Jessica Angelina, seorang gadis yang sangat ramah dengan semua orang, hingga dia dijuluki sebagai cewek red flag oleh beberapa orang.
Karena terlalu baik dengan semua orang, sampai-sampai banyak lelaki yang menyukainya. Bahkan pernah ada lelaki yang mempunyai pacar menyukai Jessica karena ia saking ramahnya terhadap lelaki itu.
Meskipun banyak lelaki yang menyukai Jessica, anehnya Jessica mencintai satu lelaki yang super cuek.
Lelaki itu bernama Bryan, seorang lelaki yang sangat tampan hingga membuat Jessica terpesona setiap kali menatap wajahnya. Selain itu, yang membuat Jessica jatuh cinta kepada Bryan itu karena Bryan sangat pintar dan itu merupakan alasan pertama yang membuat Jessica jatuh cinta kepadanya.
Untuk dekat dengan Bryan memang sulit, makanya Jessica harus mencari topik agar terus chat dengan Bryan. Dan pada waktu dulu, karena sepertinya Bryan tidak menyukainya, akhirnya Jessica memutuskan untuk menyerah.
Tapi saat Jessica tidak mengirim chat hingga berminggu-minggu, tiba-tiba Bryan mengajak Jessica jalan-jalan dan pada saat itu juga Bryan menembaknya.
...****************...
Sudah dua hari Jessica menanti kabar dari pacarnya.
Dan karena Jessica penasaran dengan kabarnya, akhirnya ia menurunkan gengsinya untuk mengirim pesan terlebih dahulu.
Namun, pada saat Jessica sudah mengirim pesan, pacarnya hanya membaca pesan tanpa membalasnya. Maka dari itu Jessica kesal dan memilih untuk tidak mengirim pesan lagi.
Ting!
Terdapat satu pesan dari Bryan, otomatis Jessica membaca pesan tersebut.
Isi pesan tersebut bertuliskan bahwa Bryan ingin mengajak Jessica ke cafe di sore hari. Dan sudah pasti Jessica menerima ajakannya, karena ia sangat merindukan Bryan.
Jessica jadi yakin bahwa Bryan sangat sibuk beberapa hari sebelumnya. Makanya dia hanya membaca pesan tanpa membalas pesan dari Jessica.
Skip
Sesampainya di cafe, Jessica dan Bryan menikmati makanan dan minuman yang mereka pesan.
Saat ini, Jessica kebingungan dengan sikap Bryan. Dia hanya diam tanpa berkata apapun dan itu membuat suasana menjadi canggung.
"Bryan, kamu kenapa sih akhir-akhir ini sering diam?"
"Emang iya?" tanya Bryan yang fokus pada ponselnya.
"Kamu ada masalah ya? kalau ada, cerita aja sama aku."
Seketika Bryan terdiam sejenak, lalu ia menatap kearah Jessica.
"Jess, aku mau putus," ujar Bryan.
Ucapan yang terlontarkan dari mulut Bryan membuat Jessica terkejut. Bagaimana tidak, baru kali ini Jessica merasakan hatinya teriris akibat mendengar perkataan Bryan yang mengatakan bahwa dia ingin putus.
"Alasan kamu minta putus karena apa? apa karena aku cemburuan ya?" tanya Jessica, lalu Bryan mengiyakannya.
Ya, Jessica memang tahu kalau dirinya cemburuan. Maka tak heran jika dia yakin bahwa Bryan meminta putus karena hal itu.
"Kalau cemburunya gak berlebihan sih gak
masalah, tapi cemburu kamu itu berlebihan banget. Apalagi kamu sampai marah-marah ke teman cewek aku dan itu membuat aku merasa bersalah sama dia."
"Aku cemburu berlebihan karena aku takut kamu
direbut cewek itu."
"lya aku tahu kalau kamu sayang banget sama aku. Tapi kamu juga harus ingat bahwa aku juga manusia, aku butuh kebebasan untuk berteman sama siapapun. Masa kamu berteman sama siapapun boleh, tapi kenapa kalau aku gak boleh?"
Jessica terdiam, ia menyadari bahwa perkataan Bryan benar. Tetapi, ada alasan yang membuat Jessica begitu marah kepada teman Bryan dan alasannya karena cewek itu menyukai Bryan. Jessica tahu tentang itu dari teman-temannya, makanya Jessica tidak suka dengan teman Bryan.
"Ya udah kalau itu mau kamu. Kita putus aja." Jessica pergi dari cafe tersebut.
...****************...
Bukannya pulang, Jessica justru pergi ke rumah sahabatnya yang bernama Auryn.
Ia menekan bel rumah Auryn.
Tingtong! tingtong!
Tak lama, Auryn membuka pintu rumah. "Jess, kenapa?" tanyanya saat melihat Jessica menangis.
Jessica memeluk Auryn sambil menangis "Kenapa nangis?"
"Aku putus sama Bryan."
"Ya udah ayo kita bicarakan masalahnya didalam."
Jessica dan Auryn masuk kedalam rumah.
"Jadi putus gara-gara apa?" tanya Auryn.
"Bryan putusin aku karena gue terlalu cemburuan."
"Oh jadi itu alasannya," ujar Auryn, lalu Jessica mengangguk.
"Tapi kalau dipikir-pikir lo emang cemburuan
banget sih," kata Auryn. Sontak membuat Jessica menjadi kesal karena Auryn tidak membela Jessica yang berstatus sebagai sahabatnya.
Auryn berkata bahwa selain berantem dengan teman Bryan, waktu dulu juga Jessica pernah menuduh Bryan selingkuh dengan cewek lain. Dan pada waktu itulah Jessica memarahi cewek itu dikarenakan ia sangat cemburu. Tapi ternyata, cewek tersebut adalah saudaranya Bryan. Jadi pasti Bryan semenjak itu sudah lelah dengan tingkah laku Jessica yang kekanak-kanakan.
"Lagian waktu itu aku langsung minta maaf kok ke saudaranya. Tapi kalau ke teman Bryan sih gak minta maaf karena kan aku tahu kalau dia itu emang niat menggoda Bryan."
"Kalau ke Bryan nya udah minta maaf belum? kan kamu udah nuduh dia selingkuh," ujar Auryn, lalu Jessica menjawab bahwa dia sudah meminta maaf kepada Bryan.
"Atau mungkin Bryan bosen kali sama kamu, makanya dia putus dengan mencari-cari alasan."
Tetapi jika dipikirkan secara logika, Auryn merasa bahwa Jessica bukanlah orang yang membosankan, apalagi dia selalu mempunyai topik dalam sebuah obrolan.
"Jess, daripada kamu galau gara-gara diputusin Bryan, lebih baik kamu cari pacar baru aja," saran Auryn, karena sepertinya Bryan memutuskan Jessica memang karena dia ingin mencari perempuan lain. Jadi lebih baik Auryn menyarankan Jessica untuk lebih dulu mendapatkan pasangan daripada harus melihat Bryan yang duluan berpacaran dengan seseorang.
"Gak mau! baru aja putus, masa iya harus mecari cowok lagi. Lagipula aku kan masih suka sama Bryan."
"Ya harus cari yang baru lah, masa iya mau sendiri terus," kata Auryn.
"Kalau baru-baru putus jangan dulu cari yang baru, nanti bisa-bisa dituduh gak setia."
Trining! Trining!
Tiba-tiba ponsel Jessica berdering. Dan pada saat dilihat ternyata yang menelponnya adalah Bryan. Spontan saja Jessica menjawabnya, karena ia pikir bahwa Bryan tadi hanya melakukan prank terhadap Jessica.
"Kenapa?"
"Ikat rambut kamu ketinggalan. Apa aku harus ke rumah kamu atau kamu mau ke cafe lagi sekarang?"
"Buang aja ikat rambutnya!" kesal Jessica karena ia pikir Bryan akan memberitahu bahwa itu semua hanya prank.
Jessica mematikan teleponnya dan ia melemparkan ponselnya ke kasur.
"Siapa yang telepon?" tanya Auryn.
"Bryan."
"Loh! katanya putus."
"Iya, kita berdua udah putus. Tapi tadi dia telepon untuk memberitahu kalau ikat rambut aku ketinggalan di cafe yang tadi aku datangi."
Auryn tertawa setelah mendengarkan perkataan Jessica, karena Auryn tahu bahwa Jessica sangat berharap bahwa Bryan tidak jadi memutuskan Jessica. Tapi kenyataannya, perkataan Bryan tidak sesuai dengan ekspektasi Jessica.
"Kok ketawa sih. Harusnya sebagai sahabat itu kamu berusaha menghibur aku."
"Maaf. Habisnya lucu aja gitu, tiba-tiba Bryan telepon cuma untuk memberitahu tentang ikat rambut kamu yang ketinggalan."
"Perasaan gak ada lucu-lucunya deh."
"Iya maaf deh."
Jessica melihat kearah ponselnya dan sepertinya ia masih ingin berada di rumah Auryn, karena bosan juga kalau berada di rumah.
"Oh iya, Jess. Kamu mau menginap disini gak?"
"Gak. Lain kali aja menginapnya."
"Jess, kamu mau coba aplikasi ini gak?" tanya Auryn sambil memperlihatkan ponselnya kepada Jessica.
Dan ketika dilihat ternyata itu adalah sebuah aplikasi.
"Aplikasi dating? aku gak mau."
"Coba aja sekali, siapa tahu ada yang cocok. Please! coba ya."
Karena sepertinya tidak ada salahnya untuk mencoba,. jadi Jessica mengiyakan untuk mendownload aplikasi tersebut.
Setelah selesai mendownload, Jessica segera membuka aplikasi tersebut.
Aplikasi tersebut bernama give love dan diaplikasi tersebut juga banyak sekali pilihan untuk dating bersama siapa saja. Selain itu, kita bisa memilih umur lelaki atau perempuan yang kita inginkan.
"Gimana caranya?" bingung Jessica.
"Kamu tinggal pilih aja cowoknya," jelas Auryn.
"Yang mana?"
"Cowok yang kamu suka yang mana?"
Jessica melihat-lihat cowok-cowok tersebut dan ketika dilihat tidak ada yang sesuai dengan kriterianya.
"Gak ada yang aku suka."
"Jess, kamu niat gak sih? katanya mau coba, tapi kok gak ada yang cocok."
"Ya udah deh pilih yang ini aja," ujar Jessica sambil menunjuk foto lelaki yang bernama Felix.
"Ya udah klik fotonya."
Jessica memilih foto Felix dan di menekan tombol love yang berada dibawah foto tersebut.
Tidak lama, Felix juga mengirim tombol love kepada Jessica.
"Wah! dikasih love balik," heboh Auryn.
Tiba-tiba Felix mengirim pesan kepada Jessica.
Ting!
...[Pesan]...
Felix :
Hai. Kamu orang mana?
^^^Jessica :^^^
^^^Hai juga. Aku orang Bandung.^^^
Felix :
Gimana kalau kita ketemuan? soalnya aku juga
orang Bandung.
^^^Jessica:^^^
^^^Mau ngapain ketemu?^^^
Felix :
Mau jalan-jalan keliling Bandung
Felix :
Nanti kalau mau, chat aja ke no ini 085XXXXXXXXX
Jessica menyudahi chatting bersama Felix.
Jantung Jessica berdegup kencang, pasalnya ia takut jika orang itu berniat jahat. Lagipula mana mungkin ada seseorang yang dengan santainya memberikan nomer teleponnya.
"Ryn, aku diajakin jalan-jalan."
"Bagus dong kalau gitu."
"Kalau dia orang jahat gimana?"
"Kalau dia orang jahat, nanti sama lo laporin aja ke polisi."
Memang benar apa kata Auryn, tetapi masalahnya orang itu adalah lelaki dan jika Jessica melawan juga pastinya tenaganya tidak akan kuat.
"Kalau ternyata dia bareng sama komplotannya gimana?"
"Ya ampun, Jess! kamu overthinking banget jadi orang. Kalau misalnya dia jahat, kamu tinggal teriak aja. Lagian orang-orang disekitar pasti bantuin kamu kok."
"Kalau misalnya dia ajak gue ke tempat sepi gimana?"
"Nanti kalau tiba-tiba dia ajak kamu ke tempat yang sepi, kamu tinggal telepon aku aja. Nanti pasti aku
jawab kok teleponnya."
Sesudah selesai berbicara tentang lelaki itu, Jessica berpamitan kepada Auryn karena waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
...****************...
Sesampainya di rumah, Mamah menghampiri dan duduk disamping Jessica.
"Dari mana Jess?" tanya Mamah, lalu Jessica menjawab bahwa tadi ia habis dari rumah Auryn.
"Kirain mamah, kamu habis main sama Bryan."
Jessica memberitahu Mamahnya tentang Bryan yang memutuskan hubungan bersama Jessica.
"Kenapa putus?"
"Bryan gak suka karena Jessica cemburuan, makanya dia putusin Jessica."
"Ya ampun! cuma gitu doang diputusin."
Papah yang baru pulang langsung berjalan kearah Mamah dan Jessica.
"Ada apa ini? kok muka anak papah sedih gini," kata Papah.
"Jessica putus sama Bryan, Pah," jelas Mamah.
"Pantas saja mukanya sedih kayak gitu."
Papah memberikan macaron kepada Jessica agar Jessica tidak sedih lagi.
"Makasih, Pah."
"lya sama-sama. Jangan sedih lagi ya," kata Papah, lalu Jessica mengangguk.
"Pah, Mah! Jessica ke kamar dulu ya," ujar Jessica sambil pergi menuju kamarnya.
...****************...
Jessica menyimpan nomer Felix karena ia penasaran dengan lelaki itu. Saking penasarannya ia langsung mengirim chat kepada Felix.
...[Chat]...
^^^Jessica :^^^
^^^Hi Felix. Ini Jessica^^^
Felix :
Jessica siapa?
^^^Jessica :^^^
^^^Yang tadi di aplikasi Give Love^^^
Felix :
Oh yang tadi. Jadi gimana?
^^^Jessica :^^^
^^^lya, aku mau jalan-jalan sama kamu^^^
Tiba-tiba dering telepon Jessica berbunyi dan panggilan telepon tersebut dari Felix. Otomatis Jessica menjawab panggilan telepon tersebut.
Felix bertanya soal foto profil Jessica dan dia mengatakan bahwa sebenarnya foto tersebut adalah foto Jessica atau bukan. Sebab, Felix mengira bahwa foto tersebut adalah foto palsu. Tetapi Jessica meyakinkan Felix bahwa foto tersebut adalah foto asli Jessica.
"Kamu asli orang Bandung?" tanya Felix.
"Sebenernya aku aslinya orang Jakarta."
"Kirain aslinya dari khayangan."
Jessica tertawa kecil akibat gurauan Felix.
"Kamu punya pacar gak?" tanya Felix, lalu Jessica menjawab tidak dan juga Jessica menjelaskan bahwa dirinya baru saja putus.
"Terus mau cari pacar lewat aplikasi give love?" tanya Felix, lalu Jessica menjawab tidak karena memang ia mendownload aplikasi tersebut gara-gara Auryn yang memaksanya.
"Oh iya! jadi kapan bisanya?"
"Jalan-jalan? terserah kamu aja."
"Kalau besok kita ketemu?" tanya Felix, lalu Jessica menyetujuinya.
"Oke, berarti kita ketemu di cafe The Parlor. Pokoknya jam 3 sore udah harus sampai disana."
Sejujurnya Jessica masih takut jika ternyata lelaki itu membohonginya.
"Btw, kamu gak bohongin aku, kan? soalnya aku takut aja nanti kamu gak datang," kata Jessica, lalu Felix berjanji dan meyakinkan bahwa dirinya akan datang ke cafe tersebut.
"Btw, itu foto asli kamu, kan?" lagi-lagi Felix bertanya seperti itu.
"lya, foto aku. Emang kenapa?"
"Takutnya foto palsu. Soalnya aku gak mau kalau ternyata kamu jelek."
"Dasar mandang fisik."
Felix tertawa dan dia juga menuduh Jessica sebagai seseorang yang mandang fisik. Karena ia yakin bahwa Jessica menekan tombol love diaplikasi tersebut dengan alasan karena Felix tampan.
"Oh iya! umur kamu berapa?"
"Emang kamu gak lihat ya waktu di aplikasi give love?" tanya Felix.
"Lihat sih cuma takutnya umurnya dikurangi."
"Enggak lah! umur aku emang 21 tahun."
Tiba-tiba Felix bertanya tentang pekerjaan Jessica, karena dia melihat story Jessica yang menampilkan bahwa dia sedang mempromosikan pakaian.
"Kamu selebgram ya?"
"Bukan."
"Model?"
"Bisa jadi sih, soalnya aku sering photoshoot buat promosikan pakaian gitu. Dan aku jadi modelnya."
Felix mengatakan bahwa Jessica sangat cocok dengan pekerjaan itu dikarenakan Jessica sangat cantik dan pastinya orang-orang yang melihat fotonya akan membeli pakaian yang dipakai Jessica.
"Kalau kamu kerja apa?"
"Aku kerja di restoran."
"Oh iya, kalau gitu aku tutup ya teleponnya. Soalnya aku pingin istirahat."
"Ya udah kalau gitu."
Akhirnya Jessica mematikan panggilan teleponnya.
Tok! Tok! Tok!
Jessica berjalan kearah pintu dan ia langsung membuka pintu kamarnya.
"Ada apa, Mah?"
"Ini ikat rambut kamu," ujar Mamah sambil memberikan ikat rambut milik Jessica.
"Bryan nya mana, Mah?"
"Dia langsung pulang."
Jessica menghela nafasnya saat mendengar bahwa Bryan langsung pulang. Ia pikir Bryan menunggu Jessica di ruang tamu, tapi kenyataannya dia benar-benar ingin menyudahi hubungan dengan Jessica.
Keesokan harinya, Jessica menunggu Felix di cafe the parlor. Ia terus berharap jika lelaki yang bernama Felix itu menepati janjinya.
"Jessica!" panggil seseorang.
Spontan saja Jessica menoleh kebelakang. Seketika ia melamun karena ternyata lelaki yang berlari menghampirinya begitu tampan. Dia tampan, tetapi Jessica tetap memilih Bryan sebagai lelaki tertampan di Bandung menurut versinya.
"Jessica, kan?" tanya Felix, lalu Jessica mengiyakannya.
Mereka berdua masuk kedalam cafe. Lalu memesan makanan dan minuman.
Felix menatap wajah Jessica dan ia tak percaya bahwa Jessica ternyata sangat cantik jika dilihat aslinya.
"Cantik."
Sontak Jessica menoleh kearah Felix dan ia tersenyum saat Felix memujinya.
"Gak mau memuji balik gitu?"
"Gak mau!" tolak Jessica sambil tertawa kecil.
"Oh iya! kamu gak punya pacar, kan?" tanya Jessica karena ia takut jika menjadi perusak hubungan orang.
"Aku gak punya sih. Emang kenapa tanya kayak gitu?" tanya Felix, lalu Jessica menjelaskan bahwa ia takut jika pacarnya Felix melabrak Jessica.
Felix meyakinkan bahwa dirinya tidak mempunyai pacar. Dan juga tujuan dia download aplikasi give love karena ia ingin mendapatkan pacar.
"Udah pernah pacaran berapa kali?"
"Mungkin 7 kali."
"Itu semua gara-gara aplikasi give love?"
"Ya enggak. Dari aplikasi give love cuma pernah jadian sama satu orang."
Felix penasaran dengan Jessica yang katanya baru putus dengan pacarnya.
"Katanya kamu kemarin baru putus. Btw, putusnya gara-gara apa?"
"Gara-gara aku terlalu cemburuan katanya."
"Itu cuma alasan aja. Kayaknya cowok kamu selingkuh tuh. Soalnya masa cuma gara-gara kamu cemburu, dia langsung putusin kamu. Lagipula biasanya cowok suka sama cewek yang cemburuan,
apalagi kalau ceweknya secantik kamu. Jadi harusnya dia gemes lihat kamu."
"Masa sih dia selingkuh," ujar Jessica tak percaya.
Setelah dari cafe, mereka jalan-jalan disekitar Bandung dengan mengendarai mobil Felix.
Didalam mobil, Jessica terus-menerus mendengar dering telepon. Ia mengira bahwa sebenarnya Felix sangat sibuk, hanya saja karena dia ingin sekali bertemu dengan Jessica, jadi dia terpaksa datang untuk menepati janjinya.
"Kenapa gak dijawab aja teleponnya?"
"Soalnya gak penting."
Trining...trining!
"Angkat aja, Lix!" perintah Jessica. Namun Felix kembali mematikan panggilan teleponnya.
"Loh! kok dimatiin lagi."
"Soalnya lebih penting kamu dibandingkan sama
orang yang telepon."
"Emang yang telepon siapa?" tanya Jessica, lalu Felix mengatakan bahwa yang menelpon adalah sahabatnya.
Jessica bertanya dari kapan Felix menggunakan aplikasi give love. Kemudian dia menjawab kalau dia menggunakan aplikasi tersebut dari tahun lalu sampai sekarang.
"Berarti kamu sering ketemu sama cewek-cewek dong?" tanya Jessica, lalu Felix mengiyakan pertanyaan Jessica.
"Jadi kamu cemburu ya?"
"Enggak! aku cuma tanya aja."
Tiba-tiba ada mobil yang menyalip mobil Felix dan otomatis Felix mengerem mobilnya.
Cekit!
"Sialan! siapa sih itu orang" kesal Felix.
Sontak Jessica menoleh kearah Felix. Ia sedikit takut karena melihat Felix marah. Memang bukan Jessica yang dia marahi, tetapi tetap saja itu membuat Jessica ketakutan.
Tiba-tiba orang yang menyalip menghampiri kearah Jessica dan Felix.
Felix menoleh kearah Jessica. Raut wajahnya menjadi pucat setelah melihat seorang perempuan yang tadi menyalip mobilnya.
Perempuan itu mengetuk kaca mobil dengan keras.
"Buka pintunya!" teriak perempuan itu. Lalu, Felix membuka pintu mobilnya.
"Dia siapa?" tanya perempuan itu sambil menunjuk Jessica.
"Dia teman aku," kata Felix.
"Dia pasti selingkuhan kamu ya?" tanya perempuan itu, lalu Felix membantahnya.
Perempuan itu menyuruh Jessica untuk turun dari mobil. Dan akhirnya Jessica menuruti perkataannya.
"ku kan udah bilang kalau dia cuma teman aku. Dia itu pacarnya Galang," bohong Felix.
Jessica menatap Felix dengan ekspresi sinis. Ia sangat kesal kepada Felix karena dia membohongi Jessica.
Jessica hendak pergi, namun perempuan itu mencegah Jessica untuk kabur.
Ketika Jessica hendak menelepon Auryn, tiba-tiba perempuan itu menampar Jessica.
Plak!
"Aww!"
"Kamu apa-apaan sih!" kata Felix.
"Kamu lebih milih dia daripada aku?" tanya perempuan itu.
"Bukan gitu," kata Felix
Perempuan itu pergi meninggalkan Felix dan Jessica.
"Jess, are you okay?" tanya Felix.
Sudah tahu Jessica sedang tidak baik-baik saja, tetapi Felix malah berkata seperti itu. Dan itu membuat Jessica semakin muak dengan lelaki itu, seharusnya lelaki itu yang ditampar, bukan malah Jessica yang ditampar.
"Aku mau pulang."
"Ya udah aku antar kamu pulang ya," kata Felix.
"Gak usah! lagipula aku gak mau diantar pulang sama lelaki bajingan kayak kamu."
Akhirnya Jessica segera pergi dengan menaiki taksi.
Saat berada didalam taksi, seseorang mengirim pesan kepada Jessica dan tidak lain orang itu adalah Felix.
Felix meminta maaf kepada Jessica atas kejadian tadi dan juga dia mengakui bahwa dirinya benar-benar salah. Dia juga menjelaskan bahwa dia melakukan kencan dengan Jessica karena ia ingin membalas dendam ke pacarnya. Sebab, Felix mengetahui bahwa pacarnya selingkuh. Maka dengan itu Felix juga melakukan hal tersebut.
Tetapi, Jessica sama sekali tidak peduli dengan alasannya. Jika benar, seharusnya Felix tidak membalas dendam dan jika pacarnya selingkuh seharusnya Felix langsung saja memutuskan hubungan dengannya.
Trining! Trining!
Auryn menelpon Jessica, lalu ia langsung menolak panggilannya. Karena sejujurnya ia sedikit kesal sebab Auryn lah yang menyuruhnya untuk kencan dengan lelaki itu. Dan alhasil dugaan Jessica benar bahwa lelaki yang ia kencani itu tidak baik.
Tiba-tiba ada satu pesan masuk dari teman lelaki Jessica yang bernama Devano. Ia mengatakan bahwa tadi dijalan ia melihat Jessica sedang bersama lelaki dan seorang perempuan. Dan sudah dipastikan bahwa orang yang dimaksud Devano adalah Felix dan pacarnya.
Trining! Trining!
Kali ini yang menelpon adalah Devano, spontan Jessica menjawab panggilannya.
"Jess, tadi sebenarnya aku mau samperin kamu. Cuma karena kamu lagi sama teman kamu, akhirnya aku gak jadi samperin kamu karena aku malu," jelas Devano.
"Mereka bukan teman aku."
"Terus mereka berdua siapa?"
"Oh iya, Dev. Sinta masih deketin kamu gak?" tanya Jessica untuk mengalihkan pembicaraan, karena jujur ia malas membahas tentang dua orang itu.
Lalu, Devano mengatakan bahwa Sinta telah menjauhinya dan dia tidak lagi mengejar-ngejar Devano lagi.
"Makasih ya, itu semua berkat kamu," kata Devano.
"Iya sama-sama."
"Ya udah kalau gitu kapan-kapan kita ketemu ya, soalnya kita kan udah lama gak ketemu."
"Oke deh, tapi kalau aku gak sibuk ya."
Karena Devano sedang buru-buru, akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri teleponnya.
Ting!
Auryn mengirim pesan kepada Jessica dan dia meminta maaf karena tadi dia tidak segera menjawab panggilan Jessica.
Dia juga berkata bahwa dirinya akan datang ke rumah Jessica untuk membahas soal kencan Jessica bersama Felix, karena dengan Jessica menelpon Auryn sudah dipastikan ada sesuatu hal yang membuat Jessica tidak nyaman.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!