmu pada teman Eomma.
Kim Taeri
Eomma ada pekerjaan mendadak dan harus keluar kota selama 3 bulan.
Kim Taeri
Eomma tidak mungkin membiarkanmu tinggal sendirian di rumah ini.
Kim Yoona
Kenapa mendadak sekali?
Kim Yoona
Aku baru pulang sekolah, dan Eomma akan mengusirku?
Kim Yoona
Aku tidak mau tinggal di rumah orang lain!
Kim Taeri
Ini demi kebaikanmu.
Kim Yoona
Pokoknya aku tidak mau! aku akan tetap disini.
Kim Taeri
Yoona-ya, Teman Eomma ini punya anak yang satu sekolah denganmu.
Kim Taeri
Kau pasti mengenalnya.
Kim Taeri
Dia pintar dan juga baik, kalian bisa bersama, dia akan menjagamu selama Eomma tidak ada.
Kim Yoona
Aku tidak mengenalnya, Eomma.
Kim Yoona
Akan terasa canggung jika aku harus serumah dengannya.
Kim Yoona
Eomma pergi saja, aku akan tetap di rumah ini.
Kim Taeri
Aku akan membiarkanmu mengacaukan semuanya?
Kim Taeri
Kau saja selalu membuat masalah, bagaimana aku akan meninggalkan mu sendirian?
Kim Taeri
Eomma tahu akhir-akhir ini kau sering buat masalah di sekolah.
Kim Taeri
Gurumu telpon Eomma, dan bilang bahwa kau mencuri dompet milik temanmu, benar kan?
Mulut Kim Yoona ternganga, tidak menyangka kalau berita ini akan sampai pada Ibunya.
Kim Yoona
Bukan aku, Eomma.
Kim Yoona
Ada orang lain yang memasukkan itu ke dalam tas ku.
Kim Taeri
Berhenti berbohong!
Kim Taeri
Padahal aku selalu melebihkan uang sakumu, bagaimana bisa kau mencuri uang temanmu sendiri?
Kim Yoona
Aku berani bersumpah bukan aku yang mencurinya!
Kim Yoona mulai menangis.
Semua orang boleh menuduhnya.
Tapi ini bukan orang lain, Ibunya sendiri bahkan tidak mempercayainya meskipun ia berkata jujur.
Dunia Yoona seakan runtuh di depan matanya.
Kim Taeri
Kau ketahuan merokok, menganggu temanmu, berbuat onar setiap hari.
Itu semua yang ku dengar dari laporan gurumu.
Kim Taeri
Lalu bagaimana Eomma bisa membiarkanmu tinggal disini sendirian?
Kim Taeri
Kekacauan apa lagi yang akan kau buat selama aku tidak ada.
Lirih Kim Yoona, dia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Kim Taeri
Dan juga, sepatu..
Kim Taeri
Kenapa kau tidak pernah membawa sepatumu pulang?
Kim Taeri
Sebenarnya apa yang kau lakukan di sekolah?
Kim Taeri
Aku mencoba bersabar selama ini.
Kim Taeri
Tapi kelakuanmu semakin aneh saja.
Kim Taeri
Sekarang, aku akan mendengar alasanmu.
Kim Taeri
Kenapa kau melakukan itu semua?
Lebih tepatnya mulutnya sudah tak sanggup untuk bicara lagi.
Harinya sudah berat di sekolah, kini ia harus merasakan ini lagi.
Di hakimi oleh orang tua sendiri.
Kim Taeri
Jawab Eomma, Kim Yoona!
Bentak Ibunya dengan keras.
Kim Yoona
Mau menjawab bagaimanapun, Eomma tidak akan mempercayaiku.
Kim Yoona
Lebih baik aku pergi saja!
Teriak Yoona lalu pergi meninggalkan Ibunya, tapi sebelum itu, dia membanting pintu kamarnya cukup keras.
Kim Taeri
Eomma belum selesai bicara!
Dan disinilah Yoona sekarang.
Berdiri di depan rumah mewah bernuansa hitam yang akan menjadi tempatnya selama 3 bulan.
Dia bahkan belum tahu siapa pemiliknya.
Entah ada hal baik atau buruk yang sedang menantinya.
Semoga saja ia tidak membuat masalah di rumah besar ini.
Two
Min Junki
Eomma, Kita akan kedatangan tamu?
Junki heran saat tiba di ruang tamu dan melihat begitu banyak makanan yang tertata rapi di atas meja.
Min Hejin tersenyum seraya mengangguk ke arah Junki.
Min Hejin
Teman lama Eomma akan datang kesini.
Min Hejin
Dia ingin menitipkan putrinya disini selama 3 bulan.
Min Hejin
Ingat! kau harus baik padanya ya, Junki.
Canda Junki sembari mengangkat tangannya memberikan tanda hormat.
Min Heejin tertawa melihat kelakuan Junki.
Min Hejin
Ayo bantu Eomma, sebentar lagi mereka akan datang.
Junki segera melaksanakan, dia mengambil beberapa piring yang sudah di siapkan lalu menaruhnya di atas meja.
Di samping itu, sosok pria berkulit putih yang masih mengenakan seragam sekolah tiba-tiba lewat tanpa menghiraukan Heejin dan Junki yang tengah sibuk.
Tegur Junki, sosok itu berhenti lalu menoleh.
Raut wajah tidak bersahabat terpancar dari wajahnya yang begitu dingin.
[𝘞𝘢𝘦? : 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢? 𝘣𝘩𝘴 𝘬𝘰𝘳𝘦𝘢, 𝘪𝘯𝘧𝘰𝘳𝘮𝘢𝘭. ]
Min Junki
Tidak lihat aku dan Eomma disini?
Min Junki
Kau harus punya kebiasaan untuk menyapa yang lebih tua, kau mengerti?
Min Hejin
Sudah, biarkan saja!
Min Heejin segera menengahi sebelum terjadi keributan di antara dua anaknya.
Min Junki
Eomma! karena kau terus membelanya dia jadi kurang ajar sekarang!
Min Junki kesal, Namun Heejin segera menenangkannya. Sementara orang yang di maksud malah berlalu pergi begitu saja.
Min Junki
Tuh kan Eomma! Dia bahkan tidak menghormatiku sebagai kakaknya!
Min Hejin
Ya! Watak adikmu memang seperti itu dari dulu, kau yang harusnya mengerti!
Min Hejin
Sudahlah, Eomma akan pergi menyusul adikmu, kau teruskan perkerjaan Eomma.
Min Junki
Wah! Eomma serius?
Min Junki
Aku yang harus mengalah disini?
Min Heejin segera berjalan menyusul Yoongi tanpa memerdulikan teriakan Junki yang terus memanggilnya.
Begitu masuk ke dalam kamar, Yoongi melemparkan tasnya dengan asal.
lalu merebahkan tubuhnya begitu saja di atas tempat tidur.
Penglihatannya bergerak ke atas langit-langit kamarnya.
Ia mendengus, sekolah hari ini begitu membosankan.
Yang biasanya menjadi sumber kebahagiaannya tiba-tiba menghilang.
Min Yoongi
Dia tidak mungkin pindah sekolah kan?
Gumamnya entah pada siapa.
Min Hejin
Buka pintunya! Eomma mau bicara!
Sesaat kemudian terdengar suara Ibunya memanggilnya dari luar.
Tak kunjung di gubris, Heejin semakin mengeraskan suaranya.
Di tambah dengan gedoran pintu agar Yoongi cepat keluar.
Min Yoongi
Apalagi Eomma?!
Akhirnya pintu terbuka, muncul si pemilik kamar yang sedang kesal sembari mengacak rambutnya.
Min Yoongi
Kalau ini masalah Junki hyung, aku tidak akan minta maaf!
[𝘏𝘺𝘶𝘯𝘨 : 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘭𝘢𝘬𝘪2 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘬𝘪2 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘵𝘶𝘢]
Min Hejin
Dengarkan Eomma dulu.
Min Hejin
Kemari sebentar.
Hejin mengajak Yoongi untuk masuk kedalam kamar.
Mereka kemudian sama-sama duduk di atas ranjang milik Yoongi.
Min Hejin menunjukkan beberapa lembar foto yang sangat familiar bagi Yoongi.
Min Hejin
Kau tahu gadis ini?
Min Hejin
Kenapa malah diam?
Min Hejin
Gadis ini kan satu sekolah denganmu.
Min Yoongi
Memangnya kenapa?
Min Hejin
Dia akan tinggal di rumah ini selama tiga bulan.
Min Hejin
Ya! tidak ada kata-kata lagi selain terserah?!
Min Hejin
Mau sampai kapan sifatmu dingin seperti itu?
Min Hejin
Kau harus berubah Min Yoongi!
Min Hejin
Kalau kau galak begitu, dia tidak akan betah tinggal di rumah kita!
Yoongi menghela nafas dengan malas setelah mendengar ocehan ibunya.
Min Yoongi
Eomma, aku lelah, aku ingin tidur.
Min Hejin
Dia akan datang, dan kau malah ingin tidur?
Min Hejin
Kau harus turun ke bawah dan menyapanya, kau mengerti?
Pelotot Hejin penuh amarah, mau tidak mau Yoongi mengiyakan.
[ 𝘈𝘳𝘳𝘢𝘴𝘦𝘰 : 𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩, 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘵𝘪, 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘱𝘢𝘩𝘢𝘮 𝘥𝘭𝘮 𝘣𝘩𝘴 𝘬𝘰𝘳𝘦𝘢. ]
Min Hejin
Awas saja kalau bohong! ingat, pakai pakaian yang sopan.
Min Yoongi
Sekarang Eomma keluar.
Yoongi dengan paksa mendorong tubuh Hejin pelan hingga tiba di depan pintu.
Min Hejin
Yo-yoongi, tunggu seben..,-
Pintu di tutup sebelum Hejin melanjutkan perkataannya.
Min Hejin
Aish! dasar bocah nakal!
Gerutu Hejin kesal lalu segera turun ke bawah untuk melanjutkan pekerjaannya.
sedangkan di dalam kamar.
Yoongi termenung di balik pintu, tak terasa sudut bibirnya terangkat.
Tiba-tiba saja kucing kecil masuk ke dalam sarang harimau dengan sendirinya.
Yoongi tidak sabar menanti keseruan yang akan dia buat.
Three
———— 𝙀 𝙄 𝙂 𝙃 𝙏 𝙀 𝙀 𝙉 ————
Yoona sibuk menendang-nendang apapun di yang ada di depannya.
Pikirannya kacau, ia frustasi memikirkan nilai hasil ulangan matematika nya.
Ia telah belajar mati-matian mengorbankan waktu berharganya yang nyatanya tak sesuai harapan.
Nilai ulangannya jelek, bahkan hancur dan tidak bisa diselamatkan.
pikirannya semakin kalut, saat membayangkan ibunya tahu soal hasil nilainya.
Baginya, tidak ada yang menakutkan di dunia ini selain ibunya saat marah.
Kim Yoona
Dasar menyebalkan!!
Sungutnya lalu tidak sengaja menendang kaleng dengan keras hingga kaleng itu terlempar cukup tinggi.
Kaleng itu mengenai seseorang.
Yoona mendengar suara teriakan kesakitan yang tidak jauh darinya.
Kim Yoona panik dan segera menghampiri orang itu.
Min Yoongi menggeram penuh amarah, tiba-tiba saja kaleng entah dari mana datang dan memukul kepalanya.
Kim Yoona
Kena kepalamu ya?
Kim Yoona
Maaf-maaf aku tidak sengaja!
Lalu datang Yoona dengan raut wajah panik, sepontan tangannya bergerak ingin memegang kepala Yoongi tapi Yoongi segera menepisnya dengan kasar.
Tanya Min Yoongi dengan marah.
Jawab Yoona dengan polos.
Min Yoongi
Ya! masa bodoh soal namamu!
Min Yoongi
kau siapa berani menyentuh rambutku?!
Yoona tertegun beberapa saat.
Reaksi apa ini? Bagaimana orang ini bisa begitu kasar?
Kim Yoona
Aku kan sudah minta maaf.
Min Yoongi
Kau pikir minta maaf saja cukup?
Kim Yoona
Lalu kau mau apa?
Min Yoongi
Kaleng sialanmu ini hampir membunuhku!
Kim Yoona
Ya! aku bilang aku tidak sengaja, lagipula aku kan sudah minta maaf baik-baik.
Kim Yoona
Kenapa reaksimu berlebihan sekali sih?
Kim Yoona
Kau tidak akan mati hanya karena sebuah kaleng!
Min Yoongi
Kenapa jadi kau yang marah-marah?!
Gadis itu tersadar, benar juga.
Yoona akhirnya menurunkan sedikit amarahnya.
Dan kembali meminta maaf dengan nada sedikit memelas.
Kim Yoona
Baiklah, aku minta maaf.
Kim Yoona
Aku tidak tahu kalau kaleng itu mengenai kepalamu.
Kim Yoona
Sekali lagi maafkan aku.
Kim Yoona
Kau mau memaafkan aku, kan?
Singkat, padat, dan menyakitkan.
Kim Yoona
LALU APA MAU MU?!
Kim Yoona
MAU MENGAJAKKU BERKELAHI, HAH?
Yoona naik pitam, emosinya sudah tidak terbendung lagi.
Namun Min Yoongi malah tertawa dengan nada penuh ejekan.
Min Yoongi
Ya! kau murid baru?
Min Yoongi
Kau berani menantang ku?
Kim Yoona
Memangnya kenapa?
Kim Yoona
Aku tidak peduli siapa dirimu, kau yang duluan meneriaki ku!
Min Yoongi
Nyalimu besar juga.
Min Yoongi
Aku akan memberimu kesempatan.
Min Yoongi
Berlutut sekarang juga, atau kau akan terima akibatnya.
Kim Yoona
Kau pasti tidak waras!
Kim Yoona
Kenapa juga aku harus berlutut di depanmu?
Min Yoongi
Ya, dengar ini gadis aneh.
Min Yoongi
Kau yang memulai ini, oke?
Kim Yoona
Kau ini bicara apa, sih?
Kim Yoona
Aish, kenapa juga aku meladenimu?
Kim Yoona
Pikiranku sudah kacau, kenapa aku harus bertemu orang gila sepertimu?
Gumamnya pada diri sendiri.
Lalu Yoona pergi begitu saja meninggalkan Yoongi yang masih diam di tempat sembari terus memperhatikannya.
Menurut Yoona, Yoongi hanyalah orang gila yang sengaja cari masalah dengannya.
Namun tanpa ia tahu, itu adalah awal dari semua hal buruk yang akan terjadi padanya.
Lee Suhyun
Seratus persen.
Lee Suhyun
Di sekolah ini tidak ada orang lagi yang ciri-cirinya seperti itu selain Min Yoongi.
Lee Suhyun
Lagipula kau bukan anak baru, kenapa tidak tahu Min Yoongi?
Kim Yoona
Aku tahu hanya ceritanya saja, Bagaimana wajahnya aku tidak peduli!
Kim Yoona
Suhyun-ah.. aku harus bagaimana?
Yoona seketika pucat pasi mengetahui ia dalam masalah besar.
Min Yoongi adalah termasuk orang yang di takuti di sekolah.
Selain karena Imagenya yang dingin, ia juga di takuti karena ayahnya adalah donatur terbesar di sekolah.
Jika ada yang membuat masalah dengannya, cepat atau lambat orang itu akan segera keluar dari sekolah.
Lee Suhyun
Kau tahu Baek Jina?
Kim Yoona
Teman sekelas kita yang dulu?
Lee Suhyun
Dia pindah sekolah karena membuat masalah dengan Min Yoongi.
Kim Yoona
Ya! Jangan menakut-nakuti ku!
Lee Suhyun
Maka dari itu kau harus hati-hati.
Lee Suhyun
Ucapan Yoongi itu bukan main-main.
Kim Yoona
Aku hanya tidak sengaja menendang kaleng ke kepalanya.
Kim Yoona
Dia tidak mungkin dendam padaku kan?
Lee Suhyun
Tapi... Yoona..
Yoona bingung dengan reaksi Suhyun yang tiba-tiba terdiam melihat sekitar.
Lee Suhyun
Kenapa semua orang menatap kita...?
Lee Suhyun
Tunggu sebentar!
Lee Suhyun dengan cekatan langsung membuka ponselnya dan firasatnya benar terjadi.
Yoongi membuat sebuah postingan di instagramnya.
Hanya beberapa jam setelah kejadian, tiba-tiba foto Yoona sudah terperangkap di dalam medsos Min Yoongi.
Tentu saja itu membuat satu sekolah gempar karena berita itu.
Yoona langsung menjadi buah bibir satu sekolah karena Yoongi.
Yoona yang masih tidak mengerti situasi terus meminta penjelasan dari Suhyun.
Lee Suhyun
Kau dalam masalah!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!