NovelToon NovelToon

Angel Like You

Awal yang mengerikan

Januari 2015, tahun dimana kehidupan seseorang mulai menjadi neraka.

"cepat masuk!!" Rambutnya di Jambak dan di paksa masuk kedalam tempat karaoke.

"Tidak mau, lepaskan, aku tidak mau!!" Dia di lempar sampai membentur meja dan langsung merangkak sambil memohon untuk tidak di tinggalkan.

"Jalang Sialan, sudah gue bilang kalau tugas Lo itu disini." Dia menamparnya sampai pipinya memerah lagi.

"Oke cukup, biar kita yang mengambil alih dari sini." Ucap lelaki yang menahan tangannya dan menyeret gadis berkacamata itu.

"ARGHHHH, TIDAK MAU, aku mohon jangan lakukan ini lagi." Dia memohon sambil menggosok kedua tangannya dan berlutut kepada mereka semua.

Baju yang sudah berantakan, kancing baju yang sudah terbuka dan rambut yang acak-acakan, wajahnya basah dengan air mata dan sudut bibirnya yang sobek.

"Lakukan dengan benar, jangan sampai dia tersedak air kotor mu seperti kemarin malam." Tunjuk wanita itu yang sama-sama memakai seragam sekolah lalu pergi menutup pintu karaoke.

"TIDAK, TIDAK MAU, ARGHHHH...." dia di tinggalkan dengan lelaki yang berjumlah 5 orang, kemarin hanya satu atau dua dan tiga, setiap harinya mereka selalu bergiliran dan bertambah.

"Anya, Anya." Bisik mereka.

"Anya leher mu____"

September 2020

"ANYA BANGUN!!!" Teriak seseorang dan dia langsung membuka matanya dan lari tanpa melihat ke bawah sampai dia terjatuh karena pusing.

Dia mempunyai darah renda, karena tidak ada jeda saat bangun dia langsung ambruk di lantai karena kepalanya sangat pusing dan pandangannya sangat gelap, butuh beberapa detik untuk penglihatan nya kembali.

"Kakak gak papa?? Makannya jangan tiba-tiba bangun." Ucapnya membantu seseorang yang dia panggil kakak.

"Sekolah mu gimana??" Tanyanya duduk di meja makan.

"Kak Lena, kamu pikir aku siapa??" Ucapnya dengan santai.

"Jangan sampai bajingan itu lepas, atau aku akan membunuh mu." Ucap seseorang yang di panggil Lena.

Dia bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat dan ternyata itu adalah tempat museum lukisan yang sering di pamerkan setiap bulan.

Perusahaan ini memamerkan lukisan yang unik dan menarik, hanya beberapa orang yang bisa membeli lukisannya, tidak sembarangan orang bisa membelinya.

"Quin....." gumamnya melihat lukisan yang di pajang di dinding, lukisan yang sering membuat hati gadis itu seakan hancur, dia melihat lukisan ini seperti kekosongan dirinya, lukisan tanpa emosi.

Seorang staf melihat anak itu seperti sedang tertarik dengan lukisannya, dia datang menemuinya, tapi anak gadis itu malah berbicara duluan.

"Hallo kak, saya mau bertemu dengan orang yang melukis ini, ahhh, atau bilang saja saya mau membeli lukisannya, tolong kirimkan ke alamat ini kalau dia mengijinkan." Ucap Anya.

Anya memberikan alamat beserta kertas yang ternyata itu cek uang sebesar 1 miliar yang membuat staffnya terdiam lalu dia berlari ke arah boss nya berada.

Mereka melihat kepergian Anya dan hanya terdiam lalu pergi tanpa bertanya untuk apa uang itu, dan kenapa dia menginginkan lukisan itu sampai membelinya dengan harga yang tidak masuk akal.

Satu Minggu setelah kenaikan kelas, Anya sedang berdandan di depan cerminnya dan merapihkan dasinya serta rok abu yang pendek dan baju putih yang ketat, dia seperti bukan anak siswi biasa, seperti tuan putri yang akan sekolah dengan popularitas yang tinggi.

"Anak-anak tolong jangan berisik, hari ini kita kedatangan murid baru." Ucap pak guru Adam wali kelas mereka.

"Hah? Bukannya kelas 3 tidak bisa pindah??"

"Idiot, ini sekolah yang isinya orang kaya, yang miskin yang gak bisa masuk ke sekolah ini." Ucap salah satu yang berambut pendek.

"Iya ya, tahun kemarin juga ada yang pindah, padahal 2 Minggu lagi Ujian Nasional."

"Lo pikir kepala sekolah disini cuma mau menerima orang-orang berprestasi?? Mereka juga menginginkan uang, menjilatinya dan bersujud seperti pembantu." Ucap salah satu yang mulutnya sama sekali tidak bisa di jaga.

"Helena tolong tutup mulut teman kamu." Ucap pak Adam.

"Baik pak." Ucapnya lalu dia menampar temannya dengan santai.

Setelah itu tak lama anak baru itu masuk ke dalam kelas, penampilan yang berbeda dari mereka, rambut hitam yang mengkilat, mata coklat, kaki jenjang dan paras wajah yang cantik.

"Ayo perkenalkan diri kamu."

"Hallo, nama saya Anya, salam kenal semuanya." Senyumnya.

Kalau yang datang anak siswi miskin, penampilan culun dan burik, mereka pasti sudah menatapnya dengan tatapan jijik, tapi sebelum perkenalan mereka sedang menatapnya seakan-akan dia hanya wanita tercantik yang pernah mereka lihat.

"Anya sekarang kamu duduk di kursi samping jendela." Ucapnya.

"Baik pak, terimakasih."

Saat istirahat mereka langsung mengerubuninya dan memuji kecantikannya, dia seperti malaikat yang datang ke kelas mereka.

"Hai, nama gue Helena." Ucap seorang gadis dengan rok pendek dan rambut panjangnya yang berkilau.

"Gue Cristin." Dia memberikan tangannya dan mereka duduk berhadapan.

"Anya Lo tinggal dimana?? Kata pak Adam murid baru kita jago bahasa Inggris." Ucap salah satu laki-laki.

"Ahhh, dari kecil sampai SMP aku tinggal di Kanada, tapi mamah asli Jakarta jadi bisa bahasa Indonesia juga." Terus mereka berbisik-bisik karena ternyata orang yang masuk ke sekolah mereka beneran orang kaya.

"Hebat juga Lo, ini apa??" Tanya Cristin membuka lembar bukunya.

"Wah gila, ini pak Adam lagi ngajar?? Lo jago lukis?" Ucapnya membuat Anya tersipu malu.

"Mau main ke karaoke nanti malam gak??" Tanya Helena saat Cristin mencoba menanyakan lukisannya.

"Boleh ko." Ucap Anya.

"Tapi Lo traktir ya??" Bujuk Helena.

Terus Anya berpikir sebentar dan dia hanya mengangguk sambil tersenyum di depan mereka, mungkin kalau jadi anak baru dia harus mentraktir anak-anak supaya bisa lebih dekat.

Setelah pulang sekolah mereka tidak pulang ke rumah masing-masing, mereka malah pergi jalan-jalan ke dalam mall dan membeli beberapa baju.

"Bukannya kita mau ke tempat karaoke??" Tanya Anya.

"Bodoh, Cristin bakal traktir kita beli baju dulu habis itu baru main keliling kota." Ucap Rebecca teman Helena juga.

Anya melihat Cristin dan Helena yang melihat Anya merasa kebingungan mendekatinya lalu merangkulnya ke dalam ruang ganti pakaian.

"Tenang aja, Cristin anak baik, btw Anya??" Ucap Helena membuat dia deg degan.

"Apa?"

"Apa Lo gak tau siapa Cristin??" Tanyanya.

"Memang dia siapa??" Terus Helena menepuk jidatnya.

"Dia itu artis terkenal, sekarang dia sedang memainkan drama baru." Ucapnya membanggakan temannya sendiri.

"Wahh?? Jadi Cristin artis juga?? Kalau begitu aku mau nawarin dia jadi model ku untuk karya ku selanjutnya." Ucap Anya.

"Karya?? Maksudnya lukisan itu??" Tanya Helena.

"Iya, kenapa??" Sesaat Helena seperti berpikir dan menatapnya lagi seperti menggodanya.

"Gue juga calon artis, Cristin sudah memasukan lamaran dan gue lulus ujian, mereka juga menawarkan drama bagus." Bisik Helena.

"Keren, nanti aku akan meminta tandatangan mu." Ucap Anya dan mereka keluar setelah ganti baju.

Kota Jakarta Selatan yang di penuhi wangi makanan karena hari ini ada festival yang sangat meriah.

Mereka berjalan-jalan sambil bermain dan tertawa, kadang berfoto dan makan bersama.

"Bel?? Rokok gue mana??" Tanya Helena.

"Ada, Lo mau ngerokok disini??" Tanya bela teman mereka.

Di sana mereka jalan-jalan bersama Helena, Cristin, Rebecca dan bela, sangat ramai membuat Anya tersenyum ceria.

"Pernah merokok??" Tanya Helena menarik Anya ke tempat gang yang sepi.

"Belum pernah." Ucap Anya.

"Sini gue ajarin." Ucap Helena terus Anya menatap Cristin yang hanya diam sibuk dengan hp nya, mungkin dengan pacarnya.

"Uhuukkk uhukkk." Anya batuk sangat kencang dan mereka hanya tertawa.

"Lo Bener bener anak Soleh, hahahaha bukannya anak Kanada orangnya gak bener semua??" Tanya bela.

"TOLONG, ARGHHHH, TOLONG HIKS...." Seseorang berteriak sangat kencang dan ternyata itu seorang gadis dengan darah yang mengucur di dahinya.

"Tolong, tolong aku!!!" Dia memohon sambil bersujud untuk bersembunyi.

"Sembunyi di balik tong sampah itu." Ucap Helena dan dia menuruti perkataannya.

Tak lama datang 2 gadis SMA yang sama dengan seragam gadis yang berdarah sebelumnya.

"Heh jalang, kemana perginya bocah sialan itu??" Tanyanya kepada Rebecca.

"Tanya dia." Ucap Rebecca menunjuk Helena.

"Disana!!" Tunjuknya menunjuk tong sampah.

Suara tangisan itu langsung keluar saat gadis itu menyeretnya keluar dari sana.

"PEMBOHONG, KENAPA LO GAK BISA NOLONGIN GUE??" Teriak gadis itu.

"Bajingan sialan, Lo pikir gue siapa?? Malaikat?? Dari pada Lo besok mati di pukulin, gak ada salahnya kan mati sekarang." Ucap Helena sambil merokok.

Anya yang melihatnya mengepalkan lengannya, dia terluka parah di kepalanya, baju putih sekolahnya sudah bukan berwarna putih lagi, darah segar dan kotor membuat baju itu sudah tidak bisa di tebak lagi berwarna apa.

Hari kamis

"anyaaaa." Teriak mereka menghampirinya dan memeluknya.

"Pagi Cristin." Sapa anya.

"Pagi Anya, semalam suara Lo bagus banget, gak mau ikut daftar ke agensi gue gitu??" Tanya Cristin.

"Nggak, aku sibuk mau pameran juga." Ucapnya.

"Pameran apa??" Tanya bela.

"Pameran lukisan, Minggu depan aku harus mengisi galeri karya ku nanti." Terus mereka berhenti.

"What the fuck?? Lukisan Lo mau di taro di galeri??" Tanya mereka.

"Hahaha, iya, sebenarnya aku malu karena lukisan ku tidak seberapa, apalagi banyak orang yang lebih hebat dari ku." Anya terdiam.

"Anya Lo itu berbakat." Ucap seseorang merangkulnya saat dia masuk kedalam kelas membuatnya sedikit kaget.

"Lo bisa kaget juga??" Tanya Helena, ternyata itu dia.

"Kamu pikir aku patung??" Ucapnya.

"Sorry, sorry, oh iya soal semalam sepertinya Lo gak enak badan ya?" Tanyanya.

Kejadian semalam membuat Anya muntah dan mimisan, dia juga hampir pingsan dan Anya hanya bilang kalau dia tidak tahan angin malam karena tubuhnya lemah.

"Atau Lo muntah gara-gara gadis itu??" Tanya Helena.

"Gadis?? Oh cewek itu ya??" Ucapnya terus Anya menggeleng seperti dia tidak peduli dan membuat Helena tersenyum.

Biaya karaoke semalam juga di traktir oleh Anya, makan minum dan segalanya, tak lama guru datang dan masuk berdiri di depan mereka.

"PAK WILLIAM." Teriak anak-anak perempuan yang sangat heboh.

"PAK SARANGHE!!!! DAYANG BAPAK BANYAK-BANYAK." Heboh sekali saat kedatangan guru bahasa Inggris ke kelas.

"Dia siapa??" Tanya Anya.

"Guru bahasa Inggris, ganteng kan??" Tanya Cristin yang tiba-tiba saja duduk sebangku dengannya.

"Iya ganteng." Ucap Anya.

"Helena suka sama pak William, dia sering nempel dan cari perhatian setiap jam pelajarannya." Bisiknya yang terdengar oleh Helena di belakang mereka.

Duukkk

Helena menendang kursi Cristin dan dia hanya tersenyum, Helena juga mengeluarkan lipstik nya dan memakainya saat pak William sedang menulis di papan tulis.

"Katanya dia lajang." Bisik mereka di belakang.

"Pak William tinggi juga ya, kalau kita pacaran, anak kita pasti kaya blasteran surga." Bisik mereka tapi bisikan itu seperti obrolah biasa.

"Katanya disini ada murid baru ya??" Tanya pak William.

"Ada pak, Anya Anya." Teriak mereka nunjuk Anya.

"Oke Anya, sekarang kamu maju ke depan dan perkenalkan diri mu dengan bahasa Inggris." Ucap pak William.

"Eh?? Saya pak??" Ucap Anya sedikit gugup.

"Mau gue antar??" Tanya Helena.

"Pak, Anya anak malu, jadi katanya mau di antar sama Helena." Ucap bela.

"Ya sudah, Helena sama Anya maju ke depan." Ucap pak William.

Terus bela sama Helena TOS di bawah meja, Helena menarik Anya untuk maju ke depan dan pak William hanya dia menatap muridnya.

"Hallo, my name is Anya."

"I come from home??" Terus mereka tertawa.

Dan pak William ikutan ketawa juga, Helena menatapnya dan mencoba mendekatinya sedekat mungkin sampai dia mulai berbisik.

"Pak?? Bulan depan saya mau syuting drama." Ucapnya terus pak William merasa kaget dan mengacungkan jempolnya.

"Semangat hellena." Ucapnya.

Terus pipi Helena merah merona dan Anya sudah selesai dengan perkenalam bahasa Inggrisnya, mereka tepuk tangan meriah.

"ANYA, ANYA, ANYA, ANYA." Teriak mereka.

"ANYA BAHASA INGGRISNYA AKU MENCINTAI MU APA??" Teriak salah satu lelaki di belakang.

"I love you??" Ucap Anya.

"I LOVE YOU TOO." Teriaknya terus tak lama dia di terjang sama teman-temannya karena berani menggoda Anya.

Anya tertawa begitupun seisi kelas, mereka duduk kembali ke kursi dan melanjutkan pelajarannya.

Bel istirahat bunyi, Helena, Cristin, Rebecca dan bela sudah tidak ada di kelas, mereka ijin ke toilet tapi tak kunjung datang lagi ke dalam kelas.

"Kalian liat helena?" Tanya Anya.

"Ini hari Kamis, dia sedang memanen." Ucap salah satu teman sekelasnya.

"Memanen??" Ucap Anya.

"Ahh, Lo anak baru jadi masih polos, dan juga, Anya Lo beruntung bisa di akui sama mereka, kalau Lo penasaran, kenapa Lo gak samperin mereka di belakang sekolah??" Ucapnya dan Anya pergi.

Dari kejauhan dia melihat beberapa anak yang sujud meminta maaf dan yang di tampar oleh Rebecca, fisiknya sangat kuat di banding bela yang sedang merogoh saku setiap anak.

"Gue sudah bilang, dalam seminggu kalian harus membawa uang satu juta, terus ini apa?? UANG RECEH KAYA GINI MANA CUKUP BELI SEPATU BARU." Teriak helana sambil menamparnya.

"Kalau Lo gak punya duit, minta ke orang tua Lo bajingan." Dia menendang perutnya sampai tersungkur ke tanah.

"Sialan, seret dia dan buka bajunya." Ucap Helena.

"AMPUN KAK, AMPUN!!" Teriaknya menangis sangat keras tapi karena fisik Rebecca sangat kuat, dia di sumpal oleh kain dan di tutup dengan kain lain yang di ikat ke belakang.

"Kalau Lo sampai ngadu ke guru atau ke orang tua Lo, gue bakal sebarin tubuh telanjang Lo." Dia terus melawan tapi tidak di beri ampun sama sekali.

"Ini pelajaran kalau kalian berani kabur dari sekah ini atau siapa saja yang tidak membayar pada hari Kamis." Ucapnya lagi.

Kreeetttt

Suara seseorang menginjak sesuatu dan mereka langsung terdiam dan melihat Anya yang sedang berdiri di ujung sana.

"Anya??" Ucap Helena.

"Emmm, aku nyari kalian keliling sekolah tapi aku gak sengaja liat kalian disini." Ucap Anya.

"Btw, kenapa gak sekalian di tulis jalang di dadanya." Ucap Anya membuat Helena tersenyum.

Dia pikir Anya akan melawan dan berkata kalau perbuatannya sangat salah karena telah memojokkan anak sekolah dan membully mereka.

Helena menghampiri nya dan memeluknya lalu mereka berjabat tangan dan berkata "setelah ini kamu harus ikut dengan ku setiap hari Kamis." Ucap Helena dan Anya mengangguk.

Selesai dengan pekerjaan sialan mereka, Anya pergi kedalam toilet dan mencuci tangannya dengan sabun beberapa kali lalu menatap cermin.

Dia melihat seseorang yang masuk dan menatapnya dengan tajam, Anya yang bisa di bilang seorang malaikat pemalu memperlihatkan tatapan tajamnya membuat anak itu kaget.

Sedangkan Helena sedang duduk bersama Cristin di kantin meskipun jam pelajaran sudah masuk tapi tidak ada yang menegurnya untuk masuk kelas.

"Bukannya Anya terlalu mudah di ajak." Ucap Cristin.

"Maksud Lo??" Tanya Helena.

"Semenjak dia masuk, anak itu sangat pendiam, bukannya hari ini dia terlalu santai melihat pekerjaan kita??"

"Mungkin itu hal biasa? Dia kan dari Kanada, mungkin orang-orang di Kanada lebih parah dari kita." Terus Cristin hanya mengangguk.

"Oh iya, Anya bilang dia sering mampir ke gym, pantas saja waktu itu tangannya sedikit berotot." Ucap Cristin lagi.

Tak lama Helena berpikir sejenak lalu tersenyum dan meminum minumannya, Cristin hanya menatapnya dengan bahagia dan ikut tersenyum.

Helena berpikir akan mendekati Anya terus supaya dia mempunyai koneksi dari perusahaan perusahaan dan membantunya untuk menjadi sponsor nya dan dia akan merebut posisi Cristin sebagai pendatang baru dengan akting yang memukau.

Lady Anya

Semenjak pindahnya Anya, seisi kelas seperti hidup dan sangat ramai, banyak yang memuji karya lukisannya juga.

"Anya, mau main sepulang sekolah??" Tanya bela.

"Maaf, nanti malam ada acara besar." Ucap Anya.

"Acara apa??" Tanya Helena datang dan duduk di belakang.

"Acara ulang tahun hotel 'La Parisienne', mereka mengajak ku karena karya yang kemarin di beli oleh mereka." Terus Helena memalingkan wajahnya dan menutup mulutnya, dia menyembunyikan senyumannya dan menatap Anya lagi.

Tak lama Cristin datang dan Helena langsung memeluknya sambil merengek seperti bukan dirinya yang sebenarnya.

"Hotel La Parisienne, bukannya Lo ke undang juga ya?? Gue boleh ikut gak??" Tanya Helena.

"Ikut?? Hmmmm, gimana ya??" Ucapnya berpikir.

"Katanya bisa datang kalau mau melihat isi hotel." Ucap Anya dan Helena langsung mendekatinya.

"Bisa?? Tanpa undangan?" Tanya Helena.

"Iya bisa, tapi kalau bisa, kamu kan sebentar lagi debut, ajak kenalan dari perusahan aja, siapa tau kamu bisa jadi pendampingnya." Ucap Anya terus Helena berpikir dan mengangguk sambil memeluk Anya dan bilang terimakasih, karena hotel itu jarang di masuki rakyat jelata atau kelas bawah, hanya kelas atas dan kelas menengah yang bisa masuk.

Jam pulang sekolah Anya pergi pulang tapi di perjalanan dia melihat pak William yang sedang menaiki motor sedangkan dia memakai mobilnya sendiri.

Anya membuka jendela mobil dan pak William juga tidak sengaja melihatnya lalu laki-laki itu membungkuk dan Anya ikutan membungkuk.

"Anya kita duluan ya." Ucap mereka pulang bersama menggunakan mobil, tidak tau mobil siapa.

"Iya, sampai ketemu nanti malam Cristin." Teriak Anya.

Sesampai di rumah dan memarkirkan mobilnya, Anya berjalan gontai tapi pintu gerbang di buka dan seseorang masuk dengan motor besarnya.

"Lemes banget." Ucapnya berjalan setelah berhenti mematikan motornya.

"Liam??" Ucap Anya lari dan memeluknya dengan erat saat lelaki itu membuka helm nya.

"Ketemu tiap hari tapi rasanya kangen." Ucapnya.

"Anak sialan itu selalu mengganggu kita di sekolah." Ucapnya lagi.

"Guru tidak boleh berbicara kasar, pak William kan anaknya pemalu juga." Ucap Anya tertawa.

"Aneh banget di panggil pak William." Ucapnya mencium pucuk kepala Anya.

"Terus apa?? My William??" Ucap Anya sambil mencium telapak tangannya dan mereka tertawa bersama sambil masuk ke dalam rumah.

Pak William yang mereka kenal di sekolah adalah kekasih Anya, mereka merahasiakan hubungannya karena alasan pribadi, Anya juga sering merasa jijik saat Helena mendekati William.

Siapa dia? Tampang pas-pasan seperti itu mau mendekati William yang tampan seperti karakter komik yang tersesat ke dunia mereka.

Jam 8 malam Anya sedang bersiap-siap dengan pakaian dress hitam dan belahan di kakinya, William hanya menatap Anya yang sedang memakai baju pemberian darinya.

"Bantuin." Ucap Anya memamerkan punggungnya yang terbuka karena resletingnya yang jauh.

"Siapa yang di incar malam ini??" Tanya William.

"Anak direktur perusahaan game, dia sudah lulus kuliah jadi dia akan di perkenalkan di sana." Ucap Anya.

"Hmmmm." William memeluk Anya di pangkuannya sedangkan Anya hanya mengelus pundak kekasihnya.

"Jangan sampai telat jemput." Ucap Anya.

"Iya, jam 10 kan??" Terus Anya ngangguk.

"Oh iya, Helena mau datang ke acaranya, kalau bisa kamu temui dia dulu sebelum menemui ku." Terus William menghela nafas kasar dan mendusel di punggung Anya.

Acara ulang tahun hotel La Parisienne sangat meriah, banyak sekali langganan VIP mereka dan semuanya berkelas atas, ada artis, CEO, anak dari direktur dan anak kelas berbakat seperti Anya.

Banyak di antara mereka masih mudah karena hotel ini hanya mengumpulkan orang-orang yang cerdas dan kelas atas.

Ruangan yang megah dan mewah, mereka juga menyajikan wine dan jus, serta makanan manis penutup.

"Hallo Lady Anya." Seseorang menyapanya dengan sopan.

"Hallo pak Sam," sapa anya dengan senyuman anggun.

Sam adalah nama panggilannya, nama aslinya adalah Samuel Demario Dirgantara, dia sosok laki-laki berumur 39 tahun yang sudah sukses dengan karir melukisnya, pak Sam sering memanggilnya lady Anya karena dia melihat Anya melukis dengan sangat anggun.

Tangan lancip dan suara kuas yang lembut membuatnya terkesan dan pada akhirnya Anya di perkenalkan kepada pemilik hotel La Parisienne, karyanya yang di beli di pajang di dalam ruangan VIP untuk menjadi tontonan.

"Hai Anya." Seseorang menyapa dan ternyata itu Cristin disusul dengan Helena yang sedang bergandengan tangan dengan seseorang.

"Hallo Cristin, dan Helena??" Anya melambaikan tangannya dan dia mendekat.

Gaun merah yang terlihat berkelas di pakai oleh Helena, berbeda dengan Anya yang memakai gaun hitam namun tetap tampak elegan.

Sedangkan Cristin hanya memakai celana cream dan kemeja putih serta jas berwarna cream, dia terlihat elegan tanpa dress, wajahnya tidak pernah membungkuk dan warna rambutnya sedikit ke emasan.

"Lady Anya? Apa itu teman mu??" Tanya pak Sam.

Terus Helena kaget saat Anya di panggil lady Anya oleh seseorang yang sepertinya jauh lebih kaya di banding mereka yang ada di sini.

Kenapa bisa anak pendiam seperti Anya terkenal di kalangan atas seperti mereka?? Siapa juga lelaki itu??

"Ini Cristin dan ini Helena, kita teman satu kelas." Ucap Anya.

"Kita sahabat, walaupun baru satu bulan." Ucap Helena memegang tangan Anya seperti ingin menempel kepadanya.

"Ini pak Sam, Samuel Demario Dirgantara, dia pemilik perusahaan galeri lukisan tak jauh dari sini." Ucap Anya kepada mereka.

"De_ Demario?? Perusahaan galeri yang mempunyai murid-murid berbakat itu??" Ucap Helena.

"Hahaha, tidak usah di lebih-lebih kan, tapi mereka memang berbakat dalam melukis." Ucap pak Sam.

"Bukannya kamu pemain janji suci sakura??" Tanya pak Sam dan Cristin tersenyum malu.

"Iya saya pemain sakura, sangat terhormat bisa mengenali saya." Ucap Cristin membuat Helena mengeratkan genggamannya di tangan Anya.

Dia sudah berdandan susah payah dan tidak ada siapapun yang melihatnya, Cristin dengan gaya seadanya malah menjadi pusat perhatian, apalagi Anya, mereka memanggilnya lady Anya karena rumor mengatakan dia melukis dengan anggun.

Dia harus bisa merebut semua perhatian orang saat dirinya mulai debut bulan depan, sangat di sayangkan kalau semua temannya menjadi terkenal dan dia hanya menjadi gadis biasa.

Dan lagi kenapa tua Bangka sialan itu bisa hadis di pesta mewah ini??? Helena menatap seorang laki-laki paruh baya, mungkin sekitar 55 tahun, dia menatapnya dengan tatapan marah dan sepertinya dia tidak tahu kalau lelaki itu akan hadir di pesta.

"Lena?? Kamu kenapa??" Tanya Anya menatap Helena dengan tangan bergetar.

"Tidak papa, hanya merasa tidak enak badan." Ucapnya.

"Mau ku antar ke kamar?? Mereka juga menyediakan kamar untuk istirahat." Ucap Cristin.

Partner Helena sudah lama menghilang dari hadapan mereka, dia cuma menggunakannya supaya bisa masuk dan ikut pesta dengan yang lain, tapi siapa sangka kenalannya berada di dalam pesta dan membuat dirinya seperti tikus yang akan di buru.

Anya memalingkan wajahnya dan tersenyum saat dia yang pura-pura bertanya tapi tahu siapa yang dia tatap barusan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!