"Budak seperti ini sudah tidak berguna. Ahh, aku harap masih ada budak yang mampu memuaskanku."
Namanya adalah Xin Wei Wanfen, seorang Ratu Siluman yang berkuasa di sebuah kerajaan. Ia memimpin kerajaannya dengan arogan dan semena-mena. Seorang tirani yang tidak segan membunuh bangsanya sendiri demi memenuhi hasrat kekuasaan.
Bahkan keluarga sendiri menjadi korban keganasan yang dilakukannya. Ia berjalan dengan sombong dan menatap remeh pada budak siluman wanita. Ia tidak peduli dengan hidup matinya makhluk rendahan di hadapannya.
"A-ampuun ... ha-hamba mohon ampunanmu, Y-y-ang Mu-li-a. Hamba mohon ampuun ... hamba janji, hhhh ... hamba janji akan melayanimu dengan benar."
Pelayan wanita yang merupakan siluman angsa pun berlutut di hadapan sang satu. Ia sangat ketakutan karena kesalahan kecilnya. Ia hanya tidak sengaja menumpahkan minuman yang dibawanya ke arah sang ratu.
Apalagi pakaian yang terkena minuman merupakan pakaian mahal di dunia siluman. Dan juga merupakan pemberian dari pria yang ia cintai. Pria yang sebentar lagi menjadi pasangan sehidup semati. Memimpin dunia siluman bersama.
"Ampun? Kau tak memenuhi syarat untuk diampuni. Jika ingin aku mengampunimu, hanya ada kematian! Bersiaplah untuk menemui ajalmu." Seketika Xin Wei Wanfen mengeluarkan rambatnya untuk menyerap tubuh siluman tersebut hingga kering.
"Yang Mulia Abadi! Yang Mulia Abadi! Hidup Yang Mulia! Hidup Yang Mulia Ratu! Hidup dan mati kami hanya milikmu! Kehendak ratu adalah kehormatan kami!"
Seruan kata-kata yang diucapkan oleh semua siluman yang melihat kejadian tersebut. Mereka lebih takut dari siapapun dan hanya bisa memuji, mengagungkan kebesaran siluman wanita kejam itu.
"Hoo ... sepertinya aku mendengar calon istriku sedang marah? Apa yang terjadi, harap tenanglah," ujar seorang siluman ular, Shie Hongseng.
Shie Hongseng menyeringai senyum dan mengusap kepala Xin Wei dengan lembut. Dalam hidupnya ia adalah seorang siluman yang memiliki kedekatan mendalam dengan sang ratu siluman. Dari awal ia juga telah berusaha untuk tetap berada di sampingnya.
"Sayang, aku hanya menghukum mereka yang tidak berkompeten. Lihatlah. Dia berani menumpahkan minuman pada pakaian yang kau berikan padaku. Ah, bagaimana pernikahan kita berjalan dengan lancar, kalau pakaian yang ku kenakan ini sudah tercemar dengan minuman itu?"
"Ohh, aku kira apa. Kita tidak bisa menyalahkan orang lain. Hemm, aku datang ke sini untuk merayakan pernikahan kita. Akhirnya aku bisa memilikimu selamanya, Ratuku."
Shie Hongseng mendekap Xin Wei dengan mesranya. Ia mengusap kepala wanita itu dengan lembut. Melihat mahkota ratu yang mendominasi.
Xin Wei dan Shie Hongseng saling berpandangan. Keduanya telah berjanji mengadakan pernikahan setelah naik takhta. Setelah itu mereka berjalan bersama menuju lokasi pernikahan.
Sebelum itu, Xin Wei mengganti pakaian yang baru untuk acara pernikahannya bersama sang kekasih pilihannya. Sekaligus partner dalam perebutan tahta yang didapatkannya.
Shie Hongseng menunduk dan meraih tangan Xin Wei dengan lembut. Lalu ia mengecup punggung tangan siluman wanita itu. Lalu mengambil sebuah cincin permata dan memakaikannya.
"Hari ini, aku Shie Hongseng! Aku ingin menikahi wanitaku, Ratuku Xin Wei Wanfen. Apakah kau mau menikah dan menghabiskan seluruh hidupku denganku?"
"Aku mau menikah denganmu. Aku akan menjadi istri yang baik untukmu. Aku sudah tidak sabar menikah dan memiliki hidup bahagia denganmu." Xin Wei merasa sangat bangga karena menikah dengan pria yang paling ia cinta. Sehingga mengungkapkan segala apa yang ada di hatinya.
Sekian lamanya Xin Wei telah berusaha untuk mendapatkan tahtanya. Telah membunuh anggota keluarga, ratu sebelumnya. Bahkan seluruh keluarganya telah ia bantai dengan kekuatan yang ia miliki bersama kekasihnya.
Xin Wei Wanfen dan Shie Hongseng memasuki altar pernikahan. Bersama para pelayan dan orang-orang yang menyaksikan pernikahan keduanya. Mereka adalah para tamu terhormat dari siluman berbagai ras. Hadir dengan tertib dan patuh pada ratu mereka saat ini.
"Pengantin naik altar! Hormat pada Raja iblis! Hormat pada mendiang orang tua. Suami-istri saling hormat! Janji penyatuan darah dimulai! Harap kedua pengantin memasukan darah ke cangkir dan minum bersama!"
Satu demi satu prosesi mereka lalui dengan cepat. Xin Wei Wanfen dan Shie Hongseng minum darah mereka yang telah bercampur. Itu adalah tahapan akhir dari pernikahan mereka. Para saksi dan tamu undangan yang hadir pun memberi selamat dan minum arak bersama.
Setelah melalui seluruh proses pernikahan, tibalah saatnya pasangan pengantin memasuki kamar. Didahului dengan Xin Wei yang masuk terlebih dahulu. Menunggu sang suami yang menyapa para tamu undangan. Hingga waktunya tiba, pria itu pun memasuki kamar dengan keadaan sedikit mabuk.
"Istriku! Hahaha! Akhirnya aku menikahimu dan menjadi seorang raja, hahaha! Aku sangat puas! Terima kasih istriku! Hahaha!" tawa Shie Hongseng menyeringai dan berjalan sempoyongan.
Karena terlalu senang, hingga membuat Shie Hongseng tidak lagi menunjukkan kelembutan yang ia tampakan sebelum mereka bersama. Ia segera menghampiri sang istri dengan membawa minuman di tangannya.
"Bagaimana kau bisa mabuk seperti ini? Aku akan membantumu membuka pakaianmu. Mari kita melakukan malam pertama dengan bahagia."
Xin Wei berharap hari pernikahannya akan menjadi hari paling membahagiakan setelah kenaikan takhta beberapa hari lalu.
"Hahaha! Mari! Mari kita lalui malam ini dengan bahagia. Karena hari ini adalah hari pertama dan terakhirku menjadi suamimu. Selamat tinggal, istriku yang sebentar lagi masuk ke dalam neraka."
Shie Hongseng menusuk Xin Wei dengan sebuah pisau beracun. Tentu saja wanita siluman itu sudah tidak berdaya. Jika dalam keadaan normal, ia bisa menyembuhkan dirinya dengan cepat. Namun tubuhnya tidak bisa melakukan lagi. Ia terlalu senang dan tidak menaruh curiga terhadap suaminya.
"Racun? Kau meracuniku? Tidak kusangka, orang yang aku cintai telah membunuhku," tandas Xin Wei Wanfen. Ini adalah akhir dari hidup seorang ratu diktaktor yang semena-mena pada rakyatnya.
"Hahaha! Akhirnya aku telah membunuh siluman bodoh ini! Saatnya aku mendapatkan tahtaku sendiri, hahahaha! Aku akan mengatakan pada semuanya, kau dibunuh oleh pelayan yang menaruh dendam padamu sebagai kambing hitam, hahaha!"
Akhir hidup seorang ratu siluman yang menikah belum sampai satu hari. Baru saja mengadakan pernikahan yang ditunggu-tunggu seumur hidupnya. Setelah menghabiskan waktu seumur hidupnya, selama ratusan tahun demi merebut kekuasaan. Membunuh seluruh keluarganya hingga kenaikan takhta beberapa hari lalu.
"Aku akhirnya mati ditangan suamiku sendiri. Orang yang paling aku percayai seumur hidupku. Berani sekali dia membunuhku. Jika ada kehidupan kedua, aku tidak akan memaafkanmu. Aku menyesal hidup sebagai siluman. Oh Dewa, bagaimana jika aku hidup sebagai manusia di kehidupan selanjutnya?"
Xin Wei saat ini berada di sebuah tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Tempat yang dipenuhi dengan kobaran api yang menyala-nyala. Panas hingga membakar seluruh kulitnya. Rasa panas yang ia rasakan dianggap sebagai balasan selama hidupnya yang telah menjadi pembantai keluarga.
"Ayah, Ibu, kakak pertama, kakak kedua, kakak ketiga. Ah, aku tidak bisa seperti ini. Kakak ke empat, adik ke enam. Aku menyesal telah membunuh kalian hanya demi ambisiku. Aku mendapatkan karma dan hukuman dari dewa. Aku akan menerima semuanya dengan rela. Tapi aku tidak rela jika pria itu hidup bahagia. Kuharap dia juga dikirim ke neraka sepertiku."
***
"Nona. Huhuhu ... maafkan Youyou yang bodoh ini. Huhuhu, Nona bangunlah ... aku sudah membawakan obat ini untukmu."
Xin Wei membuka matanya, kepala terasa sangat pusing dan lelah. Tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali. Berada di sebuah kamar yang didesain dengan gaya kuno dan antik. Dengan arsitektur sederhana, semua terbuat dari kayu dan bambu.
Dilihatnya seorang pelayan yang wajahnya terluka lebam dan darah yang mengering di kepalanya. Ia adalah seorang gadis yang melayani nona muda yang dianggap tidak berguna bagi keluarganya.
"Ah, apa yang terjadi? Aku ada di mana? Ah, adakalanya neraka memiliki hal baik seperti ini," lirih Xin Wei dengan suara parau. Ia melirik ke arah pelayan yang ia pandangi terus seperti yang dikenalnya.
Beberapa saat berpikir, Xin Wei menyadari bahwa orang yang ia lihat pertama kali adalah seorang pelayan yang wajahnya sangat mirip dengan pelayan yang ia bunuh. Seorang pelayan yang tidak sengaja menumpahkan minuman pada pakaian yang diberikan oleh suaminya. Namun karena sudah mati, seharusnya dia tidak memiliki status itu lagi.
"Kau ... sepertinya aku berada dalam suasana yang buruk. Lihat luka yang kau dapat, apakah kau menemaniku ke neraka? Uhukk!"
"Nona jangan bergerak terlebih dahulu. Youyou akan melakukan apapun demi Nona. Asalkan bisa melayanimu, masuk neraka pun aku bersedia."
Tak disangka perkataan dari seorang pelayan membuat ratu siluman terketuk pintu hatinya. Ia tidak menyangka, bahkan pelayan sekalipun memiliki kesetiaan yang sangat tinggi. Dibanding terbalik dengan orang yang memiliki status tinggi. Orang yang paling ia percayai dalam kehidupan sebagai siluman.
Youyou merawat Xin Wei dengan penuh perhatian. Ia membantu wanita itu bangun dari tempat tidur dengan lemah lembut. Sikapnya yang begitu perhatian, membuat kenangan buruk terulang dalam pikiran Xin Wei.
"Nona, aku akan membantumu minum obat. Hehh, kali ini nona tidak boleh menyangkal. Youyou sudah mendapatkan obat ini dengan mencuri diam-diam. Huh, meski aku dipukul oleh nona pertama, tapi akhirnya aku berhasil lolos."
'Ohh ... kenapa pelayan ini sangat patuh? Apakah dia orang yang bodoh? Bahkan aku sudah memusnahkannya. Tapi tunggu, ini tidak benar-benar di neraka, bukan?'
Dalam sekejap Xin Wei sudah berada di tempat yang sama sekali berbeda. Ini lebih seperti dunia manusia daripada neraka. Selain itu, si pelayan terlihat seperti manusia pada umumnya. Tidak memiliki aura siluman sama sekali.
"Nona, aku bersalah karena lalai dalam menjagamu. Maafkan Youyou, Nona. Maafkan atas kesalahan yang Youyou perbuat." Pelayan itu pun berlutut memohon ampunan.
Setelah diberi isyarat untuk bangun, pelayan itu mengambil dan menyendok obatnya untuk diberikan pada Xin Wei. Ia juga meniup obat itu terlebih dahulu sebelum memberikannya.
"Aku tidak mau minum obatmu. Apa gunanya aku minum obat itu? Tidak bisa membuatku hidup kembali. Lebih baik kau buang saja obat itu." Meskipun ia sudah sadar bahwa berada di alam manusia, tetapi tidak tahu apa yang terjadi.
Kehidupan sebagai manusia juga tidak ada bedanya dengan siluman. Dan hal yang lebih menakutkan lagi, sifat manusia bahkan lebih kejam daripada sifat siluman pada umumnya. Hanya saja ia belum mengerti tentang apa yang terjadi padanya.
"Nona, Youyou siap dipukul atau diapakan saja. Asalkan Nona mau meminum obat ini. Ini semua aku lakukan demi kesembuhanmu. Hiduplah untuk dirimu sendiri."
Sudah cukup bagi Xin Wei melihat keadaan itu. Ia bahkan tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya dengan leluasa. Ia hanya bisa berbicara dengan lemah dan lirih. Entah apa yang terjadi pada pemilik tubuh sebelumnya.
"Nona, Youyou sudah susah payah mencuri obat ini dari gudang. Meski mencuri itu salah, ini demi Nona. Maka Youyou hanya berharap menerima ketulusanku."
Xin Wei mengangguk dan menerima suapan obat dari Youyou. Ia harus menerima niat baik yang ditujukan kepadanya meski tidak mau. Setidaknya ada yang baik dalam hidupnya sebagai manusia.
'Mungkinkah aku mengalami inkarnasi? Aku masuk ke dalam tubuh manusia yang sudah mati? Oh, apakah ini kesempatan yang diberikan oleh Dewa untukku? Kalau iya, aku berjanji akan berbuat baik dikehidupan ini.'
Dalam kondisi sekarang, tidak mungkin baginya melakukan pekerjaan berat. Apalagi berjalan-jalan keluar dan menunjukkan kekuatannya. Rambat yang berada di dalam dirinya dapat digunakan untuk menyerang ataupun melakukan sesuatu yang luar biasa. Meskipun ia merasa memiliki kekuatannya dari kehidupan sebelumnya. Hanya terlalu lemah dan tidak dapat digunakan dengan maksimal.
'Sampai kekuatanku kembali, aku akan biarkan pelayan ini melayaniku dengan baik. Aku akan berterima kasih nanti padamu, Youyou. Mungkin kamu juga merupakan orang yang sama dengan siluman yang telah aku bunuh. Jadi aku akan menebus kesalahanku dikehidupan ini.'
Setelah menerima keadaan yang sekarang, Xin Wei memutuskan membiarkan pelayannya melakukan apapun padanya. Jika dengan obat bisa memulihkan staminanya, maka akan mendapatkan hasil yang bermanfaat nantinya.
Setelah bisa melakukan aktifitas dan mendapatkan sedikit kekuatannya, ia akan lebih leluasa meningkatkan kekuatan lain dari sulur dalam dirinya. Itu adalah kemampuan jiwanya yang tak terpisahkan meski mengalami kematian.
'Aku akan mengingat bagaimana orang yang telah berkhianat itu mati. Aku juga tidak tahu ada di zaman apa sekarang. Mungkin sudah lewat beberapa ratus tahun atau ribuan tahun.'
"Nona, ayo minum obatnya lagi. Nanti aku akan memijatmu kalau sudah habis. Maafkan aku karena tidak bisa melayani dengan benar. Nona pertama sungguh kejam melakukan ini pada Nona."
'Nona pertama? Jadi aku nona ke berapa? Mungkinkah aku orang yang tidak dianggap sebagai keluarga? Eh, tunggu. Ingatan ini. Aku memiliki ingatan dari pemilik tubuh sebelumnya.'
Pemilik tubuh sebelumnya merupakan seorang anak selir yang tak diakui. Ia sudah hidup miskin dan sering diperlakukan buruk oleh kakak pertamanya atau putri pertama. Sementara Xin Wei sendiri merupakan putri ke dua.
Bahkan nama yang diberikan adalah marga dari ibunya yang telah tiada. Tak dianggap oleh keluarganya adalah hal paling menyakitkan. Setelah sebelumnya ia telah membunuh keluarganya. Ini akan dianggap Xin Wei sebagai karma masa lalunya.
Butuh waktu tiga hari sampai Xin Wei bisa berdiri lagi. Setelah hari ke tiga dirawat, ia memutuskan untuk keluar dari kamar dan mencoba kekuatannya. Tapi ia hanya memiliki batas tertentu. Hanya bisa mengeluarkan tunas tidak lebih besar dari kelingkingnya. Bahkan tingginya tidak lebih dari setengah jari kelingking.
"Ini sangat lemah sekarang. Aku harus menemukan sumber kekuatan untuk meningkatannya. Di mana aku bisa mendapatkan kekuatan itu?"
Xin Wei melihat sekitarnya. Tidak merasakan ada sumber kekuatan yang diinginkan. Namun ada bau makanan enak dari sebuah tempat. Entah mengapa rasa laparnya begitu kuat dan menginginkan makanan yang enak. Karena sebelumnya ia hanya makan bubur seadanya.
Jatah makan yang diberikan kepala keluarga hanya bisa untuk membeli sedikit makanan dan dibagi dengan Youyou. Maka pelayan itu bahkan hanya makan lebih sedikit dan hanya bisa makan dua kali sehari.
***
Jika hanya mengandalkan pelayannya, tidak mungkin Xin Wei bisa membalaskan dendamnya. Bahkan sebelum berhasil membalaskan dendamnya, ia bahkan tidak bisa hidup lebih lama lagi.
Dengan tubuh yang lemah itu, mustahil kembali ke alam siluman. Apalagi ia juga tidak tahu sudah berapa lama berada di tempat tidurnya.
Dalam waktu tiga hari, Xin Wei telah menyerap energi spiritual di sekitarnya. Ia dapat menggunakan sedikit kemampuannya. Yaitu mengeluarkan tanaman merambat dari tangannya. Nantinya tanaman tersebut akan bisa tumbuh memanjang dan dapat digunakan untuk bertarung.
Aroma makanan tercium lebih dekat dan saat itu ia melihat keluarganya telah memakan makanan mewah. Sementara dirinya hanya bisa makan bubur yang telah diberikan pelayannya. Hidup ini kadang tidak adil. Apalagi dengan keadaannya yang mengkhawatirkan.
Jangankan untuk makan dengan layak, orang yang dianggap keluarga itu bahkan tidak pernah menjenguknya ketika ia sakit. Mereka hidup bergelimang harta dan tak peduli sekitarnya.
'Dulu mungkin aku bisa hidup seperti mereka. Menindas yang lemah dan mencampakannya. Kini aku tahu bagaimana hidup seperti yang mereka alami karena keegoisanku.'
Dikehidupan sebelumnya, Xin Wei juga memperlakukan keluarganya dengan buruk. Membiarkannya kelaparan dan menyiksa sampai mati. Kekejamannya bahkan lebih parah dari apa yang dilakukan keluarga itu padanya.
"Baiklah, mungkin aku tidak bisa menjadi orang baik untuk sekarang. Mulai saat ini, aku akan berbuat jahat pada orang sejenisku."
Bahkan sulit untuk merubah sikapnya menjadi baik. Xin Wei yang telah hidup dengan kejahatan dimasa lalu, ia tahu dunia apa itu. Ia murni karena tak tahan melihat beberapa orang yang seperti mereka.
Mengendalikan tanaman juga merupakan keahlian yang dimiliki olehnya. Meski untuk saat ini hanya bisa mengontrolnya dengan lemah, cukup membuat hukuman kecil bagi mereka. Awalnya ia menggerakkan tanaman yang ada di sekitar tempat tersebut. Membiarkan tanaman itu bergerak dan membuat kehebohan.
Melihat tanaman yang bisa bergerak, membuat orang-orang itu ketakutan. Tiga wanita yang merupakan seorang putri pertama, seorang wanita paruh baya yang merupakan orang tuanya serta satu pelayan yang setia. Berlari ketakutan ketika melihat tanaman bunga yang berada di pot bergerak dan mendekat.
"Aaahh! Ibuu ... takut! Ada hantuuu!" pekik Xin Feni, kakak pertama Xin Wei. Ia ketakutan dan berlari karena melihat tanaman itu bergerak sendiri.
"I-ibu juga takut ..." lirih Lie Xuni, ibu dari Xin Feni. Ia merupakan istri sah di keluarga Xin. Meskipun ia dulunya hanya seorang selir yang diangkat menjadi istri sah setelah ibunya Xin Wei wafat.
"Penjaga! Tolong ada hantu!" teriak pelayan wanita. Ia juga ketakutan namun harus bekerja dengan profesional. Meski takut, memanggil penjaga atau pengawal adalah langkah yang tepat.
Sementara Xin Wei sudah kelelahan setelah mengendalikan tanaman yang berukuran kecil. Ia telah mengerahkan lebih dari setengah kekuatannya hanya untuk menggerakkan tanaman tersebut. Namun ia sudah merasa puas setelah melihat raut muka ketakutan mereka.
"Ugh, hanya segini saja kekuatanku? Ah, bagaimana mungkin hanya sebatas ini? Lihat saja nanti, setelah kekuatanku kembali."
Ia meninggalkan tempat itu dan menyelinap agar tidak ketahuan oleh penjaga. Rasa lapar karena kekurangan makan juga masih terasa. Mereka yang bisa makan, makanan mewah setiap hari. Sementara dirinya bersama pelayannya hanya makan bubur dan harus menahan lapar setiap harinya. Balasan itu menurutnya masih belum setimpal untuk keluarga Xin yang selalu menindasnya.
Para penjaga, satu persatu mulai berdatangan dan memeriksa apa yang telah terjadi. Bertanya pada pelayan dengan apa yang telah terjadi. Pelayan pun menjelaskan bahwa ada hantu tanaman yang menakuti tuannya.
Kabar tentang adanya hantu yang masuk ke dalam ruang makan keluarga Xin telah menyebar dan menjadi bahan pembicaraan para penjaga dan pelayan lain. Tentu saja peristiwa itu menimbulkan rasa takut dari para penghuni rumah.
Kepala keluarga adalah seorang menteri istana kerajaan. Ia sudah sejak pagi memasuki istana dan jarang bertemu dan mengurusi urusan rumah. Yang bahkan tidak mempedulikan putri keduanya yang disiksa dan mendapat jatah makan sedikit.
Bukannya para bawahan tidak mengetahuinya, mereka yang mencoba membantu Xin Wei, hanya akan bernasib buruk. Hanya Youyou yang berani membantu putri kedua tersebut. Juga merupakan pelayan pribadi mendiang ibunya.
Meski masih cukup muda, Youyou sejak kecil dianggap sebagai anak sendiri oleh mendiang ibunya Xin Wei. Sehingga loyalitas sebagai bawahan semakin kuat. Bahkan ia tidak takut menjadi musuh bagi pelayan lain yang melayani putri pertama dan ibunya.
***
Bukan hanya satu kali, setiap harinya Xin Wei akan datang pada pagi hari. Disaat mereka sedang menikmati makanan mewahnya. Untuk itu, mereka tidak bisa hidup dengan tenang sejak kejadian itu. Bahkan saking ketakutannya, mereka juga memanggil pendeta untuk mengusir roh jahat atau hantu yang menakuti sepasang ibu dan anak itu.
Untuk menutupi kebenaran yang terjadi, Xin Wei tidak melakukan apapun dihari itu. Ia sengaja berpura-pura tidak bisa bangun dari tempat tidur. Dengan ditemani oleh pelayan setianya, hanya terbaring di ranjang.
Pendeta tersebut membawa pedang kayu sebagai senjata untuk mengusir roh jahat. Juga telah membawa senjata lain seperti jimat dan beberapa kertas mantra. Namun ia tidak merasakan adanya makhluk ghaib yang ada di sekitar ruang makan itu. Bahkan tanaman yang pernah bergerak telah dibakar oleh penjaga. Sehingga tak ada lagi jejak kekuatan spiritual Xin Wei untuk mengendalikan tanaman.
"Aneh sekali. Padahal tidak ada tanda-tanda makhluk ghaib maupun kekuatan spiritual. Beberapa orang mungkin memiliki kekuatan untuk menggerakkan benda. Namun di sini tidak ada barang satupun yang memiliki aura tersebut. Jika ada hantu, akan langsung terdeteksi oleh artefak ini."
Pendeta itu memegang sebuah piringan yang dapat merasakan aura spiritual ataupun keberadaan makhluk halus. Namun ia tidak menemukan apapun. Hanya tempat yang mewah serta berbagai makanan berlebihan berada di meja makan.
"Mengapa makanan di sini begitu banyak? Apakah nyonya memiliki keluarga yang banyak? Namun hanya ada tiga kursi. Tapi menyediakan banyak makanan. Ini adalah porsi untuk sepuluh sampai lima belas orang, bukan?"
"Anu, tuan Pendeta. Ini adalah makanan yang biasa disediakan setiap pagi. Ini untuk nyonya dan nona pertama," ucap pelayan dengan jujur. Ia juga merasa heran pada tuannya yang selalu boros dalam segala sesuatu.
Bahkan makanan yang tersisa akan dibuang dan tidak ada satupun yang boleh memakannya. Meskipun tersisa banyak makanan yang bahkan ada yang tidak disentuh sama sekali.
"Karma ... apakah ini adalah karma karena menyia-nyiakan makanan? Ini tidak benar. Mengapa ada yang janggal dari situasi ini?" Pendeta itu pun menghitung jemarinya. Lalu terkejut setelah mengetahui apa yang terjadi.
"Ada apa?" tanya pelayan setelah melihat ekspresi pendeta. Ia juga semakin was-was karena telah bekerja dengan keras di kediaman menteri Xin.
"Kalian telah menyinggung yang tidak seharusnya disinggung. Ingat, ratu siluman datang menuntut balas. Aku tidak tahu, sekarang bukan urusanku."
Pendeta itu langsung meninggalkan kediaman Xin setelah meramal. Ia bisa mengetahui kejadian itu ada hubungannya dengan ratu siluman. Meski tidak tahu identitasnya.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!