NovelToon NovelToon

Penyihir Di Dunia Aura

Bab 01 : Iblis Amarah

"Langit malam ini sangat indah."

Seorang Pria berpikir sambil menatap langit yang dipenuhi oleh bintang. Jika mengingatnya lagi, sudah lama sekali sejak dia memiliki waktu yang tenang seperti ini.

Dia sudah mengamuk sekian lama dan tidak pernah takut akan apapun. Atas nama balas dendam, dia menghancurkan segalanya, membinasakan semua musuh yang berdiri di hadapannya, dan membuat dunia marah.

Karena kebrutalan dan kelicikannya itu, orang-orang mulai memanggilnya dengan nama, Iblis Amarah. Orang paling kejam di dunia yang membantai siapa saja dan kapan saja. Itu adalah julukan yang diberikan kepada manusia terkuat di dunia.

Sambil menurunkan tatapannya dari langit, Iblis Amarah melihat tujuh bayangan Manusia dengan kasar masuk ke wilayahnya. Tujuh bayangan, tujuh utusan Dewa. Masing-masing dan setiap dari mereka memiliki kekuatan dan kebijaksanaan yang mampu mengirimkan kehancuran ke seluruh penjuru daratan.

Di belakang mereka, sekitar ratusan ribu tentara sihir bersenjata lengkap siap untuk mempertaruhkan hidup mereka demi melenyapkan sang pembawa petaka.

Melihat pemuda yang memimpin mereka, Iblis Amarah membuka mulut untuk berbicara. Namun, tiba-tiba, rasa sakit menyebar dari perutnya yang tertusuk oleh pedang suci. Pada saat yang sama, tanah di bawahnya telah menjadi genangan darah, darahnya. Hal Itu membuat sang Iblis Amarah merasa sedikit senang.

"Luar biasa, entah kapan terakhir kali aku terluka seperti ini. Hey, salam macam apa ini?" Dia bertanya, tetapi tidak ada jawaban. "Kekuatan semurni ini tidak mungkin dikeluarkan oleh manusia. Jadi, apa kalian Dewa yang mengambil alih tubuh manusia?" Masih tidak ada jawaban.

"Dewa, jawab pertanyaanku. Aku belum melakukan kejahatan apa pun kepada umat manusia sebelum ini, tetapi kenapa? Sejauh ingatanku, dulu aku bahkan menganggap diriku sebagai sekutu bagi kalian, para Dewa. Jadi, jawab aku, kenapa? Kenapa kalian menusuk kami dari belakang!?"

Tak ada jawaban.

Pria muda ini, yang juga sahabat sang Iblis Amarah sedari kecil, dia dengan pedang yang baru saja menusuk jantung sahabatnya, meneteskan air mata. Pahlawan yang namanya paling terkenal di dunia, Raymoon sang Pahlawan cahaya. Di wajahnya yang datar, mengapung perasaan sedih yang mendalam.

Lagi-lagi para Dewa ini membuat sang Iblis Amarah merasa muak. Mereka memfitnah keluarganya yang merupakan pedagang— sesat, agar kuil tujuh Dewa bisa memonopoli seluruh pasar Artefak.

Mereka melakukan cuci otak pada tunangannya dan membuatnya memutuskan pertunangan beberapa hari sebelum pernikahan, hanya karena gadis itu memiliki tubuh yang spesial, dan yang terakhir mereka membuat keluarganya menjadi musuh bersama umat manusia yang harus dilenyapkan, semata-mata karena mereka takut kekuatan keluarga ini semakin besar dan akan membalas dendam.

Mereka sudah terlalu serakah dan akhirnya menjadi sosok yang penakut.

Iblis Amarah menatap langit sekali lagi sebelum akhirnya menghempaskan tubuh Pahlawan dari hadapannya. Dia membuka Teritorium sihirnya yang luasnya telah mencapai seratus kilometer, menanamkan niat membunuh ke dalamnya yang membuat keyakinan semua orang mulai goyah.

Iblis Amarah mencabut pedang suci dari tubuhnya, mengangkatnya ke langit dan membuat pedang itu dipenuhi oleh kegelapan yang pekat. Dengan satu ayunan tangan yang kuat, dia memaksa semua pasukan mengaktifkan sihir pertahan mereka masing-masing.

Lalu, dengan sihir pengeras suara, dia berteriak dengan lantang, "Tujuh Dewa, tujuh Pahlawan, dan tujuh ratus ribu pasukan, dengarlah sumpahku ini dengan baik. Setelah malam ini berakhir, tidak ada satupun lagi orang yang aku kenal yang masih hidup di dunia ini, tidak akan ada lagi!"

Setelah menyelesaikan kalimatnya, dia menerjang ke tengah-tengah medan perang, membuat sungai darah, dan untuk terakhir kalinya, memporak-porandakan daratan.

Setelah ledakan yang mengguncang surga dari serangan terakhirnya, Iblis Amarah merasakan tubuhnya menjadi ringan saat dia melihat jalan terang muncul di hadapannya.

Pria itu kebingungan dan bertanya-tanya apakah dia benar-benar selamat dari serangan terakhir yang terlalu kuat untuk ditahan oleh tubuhnya? Setelah memeriksa tubuhnya, rupanya benar dia tidak terluka sama sekali.

Dia tanpa sadar berjalan di sepanjang jalan cahaya. Saat dia bergerak, dia baru merasakan ada yang berbeda dari tubuhnya. Matanya tidak berkedip, jantungnya tidak berdetak, dan darahnya tidak mengalir.

Iblis Amarah tidak bisa menahan tawa pahitnya saat mengerti apa yang sedang ia alami.

Dia terus berjalan dan berjalan, sampai akhirnya dia sampai di tempat yang dingin dan hening, tempat yang memaksanya untuk memutar ulang kenangan pahit yang sudah ia kubur lama di dalam hatinya.

Dia bernama Arthurian Merlin penduduk Bumi yang di sana sihir itu ada dan peradaban sedang berkembang bersamanya. Semula, planet itu berkembang dengan Sains, tetapi itu berubah semenjak: Malam Keajaiban, yang terjadi ratusan tahun yang lalu.

Di malam yang penuh bintang, fenomena aneh terjadi di langit. Sebuah meteor besar yang berkilauan terlihat melintas dengan gemilang, meninggalkan jejak cahaya yang mempesona di langit malam. Tanpa disadari oleh manusia, meteor itu membawa energi sihir yang luar biasa.

Saat meteor jatuh dan menghantam bumi, ledakan cahaya menerangi seluruh dunia. Keajaiban pun terjadi. Manusia di seluruh dunia merasakan kekuatan luar biasa yang mengalir dalam diri mereka. Mereka menyadari kehadiran energi baru, dan mulai mengembangkan kekuatan super yang sebelumnya hanya ada dalam cerita fiksi.

Berita tentang kejadian ini menyebar dengan cepat, dan semua orang berbondong-bondong mencoba mempelajari kekuatan baru yang mereka dapatkan. Beberapa orang berhasil mempelajari sebuah sihir yang menembakkan meriam, membuat perisai, dan melayang di udara, tetapi yang paling menarik perhatian adalah mereka yang berhasil mempelajari cara mengendalikan unsur alam selayaknya bencana berjalan.

Namun, dengan kekuatan super, datang pula tanggung jawab yang besar. Beberapa orang mencoba memanfaatkan kekuatan mereka untuk kebaikan, menjadi pahlawan yang membantu orang lain dan melindungi dunia dari bahaya. Namun, ada pula yang mengambil jalan yang gelap, menggunakan kekuatan mereka untuk keuntungan pribadi atau tujuan jahat.

Dunia terpelintir dan pada akhirnya kembali ke era kerajaan dan keluarga kebangsawanan, di mana perselisihan sering terjadi dan kedamaian hanyalah sesuatu yang semu. Dunia dikendalikan oleh mereka yang paling kuat sampai akhirnya tujuh Kuil Dewa Aegis muncul dan membuat semua kerajaan tunduk pada mereka, tunduk pada kekuatan suci para Dewa yang tidak mampu dilawan oleh umat manusia.

Keluarga Arturian adalah pemilik rumah dagang besar yang mengembangkan teknologi sihir atau yang biasa disebut dengan Artefak untuk menggantikan teknologi lama yang bergantung dengan nama sains. Mereka menciptakan baterai sihir dan lempeng supranatural yang kemudian digunakan untuk membuat mobil bertenaga sihir dan lainnya seperti televisi dan ponsel.

Mereka menguasai pasar teknologi sihir sepenuhnya sampai-sampai membuat kuil tujuh Dewa memendam rasa iri lagi dengki. Begitulah awal mula dari tragedi ini. Rasa iri dan keserakahan yang akhirnya menciptakan penyihir iblis yang terlampau kuat dan kejam sehingga para Iblis tingkat tinggi merangkulnya dengan tangan hangat dan ke tujuh Dewa harus turun langsung untuk menghentikan kemarahannya.

Bab 02 : Arthur Al Mahesa

Dialah Arthurian Merlin, ahli sihir yang menanamkan rasa putus asa dan amarah atas balas dendam yang mengakar ke dalam tubuh dan jiwanya melalui sihir Iblis. Membuatnya menjadi penyihir Iblis yang mencapai tahap metamorfosis sempurna dan sudah sepenuhnya bukan manusia lagi karena dia tidak lagi sama dengan manusia normal, menjadikannya hampir mustahil untuk dikalahkan.

Dia pada dasarnya sudah menjadi Iblis. Kulitnya memerah dan warna mata dan pupilnya menjadi terbalik saat dia serius. Dia secara harfiah menjadi setengah abadi, di mana dia hanya akan mati ketika jantung dan kepalanya dihancurkan secara bersamaan.

Di tempat ini di mana sejarah hidupnya diputar ulang, Iblis Amarah akhirnya kembali ke dirinya yang awal sebagai Arthurian Merlin. Dia mengoreksi hidupnya dan mencari sebenarnya dari mana dia sudah salah langkah sehingga akhirnya termakan oleh muslihat iblis.

Dia terus saja diam di sana, berpikir dan meninjau bahwa jika dia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk merasakan kehidupan sekali lagi, dia tidak akan termakan lagi oleh kata-kata manis sang iblis, tetapi menjadi orang yang memakan mereka.

Ketika Merlin sedang fokus, matanya tiba-tiba bisa berkedip kembali. Dia terkejut dan pada akhirnya menutup matanya dan menemukan bahwa dia benar-benar bisa melakukannya. Dalam kegelapan yang diberikan kelopak mata, Merlin bisa merasakan bahwa perlahan-lahan semuanya mulai kembali. Darah yang mengalir di dalam tubuhnya, rasa nyeri di dada, dan aliran udara yang dipompa oleh paru-parunya. Apakah dia hidup kembali?

Dengan penuh rasa tegang, dia membuka matanya kembali, dan merasa terkejut karena menemukan dirinya berada di tempat yang asing, dengan tubuh yang tidak dikenalinya. Tubuh yang muda dan jauh lebih kecil darinya.

Merlin mengira dirinya yang sudah mati terbangun di suatu tempat di dalam Neraka, tetapi rasa nyeri dan sensasi dalam tubuh baru itu membuktikan bahwa dia masih hidup. Satu pertanyaan lagi muncul dalam benaknya, "Apakah di Neraka orang-orang mati dihidupkan kembali?"

Merlin bangkit dan menemukan bahwa rasa nyeri di dadanya dan perasaan darah yang mengalir berasal dari pisau yang menusuk tepat di jantungnya. Dari sini, Merlin menyadari bahwa ilmu hitam yang dikultivasinya terikat dengan jiwanya, sehingga meski tubuh ini bukan miliknya, ketentuan Iblis tetap berlaku bahwa dia tidak akan mati selama kepalanya belum terputus dari tempatnya.

Saat indra Merlin telah cukup beradaptasi, dia menyadari bahwa ada energi dari sihir iblis yang dilepaskan di ruangan ini sebelumnya dan terdapat jejak samar dari penggunaan batu magis. "Apakah seseorang membangkitkanku? Sang Iblis Amarah?" Merlin mulai menduga-duga.

Keadaan menjadi semakin rumit ketika ingatan tentang kehidupan pemilik tubuh Sebelumnya mulai mengalir dalam pikirannya.

Ternyata, tubuh yang dia tempati adalah milik seorang pria bernama Arthur Al Mahesa, pemuda enam belas tahun yang memiliki sejarah hidup yang sedikit mirip dengannya. Arthur adalah seorang tuan muda yang cinta damai, memiliki keluarga yang bahagia, dan hidup dalam kekayaan dan kemewahan. Persis seperti Arthurian Merlin yang dulu.

Merlin merasa bingung dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana mungkin dia bisa berada di tubuh orang lain dan mengakses kenangan orang tersebut? Apakah ini mimpi, ataukah ada kekuatan lain yang terlibat di dalamnya?

Semakin banyak dia memahami tentang kehidupan Arthur, semakin Merlin menyadari bahwa dia memiliki kesempatan kedua untuk menjalani hidup yang berbeda. Dia menyaksikan kenangan-kenangan pahit dan keinginan dari pemilik tubuh ini yang tidak dapat dia gapai dengan kondisinya. Ada banyak kesalahan dan penyesalan yang mendorongnya ke dalam kondisi ini.

Meskipun dilahirkan dari keluarga ternama, dia adalah seorang pria yang lemah dan pemalu. Arthur tidak begitu mahir dalam seni bela diri dan peperangan, sehingga dia sering merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi kakeknya, kepala keluarga kebangsawanan Mahesa.

Namun, dihidupnya yang kotor masih ada keindahan berupa seorang wanita cantik bernama Isabella, tunangan Arthur, yang tampak sangat mencintainya.

Isabella adalah seorang wanita yang pintar dan tangguh, Arthur sangat menyayanginya karena dia melihat sifat-sifat baik dalam hati Isabella. Arthur sengaja membuatnya menjadi pasangan pengantinnya sejak kecil karena dia berharap bahwa kehadiran Isabella yang bagaikan cahaya akan membantunya menjadi lebih kuat dan lebih percaya diri.

Namun, seiring berjalannya waktu, Isabella berubah menjadi pribadi yang berbeda. Dia menjadi semakin dingin dan jauh dari Arthur. Rahasia gelap pun terkuak ketika Arthur menyaksikan Isabella bermesraan dengan anak bangsawan lain. Hati Arthur seketika hancur, dia merasa dikhianati dan disia-siakan.

Tak sanggup menghadapi kenyataan, Arthur merasa marah dan frustrasi. Dia merasa dirinya lemah dan tidak berguna. Tanpa bisa mengatasi rasa sakitnya, dia mulai mencari pelarian dalam minuman dan pergaulan yang buruk. Arthur berubah menjadi pemabuk dan berandalan, meninggalkan kediaman dan hidup sesuka hatinya di jalanan.

Arthur kehilangan arah hidupnya, dan semakin larut dalam kegelapan. Dia bertempur melawan kecemasan dan depresi yang merajalela, tetapi hanya malah semakin tenggelam dalam rasa putus asa ketika surat resmi pembatalan pertunangan dilayangkan ke kediaman keluarganya tadi siang.

Hatinya semakin sakit ketika dia mengetahui bahwa keluarga Isabella bahkan rela membayar denda yang cukup besar agar pertunangan putri mereka dengannya dibatalkan. Keluarganya mencoba membantunya, berkata bahwa dia tidak seharusnya menyia-nyiakan hidupnya hanya karena pengkhianatan seorang wanita, tapi Arthur menolak bantuan mereka.

Arthur keluar di tengah malam dengan pikiran yang kosong, masuk ke rumah bordil untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia memesan pelayanan termahal dan merenung tentang hidupnya yang hancur dan dirinya yang lemah. Hati Arthur penuh dengan penyesalan dan rasa bersalah atas nasibnya sendiri. Dia merasa sudah tak ada harapan lagi untuk kembali menjadi Tuan Muda yang dihormati karena dia sudah mengambil langkah yang salah.

Dalam momen kesedihan yang mendalam, Arthur mengambil keputusan yang tragis. Dia memilih mengakhiri hidupnya sendiri dengan memaksakan diri untuk menggunakan sihir kuno tingkat tinggi yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Namun, pada akhirnya dia merasa bahwa sihir itu gagal dan mencari alternatif lain berupa menusuk jantungnya sendiri.

Merlin kurang yakin apakah sihir kuno yang diritualkan oleh pemilik tubuh sebelumnya yang membuat jiwanya berpindah ke tubuh ini atau mungkin ada sosok lain yang sedang merencanakan sesuatu menggunakannya.

Apapun itu, dia hanya bisa mengucapkan terimakasih sebanyak mungkin, karena dia sekarang bisa menjalani kehidupan baru yang bukan sebagai Iblis Amarah, tetapi sebagai Tuan Muda dari keluarga bangsawan pemilik kelompok perdagangan ternama di kerajaan ini.

"Terimakasih. Karena kamu memberiku kesempatan untuk merasakan kehidupan sekali lagi, maka aku akan memberimu sayap yang kuat untuk melawan langit. Mulai sekarang tidak ada lagi Iblis Amarah atau pun Arthurian Merlin. Aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Mulai sekarang, aku adalah Arthur Al Mahesa!"

Bab 03 : Rumah Bordil

Arthur memperhatikan sekitarnya dengan baik, itu adalah kamar yang asing, berbau alkohol, dan terlihat seperti rumah bordil kuno yang pernah ia kunjungi di daratan Timur dulu.

Arthur bangkit dari tempat tidur. Bertumpu dengan dinding kemudian berjalan menghampiri lilin yang diletakkan pada meja rias tua yang terbuat dari kayu.

Di sana, dia melihat penampilan barunya, rambut pirang bersinar, mata merah menyala, dan kulit putih kecoklatan bagaikan habis berjemur di pantai. Lalu, karena dia dalam kondisi tanpa sehelai benangpun, Arthur dapat melihat bahwa tubuhnya kurus dan tidak terlatih sama sekali, selain wajah yang cukup tampan dan kantungnya yang penuh emas, tidak ada lagi yang bisa dibanggakan.

Oh, kecuali satu hal, benda besar yang menggantung di antara kakinya. Itu besar, bahkan dua kali lebih besar dari yang ia punya di kehidupan sebelumnya.

Tempat ini benar-benar dunia yang berbeda dengan dunia yang ia tinggal sebelumnya, mereka jauh tertinggal karena perkembangan sains yang lambat. Di dunia ini, sihir hampir tidak dikenali, dan dipukul rata dalam klasifikasi ilmu spiritual kuno. Mereka lebih mengenal Aura, sebuah energi yang bangkit dari dalam tubuh manusia.

Sayangnya, pemilik tubuh sebelumnya bukanlah pendekar yang membangkitkan aura dan hampir menjauhi segala tentang itu di saat dia dikatakan tidak akan bisa membangkitkannya. Jadi, tidak ada banyak pengetahuan tentang Aura yang Arthur bisa dapatkan.

Arthur memutar kepalanya, mendapati dua tubuh gadis tanpa kain terbaring di samping ranjang. Arthur mendekati salah satu dari mereka, menepuk-nepuk pundaknya dengan lembut.

"Pe-permisi?" Arthur mengutuk dirinya di dalam hati, entah karena apa ia menjadi begitu gugup saat ini. Entah itu karena dia belum menyentuh perempuan selama belasan tahun terakhir atau karena kedua gadis itu sangat cantik bahkan yang tercantik di antara gadis-gadis yang pernah ia temui.

Gadis berambut pirang itu terbangun, duduk, dan menutupi sebagian badannya dengan selimut. Saat dia selesai mengucek matanya, dia tiba-tiba berteriak, membenturkan punggungnya ke bahu ranjang dan dengan gemetar menunjuk ke arah dada Arthur.

Gadis satunya juga ikut terbangun dengan keributan ini, dia juga terkejut dan segera berlari keluar dengan keseimbangan kaki yang buruk, menabrak pintu, dan tersandung kakinya sendiri.

Arthur menepuk dahi. Ini adalah kesalahannya, sangat normal bagi gadis-gadis ini untuk bereaksi seperti itu setelah melihat pisau yang menusuk jantungnya dan darah yang terus mengalir tanpa henti seolah tidak ada habisnya dari dadanya.

"Sial, habis sudah. Sekarang bagaimana caranya aku menjelaskan hal ini?" batin Arthur.

Di lorong rumah bordil Bunga Plum, seorang Ksatria Wanita bernama Kiara bersandar di dinding dengan wajah tertunduk. Meskipun dia seorang wanita, Kiara adalah salah satu Ksatria Aura tertangguh di wilayah ini. Dia muda, cantik, dan seorang pengguna Aura bintang empat yang disegani. Berada di tempat kotor seperti ini sangat tidak cocok dengannya.

Setelah lulus dari akademi Ksatria, dia yang hanyalah rakyat jelata merasa sangat senang ketika mendapatkan undangan untuk menjadi Ksatria pribadi untuk Tuan Termuda keluarga kebangsawanan Mahesa, yang lebih muda lima tahun darinya.

Bukan cuma bayarannya yang tinggi, tetapi juga sumber daya untuk latihan Auranya akan disediakan secara percuma oleh keluarga Mahesa, lagipula, orang yang harus ia jaga adalah  Arthur Al Mahesa yang terkenal dengan kebaikan hatinya kepada rakyat jelata, Kiara yang tahu bahwa keluarganya di Desa juga kerap kali terbantu olehnya tentu saja langsung menerimanya.

Bulan pertama dan kedua sejalan seperti yang ia pikirkan, tetapi mulai di bulan ketiga segalanya mulai terbalik. Tuan Muda Arthur Al Mahesa berubah dari gambaran pahala menjadi gambaran dosa. Berjudi, mabuk-mabukan, kekerasan, hinaan, dan sekarang dia mulai main perempuan.

Meskipun merasa tidak nyaman dengan tugasnya, Kiara tetap menjalankannya dengan setia dan profesional. Dia berusaha untuk tetap menjaga marwah dirinya dan tidak terlibat dalam hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilainya.

Namun, setiap hari, rasa malu dan perasaan dipermalukan semakin merayap ke dalam hatinya. Dia adalah ksatria aura berbakat yang digadang-gadang mencapai bintang enam di masa depan, melayani seseorang sesampah ini hanya akan membuat namanya menjadi kotor.

"Hah... Jika aku meminta kepada kepala keluarga untuk memindahkan tugasku, dia akan memenggal kepalaku atau tidak, ya?" Saat Kiara mengeluh, tiba-tiba pintu kamar yang disewa oleh tuan mudanya terbuka dengan keras dan salah satu perempuan yang disewa oleh Tuan Mudanya keluar dengan wajah pucat dan matanya yang penuh dengan ketakutan.

Dia berlari ke arah Kiara dengan cepat sembari berteriak bahwa ada seseorang yang mencoba membunuh Tuan Mudanya dengan sebilah pisau yang menusuk dadanya.

Ketika mendengar berita mengerikan itu, Kiara merasa detak jantungnya semakin cepat, tetapi dia tetap tegar. Tanpa ragu, dia langsung berlari masuk ke dalam kamar tuannya.

Saat membuka pintu, pandangan mengerikan menghampirinya. Tuannya berdiri di depan tempat tidur yang berlumur darah dengan pisau yang menancap di dadanya. Namun, yang mengejutkan, tuannya masih hidup dan tampaknya baik-baik saja.

"Tu-Tuan Muda?!"

Dengan hati yang berdegup kencang, Kiara segera meminta wanita lain yang ada di sana untuk memberitahu tentang ini ke keluarga Mahesa dan memanggil seorang tabib.

Dia merasa bingung dan bercampur aduk dengan situasi yang aneh ini. Tuan Mudanya tampak hidup, meskipun luka di dadanya seolah-olah menghantam jantungnya. Apakah ini mungkin  terjadi? Atau ada sesuatu yang lebih misterius terjadi?

Seperti halnya Kiara, Arthur juga panik dan tidak tahu harus memberi alasan seperti apa agar ceritanya masuk akal. Pengetahuannya tentang konsep dunia ini sangat terbatas dari hanya pengalaman pemilik tubuh sebelumnya yang waktunya sebagian besar dihabiskan di tempat yang sama.

Dia tidak berani membuka mulutnya dan hanya berdiri diam dengan wajah memucat. Dia memutuskan untuk mengikuti alurnya untuk saat ini, tetapi jika nanti dia menilai bahwa arah alur membawanya ke kondisi yang tidak menguntungkan, dia akan menggunakan sihir hitam untuk berpura-pura kerasukan roh jahat.

Meskipun sebenarnya itu fakta bahwa Arthur dirasuki oleh roh jahat, Iblis Amarah namanya.

Sementara menunggu bantuan datang, Kiara mencoba menjaga kewaspadaan. Dia tetap berjaga di samping tuannya yang berdiri diam dengan luka menganga di dadanya dan genangan darah di bawah kakinya.

Namun, semakin dia memperhatikan tuannya, semakin dia menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dengannya. Dia ingin berbicara kepada Tuannya ini, tetapi dia merasa takut dengan betapa diamnya dia.

Dalam situasi canggung itu, pemilik rumah bordil datang tergesa-gesa dengan seorang tabib muda yang sekali lihat pun sudah tahu bahwa tabib itu baru saja dibangunkan dengan paksa.

Sekali lagi Arthur merasa tercengang, sudah ada empat wanita yang ia lihat setelah merasakan kehidupan lagi, dan semuanya memiliki paras yang luar biasa cantiknya, itu alami dan penuh pesona, membuat Arthur tidak bisa tidak bertanya di dalam hati, apakah ini karena tubuh barunya atau memang dunia ini dipenuhi oleh orang-orang dengan paras rupawan?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!