NovelToon NovelToon

ARTHUR.

Bab 1 ~ "Arthur"

Arthur Georgia pewaris takhta berdiri didepan jendela kamar ayahnya, memandang ke luar dengan kesedihan yang mendalam. Terlihat matahari terbenam diatas kota Atlanta, menciptakan pemandangan indah yang kontras dengan awan merah. Arthur sedang memikirkan peristiwa yang mengguncang dirinya, kerajaan yang selama ini ia bina dengan suka cita bersama keluarganya. Kini menjadi milik orang lain, yaitu istri kedua ayahnya yang bernama Queen Victoria.

Ayahnya seorang Raja, yang bernama Edward Albert, yang diakui kebijaksanaannya. Karena ia sering menderma kepada kaum pengemudi di ibu kota Atalanta. Kini ia terbaring lemah ditempat tidur, wajahnya penuh kesedihan dan kekecewaan. Bersama anaknya Arthur, di kamar kecil di rumah sisa Hartanya yang ia punya.

"Arthur, anakku," ayahnya memanggil dengan suara yang lemah. "aku tidak bisa melindungi kerajaan kita lagi," ucap Raja Edward kepada Arthur.

"Ayah, jangan berbicara begitu. Anda akan sembuh dan memulihkan kehormatan kita," Arthur menjawab dengan penuh semangat.

"Aku tidak punya waktu lagi, Arthur. Aku telah kehilangan kepercayaan rakyat. Istri kedua aku, Queen Victoria, telah menghancurkan kehormatan kita dengan pengkhianatan."

Arthur terkejut dengan keluhan ayahnya yang dikhianati Queen Victoria. Dengan cara menyebar fitnah dan propaganda agar reputasi ayahnya hancur dimata rakyat.

"Apa! bagaiman bisa ayah?! Ia adalah istri anda!" Arthur terkejut dengan cerita ayahnya, wajahnya marah,matanya memerah.

"Aku tahu, anakku, aku salah mempercayainya." Edward sedih matanya berlinang air mata.

"Ak! mengapa dia berbuat demikian, dengan kondisi engkau seperti ini!" Arthur marah dicampur sedih. "Mengapa? Mengapa ia melakukan ini?"

Tubuh Arthur melemah disamping ayahnya yang berbaring lemah, dia duduk diantara dua kaki. Kepalanya menunduk, air matanya menggenang.

"Ambisi kekuasaan dan kebencian, Arthur. Ia ingin menguasai kerajaan ini!"

Raja Edward Albert, memperjelas kepada Arthur, maksud dan tujuan Queen Victoria. Wajahnya berpaling dari wajah Arthur dan air matanya menetes kebawah.

"Aku tidak akan membiarkan ini terjadi, Ayah! Aku akan memulihkan kehormatan kita!" Berdiri Arthur dari duduknya, ia berbalik badan dengan tangan mengepal, lalu ia meninju kaca milik ayahnya.

Prang!

Dia menjatuhkan barang ayahnya yang ada dimeja lemari kaca kebawah dan ia kembali berdiri di jendela.

"Arthur, anakku, aku bangga padamu. Tapi, berhati-hatilah. Queen Victoria tidak akan diam begitu saja."

Dua tangan Edward mengepal, memukul kasur yang ia tiduri. Dengan ekspresi wajah yang penuh penyesalan.

Poto Queen Victoria, di pecahan kaca yang belum jatuh kebawah. Menambah kerisauan Edward Albert, lalu ia mengambil poto tersebut dan melemparnya kearah kaca yang menggambarkan poto Queen.

Suara tangisan isak ayahnya membuat Arthur bertekad untuk bertindak, atas perbuatan Quee Victoria.

"Mengapa engkau menjadi lemah dan tak berdaya?! Apa karena kecantikannya yang membuat dirimu menjadi tidak bisa melindungi kerajaan?!"

Arthur merasakan amarah dan kesedihan membara di dalam hatinya. Ia tidak bisa memahami mengapa ayahnya begitu lemah dan tidak bisa melindungi kerajaan.

Arthur kembali duduk di samping ayahnya. Dia berjanji kepada ayahnya.

"Aku tidak akan membiarkan kehormatan kita hancur, Ayah. Aku akan memulihkannya, tidak peduli apa pun yang terjadi."

Arthur menatap ayahnya dengan tekad. Ia siap menghadapi tantangan dan memulihkan kehormatan kerajaan. Tapi, apakah ia sudah siap menghadapi konsekuensi dari keputusannya tersebut?

"Aku tidak akan membiarkan ini terjadi,Ayah! Aku akan memulihkan kehormatan kita! Aku akan membuat Queen Victoria membayar atas pengkhianat nya!"

Arthur yang tidak terima kepada Queen Victoria, terus berucap kepada ayahnya. Hatinya hancur menerima kepahitan dari istri ayahnya, yang selama ini sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri.

Raja Edward memandang Arthur dengan kesedihan dan juga kekhawatiran. "Arthur anakku, jangan biarkan amarah menguasai hatimu. Kita harus berpikir jernih untuk memulihkan kehormatan kita."

Dengan setiap napas , Arthur menemukan kekuatan untuk memulihkan kehormatan keluarganya. Perjuangan telah dimulai dan Arthur siap menghadapi tantangan. Masa depan tidak pasti, tapi Arthur yakin akan memulihkan kehormatan keluarganya.

Satu hari kemudian, Arthur dipagi hari keluar menemui Andrew teman sekolahnya di akademi sihir.

Ia berada di desa terpencil, tetapi dia anak yang lumayan ada.

Arthur berjalan menuju rumah Andrew. Hatinya berdebar dengan harapan. Ia belum bertemu dengan Andrew dari lulus disekolah Akademi Sihir. Setelah mengetuk pintu, Andrew membukakannya dengan senyum lebar.

"Arthur! Lama tidak bertemu!" Andrew berseru, memeluk Arthur. "Andrew aku butuh bantuanmu," Arthur menjawab serius.

Andrew mempersilakan Arthur masuk dan mereka duduk diruang tamu.

"Apa yang terjadi?" Andrew bertanya, penasaran. "Queen Victoria mengkhianati Ayahku. Aku harus memulihkan kehormatan keluarga kami," Arthur menjelaskan.

"Aku siap membantumu. Apa rencanamu?" tekad Andrew ingin membantu Arthur. "aku belum tahu pasti, tapi aku tahu kita bisa melakukannya bersama."

"Kita akan memulihkan kehormatan keluargamu, Arthur. Aku akan membantu sekuat tenaga."

Keduanya berjabat tangan, menandai awal petualangan mereka. Saat keluar rumah, Andrew bertanya dengan khawatir, "Bagaimana dengan Raja Edward? Apakah beliau baik-baik saja?"

Arthur menarik napas dalam-dalam. "Ayahku sedang sakit dan terbaring lemah. Aku harus memulihkan kehormatannya sebelum terlambat."

Kemudian bersama-sama, mereka berangkat menuju kota Atlanta, siap menghadapi tantangan yang akan datang.

Sementara itu dikota Atlanta.

Pengkhianatan Queen Victoria semakin menjadi kepada Raja Edward dengan fitnah dan propaganda. Ia meminta bantuan kepada Duke Henry untuk memperluas dukungan rakyat kepada dirinya. Disetiap Kota dan Desa Duke Henry mendermakan kepada setiap orang miskin dan meracuni pikiran mereka. Dengan fitnah yang sudah disebar luaskan oleh Queen Victoria, di kota Atlanta sebelumnya. Dengan menyuruh seorang jendral kerajaan bersama anak buahnya.

Duke Henry berhasil membuat propaganda besar dikalangan penduduk kota dan desa sampai ke pelosok. Sampai penduduk desa dan kota mempercayai fitnah tersebut.

Sedangkan mereka belum mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Desas-desus keji tentang Raja Edward menyebar seperti virus, meracuni pikiran rakyat dan memperlemah kekuasaannya.

Sementara, di istana kerajan Queen Victoria sedang berada di taman istana, mencium wewangian bunga mawar dari taman istana. Queen seorang wanita yang senang dengan wewangian harum bunga di taman.

Dia tidak memperdulikan kesengsaraan mantan suaminya, yang pernah menjadikannya sebagai Ratu, didalam istana. Sampai dia mengutus utusannya ke rumah Edward membawa surat penangkapan yang tidak pernah Edward lakukan.

Sementara itu di ibu kota Atalanta. Arthur sudah kembali bersama Andrew. Mereka mendengar ucapan dari seorang tua buta dipinggir jalan depan rumahnya.

"Mengapa seorang Raja, bersikap keji terhadap rakyatnya. Dengan menghilangkan bagian rakyat miskin, selama-lamanya!"

Arthur dan Andrew mendengar ucapannya sedih. Wajah mereka saling menatapi satu sama lain, dengan wajah memerah.

"Sudah seperti ini Arthur, persoalannya! Mengapa engkau baru bicara kepada saya?! tanya Andrew kepada Arthur yang berada disamping Arthur, dengan bentak.

"Kau sudah liat sendiri dengan mata kepalamu! Queen ingin menghancurkan keluargaku!"

Arthur berlari kearah rumahnya, diikuti oleh Andrew dari belakang. Ia kawatir dengan keadaan ayahnya yang sedang sakit.

Beberapa jam kemudian, Arthur kembali berdiri di jendela kamar ayahnya. Berdiri didepan jendela kamar ayahnya, memandang ke luar. Matahari terbenam di atas kota Atlanta, menciptakan pemandangan indah yang kontras dengan kesedihan dihatinya. Raja Edward Albert, ditemani oleh Andrew yang memegang tangan beliau, menunjukan dukungan dan kesetiaan.

Pintu diketuk dengan keras. Arthur membukanya dan menemukan utusan Queen Victoria, dengan surat penangkapan Raja Edward.

"Raja Edward ditangkap atas tuduhan kejahatan serius yang tidak pernah dilakukannya!" kata utusan itu dengan sombong.

Arthur dan Andrew marah besar, tapi terpaksa menyerah menghadapi sepuluh anak buah Lord Devil bersenjata.

Arthur dan Andrew mengejar mereka sampai depan rumah, lalu berhenti, menatap satu sama lain dengan tekad.

"Ayahmu akan dirawat dengan baik dan ditempatkan ditempat yang layak" Kata utusan sebelum berlalu.

"Kita harus membalas fitnah ini!" Andrew menambahkan. "Harus, aku tidak terima, ayahku sedang sakit!" ucap Arthur dengan nada marah.

"Tunggu pembalasanku, Queen Victoria!" Teriak Arthur, sekuat tenaga.

Mereka berdua langsung merancang strategi untuk menyelamatkan Raja Edward dan memulihkan kehormatannya.

Bab 2 ~ "Tindakan Arthur"

Arthur dan Andrew duduk di ruang tamu, menyusun strategi dengan serius. Cahaya lilin menerangi wajah mereka yang tegang.

"Kita harus mengumpulkan bukti untuk membuktikan ayahku tidak bersalah." kata Arthur, dengan tekad. Andrew mengangguk. "Kita akan menemukan Lord Thomas, penasehat kerajaan yang setia kepada ayahmu, mungkin bisa membantu kita." Arthur menatap Andrew. "Benar! Dia pasti tahu sesuatu, kita harus menemui ia malam ini juga."

Andrew bangkit dari duduknya. "Aku siap, kita berangkat!"

Malam itu Andrew dan Arthur menyusup ke gudang tua dipinggir kota. Lord Thomas menyambut kedatangan mereka dengan ekspresi serius.

"Saya percaya kalian berdua datang untuk memperjuangkan keadilan. Raja Edward tak bersalah, dan saya siap membantu membuktikannya." ujar Lord Thomas. "Namun kita harus berhati-hati. Queen Victoria memiliki pengikut setia yang banyak."

Arthur menatap Lord Thomas dengan penuh harap. "Apakah anda memilih bukti untuk membuktikan kejahatan Queen Victoria?"

Lord Thomas Mengangguk dan menyerahkan dokumen rahasia. "Surat perintah rahasia ini akan membuktikan kejahatannya."

Arthur, Andrew, dan Lord Thomas merancang rencana untuk menyebarkan kebenaran kepada rakyat dan menghancurkan kekuasaan Queen Victoria. Mereka memutuskan untuk menyusup ke istana dan mencari bukti lebih lanjut.

Malam itu, Arthur, Andrew, dan Lord Thomas menyusup ke istana untuk mencari bukti tambahan. Mereka bergerak hati-hati, menghindari penjaga.

Tiba-tiba, mereka dihadang oleh sepuluh pengikut Queen Victoria, dipimpin oleh Lord Devil.

"Kalian tidak akan pernah membuktikan kebenaran!" Seru Lord Devil.

Arthur dan Andrew siap bertarung. Lord Thomas mengangkat tangan, menghentikan mereka.

"Kita tidak ingin kekerasan. Kita cari kebenaran." Kata Lord Thomas.

Lord Devil dan sepuluh pengikut, menyerang. Arthur, Andrew, dan Lord Thomas yang bertahan. Pertarungan intens antara kedua kelompok, berlangsung seru. Lord Thomas menggunakan keahlian diplomatik untuk menenangkan situasi. Selama pertarungan, Andrew menemukan dokumen rahasia dari saku Lord Devil Dokumen itu berisi perintah Queen Victoria, untuk menghancurkan reputasi Raja Edward. Arthur, Andrew dan Lord Thomas berhasil melarikan diri dengan bukti penting. Mereka siap menghadapi Queen Victoria dan mencari tempat persembunyian. Mereka lari menuju pondok kecil di tepi danau. Menghindari pengejaran Lord Devil bersama pengikut.

"Kita sementara disini, sambil memikirkan persembunyian selanjutnya," Ucap Lord Thomas yang lega, hampir tertangkap. "Aku senang sekali, setelah mendapatkan dokumen rahasia Queen Victoria dari Lord Devil!" Ujar Andrew yang menunjukan dokumen tersebut.

"Aku akan membalas, Queen Victoria dengan bukti dokumen ini!" Seru Arthur. Mereka berpelukan bertiga, senang mendapatkan bukti untuk membantu Raja Edward yang sedang dipenjara dalam keadaan sakit.

Lord Thomas mendapatkan tepat persembunyian lagi dan mengajak Andrew dan Arthur meninggalkan pondok kecil di tepi danau.

Kemudian terlihat Lord Devil dan para pengikutnya menemukan keberadaan mereka dan memasuki pondok kecil ditepi danau. Beruntung mereka sudah meninggalkan tempat tersebut. Lord Devil menemukan suatu obat asma dan jejak sepatu mereka bertiga. Lalu Lord Devil tidak tau lagi mereka akan pergi kemana, akhirnya Lord memutuskan untuk kembali ke istana.

Arthur, Andrew dan Lord Thomas tiba dirumah Sir Lucas, pedagang kaya yang memiliki hubungan dengan Lord Thomas. Rumahnya mewah dengan dekorasi elegan dan pengawalan ketat.

"Lord Thomas apa yang terjadi?" tanya Sir Lucas dengan penuh penasaran. "Kita harus bersembunyi, Queen Victoria mencari kita." Jawab Lord Thomas. "Kalian aman disini, aku memiliki pengawalan yang setia."

Sir Lucas memberikan kamar rahasia yang tersembunyi. Mereka beristirahat, merencanakan langkah selanjutnya.

"Kita harus membuktikan kebenaran ayahku." seru Arthur. "Tapi bagaimana?" tanya Andrew. "Kita butuh sekutu tambahan. Sur Lucas, siapa yang bisa kita percayai?" tanya Lord Thomas kepada Sir Lucas. "Aku tahu seseorang. Ladi Elizabeth sepupu Queen Vitoria, dia tidak setuju dengan tindakan Queen!."

Akhirnya mereka memutuskan menghubungi Ladi Elizabeth dan bertemu besok di gudang tua.

Arthur, Andrew dan Lord Thomas bertemu dengan Lady Elisabeth di sebuah gedung tua di pinggiran kota. Lady Elisabeth, wanita cantik dan berwibawa menyambut mereka dengan hati-hati.

Lady Elisabeth membuka pertemuan mereka. "Aku tahu tentang Raja Edward. Aku percaya kebenarannya." Ladi Elisabeth mendukung Raja Edward. "Aku butuh bantuanmu untuk membuktikannya." Arthur berharap kepada Lady. "Aku siap membantu, tapi resikonya besar."

Ladi Elisabeth memikirkan resiko, jika membantu mereka. Karena jika Queen Victoria tahu, dia tidak akan membiarkan hidup Lady Elisabeth dan keluarganya tenang.

"Resiko apa?" Lord Thomas bertanya dengan kawatir. "Jika Queen Victoria mengetahui, hidup ku terancam. Seluruh keluargaku menderita," jawabnya dengan serius, menambahkan dengan tegas.

"Kami tidak ingin membahayakan mu, Lady Elisabeth," Arthur berkata dengan lembut. "Aku tahu, tapi aku harus membantu. Raja Edward adalah korban kejahatan politik," balasnya dengan serius. "Apakah engkau memiliki bukti-bukti?" tanya Andrew dengan Lady.

"Surat-surat rahasia Queen Victoria dan dokumen palsu yang digunakan untuk menjatuhkan Raja Edward!"

Lady Elisabeth memberikan dokumen-dokumen rahasia Queen Victoria, untuk menjatuhkan Raja Edward. Kepda Arthur, Andrew dan Lord Thomas.

"Dokumen ini benar-benar asli, kan?" Arthur bertanya ragu-ragu. "Ya, absolut. Aku mendapatkannya langsung dari sumber yang tepercaya," jawab Lady Elisabeth dengan tenang.

"Bagaimana kita bisa memastikan?" tanya Andrew dengan keraguan.

"Kita harus mempercayainya, Andrew. Ini satu-satunya cara," katanya Lord Thomas tegas.

"Aku tidak akan membahayakan nyawa kita semua. Percayalah," tambah Lady Elisabeth yang serius.

Di sisi lain, terlihat Lord Devil menemui Queen Victoria di istana. Dia mengadukan penyusupan Arthur dan rekannya merampas dokumen rahasianya, saat memasuki istana.

Queen Victoria marah besar setelah dapat pengaduan Lord Devil dan berkata. "Tangkap mereka dan masukan mereka kedalam penjara!"

Lord Devil langsung bergegas mencari Arthur dan rekannya. Mengerahkan anak buahnya mencari keberadaan Arthur dan Lord Devil membawa sepuluh anak buah membawa surat penangkapan Arthur dan rekannya.

Di rumah Sir Lucas, Arthur, Andrew dan Lord Thomas terlihat sudah kembali. mereka beristirahat, sambil. merencanakan tindakan selanjutnya.

Sementara itu, Lord Devil yang sedang ketar ketir takut mendapat hukuman dari Queen Victoria.

Akhirnya Lord Devil mendapatkan informasi dari anak buahnya, dia mendapat kabar ada seseorang melihat Arthur dan rekan-rekannya masuk ke rumah pedagang kaya.

Lord Devil yang mendapat kabar tersebut, langsung mendatangi rumah pedagang kaya yang masih berada di kota Atlanta.

"Apa kabar Tuan Lord Devil?" tanya Sir Lucas penuh senyum. "silakan masuk,"

"Terima kasih, besar sekali rumahmu! tanya Lord Devil yang basa basi. "Ada apa anda datang ke rumahku?" tanya kembali Sir Lucas dengan lembut. "Apakah engkau melihat Arthur dan rekannya masuk lewat di rumah mu? berbalik bertanya Lord Devil kepada Sir.

"Silakan anda periksa sendiri, apakah ada mereka didalam rumahku?" Sir Lucas mempersilakan Lord Devil dan anak buahnya periksanya sendiri.

Sir Lucas tahu mereka tidak akan menemukan Arthur, Andrew dan Lord Thomas didalam rumahnya. Karena kamar yang tersembunyi di rumah Sir Lucas, tidak akan ditemukan oleh mereka.

Lord Devil bersama anak buahnya yang tidak menemukan keberadaan Arthur didalam rumah Sir Lucas. Akhirnya meninggalkan rumah Sir Lucas dengan rasa malu.

Bab 3 ~ Arthur memilih menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Sepertinya mereka akan mencari kalian sampai dapat. Kalian lebih baik jangan bertindak untuk sementara waktu."

Sir Lucas kawatir mereka tertangkap oleh Lord Devil dan anak buahnya. Meminta Arthur, Andrew dan Lord Thomas sementara untuk tidak bertindak. Sampai keadaannya aman, baru mereka bertindak kembali untuk membantu Edwar Albert. Lalu Sir Lucas meninggalkan mereka dalam kamar.

Setelah itu Arthur berkata. "Ayahku sedang sakit, sekarang didalam penjara. Atas tuduhan tindakan yang tidak pernah ia lakukan," Arthur tidak sependapat dengan Sir Lucas. Ia harus membantu ayahnya untuk keluar dari penjara karena Arthur kawatir Queen Victoria tidak memperlakukannya dengan baik.

"Memang benar, ayahmu dalam keadaan demikian. Namun Sir Lucas benar, jika kita tertangkap semua, lalu siapa yang akan membantu Edwar Albert untuk bebas dari penjara dan membantu agar kerajaan kembali kepada keluargamu."

Lord Thomas setuju dengan pendapat Sir Lucas, jika mereka tertangkap siapa lagi yang akan membantu Edwar Albert untuk membebaskan dirinya dari penjara dan merebut kembali kerajaan.

Arthur menatap Lord Thomas dengan dingin. Andrew melihat reaksi Arthur mendekatinya, agar keadaan tetap tenang.

"Kita bisa mencari jalan lain, agar kita tetap aman, tetapi kita pun akan tetap bertindak." Andrew berharap reaksinya bisa merubah keadaan dan membicarakan solusi yang lain. Bicara ditengah mereka berdua.

Arthur bersikeras untuk tetap bertindak dalam waktu cepat, karena perbuatan Queen Victoria sudah tidak manusiawi terhadap ayahnya.

"Besok aku akan pergi ke pengadilan, membawa dokumen dari Lady Elizabeth. Agar ayahku bebas dan kehormatan keluargaku kembali membaik."

Arthur tetap dalam pendiriannya, ia tetap bertindak besok ke pengadilan. Dengan bukti seadanya.

Disini Andrew merasa bukti-bukti belum cukup, jika tindakan Arthur langsung ke pengadilan dan mencegah Arthur untuk tidak gegabah dalam mengambil keputusan.

"Jangan, bukti-bukti yang ada belum cukup, jika kita bawa ke pengadilan. Lagi pula Lady Elizabeth adalah sepupu Queen, bisa saja ia memberikan dokumen palsu kepada kita,"

"Lebih baik kita beristirahat, besok kita pikirkan kembali untuk mencari solusi yang terbaik untuk kita."

Mereka kembali beristirahat dikamar tersembunyi Sir Lucas. Tetapi Arthur tidak bisa tidur karena ia merasa rekan-rekannya sudah tidak sependapat kepadanya.

Beberapa jam kemudian waktu menunjukkan pukul lima pagi. Arthur keluar dari rumah Sir Lucas, beralasan kepada penjaga rumah untuk menemui bibinya.

Arthur memilih menyelesaikan masalahnya sendiri, tanpa bantuan dari Andrew dan Lord Thomas. Ia berasumsi jika mempunya rekan seperti itu akan menghambat tujuannya.

Arthur orang yang sedikit pendiam, tetapi ia pria yang tidak mau membiarkan kejahatan dimuka bumi. Apa lagi hal itu menimpa keluarganya, ia akan bertindak mencari keadilan sampai menyelesaikannya.

Sifatnya keras, matanya, bibirnya warna rambutnya seperti ibunya. Tetapi berbeda bentuk, arthur berambut ical dan pendek, ibunya berambut panjang dan lurus. Ibunya bernama Mariana Mary, seorang bangsawan kaya raya keturunan Raja Viktor yang mempunyai Sekolah Academic Sihir.

Ia pernah sekolah disana bersama Andrew. Ia merasa Andrew berbeda dengan waktu sekolah dan sekarang. Arthur lebih senang Andrew diwaktu sekolah, walau dimusuhi teman satu sekolah Andrew tetap bersamanya sampai masalahnya selesai.

Rasa itu terus menghantui dirinya sepanjang jalan. Ia terus mengingat Andrew dan Lord Thomas. Lord Thomas penasehat setia ayahnya, yang mempunyai rasa setia saat-saat kerajaan disanjung oleh banyak orang. Dia selalu merasakan kebahagiannya dikagumi penduduk kota Atlanta, sebagai penasehat sang Raja.

Kini kesetiaan Lord Thomas hilang hanya karena Lord Devil dan anak buahnya menyebar di kota Atlanta.

Arthur bersandar di bukit, percis berada ditepi laut lepas. Memandang ombak besar dan menikmati aroma air laut yang asin. Menghilangkan bayang-bayang Andrew dan Lord Thomas yang menghantui dirinya. Suasana laut sore hari membuyarkan pikiran yang menghantui dirinya. Kini ia dapat ketenangan setelah ia melepas penat yang mengganggu misinya untuk menyelamatkan ayahnya.

"Aku harus bisa membuktikan kesalahan Queen Victoria dan membuka mata, telinga masyarakat kota Atlanta dari hasutan Queen."

Arthur ingin kembali bertindak membuktikan kalau ayahnya tidak bersalah. Membawa bukti-bukti yang ada ke pengadilan yang berada ditengah kota Atlanta.

Namun Arthur merasa bukti-bukti yang ada belum cukup untuk melawan Queen Victoria di pengadilan dan ia belum tahu keaslian dokumen tersebut.

"Kemana aku harus membuktikan dokumen ini asli atau palsu," gumam Arthur dalam hatinya, sambil melihat keindahan laut lepas dihadapannya. "bagaimana kalau aku pergi menemui kakek Victor dan bertanya kepadanya tentang dokumen ini?!"

Arthur sangat bimbang dalam keadaan saat ini, dia bertindak sendiri tanpa ada teman yang membantu mencari solusi.

Di rumah Sir Lucas, waktu menunjukan pukul 7 pagi dan terlihat dimeja makan sudah banyak makanan siap saji. Lalu Sir Lucas ingin membangunkan Arthur, Andrew dan Lord Thomas untuk makan pagi. Membuka pintu kamar tersembunyi, Sir Lucas heran Arthur tidak ada dikamar. Ia mencari Arthur ke halaman rumah, penjaga melihat Sir seperti orang bimbang menghampirinya. Akhirnya Sir Lucas bertanya kepada penjaga dan penjaga menjelaskan kepada Sir Lucas kemana Arthur pergi.

Sir Kembali ke kamar tersembunyi untuk membangunkan Andrew dan Lord Thomas. "Mari bangun, sarapan sudah siap," ucap Sir Lucas.

Mereka bangun dengan wajah kusam, mata sayu berwarna merah. Andrew melihat Arthur yang tidak ada dikamar, lalu berkata. "Pasti Arthur sedang dikamar mandi, membersihkan tubuhnya yang belum mandi seharian," ucap Andrew, menebak Arthur mandi dengan nada becanda.

Lord Thomas mendengar ucapan Andrew, tertawa dengan nada pelan. "Haha!"

"Jam lima pagi Arthur pergi keluar rumah, ia berkata kepada penjaga, ingin menemui bibinya yang sudah lama tidak ia lihat. Aku kawatir ia tertangkap, tetapi mengapa ia melakukan hal ini?" Sir Lucas mejelaskan kemana Arthur menghilang. Dengan nada lembut, ia merasa kawatir dan bimbang.

Andrew dan Lord Thomas sontak kaget dengan pernyataan Sir Lucas. Mereka berdua berdiri dan ingin keluar menyusul Arthur.

"Kalian mau kemana?" tanya Sir Lucas. "Aku mau menyusulnya." jawab Andrew sambil memakai jaketnya. "Memangnya kalian tahu dimana rumah bibinya Arthur dan wajah kalian sudah tergambar oleh anak buah Lord devil di kota ini?!"

Andrew dan Lord Thomas langsung terdiam tanpa kata. 'Lalu kita harus bagaimana?" tanya Lord Thomas. "Kita tunggu saja sampai malam dan mendoakannya selamat dari anak buah Lord Devil. "Mari kita sarapan." ucap Sir Lucas kepada Andrew dan Lord Thomas.

Andrew Dan Lord Thomas tahu sikap Arthur menemui bibinya. Karena ia tidak sependapat kepada Sir Lucas, lalu ia pergi beralasan menemui bibinya.

Tubuh Andrew dan Lord Thomas lemas dan kembali tidur. Sir Lucas pun merasa Arthur tidak akan bisa menerima pendapatnya, tapi demi keselamatan dan kebaikan bersama, Sir Lucas melontarkan kata-kata tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!