My Shapeshifter
01
Di sebuah kedai kopi di tengah kota.
Fumika
Karma! Seperti biasanya?
Karma
Mmhm, manis sedikit.
*Duduk di kursi dekat kasir*
Fumika
Oho, lagi bahagia, ya?
Karma
Iya, bahagia lihat kamu hari ini.
Fumika
Hahaha! Cuih, gombal.
*Melengos pergi*
Fumika, seorang pegawai di kafe tersebut. Ia sudah bekerja hampir 2 tahun.
Sementara Karma adalah pelanggan tetap, selalu datang di saat Fumika bekerja. Tentu saja tujuan utamanya untuk melihat Fumika.
Fumika
*Datang membawa kopi dan menaruh di depan Karma*
Lagi libur? Tumben hari Selasa datang.
Karma
Ada janji sama temen di sini.
Fumika
Janji apa nge-date? ͡° ͜ʖ ͡ –
Karma
Ga usah ngada-ada, ya. Ya kali nge-date sama cowo.
Fumika
Ya siapa tau, kan? Playboy macam kamu mana mampu ngejomblo 2 hari.
Tak lama kemudian, pintu terbuka dan bel berbunyi.
Sosok pria tinggi dengan rambut silver panjang memasuki kafe dan segera duduk di sebelah Karma. Ia menoleh ke Fumika dengan tatapan datar.
Amano
Americano double shoot.
Fumika cukup lama memandangi pria tersebut, hingga sebuah deheman menyadarkannya.
Karma
EHM! Americano DOUBLE SHOOT.
Fumika
Eh- oke. Bentar.
*Buru-buru pergi ke belakang*
Karma
Lah- mau kemana? Kan bikinnya bisa di sini.
Fumika
Kamar mandi bentar!
Karma
...
*Noleh ke Amano*
Di sini tempatnya.
Amano
Oh. Langganan dari kapan?
Amano
...
*Melengos waktu Fumika datang*
Fumika
*Datang bawa pesenan dan taruh di depan Amano*
Silakan~
Karma
Fumika, kenalin ini temenku tadi.
Fumika
Oh, ya. Aku Fumika.
Karma
Ga usah sok dingin napa?
Amano
Apaan, sih.
*Seruput kopinya*
Amano
*Taruh cangkir kopinya*
Emang berharap apa sama kopi pahit begini?
Fumika
Dih. Ya enak engga pahitnya?
Fumika
*Noleh ke Karma*
Temenmu ngeselin amat.
02
Fumika
Aku pulang dulu ya gais!
Mina
Loh? Ga mau bareng aku dulu?
Fumika
Hari ini engga, deh. Mau nyuci baju.
Mina
Malem-malem gini, lho. Bareng aku aja.
Fumika
Engga dulu, bestie.
Mina
Yaudah nanti sampe rumah kabarin aku, ya?
Fumika keluar dari kafe tersebut dengan menenteng totebag miliknya. Bergambar rubah putih di depan dengan taburan bunga sakura.
Melewati jalanan yang cukup ramai di kala jarum jam hampir menyentuh pukul 12 malam, Fumika memilih untuk mampir ke minimarket dan membeli sedikit keperluannya.
Fumika
Buat stok di kafe sama rumah.. katanya Mina minggu ini bakal dapet. Sekalian ajalah.
*Mengambil pack pembalut*
Fumika
*Berjalan ke bagian freezer dan melihat minuman berjajar*
Hmm.. susu? Apa kopi? Ya kali kopi, mau tidur jam berapa.
Fumika
*Membuka pintu dan mengambil beberapa kaleng kopi*
Joki tugas banyak banget anjir. Orang pada ga niat kuliah apa gimana, sih. Bikin aku ribet aja. Tapi mayan duitnya buat beli baju, sih.
Fumika
*Berjalan ke area camilan dan berhenti ketika melihat Amano di sana*
Fumika
Yo— kaget ketemu di sini.
Amano
Oh.
*Ambil camilan dan masukin ke keranjang*
*Melengos pergi*
Fumika
...!! Anjink sombong banget dia.
*Masukin camilan ke keranjang*
Cukup lama Fumika berkutat dengan belanjaannya, akhirnya ia selesai dan mengantre di kasir.
Fumika
Loh? Kok baru ngantre?
Fumika
Ya gapapa. Nyari apaan sampe baru ngantre sekarang? Kayaknya isi keranjangnya itu doang.
Amano
Apaan, sih. Kepo amat. Tipikal tetangga julid, nih.
Fumika
Anjir- ga gitu, anjink. Siapa tau butuh bantuan kan bisa aku bantu cari—
Fumika
ISH APAAN SOMBONG AMAT.
Pegawai Minimarket
Kak, silakan.
Fumika
*Nyerobot antrean Amano*
AKU DULUAN.
03
Tidak biasa, Fumika berjalan ke area perumahannya dengan menenteng belanjaan. Biasanya dia pulang bersama Mina.
Tapi dikarenakan suatu hal, Fumika memilih pulang sendiri. Benar, belanja. Fumika sudah hapal betul Mina akan mengomel karena durasi belanja Fumika mirip seperti ibunya yang bahkan bisa berdiri satu jam di depan freezer demi memilih minuman yang akan dibeli.
Namun entah kenapa, walau sudah sering berjalan sendiri di jalanan saat malam hari, kali ini Fumika merasa ada hal janggal.
Hawa dingin dan sepi. Pukul 12 memang waktunya orang-orang istirahat, tapi ia merasa ini bukan hal biasa.
Fumika
(Masih jauh lagi.. duh ada apaan, sih. Ya kali seta—)
Tiba-tiba di depan sana ada sosok tinggi besar, siluet seorang pria yang tampak mengerikan. Entah mata Fumika yang salah atau memang bentuknya seperti itu, pria itu memiliki sayap besar di punggungnya.
Fumika
Duh anjir apaan lagi, sih. Siluman kelelawar? UDAH LAH WOI AKU MAU PULANG!
Siluman Burung
Bukan kelelawar, tapi..
*Berjalan mendekati Fumika*
Fumika
GASP— ANJINK NGERI COK!
Siluet lain segera menabrak sosok mengerikan itu dan membuatnya terjungkal. Aroma yang sempat menyambar hidung Fumika membuatnya terkesiap.
Laki-laki berambut silver yang dikenalnya.
Amano
*Noleh ke Fumika, trus lanjut pukulin silumannya*
Fumika
Seenggaknya nanya 'kamu gapapa?' GITU KEK!
Amano
Berisik, pesut ancol. Diem dulu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!