NovelToon NovelToon

SYSTEM RAJA IBLIS

1. Pertemuan dengan dewa

Aratha membuka mata perlahan. Ruangan putih menyilaukan. Kepalanya berdenyut hebat.

Ugh...

"Di mana aku? Apa yang terjadi?" Ia bertanya-tanya, panik.

"Tenang, anak muda. Kau di tempatku. Kau mati menyelamatkan seorang gadis dari kecelakaan truk." sebuah suara tenang pun menjawab

Aratha terdiam, tubuhnya menegang. Ingatan perlahan kembali.

FLASHBACK TO ARATHA

Kehidupan Aratha di mansion mewahnya terasa membosankan. Game Utopia World dan manga kesayangannya tak lagi memuaskan.

"Lama-lama bosan juga setiap hari bermain game yang sama meskipun gamenya terbilang seru" Kata Aratha yang secara tiba-tiba berdiri, lalu berjalan ke arah tempat tidur sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Baiklah aku sekarang ingin melanjutkan membaca manga saja agar rasa bosanku berangsur menghilang" Kata Aratha yang berjalan ke sudut ruangan untuk mendekati rak buku yang tak jauh dari ranjangnya

"Tetapi terasa sama saja saat bermain game atau pun membaca manga aku selalu merasa bosan" kata Aratha yang sedang tidur terlentang memandangi langit-langit kamarnya yang bernuansa berwarna hitam putih

"Jika dipikir kembali kehidupanku itu sangatlah monoton sekali" kata Aratha sambil berguling-guling tanpa henti di atas tempat tidurnya

"Atau aku pergi keluar saja sambil membeli manga atau game baru siapa tau kan ada hal yang menarik" Kata Aratha yang a langsung bangkit dari ranjangnya dengan penuh semangat

"Yosh... lebih baik sekarang aku harus mulai bersiap-siap terlebih dahulu untuk pergi membeli manga/game baru" kata Aratha yang sudah membulatkan tekadnya sambil berlari ke arah kamar mandi dengan terburu-buru

Setelah itu Ia memutuskan untuk membeli game dan manga baru. Saat berjalan menyusuri kota ia melihat toko asing yang menarik perhatiannya. Di sana, ia menemukan The Seven Seals of Aethel dan The Obsidian Covenant, dua judul yang membuatnya penasaran.

"Toko ini sangat asing sekali, tapi ini yang membuatku tertarik ingin masuk kedalam" Kata Aratha sambil melangkahkan kedua kaki jenjangnya masuk kedalam toko tersebut

"selamat datang di toko kami" kata seorang pria tua tersebut sambil tersenyum ke arahku

"Permisi pak" Kata Aratha yang melangkah mendekati pria tua tersebut sambil melihat ke arah matanya yang sedikit ada kilatan cahaya

"Ya ada yang bisa saya bantu anak muda?" kata pria tersebut dengan ramahnya sambil tersenyum

"Begini apa bapak memiliki rekomendasi game atau manga yang seru dan tidak ngebosenin" kata Aratha sambil melihat ke arah deretan game dan manga yang berada di belakang lelaki tua tersebut

"Tentu saja ada anak muda" Jawab lelaki tersebut dengan cepatnya sambil berbalik arah untuk mencari game dan manga

"Boleh saya lihat terlebih dahulu pak" kata Aratha yang tanpa ragu sambil menunggu lelaki tua tersebut mencari game dan manga

"Ini game dan manga yang saya rekomendasikan" Kata lelaki tersebut sambil menyodorkan game dan manga

"Hm...The Seven Seals of Aethel dan The Obsidian Covenant ini keduanya sangatlah unik, tapi jika dilihat dari sampulnya pasti ini akan sangat seru" kata Aratha yang tanpa pikir panjang langsung merasa terikat dan senang dengan keduanya

"Baiklah pak aku mau beli keduanya" Kata Aratha lagi yang tanpa ragu langsung mengeluarkan black card miliknya

Kemudiaan saat Keluar dari toko, ia melihat Grace Alexander, seorang gadis yang asyik dengan ponselnya, hampir tertabrak truk. Tanpa ragu, Aratha mendorongnya menjauh, dan ia sendiri yang tertabrak.

Sebelum kehilangan kesadaran, ia sempat tersenyum pada Grace, mengucapkan kata-kata terakhir yang manis.

"AWAS....ADA TRUK" Kata Arata yang langsung mendorong gadis tersebut sampai terpental cukup jauh

"Apakah ini akhir dari hidupku, padahal aku belum mencoba game tersebut dan membaca manga yang tadi baru dibeli" kata Aratha yang diam tak bergeming sambil melihat ke arah truk yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi

BRAK...

"Hiks...makasih sudah menolong aku, jika tidak ada dirimu maka sekarang akulah yang akan berada di posisimu" kata gadis itu yang menangis membanjiri wajah Aratha dan dia hanya tersenyum sambil menahan rasa sakit

"Ya sama-sama aku tidak menyesal telah menolong dirimu, mungkin ini sudah takdir yang harus aku terima" kata Aratha sambil menatap dan mengusap pipinya sambil tersenyum lembut

"Siapa namamu mungkin aku bisa mengingatnya dan akan berbalas budi saat kita bertemu kembali?" kata gadis tersebut dengan panjang lebarnya sambil menangis

"Namaku Aratha Melvis dan siapa namamu gadis cantik?" Jawab Aratha dengan suara baritonnya yang melihat gadis tersebut masih menangis sambil mengelus pipinya

"Namaku Grace Alexander kau bisa memanggilku Grace, lebih baik kau dibawa ke rumah sakit saja" kata gadis itu sambil membantunya agar berada di paha gadis tersebut sambil menggenggam jari-jemarinya yang sangat mungil dan lentik

"Soal rumah sakit itu aku sudah tidak bisa menahannya lagi, aku ingin tidur sebentar sebelum itu aku ingin melihat kamu tersenyum terlebih dahulu walau pun ini pertemuan pertama dan terakhir kita" kata Aratha yang masih tersenyum dan mengelus pipi sang gadis tersebut dengan lembutnya

"Disaat seperti ini masih bisa mengucapkan hal yang konyol sambil tersenyum bodoh, jangan berbicara sembarangan pasti kamu akan selamat" kata gadis itu yang masih menatapku dengan berlinang air mata sambil menggenggam tangan Aratha dengan kencangnya

"Aku hanya bisa tersenyum saja, karena kamu begitu cantik" kata Aratha yang masih tersenyum bodoh kearah Grace sambil mencoba mengelus rambut sang gadis tersebut

"Kamu bisa membuat aku tersipu oleh kata-kata manismu itu, tapi kalo kamu tetap terjaga pasti akan selamat" kata Grace yang sangat optimis sambil meyakinkan Aratha agar tetap bertahan.

"Makasih kamu adalah orang pertama yang perhatian terhadap diriku dan mudah-mudahan kita bisa bertemu lagi di dunia yang berbeda ya" kata Aratha yang masih tersenyum manis dan langsung saja menutup mata.

FLASHBACK END

"Sekarang aku sudah mengingatnya gadis yang ku selamatkan bernama Grace Alexander, tapi apakah dia baik-baik saja?, dan siapa kamu kenapa bisa mengetahuinya?." kata Aratha yang melangkahkan kedua kakinya perlahan ke belakang sambil menatapnya dengan penuh waspada

"Aku Dewa Agung dan gadis itu selamat, lalu Kau akan bereinkarnasi." Jawab sosok yang dihadapannya tersenyum

"Ke dunia fantasi?" Aratha pun tercengang

"Ke tubuh anak bangsawan lemah. Kau boleh meminta satu hal." kata Dewa Agung sambil mengangguk

"Sistem untuk menjadi kuat, regenerasi super, kekayaan tak terbatas termasuk ramuan dan pil, rupa tampan, hewan kontrak, reinkarnasi ke dunia Soul Land dengan banyak Soul, kemampuan mengelilingi dunia, dan keluarga yang menyayanginya." Kata Aratha dengan akal liciknya mengajukan permintaan

"Permintaanmu... ambisius. Tapi aku kabulkan. Ini bonus," kata Dewa Agung meskipun terkejut tapi tetap menyetujuinya, lalu memberikan sesuatu yang tak terlihat.

"Panggil aku Kakek. Semoga kau tak tersesat, cucuku."

Kemudian Aratha tersenyum lebar. Ia melangkah ke portal, siap menghadapi takdir barunya.

2. Reinkarnasi

ARATHA POV

[Sistem terintegrasi dengan jiwa tuan rumah.]

[0%… 20%… 40%… 60%… 80%… 100% Proses selesai.]

[Selamat, sistem terintegrasi.]

"Baiklah system sebelum itu apakah kamu sama dengan system yang ada di manga dan game pernah aku mainkan saat di duniaku dulu"

[DING.. benar tuan rumah, tapi saya lebih canggih dibandingkan yang ada di manga dan game yang tadi baru saja anda sebutkan itu]

"Hmm.. kalo begitu system apakah kamu memiliki nama agar aku lebih mudah untuk memanggilmu"

[Ding sistem tidak memilikinya harap tuan rumah memberi nama]

"Aku akan memberi mu nama Ruby dan berhenti memanggilku tuan rumah lebih baik kau panggil saja aku Aratha agar lebih enak didengar"

[Perubahan nama diproses… 0%… 25%… 100%. Halo, Aratha. Aku suka nama itu.]

"Ruby hilangkan kata Ding itu sangatlah menggangu"

[Kata ding dihilangkan mulai memproses, 0℅... 25℅...40℅....60℅...80℅...100]

"Baiklah Ruby, apa fungsimu seperti status, shop, gacha, summon, inventori, dll?”

[Benar, dan bahkan fungsi Ruby lebih dari itu. Aku bisa membantumu menciptakan dunia jiwa dengan sangat mudah. Jika Aratha upgrade Ruby hingga tahap maksimal, aku bahkan bisa memiliki wujud. Tapi pertama, kau perlu memahami dunia ini.]

“Dunia jiwa? Itu hanya bisa didapat di tahap Mahayana! Dan kau bisa memiliki wujud?!”

[Benar. Kau butuh skill untuk memahami benua, hutan, dll. Oh, wajahmu terlihat lucu sekali saat terkejut seperti itu!]

“Skill untuk mengerti dunia ini? Rekomendasikan satu untuk diriku, dan berhenti mengejekku seperti itu!”

[Baiklah. Aku akan merekomendasikan skill Memory. Wajahmu masih lucu… hehehe.]

"Jadi bisakah kamu beritahu aku apa nama skill tersebut, dan Ruby itu sangat tidak lucu sama sekali"

[Nama skillnya Memory? Apa Aratha ingin pasang sekarang!]

"Ruby pasang saja sekarang agar aku lebih cepat mengetahui dunia ini"

[Memasang skill Memory… 0%… 40%... 80%... 100%.]

[Ding selamat anda telah memasang skill memory! Anda mendapatkan 5000 SP dan 1 kotak pemula.]

"Ruby aku ingin bertanya maksud sp itu adalah poin untuk membeli apapun yang ada di shop kan?"

[Benar, tapi poin Aratha itu unlimited jadi tidak berpengaruh dan berkurang sedikit pun]

“Benar juga! Aku lupa jika meminta itu dari kakek Dewa. Ruby buka kotak pemula!”

[Apakah Aratha ingin membuka kotak pemula]

[Ding selamat! Aratha mendapat 2 summon tingkat langka dan 100.000 SP.]

“Beruntung sekali aku mendapat tingkat langka!. Ruby bisa kamu beritahu dimana aku sekarang?”

[Aratha sedang berada di hutan kematian]

"Oh hutan kematian itu bukannya yang berada di wilayah kerajaan langit, dan menurut info yang aku dapat dari skill memory hutan ini katanya dipenuhi dengan hewan buas yang kuat"

[Benar Aratha banyak orang yang tidak berani masuk ke hutan kematian, karena setiap memasuki hutan kematian ini pasti banyak korban yang berjatuhan]

"Tapi Ruby kenapa aku tidak melihat satupun hewan buas yang mendekat“

[Karena Aratha sudah diberikan sebuah tubuh istimewa oleh dewa jadi hewan buas itu tidak ada yang berani mendekat]

"Jadi ini yang dimaksud dengan bonus oleh kakek Dewa itu, pantas saja aku tidak merasakan ada hewan buas yang mendekat"

"Ruby bisa kamu jelaskan ada berapa kerajaan terkuat, benua, sampai ranah"

[Kenapa tanya ke Ruby? Aratha kan sudah memiliki skill memory]

"Kau benar juga Ruby kenapa aku sampai melupakan hal sepenting itu?"

'Skill memory aktif'

*Kekaisaran dan Kerajaan yang terkuat di benua rendah adalah kekaisaran bulan, kekaisaran Air, kekaisaran matahari, kerajaan kristal, Kerajaan Angin, kerajaan api*

*Kekaisaran dan kerajaan terkuat di benua tengah Kekaisaran Mistik, Kekaisaran Moonlight, Kerajaan Victoria, Kerajaan Blooming

*Kekaisaran dan kerajaan yang terkuat di benua tinggi adalah posisi ke ke 3 Kekaisaran Bintang, posisi ke 2 kekaisaran Naga, kekaisaran langit (Misterius), Kerajaan Naga, Kerajaan Phoenix*

*Ranah terkuat di benua rendah ini adalah kaisar matahari dengan ranah Body Fusion 9, di benua tengah kaisar moonlight dengan ranah Human Immortal, di benua tinggi kaisar Naga dengan ranah celestial Prime

"Jadi menurut info yang di dapat dari skill memory itu sudah cukup jelas, jadi aku harus menjadi yang terkuat di dunia ini"

"Baiklah Ruby sekarang aku ingin melihat statusku terlebih dahulu"

DING

'Status'

Nama : Aratha Melvis

Ras : Manusia {bisa berubah Ras sesuka hati}

Tubuh : Tubuh Istimewa

BloodLine : Demon God

kultivasi : Qi Refining 9

Job : -

Title : Reincanation, Pangeran Mahkota Kerajaan Kristal

STR : Unlimited

AGL : Unlimited

LUC : Unlimited

Mana : Unlimited

DEF : Unlimited

Charm : -

Skill : Creation,regenerasi super, Memory

Element : Api(0%), Air(0%), Angin(0%), Tanah(0%), Cahaya(0%), Tanaman(0%), kegelapan (0%)

Teknik : -

kekayaan : Unlimited

Sumber Daya : Unlimited

SP : Unlimited

Bawahan : -

Hewan Kontrak :

* Fenrir

* Phoenix Biru

Inventori Infinity :

* summon card (rare)

System 1.0

"APA, Ruby apa benar ini status milikku?"

[Benar , itu adalah status milik Aratha]

"Tapi Ruby, kenapa status milik ku ini sangat tidak masuk akal sekali"

[karena Aratha meminta kepada Dewa semuanya unlimited]

"Huh, bener juga aku baru ingat tentang hal itu, tapi ini seperti cheat saja"

"Kita lupakan soal itu terlebih dahulu, jadi Ruby apakah ada cara menaikan kultivasi dengan cepat?"

[Tentu ada Aratha, kamu harus berendam/meminum air surgawi]

"Apa air surgawi, bukannya itu harta yang sangat langka sekali dan jika dijual itu bisa sangat mahal"

[Benar, Tapi tenang saja Aratha bisa membeli air surgawi di toko system dengan harga yang murah]

"Baiklah Ruby berapa harga air surgawi di toko system"

[Harga air surgawi di toko system itu 10000 SP]

"Apa mahal sekali, tapi tidak apa-apa itu setimpal dengan khasiat yang didapatkan dan poin milik ku juga unlimited"

"Baiklah Ruby aku ingin membeli air surgawi, tapi bagaimana cara membelinya"

[Aratha tinggal menekan tombol shop maka akan tersimpan di inventory]

'Shop'

DING

[Apakah anda ingin membeli air surgawi ini]

[Y/N]

Yes

[Ding selamat Artha telah membeli barang di shop untuk pertama kalinya mendapatkan SP 5000]

[Ding mendapatkan kotak besar, barang telah masuk kedalam inventori]

"Tunggu sebentar Ruby kenapa aku mendapatkan kotak besar?"

[karena Aratha telah membeli barang di shop untuk pertama kalinya]

"Baiklah Ruby tolong buka kotak besar yang ada di inventori"

[Ding selamat anda mendapatkan pedang tingkat tinggi]

[Ding selamat anda mendapatkan Absolute Charm]

[Ding selamat anda mendapatkan pil kultivasi tingkat tinggi]

[Ding selamat anda mendapatkan Sp 1000, semua barang telah tersimpan di inventori]

"Ruby, Apakah ada tempat yang cocok untuk berlatih kultivasi yang memiliki qi yang padat dan berlimpah"

[Ada tempat yang cocok untuk berlatih kultivasi yang tidak jauh dari sini]

"Baiklah Ruby, mari kita lanjutkan perjalanan menuju tempat yang kamu rekomendasikan"

Kemudian Aratha pun sampai di tempat yang di tuju dan ia pun mulai duduk sikap lotus, setelah lamanya ia berlatih kultivasi banyak notifikasi yang muncul didalam kepalanya

[Ding selamat anda telah mencapai ranah Foundation Establishment 1]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah Foundation Establishment 2]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah Foundation Establishment 3]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah Foundation Establishment 4]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah Foundation Establishment 5]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah Foundation Establishment 6]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah Foundation Establishment 7]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah Foundation Establishment 8]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah Foundation Establishment 9]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah core formation 1]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah core formation 2]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah core formation 3]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah core formation 4]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah core formation 5]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah core formation 6]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah core formation 7]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah core formation 8]

[Ding selamat anda telah mencapai ranah core formation 9]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Golden Core 1]

"APA, Ruby apa benar semua notifikasi yang muncul di kepalaku ini?"

[Semua notifikasi itu memang benar adanya]

"Tapi Ruby, kenapa dari awal status milik ku itu sangatlah tidak masuk akal sekali"

[karena Aratha meminta kepada Dewa semuanya unlimited]

"Huh, bener juga aku baru ingat tentang hal itu"

"Kita lupakan soal itu terlebih dahulu, jadi Ruby apakah ada cara menaikan kultivasi dengan cepat? "

[Tentu ada Aratha, kamu harus berendam/meminum air surgawi]

"Apa, air surgawi, bukannya itu sangat langka dan jika dijual itu bisa sangat mahal sekali"

[Benar, Tapi tenang saja aratha bisa membeli air surgawi di toko system]

"Baiklah Ruby berapa harga air surgawi di toko system"

[Harga air surgawi di toko system itu 1000 SP]

"Apa mahal sekali, tapi tidak apa-apa itu setimpal dengan khasiatnya yang didapatkan dan poin milik ku juga unlimited"

"Baiklah Ruby aku ingin membeli air surgawi, tapi bagaimana cara membelinya"

[Aratha tinggal menekan tombol shop maka akan tersimpan di inventory]

'Shop'

DING

[ Apakah anda ingin membeli air surgawi ini]

[Y/N]

Yes

[Ding selamat artha telah membeli barang di shop untuk pertama kali mendapatkan SP 5000]

[Ding mendapatkan kotak misteri semua telah masuk kedalam inventori]

"Baiklah Ruby tolong buka kotak misteri yang ada di inventory"

[Ding selamat anda mendapatkan pedang tingkat tinggi]

[Ding selamat anda mendapatkan pil kultivasi tingkat tinggi]

[Ding selamat anda mendapatkan Sp 1000,semuanya telah tersimpan di inventori]

"Ruby, Apakah ada tempat yang cocok untuk ber-kultivasi?"

[Ada tempat yang cocok untuk ber-kultivasi yang tidak jauh dari sini]

"Baiklah Ruby, mari kita lanjutkan perjalanan menuju tempat yang kamu rekomendasikan"

Kemudian Aratha pun sampai di tempat yang telah dituju dan ia pun mulai duduk sikap lotus, setelah lamanya ia berlatih kultivasi banyak notification yang berada didalam kepalaku

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Golden Core 2 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Golden Core 3 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Golden Core 4 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Golden Core 5 ]

"APA INI SEMUANYA NGECHEAT DI DUNIA INI AJA TIDAK ADA YANG MENCAPAI RANAH GOLDEN CORE DALAM WAKTU SESINGKAT INI"

"Ekhm... baiklah kita lupakan dulu soal itu, lebih baik kita lanjutkan saja perjalanan yang sempat tertunda, sebelum itu aku perlu mandi terlebih dahulu"

"Hey Ruby apakah di sekitar sini ada sungai?"

[Ada, Aratha tinggal berjalan lurus saja nanti akan ketemu patung naga dan disitulah sungainya]

"Baiklah Ruby terima kasih atas infonya"

tolong revisi dengan sempurna dan lengkap

3. Naga

Saat diperjalanan menuju hutan kematian bagian terdalam Aratha pun di sambut dengan tidak ramah oleh seekor hewan yang menurut orang-orang di sekitar hutan tersebut terdapat hewan yang legendaris dan sering disebut sang penghancur yaitu seekor naga hitam

ROAARR....

"Hey, manusia sedang apa kau berada di wilayah kekuasaan ku?" kata naga tersebut dengan tatapan tajam dan raungan yang sangat keras sambil mengeluarkan aura mengerikan

"Apakah aku tidak salah lihat itu benar seekor naga, maaf sebelumnya tuan naga saya kemari hanya ingin berlatih saja dan tidak akan mengganggu" Jawab Aratha dengan santainya sambil mengeluarkan sedikit aura miliknya yang tidak kalah mengerikannya

"Hooh, ternyata kau bukan manusia biasa rupanya karena kau bisa menahan aura milikku ini, tapi kamu sudah masuk ke wilayah kekuasaan ku itu tandanya kamu sudah mengganggu ku, dan aku pun sedikit tertarik dengan aura yang kamu keluarkan itu" kata naga tersebut dengan tatapan yang sangat menyeramkan sambil sedikit tersenyum yang tidak terlihat oleh Aratha

"karena saya selalu rajin berlatih" Jawab Aratha dengan singkat dan masih dengan wajah yang tenang

"Baiklah aku akan menantang mu manusia, jika kamu menang maka aku akan menjadi hewan kontrakmu dan jika kamu kalah maka kamu akan menjadi makananku" kata naga tersebut yang terus-menerus mengeluarkan auranya

"Hey Ruby apakah aku memiliki potensi untuk menang melawannya?" kata Aratha sambil melihat ke arah naga tersebut

[Aratha memiliki potensi menang melawannya hanya 50% saja]

"Apa kau bercanda Ruby persentasenya sangat sedikit sekali" kata Aratha yang masih menatap ke arah naga tersebut

[Aratha tenang saja meski persentasenya kecil tapi kamu bisa minta tolong kepada Ruby, agar bisa menang melawannya]

"Apakah itu tidak membahayakan diriku Ruby?" kata Aratha yang masih dengan ekspresi bingung

[Kau akan baik- baik saja selama Ruby mengambil alih tubuh Aratha]

"Apa tidak ada efek samping setelah dirimu mengambil alih diriku?" Kata Aratha yang masih agak ragu dengan keputusan yang Ruby katakan

[Tidak ada efek samping apapun hanya tubuh Aratha akan merasa lelah dan hanya akan pingsan selama 3 hari saja]

"Baiklah Ruby aku akan mengandalkan dirimu" kata Aratha yang mencoba mempercayai Ruby meskipun masih ada sedikit keraguan

Kemudian Aratha pun mulai memandangi ke arah naga tersebut sambil mencari celah dan bersiap untuk melesat kearahnya

"Baiklah, aku akan terima tantangan itu karena percuma saja jika aku menolak maka akan tetap menjadi makanannya" kata Aratha dengan pekannya sambil mengeluarkan keringat dingin

"Hey manusia, aku akan bertanya sekali lagi kepada mu, apakah kamu ingin menerima tantangan ini?" Kata sangat naga tersebut yang ingin memastikan keputusan lelaki yang ada di hadapannya ini

"Baiklah tuan naga saya akan menerima tantangan dari mu itu" kata Aratha dengan bibir sedikit tersenyum dan masih mencoba untuk tenang

"Hoh... ternyata nyalimu tinggi juga ya manusia aku sangat suka manusia yang memiliki nyali tinggi seperti dirimu" kata naga tersebut degan melihat ke arah Aratha dari atas kepala hingga bawah kaki dan agak sedikit terkejut dengan keputusan lelaki yang ada di hadapannya itu

"Baiklah jangan bertele-tele lagi mari kita mulai saja pertandingan ini, agar lebih cepat selesai" kata Aratha sambil mengeluarkan pedang panjang tingkat legendaris dan sambil bersiap untuk menyerang

"Ternyata kamu tidak hanya memiliki nyali yang tinggi tapi juga sangat sombong ya manusia" kata naga tersebut yang melesat kearah Aratha seperti kecepatan cahaya

Setelah kami bertarung hingga mencapai 3 jam, akhirnya Aratha pun memenangkan duel tersebut dan menjadikan seekor naga legendaris menjadi hewan kontraknya

"Baiklah aku sudah menang jadi kau harus menepati janjimu itu" kata Aratha yang berdiri di hadapannya dengan wajah yang tenang sambil menyentuh keningnya

"Aku akan menepati janji yang telah dibuat dan akan selalu setia kepada tuanku" kata naga tersebut sambil menunduk kan kepalanya di hadapan Aratha

"Sekarang kamu sudah menjadi hewan kontrak milikku, maka aku akan memberikan nama untukmu agar lebih mudah berkomunikasi" kata Aratha sambil mengetuk-ngetuk jarinya di pelipis dan sambil melihat kearah langit

"Tetapi bukannya jika seorang manusia memberi nama kepada hewan legendaris seperti diriku ini bukannya sama saja dengan bunuh diri" Kata sangat naga tersebut yang merasa sangat terkejut dengan tuannya ini dan seperti tidak habis pikir juga kenapa dia tidak memikirkan resikonya

"Baiklah aku sudah memikirkan nama yang cocok dengan dirimu dan aku tidak akan mati semudah itu" jawab Aratha lagi sambil memandangi naga tersebut dengan sedikit tersenyum

"Jadi, apa nama yang cocok dengan ku yang gagah ini?" kata naga tersebut yang masih terbang di atas kepalaku dengan rasa percaya dirinya

"Aku akan memberikanmu nama 'Drago' saja, apakah kamu menyukainya dan jangan panggil aku tuan atau apapun yang formal tapi kamu bisa memanggil diriku dengan nama saja, dan namaku adalah Aratha" Kata Aratha dengan tenangnya sambil tersenyum ke arah naga tersebut

"Aku akan memanggil dirimu Aratha dan aku sangat menyukai nama yang engkau berikan kepada diriku" Kata Drago yang merasa sangat senang sampai terbang setinggi mungkin

"Syukurlah jika kamu menyukainya aku pikir kau tidak akan menyukainya" kata Aratha sambil tersenyum kearahnya

"Aku akan menyukainya jika itu yang diberikan oleh Aratha sebagai tuanku" kata naga itu yang merasa sangat senang dan percaya pasti tuannya ini akan menggemparkan seluruh dunia

"Baiklah sekarang mari kita lanjutkan kembali perjalanan yang sempat tertunda" kata Aratha dengan tatapan yang tidak bisa diartikan bahkan Drago pun hanya mengekor saja

"Tunggu Aratha aku akan berubah menjadi manusia terlebih dahulu agar lebih mudah untuk menjaga dirimu" kata naga tersebut sambil mendarat di hadapanku

"APA KAMU TERNYATA BISA BERUBAH MENJADI MANUSIA?" kata Aratha dengan memperlihatkan wajah yang sedang terkejut

Tanpa basa basi naga tersebut mulai berubah ke tubuh manusia lagi sambil tersenyum ke arah Aratha sambil sedikit lompat dengan senangnya

"Akhirnya setelah ribuan tahun aku bisa merubah diriku menjadi manusia kembali" kata naga tersebut dengan senangnya sambil sedikit berlari ke arah Aratha yang sedang mematung

"Drago apakah disini ada tempat yang cocok untuk berlatih" kata Aratha yang membuat Drago yang masih merasa senang tapi tersenyum ke arahnya

"Ada tempat yang cocok untuk berlatih yaitu di dalam goa" Jawab Drago yang sesekali melirik ke arah Aratha sambil tersenyum manis

"Baiklah Drago kamu jaga di mulut goa saja jangan sampai ada siapapun yang masuk ke dalam" kata Aratha yang menghiraukan tatapan dari Drago yang membuatnya sedikit merinding

"Baik Aratha, saya yakin pasti anda berhasil" kata Drago yang tanpa henti tersenyum ke arah Aratha

Kemudian Aratha pun masuk ke dalam goa dan mulai duduk sikap lotus sambil menelan pil kultivasi, setelah selesai berlatih Aratha pun mendengar suara notification, setelah selesai Aratha pun lekas keluar dari goa dan berjalan kearah drago sambil memegang kepalanya

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Golden Core 5 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Golden Core 6 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Golden Core 7 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Golden Core 8 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Golden Core 9]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Nascent Soul 1 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Nascent Soul 2 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Nascent Soul 3 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Nascent Soul 4 ]

[Ding Selamat anda telah mencapai ranah Nascent Soul 5 ]

"Ruby kenapa aku naik ranah hanya sampai tingkat Nascent Soul saja? kenapa tidak sampai Spirit Transform" kata Aratha dengan wajah yang sangat kecewa

[Setiap ingin menaikan ranah pasti banyak membutuhkan sumber daya dan tempat yang memiliki qi yang sangat berlimpah dan padat]

"Oh seperti itu jadi aku harus terus berlatih, agar menjadi yang terkuat di dunia ini" kata Aratha dengan semangat dan tekadnya yang sudah bulat

"Aratha anda sangat hebat dari tingkat Golden core sekarang sudah Nascent Soul" kata Drago dengan sangat senang dan bangga dengan tuannya ini

"Ya tapi aku sangat kecewa kenapa tidak sampai tingkat Spirit Transform?" Kata Aratha dengan rasa kecewa sambil memasang wajah yang sedih

"Aratha tidak perlu merasa kecewa seperti itu karena di dunia rendah ini tidak ada yang bisa secepat anda, karena Aratha sudah sangat disebut jenius" kata Drago yang memberi semangat kepada Aratha dan benar saja dia sudah berubah menjadi serius

"Benar katamu Drago aku harus rajin berlatih agar bisa melindungi orang-orang ku" kata Aratha dengan ekspresi tersenyum lebar sambil memandang ke arah langit malam yang dipenuhi bintang terlihat sangat indah

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!