"Ada dimana aku...?"
Aku merasa kebingungan di tengah pemandangan yang asing ini.
"Dimana aku berada? Tempat apa ini?" pikiranku bertanya pada dirinya sendiri, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang menggelayut di benakku.
Tanganku terangkat keatas dan menyentuh sebuah objek dingin yang padat.
"Dimana ini?"
Aku menghelakan nafas dingin, dan mataku mencari-cari sekitar untuk mencari informasi. Butiran salju yang lembut terhanyut oleh angin kencang, menyapu wajahku dengan dinginnya. Sejenak, aku merasa terhanyut oleh keindahan putih bagaikan Sutra yang ringan nan lembut ini.
Namun, pandanganku terhenti saat kutangkap pemandangan dua sosok manusia yang sedang berjalan di kejauhan.
Mereka berjalan kaki di tengah badai salju ini, satu dari mereka berjalan dengan postur tubuh yang tinggi, dan nampak memikul seorang anak kecil di punggungnya. Satu yang lainnya, sedang berjalan dengan mantel yang menyelimuti tubuhnya yang kecil seperti seorang anak-anak.
"Ayah...Ayah...!"
Terdengar suara samar-samar dari sosok anak kecil itu, memanggil sosok tinggi yang disebut sebagai ayah. Aku merasa heran karena suara itu terasa terdengar begitu akrab, seperti kenangan yang perlahan datang ke memori ingatanku. Aku merasa perasaan hangat bercampur rasa sakit yang masuk kedalam ingatanku.
"Kemanakah kita akan pergi, Ayah?" tanya sang anak, suaranya terdengar penuh dengan keluguan.
Pria itu tersenyum dan menjawab, "Hari ini ayah akan membawamu bertemu dengan seseorang yang sangat hebat."
Aku termenung, mencoba menyusun puzzle di benakku. Dua Suara yang terdengar ditelingaku itu rasanya familiar. Aku bertanya-tanya, siapakah sebenarnya mereka ini? Apa yang sedang terjadi dengan aku? Dan aku ada dimana?
"Ayah, siapakah si orang hebat itu?" tanya sang anak lagi.
Suasananya seketika menjadi hening.
Whoosshhh~~~
Angin bertiup dan menjadi Jeda diantara pembicaraan mereka berdua.
Akhirnya pria itu menjawab pertanyaan anak itu dengan sedikit nada yang terlihat gembira seperti mendapatkan secercah harapan dan juga sedikit misterius, "Dia adalah penyelamat kita dan penyelamat umat manusia nak. Hanya dia yang bisa menyelamatkan kita dari neraka ini, kau akan tahu saat kita sampai nanti."
Dan perlahan, mereka melanjutkan perjalanannya menuju sebuah kastil yang menjulang tinggi di kejauhan, Meninggalkan aku dengan pertanyaan yang belum terjawab. Aku mencoba memahami apa yang sedang terjadi disini, mungkinkah ini mimpi? tapi kehangatan dan keakraban dari suara mereka membuatku merasa sebaliknya, lebih tepatnya aku merasakan perasaan yang 'Dejavu'.
"Andre Trayer, Ada satu hal yang harus kau ketahui, kau adalah seorang anak yang mewarisi darah orang nomor satu di kerajaan Advollo ini. Tidak, bukan hanya di Kerajaan ini, tapi diseluruh dunia ini dialah yang terkuat. Kau harus bangga dengan hal itu, Oleh karena itu, dari sekarang kau harus siap-siap untuk hidup sendiri setelah keluar dari kerajaan ini kelak, Andre. Karena kerajaan ini akan segera menjadi sejarah. Walaupun kerajaan ini hancur sekalipun, selama kau masih hidup maka Kerajaan ini masih punya harapan untuk bangkit kembali"
Andre Trayer!? itu ada lah namaku! mengapa Pria paruh baya memanggil anak itu dengan Sebutan namaku? lalu, siapa orang misterius itu?
Pria paruh baya itu kemudian lanjut berbicara lagi.
"Selama bertahun-tahun ini kau selalu berada disampingku. Seharusnya kau menikmati hari-harimu dengan lebih bahagia, bukan malah bersama seseorang seperti diriku ini. Akan tetapi Percayalah padaku, Andre. Kau akan menjadi Kuda hitam dunia ini di dimasa depan, dan juga pedang yang aku tanamkan didalam dirimu itu akan melindungimu di saat yang genting. Dan satu lagi. karena darah orang itu mengalir di dalam dirimu, maka kau tidak akan sengsara dimasa depan, Andre." ucapnya.
" Siapakah orang itu ayah? Mengapa ayah sangat memujinya?" tanya anak itu.
Pria paruh baya itu berpikir sejenak, "Tentang siapa orang itu, kau akan tahu saat melihatnya di masa depan" ucapnya.
Mendengar pembicaraan mereka, aku hanya bisa bertanya-tanya kepada diriku saja. Siapa anak itu? Mengapa anak itu memiliki nama yang sama persis dengan namaku, apakah ini semua kebetulan? Dan juga, siapa orang misterius yang sebut oleh pria paruh baya itu!?
***
Akademi Abcelia, Sekolah Berbasis militer, adalah tempat dimana seluruh siswa dilatih agar bisa menjadi prajurit elit yang mampu menjadi tombak dan tameng bagi kerajaan Abora.
Andre Trayer, itu adalah namaku, dan aku sekarang adalah salah satu siswa yang bersekolah di Akademi Abcelia ini.
Telah lewat beberapa jam sejak kami, para siswa Akademi berdiri di lapangan upacara. Alasannya, karena kami sedang melaksanakan upacara penghormatan kepada Akademi ini, dan juga ini sebagai pertanda bahwa ujian akhir kami tak lama lagi akan segera di gelar. Dan saat ini, Kami sedang mendengarkan pidato dari perwakilan siswa dari angkatan kami, siswa itu bernama Drayjer.
Drayjer, dia adalah salah seorang siswa yang berada di kelas yang sama denganku, Selain itu, dia juga terkenal dengan nilai akademiknya yang tinggi.
"...Dan juga, seperti yang kita ketahui, sejak 194 tahun yang lalu, Kami, Siswa Sekolah Akademi militer kerajaan Abora, adalah pasukan elit yang berpotensi dan terpilih untuk menjadi Pedang dan Tameng bagi kerajaan ini. Dan kami, para murid Akademi Abcelia ini akan berusaha untuk menjadi seorang prajurit yang tidak akan mencoreng nama besar kerajaan kami!"
"PROAK! PROAK! PROAK!"
Suara tepuk tangan terdengar setelah gema suara dari perwakilan siswa itu berhenti, seketika Lapangan upacara ini dipenuhi dengan suara tepuk tangan yang keras.
"hohoho... Penampilan Drayjer Benar-benar sangat memuaskan. Saya harap anak-anak yang lain bisa meneladani dirinya." ucap salah seorang guru dengan penuh antusiasme.
Ucapannya ditanggapi dengan tegas oleh salah seorang guru Filsafat di Akademi ini yang sedang berdiri tepat disampingnya,
"Masih terlalu dini untuk bangga dengan pencapaian para murid saat ini, pak. Ini semua belum berakhir, Bahkan dari sinilah mereka akan mulai bersaing dengan siswa lainnya. dari 1000 siswa disini yang datang untuk mendaftar ujian, hanya 500 siswa saja yang bisa diterima menjadi prajurit elit kerajaan ini. Dan mulai dari sini, mereka akan bersaing untuk menjadi yang nomor satu. Dan juga, keberhasilan ujian mereka kali ini bergantung pada kemampuan dan keberuntungan mereka masing-masing."
"Hahaha... Begitu yah, Anda benar" Guru itu hanya diam saja dan kemudian tertawa canggung setelah mendengarkan penjelasan Guru Filsafat itu.
***
Upacara selesai, semua peserta upacara telah bubar, termasuk juga dengan diriku.
Aku berjalan untuk masuk kedalam kelasku. Ditengah perjalananku untuk masuk kedalam kelas, sebuah suara cibiran yang terdengar keras tertangkap oleh telingaku, Suara itu datang dari segerombolan siswa yang sedang mengobrol di koridor.
Salah seorang siswa dari kelompok pertemanan Drayjer mulai mengatakan sebuah lelucon tentang diriku keteman-temannya sambil memandang kearahku dengan tatapan mengejek.
"Pfffttt....Hey hey...Biarkan sajalah anak itu, dia itu kan bisa sekolah disini hanya karena dia punya "gelar" khusus."
"Hahahah... betul sekali jadi jangan mengganggunya kalau kau tidak mau digigit olehnya" seru Drayjer dengan suara tawa tidak lebih kecil dari temannya yang lain. mendengar lelucon tentang diriku, Drayjer menambahkan satiran yang membuat kata-katanya menjadi bertambah lebih kejam.
"Hey dray, hati-hati kalau bicara, walaupun dia adalah "Penggigit", dia tetap saja murid tercerdas di generasi kita loh. kalau kau tidak hati-hati, nanti dia bisa menggeser posisimu sebagai perwakilan kelas loh." salah seorang temannya yang lain merespon dengan mengeluarkan satiran
"Apa gunanya cerdas kalau tidak bisa mencari muka dihadapan guru" ucapnya sambil tertawa terkekeh-kekeh.
"hahaha!!!"
Mereka terus mengejekku dan tertawa bersamaan bahkan sampai memegang perut mereka.
Mendengar mereka semua mengejekku, aku hanya pergi meninggalkan mereka dengan perasaan yang kesal.
"Suasana disini berisik sekali." Gerutuku dengan nada emosi dan mempercepat langkahku untuk pergi meninggalkan mereka.
Mendengarkan suasana yang sangat berisik ini membuatku mencibir, " aku bisa mendengar dengan jelas apa yang sedang kalian bicarakan!!! Setidaknya bicaralah dengan nada suara yang kecil!"
Ditengah tengah kekesalanku sebuah telapak tangan menepuk bahuku.
"Selamat pagi sang tuan muda penggigit..."
Charles, teman sekamarku di asrama, dan satu-satunya Temanku di Akademi ini menepuk bahuku dari belakang dan kemudian memanggilku dengan gaya yang menjengkelkan.
"Berisik" Aku menepuk telapak tangannya karena kesal.
"Aduduh...sakit sekali..." Charles memegang telapak tangannya dengan memasang ekspresi sedang kesakitan.
"Kalau kau cuman usil saja mending gunakan waktumu untuk bersiap hadapi ujian" ucapku dengan ketus"
"Aku hanya bercanda hahaha... kau nampak aneh sekali hari ini, Andre. Apa kau baik-baik saja? ini belum waktunya jam masuk pelajaran, Bagaimana kalau kita pergi makan dulu?" Charles mengajakku makan sambil mengarahkan jari jempolnya kearah kantin sebagai isyarat.
"Tidak, aku mau makan sendiri. makan bersamamu hanya membuatmu ikut di ejek oleh mereka juga, jadi pergilah kekantin sendiri." jawabku.
"Aku tidak peduli, ayo pergi" Charles menanggapinya dengan Acuh tak acuh, dia menarik tanganku dan kemudian menarikku untuk pergi bersamanya.
"Ehh...tunggu..."
Akhirnya kami pergi ke kantin untuk makan bersama-sama sebelum akhirnya masuk kedalam kelas kami.
***
Berbeda dengan suasana di Lapangan upacara sebelumnya, ruangan kelas ini terdengar amat sangat sunyi, bahkan jika sebuah jarum dijatuhkan kelantai maka suaranya akan terdengar sangat jernih. Semua pandangan siswa di kelas ini tertuju pada pak guru Ejen Sayer yang tengah berdiri didepan kelas dan sedang berbicara.
"Perhatian kepada semua siswa, hari ini kepala eksekutive pasukan akan datang berkunjung ke Akademi ini untuk mengamati siswa yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi prajurit elit. Walaupun mata pelajaran saya tidak berkaitan dengan militer, Saya selaku guru mata pelajaran Filsafat tetap berharap kalian semua bisa menunjukkan hasil latihan bertahun-tahun kalian di Akademi ini dengan baik!" ucap guru itu dengan pandangan serius dan nampak terlihat sebuah harapan di dalam nada suaranya
"BAIK PAK!!!" kami serentak menjawabnya.
Kelas telah berakhir, beberapa murid mulai berdiri dari kursinya dan mulai berjalan untuk meninggalkan kelas ini dan meninggalkan beberapa murid dikelas yang sedang belajar atau mengevaluasi pelajarannya kembali.
Aku sendiri hanya duduk sambil meletakkan tanganku ke bawah daguku sebagai menyanggah wajahku dan kemudian mengarahkan pandanganku untuk melihat kearah luar jendela lalu melihat burung-burung yang terbang di udara.
Sama halnya seperti hari kemarin, hanya ada laut, burung dan angin yang tertangkap di panca indraku. Akan tetapi hari ini aku merasakan ada suatu hal yang berbeda, diujung pandangan mataku, diatas sebuah laut yang tertutupi dengan kabut, aku melihat sebuah bayangan kapal raksasa, terlihat besar walaupun aku melihatnya dari jauh. Pandangan mataku terus fokus kearah bayangan kapal raksasa itu.
"WOYY....!!!BANGUN....!!!"
Suara Charles membuyarkan fokusku.
"Aku tidak tidur."
"Aku tahu, aku hanya membangunkanmu dari lamunanmu saja." Charles menanggapinya dengan tawa yang seolah-olah tidak berdosa.
"Aku tidak sedang mengkhayal, lihat itu!" kataku sambil mengarahkan jariku kearah bayangan kapal raksasa itu.
"Woahh! besar sekali! itu benar-benar kapal terbesar yang pernah kulihat seumur hidupku." Charles nampak kagum melihat kapal itu. Dia kemudian melanjutkan, "Sepertinya itu adalah kapal perang yang ditumpangi oleh kepala eksekutive pasukan elit yang disebutkan pak guru Ejen Sayer sebelumnya. Hey andre, jika kita lulus nanti, kita pasti bisa menaiki kapal itu dan menjadi perajurit kerajaan ini." Charles berkata dengan Ekspresi takjub dan penuh semangat.
"Kau mengatakan hal itu seolah-olah itu adalah hal yang mudah. itu bukanlah ujian yang mudah. Kesalahan kecil akan membuatmu meninggal ataupun lenyap." aku menanggapi perkataanya dengan nada serius.
"Yaampun, kau hanya meruntuhkan keberanianku saja." Charles merespon tanggapanku dengan memasang wajah murung.
Melihatnya yang sedang murung seperti itu, aku pun terpikirkan sesuatu di dalam benakku, "Charles, ikut aku, ayo kita latihan untuk persiapan ujian besok" ajakku.
"Eh!? Sekarang!?" Charles nampak kaget.
"Tentu saja" aku mengatakannya sembari berjalan keluar kelas menuju tempat latihan.
***
Aku merentangkan tanganku terlebih dahulu, dan melakukan sedikit pemanasan. Setelah merasakan aliran energi alam yang mengalir didalam diriku menjadi Bach, aku menatap Charles dan perlahan memasang wajah tersenyum dan merasa siap untuk latih tanding melawan Charles.
"Bacher, atau bach" adalah kekuatan manipulasi elemen yang diberikan oleh Akademi ini untuk para siswa yang berprestasi. Kekuatan ini bersumber dari alam sekitar yang masuk dan mengalir di dalam tubuh penggunanya. Kekuatan ini dikendalikan sesuai kemauan sang pengguna. Dan juga, setiap orang memiliki kemampuan manipulasi yang berbeda-beda... Baik itu manipulasi Elemen Air, angin, api, dan masih banyak lagi jenis manipulator Elemen lainnya.
"Peningkatan Bach!" ucapku sambil mengumpulkan energi di telapak tanganku.
Charles mulai menyerang dengan serangan api yang cepat. aku dengan sigap membentuk perisai air, membelah serangan tersebut. Bach juga memberiku kepekaan terhadap setiap pergerakan musuh.
Dengan cepat, aku menyerang kedepan, memanfaatkan kecepatan air. Aku menggabungkan serangan air tajam dan mencoba menguji keterampilan bertahan Charles dengan melemparkan bola bola air yang kemudian berubah bentuk menjadi seperti jarum. Charles yang menyadari seranganku tidak bergeming sedikitpun, dia hanya menatap seranganku dengan seksama. Setelah jarum-jarum yang kulemparkan hampir menyentuh dirinya, dia dengan sigap membuat gerakan yang cepat. bagaimanapun, tidak kalah gesit dariku, dia melompat dan menghindari serangan-serangan dariku.
Charles nampak terlihat kaget, tetapi dia segera merespon seranganku. Dia menciptakan perisai api untuk melindungi dirinya, dan dia berhasil mengurangi dampak serangan yang berasal dariku. Pertarungan semakin memanas, aku dan dia saling mengeluarkan serangan masing masing.
Ditengah-tengah pertukaran serangan jarak jauh, Aku memanfaatkan kecepatan dan kelincahanku untuk mengelabui Charles dengan menembakkan gelembung bola air yang melesat dengan cepat kearahnya, Saat Charles mencoba bertahan dengan membuat dinding api raksasa, aku berlari dengan cepat ke belakang tubuhnya dan memukul punggungnya dengan telapak tanganku hingga membuatnya terlempar sejauh tujuh meter.
"Menyerah?" tanyaku
"Masih belum" balas Charles
Darah tertumpah dari mulutnya hingga membuatnya terbatuk-batuk. Namun seperti yang aku pikirkan, dia tidak berhenti hanya karena hal seperti itu.
Ia lalu bangkit dan memunculkan nyala api dan tangannya, begitu juga dengan diriku yang bersiap menyambut serangannya, dan disore itulah pertarungan antara kami berdua kembali berkecamuk.
kami saling bertarung, menampilkan kemampuan kami dengan lihai di lapangan latihan itu hingga tanpa sadar beberapa siswa melihat pertarungan kami dan juga mengapresiasi pertarungan kami dengan tepuk tangan.
Tidak lama kemudian pertarungan selesai dan kami mengendurkan badan kami masing-masing karena merasa lelah.
"Pergerakan yang hebat, Andre!" teriak Charles, memuji diriku dari jauh.
Aku hanya tersenyum mendengarnya lalu berjalan kearahnya dan pergi ke sebuah pohon rindang untuk beristirahat. Walaupun ini hanya latih tanding, tapi itu sudah cukup untuk mempertajam kemampuan kami saat menjalani ujian besok.
***
Bulan akhirnya muncul menggantikan matahari yang telah terbenam. Kegelapan malam menyelimuti langit dengan warna hitan. Charles dan aku duduk di bawah pohon yang telah memberikan teduh. Suasana damai memenuhi udara malam.
"Andre," seru charles secara tiba-tiba , " sepertinya kemampuan Energi Bacher milikmu semakin meningkat, sudah 7 tahun sejak kekuatan itu berada didirimu, sepertinya kekuatannya memberimu kekuatan yang luar biasa. Aku bisa merasakannya dalam setiap gerakan dan seranganmu sebelumnya."
Aku hanya tersenyum mendengarnya, "Begitu juga dengan dirimu, Charles. Aku juga tidak tau mengapa Bach milikku berbeda dari milik orang lain. Bach yang aku tahu bukan hanya soal kekuatan saja, Charles. Ini bukan hanya tentang bagaimana menyatukan kekuatan fisik dan jiwa di satu tempat. Tapi tentang hubungan antara penggunanya dengan sumber kekuatannya, yaitu Alam sekitar. Jadi Tidak semua orang bisa mengendalikan kekuatan ini dengan baik."
Charles nampak hanya tertawa kecil ketika mendengarkanku menjelaskannya.
Pada saat itu, entah dari mana, suara melodi lembut mulai terdengar. Bagaikan gerombolan pohon bambu yang disapu oleh hempasan angin. Seakan-akan ingin membawa kami ke alam yang berbeda.
Aku juga telah menyadari beberapa hal dari latih tanding bersama Charles sebelumnya. Kami duduk di bawah bintang-bintang, menyaksikan langit yang tak terbatas, merenung tentang kekuatan kami dan tentang ujian akhir di esok hari.
Dalam malam yang sunyi, aku dan Charles berbaring dengan beralaskan rumput sambil menatap bintang gemintang yang ada dilangit, sedikit demi sedikit ingatan masa lalu muncul dipikiranku, ingatan dimana pertamakalinya aku mendapatkan kekuatan bacher ini.
Malam ini berlalu dalam ketenangan, dan kami berdua menutup mata, membiarkan angin malam menyapu wajah kami diatas padang rumput itu sebelum akhirnya kembali ke asrama karena dimarahi penjaga asrama dan di perintahkan untuk tidur di asrama.
***
"Seluruh siswa Akademi dipersilahkan berkumpul dan bentuklah kelompok kalian menjadi 10 grup. Kemudian masuklah kedalam ruangan yang terpisah. Saya harap kalian bisa memberikan yang terbaik di ujian akhir ini" suara guru pemandu itu terdengar ke telinga seluruh siswa.
"Andre, sepertinya kita harus lebih bekerja keras di pertarungan ini" Charles berkata dengan sedikit nada jenaka
"Aku juga tahu" balasku dengan datar.
Charles selalu menyemangatiku dengan raut wajah jenakanya, akan tetapi aku hanya menanggapinya dengan ekspresi acuh tak acuh. Disaat-saat ujian seperti ini mana bisa aku memasang wajah ceria seperti dirinya.
Aku mengabaikan Charles dan berjalan di belakang guru yang menjadi pembimbing kami.
Sesampainya kami disebuah ruangan yang besar, serempak kami terkejut dengan adanya sebuah kandang, atau lebih tepatnya adalah penjara raksasa. kami semua berdiri tepat dihadapan penjara tersebut.
"Baiklah dengarkan semuanya! ujian akhir kali ini adalah, kalian harus mampu bertahan dari serangan monster yang berada didalam penjara ini. Adapun yang menderita luka berat ataupun kematian, maka otomatis akan gagal dan dinyatakan gugur. Tanpa berlama-lama lagi, pertarungan ini dimulai!
"GROOARR!!! " "SWOOSH!!!"
"AAARGH!!! Tolong!!!"
Sebuah bola api melesat dari dalam penjara itu, serangan itu melesat kearah siswa yang berdiri tepat di depan penjara yang terbuka itu. Serangan dari monster itu membuat mereka terlempar jauh. Monster itu pun mulai keluar dari kandangnya dan Sedikit demi sedikit siluetnya mulai terlihat.
Charles yang sedari tadi diam karena tertegun olehnya, akhirnya mulai berbicara.
"Monster itu besar sekali. Andre, menurutmu monster apakah? dia nampak terlihat sangat kuat, dan juga secara samar-samar, aku juga melihat tanduknya nampak mirip dengan tanduk milik seekor Rusa."
"Aku sebelumnya sudah pernah melihat makhluk itu didalam buku yang tersimpan di perpustakaan. Bukan hanya Tanduknya saja yang mirip seekor Rusa, Charles. Bahkan kulitnya yang bersisik tajam sangat mirip dengan seekor Naga. Ekornya yang menyerupai ekor sapi, wajah yang mirip dengan tengkorak serigala, serta, dia juga mempunyai kuku kaki layaknya seekor kuda. Hanya satu makhluk yang memiliki bentuk seperti itu, hewan itu adalah, Sang Legenda! Kirin Api!"
"A...Apa? Kirin Api...?! Bagaimana mungkin hewan Legendaris bisa terkurung di Akademi ini...?!"
Charles nampak heran dengan keberadaan hewan itu dan dia memasang ekspresi penasaran diiringi rasa takut, bukan hanya dia, tapi aku juga merasakan hal yang sama. Akan tetapi tidak ada waktu untuk memikirkan hal itu, Aku harus membunuh Makhluk itu secepat mungkin agar ini semua bisa berakhir.
Drayjer yang sedari tadi diam karena mungkin telah shock meihat monster itu, nampaknya akan mulai bergerak.
"Sial, aku tidak boleh kalah dari monster itu" dia berkata sengan nada yang kesal
"BOOM.!! BOOM!"
Tepat ketika Dray akan menyerang Kirin Api itu, tiba tiba saja Kirin Api itu menghentakkan kakinya dan membuat Dray terlempar.
Melihat situasinya makin memburuk, aku memberikan isyarat kepada Charles untuk mulai menyerang.
"Charles.. Mulai...!!!"
"Serangan Naga Air...!!!"
"Serangan Phoenix api...!!!
"GROAARR...!!! WHOOSH...!!!
Serangan milikku dan Serangan l Api Charles terbang melesat kearah Kirin api itu. Akan tetapi Kirin Api yang menyadari serangan itu mulai membuat Bola Api yang besar dari mulutnya dan melesatkan bola itu kearah serangan kami berdua dan akhirnya menciptakan ledakan yang besar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!