Kekasih Impian, Kekasih Bukan Mantan
Episode 1
Mira Henna Pann
"Pria itu menatapmu..."
Mira Henna Pann
"Ya ampun... Ganteng sekali..."
Lina Fara
"Pria yang mana?"
Lina menoleh dan memperhatikan beberapa orang yang sedang duduk di cafe.
Mira Henna Pann
"Yang itu..."
Lina Fara
"Banyak, aku bingung perhati-in."
Mira memfokuskan camera HP nya kearah pria tampan itu.
Mira Henna Pann
"Tampan bangetkan..."
Lina memperhatikan foto yang di tunjukkan temannya itu.
Mira Henna Pann
"Wow, temannya juga cakep."
Lina diam-diam berusaha curi pandang kearah pria yang ada di foto itu. Mata mereka bertemu.
Mira Henna Pann
"Lihat Lina, dia kesini..."
Mira berbisik ke arah Lina.
Mira Henna Pann
"Dia gagah bangettt..."
Si Pria mendekati mereka.
Jack Rath
"Hai, boleh aku gabung..."
Mira Henna Pann
"Silahkan..."
Jack Rath
"Terima kasih... kenalin, aku Jack Rath... yang disana adalah temanku, Ferid Dann."
Lina menatap Ferid yang duduk dikejauhan. Pria itu tersenyum. Setelahnya ia fokus meminum coffee yang ada ditangannya.
Mira Henna Pann
"Aku Mira dan Ini Lina... Lina..."
Lina dengan cepat menyahut.
Mereka saling bersalaman.
Mira Henna Pann
"Apakah ada yang kalian tunggu?"
Mira menatap Jack penuh pertanyaan.
Jack menatap Mira, kemudian beralih ke Lina.
Jack Rath
"Tidak, aku hanya makan siang aja sekaligus bertemu Ferid disini."
Jack Rath
"Kalian sendiri? menunggu kekasih?"
Mira Henna Pann
"Oh tentu saja tidak... iya kan Lina...?"
Lina Fara
"Iya.. kami hanya kebetulan ingin minum coffe disini."
Lina Fara
"Mengapa tidak kamu ajak temanmu kesini?"
Jack Rath
"Dia tidak mau... dia ingin sendiri."
Jack menatap Lina dan Mira.
Jack Rath
"Apakah aku boleh minta nomor HP kalian?"
Mira Henna Pann
"Oh tentu aja boleh..."
Lina Fara
"Tentu saja ti..."
Suara Lina terpotong karena Mira dengan cepat sudah memberitahukan nomor HP nya. Jack menyimpan nomor mereka dengan cepat.
Jack Rath
"Kalau begitu, aku kesana dulu... "
Mira Henna Pann
"Baiklah..."
Jack tersenyum dan menuju ketempat Ferid.
Mira menyenggol lengan Lina...
Mira Henna Pann
"Ganteng bangett kan, tampan kan, cakep, gagah... kerennnn kan..."
Lina tertawa melihat Mira yang penuh semangat.
Lina Fara
"Yuks, kita pergi..."
Episode 2
Edward Lim
"Aku sudah menunggu kalian..."
Lina Fara
"Aku kira kamu masih di kantor."
Mira Henna Pann
"Kami membeli coffee buat kamu..."
Edward Lim
"Aku bergegas menuju kemari karena Mira tidak mengangkat telponku."
Lina menoleh kepada Mira. Mira tersenyum
Mira Henna Pann
"Aku tidak tau kamu meneleponku..."
Mira memeluk Edward. Edward balas memeluknya.
Lina Fara
"Mereka benar-benar pasangan serasi..."
Mira dan Edward tersenyum. Mereka melepas pelukan. Edward memegang pinggang Mira. Mereka mengikuti Lina masuk ke dalam rumah.
Edward duduk di sofa, ditemani Mira disampingnya.
Lina Fara
"Kalian ngobrol dulu... Aku mau ganti pakaian..."
Lina meninggalkan Mira dan Edward berduaan. Lina cuma tersipu melihat tingkah kedua sahabatnya itu.
Lina Fara
Yang satu romantis, yang satu penuh cinta
Mira Henna Pann
"Lina, kami nunggu kamu diruang makan."
Lina keluar kamar menuju ruang makan. Edward terpesona, sedangkan Mira takjub dengan Lina. Mereka menatap Lina secara bersamaan.
Mira Henna Pann
"Temanku ini benar-benar cantik."
Edward Lim
"Pacarku juga cantik."
Edward menggoda Mira. Mira tersenyum.
Lina Fara
"Kalian bikin iri aja..."
Edward menyusun meja dengan teratur. Makanan di atur dan di saji secara cekatan.
Mira Henna Pann
"Untung aku tadi tidak makan."
Lina Fara
"Tapi kita tadi nyantap kue... hahaha..."
Mira Henna Pann
"Thanks..."
Mira tersenyum kepada Edward yang membantunya menarik kursi duduk.
Lina memperhatikan layar HP nya terdapat pesan WA.
Lina Fara
"Nomor tidak di kenal."
Mira Henna Pann
"Buka... coba lihat fotonya... "
Lina membuka WA. Ada dua chat masuk. Ia buka nomor itu.
Lina Fara
"Tidak ada fotonya."
Mira Henna Pann
"Save... pasti nanti terlihat fotonya."
Mira Henna Pann
"Apa isi chatnya?"
Mira mendekatkan tubuhnya kesamping tubuh Lina. Ia membaca chat yang ada di HP Lina.
Mira Henna Pann
"Pria yang ingin pedekate dengan Lina."
Edward Lim
"Wow, hebat kamu Lina... pacari aja langsung."
Lina memberikan mimik kesal pada Edward. Edward hanya tersenyum.
Lina Fara
"Mungkin dia hanya penasaran saja padaku."
Edward Lim
"Biarkan saja mereka penasaran..."
Mira Henna Pann
"Kamu coba aja bertemu dengannya..."
Lina menatap chat di layar HP nya. Ia kemudian membalas chat tersebut.
Lina Fara
"Aku kira dia..."
Mira Henna Pann
"Dia apa?"
Lina menatap layar HP nya lagi, dan membuka isi chat.
Lina Fara
"Dia mau mengajakku pergi ke pesta."
Mira Henna Pann
"Bagus, balas terima aja."
_____________________________
Sabtu malam. Jam 20.00. Lina mempersiapkan diri untuk pergi ke pesta. Mira yang berada disampingnya memberikan saran tentang penampilan Lina.
Lina Fara
"Bagaimana penampilanku?"
Mira Henna Pann
"Hmm... cantik... baju apapun tetap cantik."
Lina Fara
"Kamu benar tidak mau ikut?"
Lina bertanya lagi kepada?Mira.
Lina Fara
"Kamu beneran tidak mau pergi?"
Lina Fara
"Jack mengajak kamu juga."
Mira Henna Pann
"Aku pengen, tapi aku tidak ingin membuat Edward cemburu."
Mira Henna Pann
"Dia akan menjemput kamu kan?"
Bunyi mobil terdengar di halaman rumah Lina.
Mira Henna Pann
"Sepertinya udah datang..."
Lina dan Mira keluar menemui Jack di depan pintu. Saat membuka pintu. Lina dan Mira kaget.
Ferid datang dengan gagah. Setelan jas yang dikenakan membuatnya menawan, tampan, dan gagah.
Mira Henna Pann
"Bukankah...?"
Ferid Dann
"Aku yang menchat Lina."
Lina terpesona dan kagum.
Lina Fara
Deg... Deg... Sialan hatiku seperti ini....
Ferid menatap Lena begitu lama.
Mira tidak bisa menahan senyumannya sendiri. Melihat Lina tidak bisa bergerak.
Mira Henna Pann
OMG, ini sepertinya pertama kalinya Lina seperti ini....
Ferid Dann
"Kamu sudah siap?"
Lina mengikuti Ferid berjalan menuju mobilnya. Sebelum pergi, ia sempat melihat temannya tersenyum mencurigakan.
Lina masuk kedalam mobil setelah Ferid membukakan pintu mobil.
Lina melambaikan tangannya pada Mira. Mira membalas lambaian tangan Lina.
Mobil pun melaju menuju keluar halaman rumah.
Lina menatap wajah Ferid yang tampan.
Lina Fara
Sialan... mengapa aku gelisah?
Ferid Dann
"Apa yang kamu pikirkan?"
Episode 3
Episode 3 ada dibagian bawah... tetapi sebelumnya baca ini dulu ya...
Lina Fara
"Hai guys... aku mau jelasin.. cerita ini semuanya adalah fiksi... fiksi..."
Ferid Dann
"Ya benar, semuanya adalah fiksi..."
Mira Henna Pann
"Jangan lupa dukung Author biar author semangat nulisnya..."
Edward Lim
"Dengan cara LIKE, VOTE, RATE, AND SHARE..."
Jack Rath
"Semua sangat berarti bagi Author..."
Alex Jimmi
"Ya benar, agar Author tetap semangat nulis..."
Wadd Rick
"Dukungan kalian sangat berarti bagi Author."
Rana Dann
"Aku sangat berterima kasih sama kalian yang udah mampir membaca dan memberikan like, vote, and rate. Thank you..."
Lina Fara
"Terima kasih guys... jangan lupa baca karya-karyaku yang lain... terimakasih."
Lina Fara
"Silahkan membaca EPISODE 3."
____________________________________
Mereka tiba di tempat pesta.
Banyak para tamu yang hadir, hotel yang digunakan begitu luas dan mewah. Ferid mengajak Lina masuk. Tangan Lina masuk ke lengan Ferid. Ferid menggandeng Lina ke aula hotel.
Ferid setiap kali selalu menatap Lina. Ferid berbisik ke telinga Lina.
Ferid Dann
"Jangan gugup..."
Lina mendongak ke wajah Ferid.
Lina Fara
Mengapa aku tidak bisa berpikir jernih? Matanya begitu menawan hatiku...
Di kejauhan, Jack melihat kearah mereka.
Lina Fara
"Aku mau minum..."
Ferid Dann
"Baiklah... aku tunggu kamu."
Lina berjalan ke tempat makanan dan minuman yang disediakan.
Rana datang dan langsung menghampiri Ferid. Ferid tersenyum padanya.
Lina melihat Ferid tertawa saat gadis itu memberikan lelucon padanya.
Lina berjalan mengambil minuman. Ia meminum air berwarna hijau, air melon. Matanya tidak berhenti melihat gadis itu bersama Ferid.
Rana Dann
"Wanita itu cantik."
Ferid menatap Lina yang asyik mencoba mencicipi kue.
Rana Dann
"Siapa namanya?"
Lina Fara
Lina, ayo... jangan biarkan gadis itu... tidak... itu bukan peduliku...
Ferid Dann
"Kamu lama sekali... "
Suara Ferid ada di dekatnya. Lengan pria itu merangkul pinggangnya. Lina ingin melepaskan tapi tidak bisa...
Lina Fara
"Gadis itu cantik..."
Ferid Dann
"Kamu juga cantik."
Ferid memegang tangan Lina. Tangan satunya merangkul pinggang Lina dengan erat. Lina terdiam. Tubuhnya tidak bisa bergerak secara normal.
Lina ingin pergi menjauh, akan tetapi Ferid menarik tangannya. Ia kembali masuk ke dalam pelukan Ferid.
Ferid Dann
Aku tidak akan membiarkan dirimu menjauh dariku...
Lina melepas tangan Ferid. Jack menatapnya.
Ferid Dann
"Apakah sudah ketemu Rana? "
Ferid Dann
"Dia mencarimu..."
Ferid Dann
"Temui Rana..."
Ferid membelakangi Lina. Jack menatap Ferid dengan sorotan tajam.
Jack Rath
"Oke, aku akan menemuinya. Lina sampai ketemu nanti."
Ferid lihat Lina mengangguk
Ferid mengajak Lina bersamanya untuk menyapa beberapa orang yang ia kenal.
Ferid juga memperhatikan Lina yang selalu menahan rasa kantuknya.
Ferid Dann
"Kita pulang..."
Lina mengikuti Ferid. Mereka berpamitan dengan tuan rumah pemilik acara.
Di dalam mobil, Lina tertidur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!