NovelToon NovelToon

Arcania

01 Apakah Aku Menjadi Karakter Sampingan?

...Cerita dimulai....

^^^26 : 17 : 54 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode satu.

"Ukh...!"

Jemariku meremas erat kepala yang rasanya seakan mau pecah. Beberapa waktu lalu, aku tersadar di tempat asing dan tidak aku kenali.

Aku terduduk meringkuk, mencoba memikirkan beberapa kemungkinan. Namun yang aku bisa lakukan saat ini hanyalah menahan rasa sakit yang menghantam kepalaku ini.

Ada seorang gadis yang berseru saat aku baru tersadar sebelumnya. Namun aku menyuruhnya untuk diam, sebab suaranya serasa menggema, membuat rasa sakit ini semakin tak tertahankan.

Melihat aku tersiksa, sepertinya dia segera menuruti perkataanku. Sekarang dia terduduk tenang di samping tempat yang aku singgahi.

Aku menghirup dan mengembuskan napas dengan cukup dalam, dengan kepala yang menunduk.

Aku melakukan itu untuk meredakan rasa sakit ini, yang sepertinya berangsur mulai mereda. Dan aku sudah dapat berpikir lebih jernih.

Keringat dingin terasa di sekujur tubuh, keluar seakan mengusir rasa sakit yang melanda diri.

Aku sedikit mengembuskan napas lega, sembari melepas cengkraman di kepala.

Kemudian beralih, untuk memandang gadis di sebelahku, dan berkata.

"Sepertinya kondisiku sudah lebih baik, kamu dapat berbicara sekarang. Tapi... Jangan bersuara terlalu keras."

Indra ku masih terasa sensitif. Suara yang terdengar biasa saja, akan terdengar cukup keras di telingaku. Oleh sebab itu, aku memintanya untuk berbicara dengan suara pelan.

Entah mengapa ekspresi gadis di sampingku terlihat agak lega, walau kekhawatiran masih tergambar pada wajahnya.

Dia sedikit mencondongkan tubuh ke arah ku, sebelum kemudian bibir mungilnya yang agak bergetar mulai bersuara.

"Tuan muda, apa anda..."

Tetapi rasa waspada serta penasaran yang menghantui diri, memaksaku untuk segera bertanya.

"Ada di mana sebenarnya ini?"

Aku mengedarkan pandangan. Sedangkan gadis di sebelahku? Entah mengapa ia diam membeku, ketika mendengar pertanyaan itu. Manik matanya yang diwarnai gelap juga terlihat agak melebar.

Aku menunggu beberapa waktu. Sebelum akhirnya dia menjawab, sembari merapikan posisi duduk dan menghela napas panjang.

"Ini adalah kediaman Margrave 'Augustine, tuan muda. Dan ini adalah kamar tidur anda."

Mataku sedikit melebar, mendengar jawaban aneh tersebut. Merasa sedang dipermainkan olehnya, aku lantas segera kembali bertanya.

"Mengapa aku berada di sini? Dan siapa yang telah membawaku menuju tempat seperti ini?"

Tiba-tiba berada di tempat asing setelah tidak sadarkan diri saja sudah aneh. Dan sekarang, aku malah harus menghadapi gadis yang bersikap aneh pula.

Dia kembali diam membeku, dengan tatapan kosong. Sebelum kemudian matanya terlihat mulai berkaca, dan bibirnya yang agak gemetar juga ikut bicara.

"Anda berada di sini... Sebab anda adalah tuan muda kami, anak dari Lord 'Augustine."

"Apa kamu bercanda sekarang?!"

Aku lantas berteriak! Sampai membuat gadis di sebelahku jadi tersentak. Jawaban tidak masuk akal apalagi yang dia katakan?

"Ugh..."

Tiba-tiba rasa sakit kembali menjalari kepalaku. Aku lantas meremas kepala dengan begitu erat. Apa aku benar-benar sedang dipermainkan?

"Tidak tuan muda, mana mungkin saya..."

"Cukup!"

Aku segera mengulurkan tangan dan berkata tegas! Menghentikan suara gadis di sebelahku yang agak menggema di dalam kepala.

Selepas rasa sakit sudah mulai mereda, aku kembali beralih pada gadis di sampingku, yang entah mengapa memasang ekspresi yang lebih khawatir dari sebelumnya.

Sepertinya aku memang sedang dipermainkan oleh organisasi yang beraliansi dengan pihak musuh atau semacamnya. Akan melelahkan jika aku terus menyangkal. Untuk sementara aku akan mengikuti permainan mereka.

"Kalau begitu... Siapa namaku?"

Dan mata gadis di sebelahku terbuka sangat lebar. Sekarang jawaban konyol apa lagi yang akan dia berikan? Tidak mungkin mereka akan mengarang nama asliku juga kan?

Postur duduk gadis di sebelahku terlihat melemas. Dan ia menjawab dengan suara bergetar yang agak dipertegas.

"Anda adalah tuan muda Astin. Astin Van' Augustine. Anak terakhir dari Lord 'Augustine."

Sekarang bukan saja mataku yang melebar, tetapi mulutku juga. Berani-beraninya dia memalsukan namaku! Aku lantas merasa kesal. Dengan nada tinggi aku menyangkal.

"Apa maksudmu Astin? Namaku adalah... xxxx Ugh..."

Tanpa peringatan, tiba-tiba seperti ada sesuatu yang menghantam kepalaku. Aku lantas kembali meremas kepala dengan ekspresi meringis.

Apa-apaan? Kenapa aku tidak bisa menyebutkan namaku?

Aku bisa menyebutkan nama yang disebut oleh gadis itu. Tetapi kenapa aku sama sekali tidak bisa menyebut nama asliku?

Bahkan suaraku tidak bisa keluar sama sekali saat memikirkannya. Aku terdiam sejenak, menunggu sakit kepalaku mereda.

Selepas rasa sakit sudah mereda. Aku segera membuka kancing atas kemeja, sebab keringatku kini mulai merembes keluar.

Tubuhku terasa panas. Dan aku merasa sangat gerah. Aku butuh sesuatu untuk mendinginkan tubuh ini.

Apa para bajingan yang telah menyeretku ke tempat ini melakukan sesuatu pada tubuhku? Sialan!

Setelah mengutuk, aku lantas membuat permintaan pada gadis di sebelahku.

"Hei, bisakah kamu carikan sesuatu untuk mengipasi ku atau semacamnya?"

Dengan sigap ia berdiri. Kemudian menunduk sopan dan berkata.

"Tunggu sebentar tuan muda."

Dan dia segera beranjak keluar dari ruangan ini. Setelah melihat gadis itu keluar dari ruang. Brag! Aku menjatuhkan tubuh. Dan kepalaku rasanya seperti berputar.

Beberapa waktu kemudian, gadis itu kembali dengan langkah yang tergesa. Dan ia kembali terduduk sembari berkata.

"Tuan muda, saya akan mengipasi anda."

Aku hanya menjawabnya singkat.

"Ya, lakukan."

Dengan santai aku merelaksasikan diri, sembari merentangkan kedua lengan ke samping.

Gadis itu tersenyum manis. Tangan kanan yang memegang kipas mulai bergerak, sedangkan tangan kirinya bertumpu di pangkuan.

Aku mengatur napas. Merasakan angin yang menerpa tubuh. Ini mulai sedikit mendinginkan pikiranku.

Setelah menenangkan diri, aku mencoba untuk mencerna perkataan gadis di sebelahku. Ada sesuatu yang janggal mengenai keadaan ku, seperti ada sesuatu yang mencegahku untuk memberi tahu identitas sebenarnya.

Kalau aku menyangkal, kemungkinan aku akan mengalami sakit yang luar biasa lagi. Setelah berpikir sejenak, aku melanjutkan pertanyaan.

"Jadi... Aku Astin?... Anak dari pemilik kediaman ini?... Dan... Berada di mana kediaman ini?... Apakah ini di... xxxxx Ugh."

Namun tiba-tiba rasa sakit kembali menghantam kepalaku, saat aku hendak menyebutkan sebuah nama.

Dan aku lantas kembali mencengkram erat kepala sembari sedikit meregangkan tubuh.

Sial! Bahkan aku tidak bisa menyebutkan nama sebuah benua. Apa maksudnya ini? Apa mereka benar-benar telah melakukan sesuatu padaku? Mau dipikir bagaimanapun bukankah ini sangat keterlaluan?

"Tuan muda."

!

Aku agak terkejut. Gadis yang sebelumnya duduk di kursi, tiba-tiba duduk di sisi di mana aku terbaring, dan tangan mungilnya yang halus mulai membelai lembut kepalaku.

Aku sempat ingin memrotes tindakannya. Namun entah kenapa belaiannya terasa sangat nyaman, jadi aku hanya membiarkan sembari melemaskan tubuh.

Beberapa saat kemudian rasa sakit mulai mereda. Aku beralih pada gadis yang masih membelai rambutku, dan berkata padanya.

"Bisa kamu jawab pertanyaanku sebelumnya?"

Dia tiba-tiba menarik tangannya. Ekspresinya terlihat agak terkejut. Tetapi senyuman manis segera menggantikannya. Dan suara lembut dari bibirnya mulai sampai pada pendengaran.

"Kediaman ini berada di wilayah kekuasaan kerajaan Orione, tuan muda. Satu-satunya kerajaan yang berada di atas benua langit."

Aku tertegun sejenak. Mendengar jawaban yang semakin tidak masuk akal. Sepertinya percuma saja aku mencari informasi darinya.

Aku melemaskan tubuh. Sembari menikmati hembusan angin, saat gadis di sebelahku kembali mengipasi. Dengan suara lemas aku berkata.

"Baiklah... Aku akan berhenti bertanya untuk sekarang."

Kemudian mulai memejamkan mata.

Tetapi berbagai pertanyaan yang melintas di benakku mengenai keanehan situasi saat ini, tidak membiarkan pikiranku untuk bersantai sama sekali.

-

Benar-benar situasi macam apa ini? Hal yang gadis itu katakan layaknya omong kosong. Aku tidak ingin mempercayai, tetapi keanehan dan rasa sakit yang ku alami begitu nyata.

Perlahan aku mulai menerima keadaan. Dengan berbagai pemikiran yang mulai mengalir, aku memikirkan kembali apa yang di ucapkan oleh gadis itu.

Astin. Kerajaan Orione. Benua langit. Hanya satu kesimpulan yang bisa aku ambil dari nama-nama itu. Yaitu dunia game yang pernah aku mainkan saat masih duduk di sekolah tingkat menengah atas.

Tetapi bukankah itu sudah cukup lama? Ingatan terakhirku adalah saat aku sedang melakukan pertempuran di perbatasan.

Seharusnya setelah menyelesaikan misi itu aku akan dipulangkan, setelah aku menjalani wajib militer selama lebih dari empat tahun. Tetapi tiba-tiba pandanganku menjadi gelap sebelum aku menyadari.

Dan saat tersadar, kepalaku seperti mau pecah. Medan pertempuran yang kacau dipenuhi suara tembakan dan ledakan, tiba-tiba saja berubah menjadi ruangan yang sangat mewah.

Apa aku dipindahkan ke dalam dunia game tersebut? Kalau dipikirkan dengan akal sehat memanglah sangat tidak masuk akal.

Walaupun aku memang dipindahkan, aku tidak familiar dengan Astin, benua langit, maupun kerajaan Orione yang disebutkan oleh gadis itu.

Ingatanku tentang game tersebut juga sudah agak memudar. Walau aku masih mengingat informasi-informasi penting, sebab waktu itu aku sangat tergila-gila saat memainkannya.

Aku terus mencoba mengingatnya, sembari merasakan hembusan angin dari kipasan gadis di sebelahku, yang mulai mendinginkan tubuh serta pikiran.

Ah... Ada satu. Jika ada yang namanya Astin, itu adalah karakter sampingan yang muncul pada permulaan game, sampai krisis awal skenario utama dimulai.

Tetapi ada yang sangat bermasalah dengannya. Astin adalah karakter yang berperan sebagai penjahat kelas tiga, yang pekerjaannya hanya mengganggu protagonis, untuk kemudian dihajar olehnya.

Kalau tidak salah, ada scene di mana dia sedang mencoba merayu heroine utama, dan ketahuan oleh protagonis. Kemudian dia dituduh melakukan pelecehan seksual, walau dia tidak benar-benar melakukan hal semacam itu.

Astin yang tidak merasa melakukan hal tersebut lantas membela diri. Sedangkan protagonis yang tidak terima langsung menantangnya berduel.

Merasa harga dirinya direndahkan sebagai seorang anak bangsawan kelas atas, apalagi oleh protagonis yang sekedar anak seorang kesatria, Astin segera menerimanya tanpa pikir panjang.

Tetapi seperti yang diharapkan, dia habis babak belur dihajar oleh protagonis tanpa bisa melakukan perlawanan. Dan dia akhirnya koma dalam beberapa minggu.

Sedangkan heroine utama yang melihat itu, baru menjelaskan pada protagonis yang ditelan emosi, kalau Astin tidak bersalah setelah pertandingan selesai.

Sialan! Entah kenapa aku merasa sangat kesal saat mengingatnya.

Walau begitu, Astin masih tetap gigih mendekati heroine utama, walau dia terus-menerus di tolak dan di abaikan.

Sampai pada akhirnya, krisis awal skenario utama dimulai.

Di mana organisasi penjahat menyerang academy pahlawan Hygea. Tempat di mana para generasi muda yang menjadi calon pahlawan masa depan berada, untuk mengembangkan kekuatan serta kemampuan mereka.

Dan itu juga menjadi akhir bagi Astin. Yang hanya sekedar karakter sampingan penambah bumbu dalam cerita.

Dia melindungi heroine utama yang sangat ketakutan, walau dia hanya seorang bajingan lemah. Sampai pada akhirnya dia dilibas secara brutal, oleh salah satu pimpinan organisasi penjahat.

Bahkan sampai mayatnya ditampilkan seperti mozaik berwarna merah tidak beraturan.

Ugh. Apa aku harus mengalami hal mengerikan seperti itu juga? Sialan! Memikirkannya saja sudah membuatku merasa mual.

Sedangkan heroine utama hanya berteriak histeris dan terjatuh lemas, saat melihat pemandangan mengenaskan itu.

Heroine utama merupakan gadis yang sangat cantik, pimpinan organisasi penjahat tentu saja ingin menikmati tubuhnya.

Membuat heroine utama memberontak dan berteriak. Saat dia hampir saja ternoda, protagonis akhirnya datang untuk menyelamatkannya. Bersama beberapa Instruktur dan juga pahlawan.

Dan pimpinan organisasi penjahat tersebut akhirnya berhasil dikalahkan.

Kemudian mereka berdua beranjak pergi, meninggalkan jasad Astin yang sudah tidak memiliki bentuk, bersama dengan karakter sampingan lainnya yang juga menjadi korban.

Dan itu merupakan scene terakhir yang menampilkan keberadaan Astin.

Sialan! Semakin memikirkannya, membuat rasa mual serta kekesalanku semakin memuncak.

Setidaknya aku harus cukup kuat untuk menghadapinya. Atau aku harus cukup lihai dalam menghindari masalah saat krisis awal skenario dimulai.

Tapi bagaimana jika aku akan tetap digiring seperti adegan di dalam game tersebut?

Wajahku sedikit meringis ketika membayangkan hal itu.

Apakah aku harus berteman dan berbuat baik, pada protagonis serta karakter utama lainnya?

Apakah mereka akan otomatis membenciku, sebab peranku yang sudah diatur sejak awal? Ya, aku akan memikirkan hal itu nanti, setelah melihat situasinya sendiri.

Untuk kerajaan Orione. Aku benar-benar belum pernah mendengarnya. Sedangkan benua langit. Aku bisa menebak, kalau itu adalah map yang belum pernah terbuka.

Aku berhenti memainkan game-nya sebelum versi terbaru rilis, sebab waktu itu aku sibuk dengan persiapan ujian masuk universitas.

Jadi aku hanya membaca informasi terbaru di internet, sebab penasaran dengan akhir skenarionya. Jadi, walaupun aku tidak bisa memainkannya sampai selesai, aku mengetahui informasi-informasi penting yang terjadi.

Walau demikian, tidak ada informasi detail tentang benua langit. Hanya ada siluetnya saja. Biasanya itu akan terlihat di sisi utara langit academy.

Dan ukurannya sangat besar untuk sesuatu yang melayang jauh di ketinggian, bahkan sampai siluetnya terdistorsi sebab jarak dan atmosfer.

Sepertinya belum ada satupun player yang menemukan skenario tersembunyi untuk membuka map tersebut. Dan sekarang aku berada di atasnya?

Kalau semua informasi itu benar adanya, aku harus benar-benar memulainya dari nol. Sebab Astin hanyalah bajingan lemah yang banyak tingkah.

Untuk sekarang, aku akan menghadapi masalah yang ada di hadapanku terlebih dulu. Dan juga memastikan kebenaran dengan mata kepalaku sendiri.

Aku mengalihkan pandangan pada gadis yang sedang mengipasi ku ini. Ekspresinya masih terlihat begitu khawatir.

Apakah dia benar-benar mengkhawatirkan ku?

Setelah dilihat-lihat, dia mengenakan pakaian seperti pelayan yang ada dalam cerita-cerita fantasi abad pertengahan atau semacamnya.

Bukankah gadis ini terlalu cantik untuk menjadi seorang pelayan?

Bahkan aku belum pernah melihat gadis secantik ini secara langsung. Aku pikir dia adalah idol atau semacamnya.

Apakah sebab game-nya menargetkan konsumen laki-laki?

Di dalam game memang banyak karakter dengan penampilan cantik, dan tentu saja mereka sangat kuat. Sebab kebanyakan adalah heroine maupun sub heroine, yang membantu protagonis saat progres ceritanya berjalan.

Tetapi itu hanya dalam bentuk ilustrasi dua dimensi, aku tidak tahu kalau akan menjadi secantik ini jika menjadi kenyataan. Apalagi dia adalah karakter antah berantah yang bahkan tidak masuk dalam cerita.

Bagaimana dengan karakter utama lainnya? Apakah mereka akan terlihat lebih cantik? Ya, kita lihat saja nanti.

Aku terus memandangi gadis yang sedang mengipasi ku sembari tersenyum ini.

Bulu mata lentik nan panjangnya sesekali berkedip. Menutupi mata berwarna hitam layaknya obsidian yang gelap.

Dengan kulit putih pucat yang terlihat begitu halus. Hidung mungil serta bibir merah mudanya, terlihat begitu serasi dengan paras indahnya.

Rambut hitam yang panjangnya sebahu itu, terlihat dipotong dengan rapi dan berkilau. Dia terlihat seperti boneka yang dipoles dengan sempurna.

Apakah aku juga akan memiliki penampilan seperti itu? Walau desain karakter Astin seperti anak berandalan, bukankah seharusnya aku cukup tampan?

-

Kruyuuuk.♪.♪.♪

Suara bergemuruh sedikit memecah kesunyian. Suara itu berasal dari perutku, dan entah kenapa gadis di sebelahku tersenyum lembut ketika mendengarnya.

Apa dia sedang meledekku? Dia menghentikan kipasan nya. Dengan nada santun ia bertanya padaku.

"Tuan muda, apakah anda merasa lapar?"

Aku yang merasa agak malu hanya menjawab singkat.

"Ya,"

Sebab aku memang merasa lapar. Sepertinya setelah aku memikirkan banyak hal, dan memperoleh ketenanganku kembali, tubuhku mulai memerlukan nutrisi.

Dan senyuman gadis di sampingku entah kenapa semakin sumringah. Ia mulai beranjak dari sisi tempatku terbaring, membuat tubuhku agak terguncang, saat kasur empuk ini memantul,

Ketika kehilangan beban tubuh gadis yang kini kembali berkata tanpa kehilangan senyumannya.

"Saya akan segera menyiapkan makanan untuk anda."

Aku lantas memalingkan tubuh menyamping, sebab merasa malu dipandang begitu lama olehnya. Kemudian menjawab singkat.

"Lakukan."

"Kalau begitu saya permisi."

Beberapa saat kemudian, terdengar suara langkah ringan yang agak menggema.

Aku kembali berbalik, untuk melihat punggung mungil gadis yang mulai beranjak jauh, sebelum keberadaannya menghilang dari balik pintu.

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998.

02 Bukankah Ini Sebuah Artefak?

...Cerita berlanjut....

^^^27 : 08 : 47 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode dua.

Aku perlahan beranjak dari tempat tidur. Setelah melihat gadis itu keluar, dari ruangan yang sangat luas untuk di anggap sebagai kamar ini.

Walaupun tubuhku rasanya seakan berderit, tetapi ini masih mampu untuk di ajak berdiri serta berjalan.

Aku menuju meja putih, yang berada tepat di samping tempat tidur mewah ini.

Di sampingnya merupakan jendela besar menjulang tinggi. Pandanganku mulai menembus melihat pemandangan di baliknya.

Yang merupakan atap-atap runcing. Dan juga langit berwarna putih cerah.

Setelah beberapa saat, aku mengalihkan pandangan, pada lenganku yang terulur. Sangat ringkih dan pucat. Kemana perginya otot-otot yang ku latih, di camp militer dan medan pertempuran?

Seketika itu aku harus menerima kenyataan, bahwa aku benar-benar berada di dunia yang berbeda. Lingkungan maupun tubuh yang aku tempati, bukanlah sesuatu yang pernah ku lihat atau rasa sebelumnya.

Sreeek.♪.♪.♪ Jemari yang terlihat lentik menarik laci yang berada pada meja di hadapanku. Aku ingin memeriksa, untuk meyakinkan diri bahwa ini benar-benar nyata.

Tetapi setelah laci terbuka, aku terperangah ketika melihat isi di dalamnya.

"Haah? Kenapa ini ada di sini?"

Aku lantas mengambil benda yang terlihat seperti smart watch dengan desain futuristik, dan memiliki warna putih serta aksen platinum ini.

Bukankah ini salah satu item yang digunakan oleh anggota organisasi penjahat?

Ini digunakan untuk memata-matai, serta mengumpulkan informasi para siswa academy pada pertengahan skenario.

Apakah ini awalnya adalah milik Astin? Kemudian mereka merampas setelah membunuhnya?

Di game-nya tidak pernah diperlihatkan kalau dia mempunyai item sehebat ini.

Kalau tidak salah, ini digunakan untuk memindai status para siswa.

Kalau begitu, aku bisa melihat statusku atau milik orang lain dengan mudah, tanpa harus mengeceknya di fasilitas pemeriksaan academy, guild pahlawan, maupun guild petualang.

Bukankah ini permulaan yang bagus?

Setelah memikirkan berbagai hal, aku mulai melingkarkan artefak mirip smart watch ini pada pergelangan tangan kiri.

Dan seringai kini sedikit menghiasi wajahku, saat melihat hal yang tidak biasa.

"Hoo... Bahkan ukurannya langsung menyesuaikan dengan pergelangan tangan."

Ini benar-benar terlihat nyata. Tidak ada teknologi seperti ini di dunia sebelumnya. Kalau tidak salah, aku harus memusatkan dan mengalirkan energi.

Sesuai dengan pengaturan game-nya, setiap orang di dunia ini hidup dan menggunakan energi, yang bisa dimanfaatkan untuk mengaktifkan skill maupun artefak semacam ini.

Dan energi dapat terisi kembali secara alami. Sungguh pengaturan yang praktis.

Walau demikian, aku sama sekali tidak mengerti bagaimana mekanismenya. Oke, biasanya kamu harus memfokuskan diri dan merasakan tubuhmu.

Di camp militer juga ada pelatihan semacam itu, untuk meningkatkan fokus, dan mempertajam indra serta insting. Itu sangat berguna untuk merasakan bahaya, apalagi saat melakukan pertempuran gerilya.

Aku berdiri tegap. Kemudian memejamkan mata. Dan mulai memfokuskan pikiran. Berbagai macam suara mulai terdengar dari ruang yang sebelumnya terasa tenang,

Aroma manis yang sebelumnya samar sekarang mulai menusuk hidung. Tingkat kesadaran semakin jelas. Suara berdesir terdengar dari pembuluh darah. Ada sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.

Terasa asing, tetapi begitu hangat, kalau dirasa lebih sensitif mungkin akan menyengat. Asalnya berada di pusat jantung. Terasa seperti aliran listrik atau semacamnya, dengan tegangan yang cukup tinggi, tetapi entah mengapa tidak menyakitkan sama sekali.

Fokus semakin melangkah jauh. Suara degupan bergerak seirama dengan kilatan yang dirasa. Sepertinya ini adalah penyimpanan energi.

Tubuhku seperti sudah memahami. Aku dapat mengendalikan aliran dan juga seberapa banyak jumlah energi yang diperlukan.

Setelah cukup memahami mekanismenya, aku kembali membuka mata.

Kemudian mulai mengalirkan energi dari penyimpanan yang berada di pusat jantung. Melalui pembuluh darah. Kemudian melewati arteri lengan.

Dan akhirnya sampai pada pergelangan tangan. Kilatan putih samar terlihat, sebelum kemudian itu terserap oleh artefak. Dan setelahnya...

...Ding.♪.♪.♪...

Astaga.

Tiba-tiba saja layar hologram putih transparan muncul, dari garis tipis yang sebelumnya masih berwarna hitam memanjang di tengah artefak.

Sekarang aku semakin dibuat percaya, bahwa aku benar-benar berada di dunia game yang pernah aku mainkan sebelumnya.

Aku menyeringai, kemudian melihat informasi yang terpancar di layar.

...★Cygnus★ ⟩ EX ›[Level.0 : 0 / 1000]...

...(User Energy : 475 / 480)...

...(Saved Energy : 0 / 100)...

...«Find Status» [Manual]...

...«Find Object» [Manual]...

...«Change Display ›(Cost energy : 25 - 1000)...

...«Weapon Manifest… ›(Cost energy : 100 - 10.000)....

★Cygnus★ ⟩ EX ›[Level.0 : 0 / 1000].

Seketika itu, aku melebarkan mata dan terperangah.

"Haah?!"

"Apakah ini artefak grade 'EX?"

Ya, tidak salah lagi. Aku mengusap mata sebab tidak percaya, tetapi tidak ada yang berubah. Seringai ku semakin melebar, ketika melihat tulisan di sampingnya.

›[Level.0 : 0 / 1000].

"Bahkan ini tipe berkembang yang levelnya dapat ditingkatkan? Ini benar-benar gila."

Setelahnya aku segera memeriksa fitur pada artefak.

«Find Status» [Manual]

«Find Object» [Manual].

Benar saja, ini bisa digunakan untuk memindai status. Bahkan objek juga?

Ternyata fiturnya lebih banyak dari yang aku kira. Dengan tidak sabar aku lantas melihat fitur berikutnya.

«Change Display ›(Cost energy: 25 - 1000).

Apakah penampilannya bisa di ubah sesukaku?'

Semakin aku melihatnya semakin aku dibuat penasaran. Aku semakin tidak sabar dan segera melihat fitur berikutnya.

«Weapon Manifest… ›(Cost energy : 100 - 10.000).

Itu membuatku sangat tercengang, dan berkata.

"Apa- apaan ini?"

"Apakah ini juga bisa berubah menjadi senjata?"

"Bukankah ini terlalu berlebihan?"

Aku merasa syok, sebab tidak habis pikir.

Bisa-bisanya Astin disetting selemah itu, dengan membawa artefak over power seperti ini.

Apa dia tidak bisa memanfaatkannya atau bagaimana? Skenario game sialan!

Daripada terus memikirkannya, dan itu akan membuat pikiranku semakin pusing, lebih baik aku mengecek statusku terlebih dulu.

Aku mengubah manual menjadi otomatis.

«Find Status» [Auto].

Lantas notifikasi muncul.

...(Arahkan bagian depan perangkat pada target untuk memeriksa).♪.♪.♪...

Kemudian aku mengarahkan bagian depan artefak ke arah wajah. Dan tampilan layar hologram putih transparan kini berubah, menampilkan informasi pribadi.

...(»Status«)...

...• Name : Astin Van' Augustine....

...• Level : 2 [2367 / 5000] ⟩ F...

...• Gender : Male...

...• Condition : «Lost Memory» ›(Unknown)...

...• Age : 15...

...• Attribute : Light...

...• Job : «Shooter» ›(Beginner)...

...• Energi Type : Space...

...(Total Energy : 470/480 ⟩ F-)...

...(Aktif Skill)...

...«Plasma Bullet ⟩ 'E ›(Cost energy : 10)...

...(Pasif Skill)...

...«Noble Dignity ⟩ C+...

...Item...

...★Cygnus★ (Used)...

...›(Unknown)....

Tetapi apa yang aku lihat hanya membuatku menghela napas.

"Haah..."

"Benar-benar statusnya sampah. Bagaimana mungkin dia hanya memiliki satu skill aktif? Dan itu juga hanya rank 'E?"

"Aku benar-benar menjadi bajingan lemah rank 'E? Sial!"

Setelahnya aku melihat sesuatu yang aneh.

• Condition : «Lost Memory» ›(Unknown).

Apa-apakah ini?

Apakah tubuh ini kehilangan ingatan?

Pantas saja aku tidak memiliki ingatan apapun yang dimiliki oleh tubuh ini. Aku lantas menekannya untuk melihat informasi detail.

»Lost Memory» : Efek samping dari skill serangan mental yang berkelanjutan dalam jangka panjang, mengakibatkan hilangnya ingatan target.

Setelah aku melihat informasinya, aku lantas terperangah.

"Hah?"

Apa ada orang yang berniat mencelakai ku?

Tetapi siapa?

Apa gadis itu pelakunya?

Atau mungkin ada orang lain yang ingin menyingkirkan ku?

Aku yang sudah bersikap santai sekarang dibuat waspada. Aku harus segera mengecek status gadis itu setelah dia kembali.

Belum lagi tulisan di sebelahnya, yang membuatku merasa bingung.

›(Unknown).

Apa maksudnya tidak dapat diketahui?

Apakah ada kondisi atau item dalam tubuhku yang tidak dapat terdeteksi?

Itu membuatku semakin merasa waspada.

Setelahnya aku beralih memastikan hal lain.

"Aku cek dulu. Apakah skill-nya memang benar-benar sampah?"

Dengan begitu, aku menekan nama skill aktif ku, untuk melihat informasi yang lebih rinci.

»Plasma Bullet ⟩ 'E : Memanifestasikan energi yang dipadatkan menjadi peluru cahaya dengan bentuk plasma.

(Jeda waktu : 2 detik / peluru). (Jarak maksimum : 25 meter).

Bukankah ini lumayan untuk mengalahkan monster lemah?

Yah, walaupun akan sulit jika harus melawan lebih dari satu monster sebab jeda waktunya. Sedangkan kondisi tubuhku seperti ini, aku tidak akan bisa menghindar dengan baik, dan hanya akan mati konyol bila melakukannya.

Berikutnya adalah memeriksa skill pasif ku.

»Noble Dignity ⟩ 'C+ : Menjaga ketenangan serta menambah ketahanan mental, dan mengatur perilaku layaknya seorang bangsawan.

(Aktif secara otomatis saat kondisi terpenuhi).

Apa aku mempunyai skill ketahanan mental?

Itu berarti orang yang melakukan sesuatu padaku, memiliki skill serangan mental yang cukup tinggi. Ini membuatku semakin merasa khawatir.

(Aktif secara otomatis saat kondisi terpenuhi).

Apa ini akan otomatis aktif dalam kondisi tertentu?

Aku tidak merasakannya saat bersama gadis itu.

Ya, kita akan mengetahuinya nanti.

Setelah memeriksa skill bawaanku, serta melihat banyaknya fitur dari artefak yang aku kenakan, itu membuatku berpikir.

Kalau keadaannya seperti ini, mau tidak mau aku harus mengandalkan artefak ini, untuk menghindari kematian tragis saat awal skenario dimulai.

Belum lagi sekarang ada orang yang mengancam nyawaku.

Dan yang terpenting adalah, aku jangan terlalu bertingkah serta terlibat dengan masalah yang tidak perlu, sebab itu akan semakin membahayakan nyawaku.

Aku akan hidup lebih santai, serta menjaga jarak aman dari tragedi yang akan terjadi di masa depan. Dan membiarkan protagonis untuk mengurusnya.

Setelah berpikir demikian, aku segera mencoba fitur yang membuatku penasaran. Sembari berkata lirih.

"Kalau begitu, untuk membuatku merasa lebih nyaman, aku akan memanfaatkan fitur ini."

Aku kembali ke menu awal, dan menekan ubah tampilan.

«(Change Display).

Lantas notifikasi mulai muncul bergiliran.

...(Bayangkan bentuk yang anda ingin wujudkan dan alirkan energi kedalam perangkat).♪.♪.♪...

...(Energi yang terkonsumsi bertambah sesuai kerumitan benda yang akan di proyeksikan).♪.♪.♪...

...(Selain pengguna, perangkat hanya terlihat seperti tampilan yang sudah di proyeksikan).♪.♪.♪...

"Ooh... Apakah dengan fitur ini orang lain tidak akan dapat melihat informasi yang ditampilkan? Kalau begitu, aku akan segera mencobanya."

Merasa tidak sabar, aku segera memikirkan sesuatu yang sangat aku inginkan, bahkan di dunia sebelumnya aku tidak berani untuk memimpikannya.

Setelah membayangkan dengan samar, lantas notifikasi mulai bergulir silih berganti.

...(Memproses, memindai memori pengguna).♪.♪.♪...

...(Tampilan jam tangan analog rakitan tangan memungkinkan).♪.♪.♪...

...(35 energi perlu digunakan).♪.♪.♪...

...(Apakah ingin melanjutkan mengubah tampilan?).♪.♪.♪...

Hingga muncul pilihan.

[»YES« / »NO«].

Aku menyeringai, dan lantas berkata.

"Tentu saja 'YA."

Aku memerintah dengan suara.

Tak lama kemudian, artefak yang melingkar di pergelangan tangan, mulai memecah seperti partikel menyerupai pasir putih dengan kilauan platinum.

Yang membuatku berpikir, sembari melebarkan mata.

Apakah ini mesin nano yang berjumlah milyaran?

Itu menyebar berputar di sekitar pergelangan tangan, dan mulai menyusun bentuk yang aku bayangkan. Aku terperangah, saat melihat tampilan yang melebihi ekspektasi.

Astaga.

"Bukankah ini sangat mewah?"

"Akan butuh ratusan bahkan milyaran untuk membeli ini, jika aku masih berada di dunia sebelumnya."

Aku mengangkat tinggi-tinggi tanganku serta melebarkan jemari, dengan pandangan menengadah memperhatikan detailnya dengan seksama.

Terlihat jam tangan analog dengan desain yang sangat elegan bak perhiasan. Bentuknya bulat dengan ukuran yang cocok dan pas dengan pergelangan tangan.

Memiliki warna putih di seluruh body. Dihiasi aksen platinum pada bagian logam seperti bezel, jarum, dan angka.

Di dalamnya terdapat tulisan ★Cygnus★ dan pola rasi bintang yang indah, dilapisi kaca crystal bening bak berlian.

Setelah puas memandangi, aku kembali menurunkan tangan, kemudian berkata.

"Sekarang... Mari lihat menu utamanya."

Dan seringai lebar mulai menghiasi wajahku.

Aku benar-benar penasaran dengan fitur yang satu ini. Di game bahkan tidak disebutkan, sebab ini dihancurkan setelah mata-mata organisasi penjahat itu tertangkap.

Aku menekan manifestasi senjata.

«(Weapon Manifest...).

Dan layar hologram putih transparan lantas berubah tampilan.

...»(Select Weapon)...

...«Sadr ›(Cost energy : 100) ›[Level.0 : 0 / 1000]...

...«Deneb ∅ ›(Unlocked : Level.2)...

...«Cygnus ∅ ›(Unlocked : Level.5) (True Form)....

Dan mataku kembali melebar, melihat senjata yang dapat di manifestasi lebih dari satu.

"Wow! Apakah ini memiliki tiga fase untuk membuka bentuk aslinya?"

"Aku coba cek senjata yang sudah terbuka terlebih dulu."

Oleh sebab itu aku menekan nama senjata yang sudah terbuka, untuk melihat informasi rincinya.

»Sadr : Revolver putih dengan aksen platinum, memiliki enam selongsong peluru. Peluru akan ter-manifestasi secara otomatis ke dalam selongsong saat menyerap energi.

‌(Reload / 6 detik).

‌Skill «White Bullet ⟩ B+ ›(Cost energy : 10 - 100) : Memanifestasikan energi menjadi peluru berbentuk plasma putih dengan kilatan platinum di dalamnya. Tipe serangan target tunggal.

Menyebabkan efek kerusakan tetap, mengabaikan berbagai macam pertahanan sesuai ukuran peluru. Tingkat kerusakan dan ukuran peluru sebanding dengan energi yang di manifestasikan.

‌(Jeda waktu : 1 detik / peluru). (Jarak maksimum : 100 meter).

Setelah melihat informasi rinci, aku lantas kembali terperangah.

"Hah... Bukankah ini sangat bagus?"

"Ini lebih efisien dibanding skill bawaanku."

"Ditambah dengan efek true damage. Bukankah ini sangat mematikan?"

Efek true damage merupakan salah satu efek yang sangat over powered. Pertahanan apapun akan tertembus, selama itu masih dalam jarak serangan.

Dan luka yang dihasilkan efek true damage tidak dapat disembuhkan. Walau kamu memiliki skill regenerasi tingkat tinggi.

Kecuali kamu memotong anggota tubuhmu yang terkena efek, kemudian menumbuhkannya kembali. Dan bila itu terkena pada titik vital? Kamu akan langsung tamat.

Sepertinya aku tidak bisa menggunakan artefak ini sembarangan. Tetapi dengan ini akan lebih mudah untuk meningkatkan level ku nanti.

**‌**Skill «White Bullet ⟩ B+ : Memanifestasikan energi menjadi peluru berbentuk plasma putih, dengan kilatan platinum didalamnya.

Setelah dilihat-lihat, bukankah skill-nya terlihat mirip dengan skill bawaanku?

«Plasma Bullet ⟩ E : Memanifestasikan energi yang dipadatkan dalam bentuk peluru plasma.

Apakah bentuk dan skill artefak ini menyesuaikan dengan penggunanya?

Atau hanya kebetulan saja ini cocok denganku?

Ya, apapun itu, yang jelas ini sangat bagus. Aku mencoba untuk memanifestasikannya.

(Total Energy : 470/480 ⟩ F-).

»Sadr ›(Cost energy : 100).

Tetapi setelah melihat jumlah energi yang akan dikonsumsi, serta kondisiku sekarang, aku pun mengurungkan niat.

"Ini cukup memakan banyak energi, aku akan memanifestasikannya saat sudah mulai berburu nanti."

Setelah cukup melihat fitur dari artefak yang ku kenakan, aku segera menonaktifkannya. Dan kembali menuju tempat tidur, setelah menutup laci.

Tetapi langkahku terhenti di tengah jalan. Aku ingin memastikan skill bawaan Astin. Jadi aku menodongkan jemari sembari mengalirkan energi. Dan...

...(Plasma Bullet).♪.♪.♪...

Astaga.

Aku sedikit memicingkan mata. Ketika bola cahaya putih kecil dengan bentuk plasma yang termanifestasi di ujung telunjuk sedikit menyilaukan pandang. Setelah dua detik, ukurannya berhenti menjadi sebesar kelereng. Kemudian...

Pewww!

Itu melesat cepat, kemudian menghilang setelah mencapai tembok di kejauhan, meninggalkan lubang yang cukup dangkal.

Melihat itu, aku hanya menghela napas.

"Haah... Kalau menggunakan ini, butuh beberapa bidikan hanya untuk mengalahkan satu Goblin."

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998.

03 Gadis Itu Sumber Informasi

...Cerita berlanjut....

^^^27 : 28 : 18 . Arcan-40 . Lunaxia-04 . 5460 Kalender Rigelia Baru.^^^

Episode tiga.

Aku kembali melangkah menuju tempat tidur. Kemudian terduduk di tepinya, dan menjatuhkan tubuh sembari melebarkan tangan ke samping.

Beberapa waktu kemudian, terdengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok.♪.♪.♪

"Tuan muda, saya membawa makanan untuk anda."

Sepertinya gadis itu sudah kembali. Aku segera menyuruhnya untuk...

"Masuk."

Kemudian kembali terduduk, ketika melihat pintu mulai terbuka. Gadis itu terlihat sedang mendorong gerobak makanan.

Di atasnya ada sebuah mangkuk yang berukuran cukup besar, dengan sebuah teko dan gelas. Itu terlihat antik dan mewah.

Beberapa gadis lain terlihat di belakangnya, tetapi mereka segera beranjak setelah menunduk sopan. Sepertinya mereka hanya sekedar membantu membawa hidangan.

Gadis itu tersenyum manis padaku, ketika pandangan kami bertemu. Setelah sampai padaku ia menggeser kursi. Dengan sopan ia mulai duduk berhadapan denganku.

Entah kenapa pandangan gadis ini seperti menyusuri setiap jengkal tubuhku, sebelum kemudian bibir manisnya terbuka.

"Tuan muda, bolehkah saya bantu menyuapi anda? Nampaknya tubuh anda masih belum bertenaga."

Akupun mengepalkan tangan. Benar apa yang ia katakan, genggamanku terasa lemah, aku tidak bisa memegang mangkuk sebesar itu.

"Ya, tolong."

Gadis itu tersenyum ketika mendengar persetujuanku. Kemudian mengambil mangkuk putih, berbahan keramik mahal dengan desain sederhana.

Berisi bubur dengan topping sederhana dan sedikit bumbu. Ia memangku dan memegangi dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya menggapai sendok perak yang terlihat cantik.

Kemudian ia mengarahkan sendok perak yang terisi setengahnya, pada mulutku yang mulai terbuka. Dengan memasang senyuman manis ia berkata lembut.

"Permisi tuan muda."

Aku mengendusnya sesaat. Setelah memastikan tidak ada yang aneh, aku lantas melahapnya.

Entah mengapa pandangan gadis di hadapanku jadi melunak, ketika aku melahap suapan yang ia berikan. Apa dia sedang melihatku seperti anak kecil?

Aku memandangi gadis yang tengah menyuapiku sembari tersenyum manis ini. Dia benar-benar terlihat cantik. Ngomong-ngomong siapa namanya?

Bukankah tidak nyaman memanggilnya gadis itu terus-menerus?

"Ngomong-ngomong siapa namamu? Aku belum mengetahuinya."

Seketika itu tubuh gadis di hadapanku jadi tersentak hebat, jemarinya yang hendak menyendok bubur lantas terhenti.

Manik mata obsidiannya terlihat mulai gemetar, dengan nada berharap ia mulai berkata.

"Apakah anda benar-benar tidak bisa mengingat saya tuan muda?"

Apa yang dia tanyakan? Mana mungkin aku mengetahuinya. Setelah mendapat pertanyaan setelah aku bertanya, entah mengapa aku jadi merasa kesal.

"Katakan saja."

Gadis itu kembali tersentak, pandangannya yang semakin gemetar seketika menunduk. Beberapa saat kemudian ia kembali mengangkat pandangan.

Jemarinya yang terhenti lanjut menyendok bubur untukku. Suaranya yang agak bergetar mulai terdengar untuk memberi jawaban.

"Nama saya Amy, tuan muda."

Setelah mendapat jawaban, aku hanya menjawab singkat.

"Begitu."

Kemudian melahap makananku, sembari melihat paras gadis yang senyumannya agak kaku, tidak seperti sebelumnya. Dia bersikap cukup aneh, aku harus segera memeriksa statusnya.

Akupun berpura-pura memegangi kening, untuk mengarahkan artefak yang sudah berubah menjadi jam tangan pada Amy. Kemudian layar hologram putih transparan muncul mengenai wajahnya.

Dan entah kenapa Amy memandangi jam tangan yang ku kenakan dengan ekspresi bingung. Ia memiringkan kepala, membuat penampilannya terlihat menggemaskan, sedangkan bibir mungilnya mulai bertanya.

"Tuan muda, apa yang anda kenakan di tangan anda?... Itu terlihat cantik."

Sepertinya dia benar-benar tidak dapat melihat layar yang terpancar.

Aku hanya menjawab singkat, untuk mengelabui.

"Ini hanya aksesoris."

Kemudian melahap makananku, sembari memandangi paras cantik Amy yang kembali tersenyum manis.

Dan Amy yang tak henti memandangi artefak milikku kembali bertanya.

"Aku belum pernah melihatnya, apakah itu..."

Belum sempat ia bertanya, aku lantas berkata dengan nada agak keras.

"Jangan bertanya lebih jauh, dan lanjutkan saja pekerjaanmu."

Membuat Amy kembali tersentak. Apa dia ingin mengorek informasi atau semacamnya? Mana mungkin aku membiarkan hal itu.

Perlahan pandangan Amy mulai menunduk. Ia kembali menyendok bubur, sembari menjawab patuh.

"Baik."

Dan aku melahap makananku. Kemudian meluruskan posisi jam tangan, yang memproyeksikan status Amy pada pandangan.

...(»Status«)...

...• Name : Amylea Vaniella....

...• Level : 1 [0 / 1000] ⟩ N...

...• Gender : Female...

...• Condition : Normal...

...• Age : 18...

...• Attribute : None...

...• Job : Maid (Intermediate)...

...• Energi Type : Nature...

...(Total Energy : 150/180 ⟩ N+)...

...(Aktif Skill)...

...»Handycrafts ⟩ E+ (Cost energy : 5)...

...»Cooking ⟩ N+ (Cost energy : 1)...

...(Pasif Skill)...

...»House Maid ⟩ D...

...Item...

...[None]....

Setelah melihat statusnya, aku bernapas lega.

"Haah..."

Ternyata bukan dia pelakunya, setidaknya aku bisa merasa aman untuk sekarang.

Walau demikian, aku harus lebih berhati-hati. Dengan seksama aku melihat informasi lebih detail.

• Name : Amylea Vaniella.

Apakah dia anak bangsawan?

Biasanya dalam cerita-cerita fantasi abad pertengahan, orang biasa dilarang menggunakan lebih dari satu kata pada namanya.

Begitu pula dengan setting dunia ini. Kemungkinan dia berasal dari keluarga bangsawan tingkat menengah atau di bawahnya.

Bangsawan kelas atas dan keluarga Kerajaan memiliki tiga kata dalam namanya.

Sedangkan bangsawan kelas menengah hingga kelas bawah, hanya memiliki dua kata. Dan satu kata untuk warga biasa.

Pantas saja parasnya sangat cantik, kemungkinan dia bekerja untuk bangsawan kelas atas sebab dia anak ketiga atau di bawahnya. Apalagi dengan skill-nya ini.

(Aktif Skill)

»Handycrafts ⟩ E+ (Cost energy : 5)

»Cooking ⟩ N+ (Cost energy : 1)

(Pasif Skill)

»House Maid ⟩ D.

Untuk jumlah skill yang ia miliki, seperti rata-rata karakter pada umumnya. Dua skill aktif, dan satu skill pasif.

Namun ia tidak memiliki skill tipe serangan. Dan semua skill-nya hanya bisa di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Walau demikian, keterampilannya cukup berguna untuk pekerjaannya sebagai pelayan.

Sudah jelas dia belum pernah melawan monster, sebab tidak ada satu pun poin exp atau pengalaman sama sekali.

• Level : 1 [0 / 1000] ⟩ N.

Oleh sebab itu level-nya hanya satu. Level hanya dapat dinaikkan dengan membunuh monster, yang akan memberikan exp, menjatuhkan batu energi, serta drop item.

Kurasa sudah cukup melihat informasinya. Ini bekerja dengan baik.

Dengan artefak ini, akan lebih mudah bagiku untuk mencari rekan maupun mengetahui kelemahan lawan.

Walau ini tidak cukup praktis seperti saat di dalam game, sebab harus cukup dekat dan mengenai wajah target untuk melihat informasi.

Tetapi ini lebih praktis, dibanding dengan artefak pemeriksaan lainnya yang berukuran sangat besar. Apalagi artefak ini tipe berkembang, kemungkinan akan ada fitur baru jika aku meningkatkannya.

Akupun menghentikan aliran energi, membuat layar hologram putih transparan menghilang dari pandangan, pertanda artefak telah dinonaktifkan.

Kemudian lanjut menghabiskan makananku. Walaupun badanku terasa lemas, sepertinya pencernaan ku baik-baik saja, sebab aku makan dengan cukup lahap.

Amy tersenyum, ketika melihat mangkuk yang ia pegang kosong. Kemudian ia berdiri, untuk menaruh mangkuk tersebut kembali di gerobak makanan.

Jemari lentiknya perlahan membalikkan gelas crystal yang di taruh telungkup.

Kemudian menggapai teko mewah di sebelahnya. Suara gemericik air bening sedikit menghiasi ruang.

Dengan sopan Amy kembali terduduk. Kemudian mengirim gelas crystal bening dengan ukiran cantik tersebut pada bibirku yang sedikit terbuka.

"Silahkan tuan muda."

Aku memandangi sejenak, kemudian meminumnya. Bibir mungil merah muda Amy tersenyum manis, ketika melihat aku yang tengah meminum air dari gelas yang ia pegang.

Setelah isi gelas hanya tinggal seperempatnya, Amy menarik tangannya perlahan, dan kembali meletakkan gelas tersebut di atas gerobak makan.

Kemudian mengambil sapu tangan yang ada di saku seragam pelayannya. Dengan lembut ia mengelap bibirku yang sepertinya sedikit terbasahi.

Aku sedikit memejamkan mata. Sembari menikmati perlakuan lembut Amy.

Apakah begini gaya hidup seorang anak bangsawan?

Rasanya seperti aku menjadi bayi yang segalanya di urus oleh orang lain.

Setelahnya Amy mulai membereskan semua, kemudian beranjak menuju pintu.

Gadis-gadis pelayan sebelumnya kembali terlihat. Sepertinya mereka menunggu di luar, ku kira mereka semua pergi.

Amy menyerahkan gerobak makanan yang ia dorong pada gadis pelayan lainnya. Kemudian menutup pintu, dan kembali beranjak menuju ke arahku.

Aku terduduk santai di tepi tempat tidur, dengan kedua tangan bertumpu di belakang. Sembari mengedarkan pandangan, pada ruang luas nan mewah ini.

Di kejauhan, terlihat pintu putih mewah dengan dua daun pintu. Berhadapan dengan tempat tidur yang luas, berlapis kain putih nan mewah, juga beratap kelambu putih transparan ini.

Di sisi kiri tempat tidur, ada meja laci berwarna putih, yang sebelumnya aku buka. Sedangkan sisi kanan, terdapat meja lain dengan ukuran lebih kecil, di atasnya terdapat lampu tidur yang terlihat mewah.

Di kejauhan sisi kiri, terdapat lemari putih yang cukup besar dengan empat deretan pintu. Lantainya dilapisi karpet mewah berwarna mocca. Dinding serta langit-langit berwarna putih dengan aksen emas.

Sedangkan lampu gantung mewah nan indah, bersinar terang bak crystal putih bercahaya, menghiasi langit-langit. Walau langit yang terlihat di jendela yang tinggi menjulang, di kedua sisi tempat tidur ini masih terlihat cerah.

Di sudut dinding kanan dari pintu masuk, terlihat pintu putih yang berukuran lebih kecil, kemungkinan itu adalah pintu kamar mandi.

Sedangkan di tengah dinding yang sama, terdapat cermin yang besar nan tinggi,

Di samping kiri cermin itu ada lubang bekas bidikan ku sebelumnya. Semoga saja Amy tidak cepat menyadari.

Ini terlihat agak hampa, sebab luas dan perabotannya yang minim, hingga suaraku cukup menggema saat berbicara. Sepertinya Astin tidak memiliki hobi khusus.

• Level : 2 [2367 / 5000] ⟩ F.

Tetapi level-nya sudah naik, kemungkinan dia pergi berburu bersama beberapa kesatria. Aku lebih suka pergi berburu sendiri, aku juga ingin menguji coba artefak dengan efek true damage ini. Sepertinya aku harus pergi menyelinap.

Setelah cukup memandangi ruang. Aku mengalihkan pandangan, pada gadis cantik yang kini duduk dengan rapi nan sopan di hadapanku.

Dia selalu tersenyum tiap kali pandangan kami bertemu. Setelah memandangi sejenak, aku mulai kembali mengajukan pertanyaan, sebab ada beberapa informasi yang ingin ku ketahui.

"Amy, siapa saja yang tinggal di kediaman ini?"

Pertama-tama, aku ingin memastikan siapa saja anggota keluarga Astin. Kemungkinan besar pelaku yang ingin mencelakai ku ada di antara mereka.

Dada proporsional Amy terlihat agak mengembang, ketika ia menarik napas cukup dalam. Beberapa saat kemudian, ia menjawab dengan tenang.

"Yang tinggal di kediaman ini hanya anda, Lord, dan nyonya saja tuan muda."

"Selebihnya pelayan dan pekerja yang mengurus mansion."

Tunggu, kenapa anggota keluarga yang tinggal di kediaman ini hanya tiga orang? Bukankah ini kediaman bangsawan kelas atas? Itu sangat aneh.

"Bisa kamu jelaskan dari awal, siapa saja anggota keluarga yang pernah tinggal di kediaman ini?"

Amy terlihat kembali menarik napas dalam, sebelum kemudian ia menjawab.

"Lord memiliki tiga istri. Nyonya pertama memiliki tiga orang anak termasuk anda..."

Tidak heran jika seorang bangsawan kelas atas memiliki banyak istri. Tetapi yang jadi pertanyaan, kemana perginya mereka?

Beberapa saat berlalu, Amy tidak lekas melanjutkan perkataannya. Kenapa dia tiba-tiba berhenti?

"Ada apa? Bisa kamu lanjutkan?

Dan entah kenapa dia agak tersentak. Ekspresi tidak nyaman tergambar pada paras cantiknya, ketika ia menjawab.

"Tetapi nyonya pertama meninggal saat anda berusia lima rigelia."

^^^Rigelia : tahun.^^^

Hah? Itu berarti ibu Astin bukanlah nyonya kediaman ini.

Pandangan Amy perlahan menunduk. Ia sedikit meremas pangkuannya, kemudian melanjutkan kata.

"Pada saat itu... Lord sangat berkabung dengan kematian nyonya pertama, sampai beliau mengabaikan istri-istrinya yang lain."

"Dari situ... Keadaan di kediaman ini mulai terasa tidak nyaman."

Sudah kuduga, ada sesuatu yang tidak beres.

"Nyonya kedua yang tidak tahan lagi setelah diperlakukan dingin oleh Lord, akhirnya pergi bersama ke tiga anak laki-lakinya."

"Saudara laki-laki dan perempuan anda juga tidak pernah kembali maupun berkunjung lagi, setelah mereka menikah."

Dua istri ayah Astin memiliki tiga anak. Selain anggota keluarga yang ada di kediaman dan ibu Astin yang tiada, anggota keluarga lainnya meninggalkan kediaman.

Ternyata masalahnya lebih rumit dari yang aku kira. Kalau begitu berarti...

"Apa nyonya sekarang adalah istri ke tiga dari ayahku?"

Akan terdengar aneh jika aku memanggil ayah Astin seperti orang asing, lebih baik aku mulai ber-adaptasi. Apalagi ekspresi Amy terlihat tidak nyaman.

Amy sedikit memalingkan wajah, ekspresinya terlihat sangat rumit.

Kenapa dia tidak segera menjawab? Apakah mungkin...

"Apa hubungannya dengan ayah masih buruk?"

Amy terlihat agak tersentak, ia kembali mengalihkan pandangan padaku. Dan ia menjawab dengan nada enggan.

"Itu... Ya, hubungan Lord dan nyonya memang tidak baik, semenjak nyonya pertama meninggal."

Dan dia segera menunduk. Sikapnya benar-benar aneh. Kenapa dia bereaksi mencurigakan, setiap kali aku mengajukan pertanyaan?

"Siapa namanya?"

Kalau dipikir secara logis, antara ayah kandung dan ibu tiri Astin, sudah jelas siapa yang lebih patut untuk di curigai. Aku harus mewaspadainya.

Dan Amy kembali mengangkat pandangan. Ekspresi rumit yang ia pasang sebelumnya, berubah menjadi lebih tenang.

"Nama nyonya adalah Haumea Van' Augustine."

"Apa dia juga memiliki anak?"

Akan lebih masuk akal bila dia memiliki anak, dan berusaha menyingkirkan Astin agar anaknya menjadi penerus.

Sejenak ekspresi rumit tergambar pada wajah Amy, tetapi itu segera tenang. Setelah menarik napas, Amy menjawab.

"Nyonya memiliki satu anak perempuan. Kakak termuda anda. Dia sekarang sedang bersekolah di academy."

Sudah kuduga. Tunggu, kalau dia perempuan bukankah...

"Amy, apa ada kakakku yang akan meneruskan kediaman ini?"

Mata Amy sedikit melebar, sebelum kemudian ia tersenyum. Perlahan pandangannya menutup, ia menggelengkan ringan kepala dan menjawab.

"Tidak tuan muda, anda adalah satu-satunya penerus keluarga Margrave 'Augustine. Semua saudara anda tidak ada yang pernah kembali. Sedangkan nona Rinea adalah perempuan."

"Rinea?"

"Ah... nona Rinea adalah kakak termuda anda, seharusnya tuan muda bisa menemuinya saat masuk ke academy nanti."

Tunggu, Rinea? Sepertinya ada salah satu karakter yang memiliki nama itu, jangan-jangan...

"Amy, bisa kamu sebutkan ciri-ciri kakakku?"

Aku mencondongkan tubuh, sampai wajahku cukup dekat dengan Amy yang terlihat terkejut. Amy sedikit menarik wajahnya yang sedikit terhembus oleh napasku, kemudian menjawab.

"Itu.. Nona Rinea memiliki mata ruby seperti Lord dan tuan muda, sedangkan rambut lavender-nya seperti nyonya."

Aku lantas melebarkan mata, sebab merasa syok ketika mendengarnya. Satu-satunya karakter yang memiliki nama serta ciri-ciri tersebut hanyalah...

"Ketua osis?"

"Tuan muda, apa anda tidak apa-apa?"

Sial! Apa ketua osis adalah kakak Astin? Aku tidak mengetahuinya sama sekali. Tidak ada informasi tentang itu, yang aku ingat hanya ada satu scene yang menampilkan mereka berdua.

Saat Astin hendak mendekati heroine utama, dan berpapasan dengan ketua osis. Astin seperti mencoba menyapa, walau ketua osis bereaksi cukup dingin.

Ya, ada penjelasan mengapa dia bersikap dingin. Bukan hanya terhadap Astin, tetapi terhadap semua laki-laki.

Ugh, entah kenapa kepalaku jadi terasa pusing. Aku memegangi kening, sampai pandanganku yang menunduk, menangkap karpet lembut berwarna mocca yang ku pijak.

"Tuan muda, apa anda tidak apa-apa?"

Apa kakakku menjadi salah satu korban prolog dari skenario game-nya? Sialan! Entah kenapa dadaku terasa sangat sesak.

Itu latar belakang yang cukup gelap. Sebuah insiden yang merupakan pembukaan dari skenario utama.

Di mana banyak siswi yang menjadi korban pelecehan. Yang dilakukan oleh ketua osis sebelumnya bersama teman-teman bajingan nya.

Mereka menggunakan sebuah artefak terkutuk, untuk menjebak para siswi dan melecehkan mereka, bahkan kebanyakan korban sampai ada yang hamil.

Ketua osis yang waktu itu masih menjabat sebagai wakil ketua osis berhasil membongkar kebusukan mereka, dan membekuk beberapa pelaku utama.

Dia diberikan penghargaan oleh pihak academy, kemudian diangkat sebagai ketua osis yang baru, dan dianggap sebagai pahlawan bagi para korban. Walau kenyataan sebenarnya sangat menyedihkan.

Dia juga merupakan salah satu korban. Identitas korban sangat dirahasiakan oleh pihak academy, jadi tidak ada yang mengetahui.

Dia memergoki aksi para bajingan itu. Dan ia hendak melaporkannya, tetapi para bajingan itu mengancam dan melecehkannya, sampai mentalnya rusak dan takut terhadap laki-laki.

Aku lantas meremas dadaku yang semakin terasa sesak dengan kedua tangan, keringat dingin kembali merembes keluar.

Entah kenapa rasa khawatir dan cemas begitu menyesakkan, ketika aku memikirkan tentang keadaan kakakku. Apa sebab aku berada di tubuh adiknya?

'Sialan!'

"Tuan muda, tuan muda...

"Bagaimana caraku untuk menyelamatkannya?"

...Bersambung....

_

Terimakasih telah membaca.

@aegis998.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!