NovelToon NovelToon

Di Jodohkan ( Devan Dan Sinta )

Part 1

Devan Atmaja, ada seseorang CEO muda yang sangat sukses, ia mengatakan memiliki cabang perusahaan dimana mana.

kehidupan yang sangat sukses, tidak sebanding dengan perjalanan cintanya yang tak se mujur karirnya.

Buktinya hingga umurnya sudah gelap tiga puluh tahun, ia masih betah sendiri dan tidak tersentuh oleh wanita lagi, setelah kegagalannya yang menjalin hubungan dengan sang mantan kekasih lima tahun yang lalu.

******

Sinta Puspita, adalah seorang gadis yang ber umur dua puluh tiga tahun, ia bekerja di perusahaan AJ grup sebagai karyawan biasa.

Sebenarnya orang tuanya juga memiliki perusahaan yang lumayan besar, tapi karena Sinta ingin mandiri, ia pun bekerja di perusahaan lain untuk menambah pengalamannya.

Kisah percintaan Sinta sangat mujur, karena saat ini ia sedang menjalin hubungan dengan rekan kerjanya sendiri, dan sudah hampir dua tahun ini mereka berhubungan sebagai kekasih tanpa sepengetahuan keluarga Sinta.

☀️☀️☀️☀️

Pagi ini seperti biasa, karena hari Senin semua orang mulai sibuk untuk memulai aktivitas mereka masing-masing.

Begitu juga dengan Devan Atmaja yang sudah bersiap untuk berangkat ke kantornya.

" Selamat pagi pah, mah..." sapa Devan yang melihat orang tuanya sudah menunggu di meja makan untuk sarapan.

" Selamat pagi sayang..." jawab tuan Atmaja dan nyonya Sarah orang tua Devan.

Mereka pun sarapan bersama sebelum memulai aktivitas mereka hari ini.

Setelah selesai sarapan, Atmaja pun membuka suara sebelum putranya itu pergi.

" Devan... Papah mau bicara sebentar sama kamu " kata Atmaja yang sudah selesai sarapan tapi masih berada di sana.

Devan pun mengangguk, sambil menyelesaikan sarapannya. Sedangkan Sarah masih menyelesaikan masakannya.

" Begini Devan, papah dan mamah berencana ingin menjodohkan kamu dengan rekan bisnis sekaligus sahabat lama kami. " kata Atmaja yang berhenti sebentar untuk melihat reaksi putranya itu.

Devan pun sangat terkejut.

" Tapi pah, Devan masih belum siap untuk menikah. Dev..." bantah Devan terhenti saat Sarah angkat bicara.

" Umur kamu sekarang sudah kepala tiga nak, sudah saatnya kamu untuk berumah tangga..." kata Sarah yang juga di anggukan oleh suaminya.

" Tapi Dev..." kata Deva lagi yang hendak membantah

" Tidak ada tapi - tapian Devan, kamu harus menerima perjodohan ini, ini demi masa depan kamu..." kata Sarah lagi yang memotong saat Devan hendak protes tadi.

" Benar, dan nanti malam kamu harus ikut kami untuk bertemu dengan mereka di restoran xx untuk membicarakan semua ini..." Kata Atmaja lagi

" Pah, mah..." kata Devan lagi yang sangat keberatan dengan rencana orang tuanya itu.

" Tidak ada bantahan..." kata Atmaja dan Sarah bersamaan.

Mendengar itu mau tidak mau Devan pun mengangguk, karena ia sangat tahu kalau kedua orang tuanya sudah bersuara seperti itu, maka tidak ada yang bisa membantahnya, termasuk Devan putra mereka sendiri.

Setelah selesai membahas itu, Devan pun berpamitan pada kedua orang tuanya, untuk pergi ke kantor, dan di depan rumah sudah ada asisten pribadi nya yang sudah siap menunggu.

" Berangkat sekarang tuan " kata Reyhan asisten pribadi Devan

" Hmm... " jawab Devan singkat karena pagi ini suasana hatinya sangat buruk akibat pembicaraan dengan kedua orang tuanya tadi.

Mendengar itu Reyhan pun mengerti, ia langsung membukakan pintu mobil untuk atasannya itu dan setelah itu mereka pun langsung tancap gas menuju ke tempat kerja mereka.

*****

🙋 Hai teman-teman, terimakasih sudah berkunjung ke novel ku ini 🥰

🌹 semoga terhibur ya dengan ceritanya 🥰

🤗 Mohon tinggalkan like, komen, dan vote nya ya teman-teman, agar author semangat buat ceritanya, terimakasih 🙏🙏

🌷💖💖 Selamat membaca 💖💖🌷

part 2

Begitu juga di tempat lain, saat ini Sinta sedang bersiap - siap untuk berangkat bekerja, setelah selesai ia juga langsung bergabung dengan kedua orang tuanya untuk sarapan.

" Pagi mah, pah..." kata Sinta yang baru keluar kamar dan langsung bergabung dengan kedua orang tuanya untuk sarapan.

" Pagi sayang... " jawab Bram dan Laras kedua orang tuanya Sinta, mereka pun juga langsung sarapan bersama.

Sinta adalah anak kedua alias anak bungsu, dari pasangan Bram dan Laras. Sedangkan Kaka Sinta yang bernama Brian sedang berada di luar kota untuk perjalanan bisnis, ya Bram dan Laras memiliki dua anak yaitu Brian dan Sinta.

Mereka bertiga pun sarapan dengan tenang, sampai Laras membuka suara.

" Sayang... Kenapa kamu tidak kerja di perusahaan papah saja sih, kenapa harus bekerja di perusahaan orang lain...?" tanya Laras di sela - sela makan mereka.

" Ga papa mah... Sinta mau mencari pengalaman baru saja, kan sudah ada ka Brian yang bekerja di perusahaan papah... " jawab Sinta santai sambil mengunyah makanannya.

Laras pun geleng-geleng kepala mendengar jawaban anak bungsunya ini.

" Sinta... Papah juga berencan untuk menjodohkan kamu dengan rekan bisnis sekaligus sahabat lama papah gimana... " kata Bram yang juga ikut berbicara di sela makan mereka.

Uhuk uhuk uhuk...

Sinta langsung tersedak setelah mendengar perkataan papahnya barusan.

" Apa... Ga Sinta ga mau pah, ini sudah jaman now pah, udah ga jaman lagi buat jodoh - jodohan. Lagian kenapa harus Sinta sih, kenapa ga bang Brian aja yang papah jodohkan..." kata Sinta panjang lebar, menolak rencana papah nya itu.

" Anak sahabat papah itu laki - laki sayang, makanya buat kamu, kalau bang Brian sudah memiliki kekasih jadi tidak perlu di jodohkan lagi. " kata Laras ikut bicara dan langsung di anggukan oleh Bram.

" Tapikan Sinta Ju... " kata Sinta hendak membantah tapi terpotong.

" Sayang, mau ya... umur mu sudah cukup untuk berkeluarga, lagian kamu juga tidak memiliki kekasih, jadi apa salahnya sih di terima aja.." kata Laras lagi pada putrinya itu.

" Siapa yang... " bantah Sinta kembali terpotong

" Pokoknya papah tidak mau tahu, malam ini kamu harus ikut kami bertemu dengan keluarga sahabat papah itu untuk membahas rencana ini... " kata Bram juga pada Sinta.

" Tapikan... " Sinta kembali membantah tapi kembali di potong orang tuanya.

" Tidak ada bantahan... " kata Bram dan Laras bersama sambil melotot kepada putri mereka itu.

" Huh... Terserah kalian " kata Sinta pasrah, karena sudah tidak bisa membantah lagi.

" SIP... " kata keduanya yang mengacungkan jempol mereka pada Sinta.

Melihat itu Sinta pun memanyunkan bibirnya, hendak menolak tetapi tidak berdaya.

Mereka pun melanjutkan sarapan mereka sampai selesai, setelah selesai Sinta pun juga langsung berpamitan kepada kedua orang tuanya.

" Pergi dulu pah, mah... " kata Sinta berpamitan mencium tangan kedua orang tuanya dengan wajah masamnya.

" Hati - hati sayang " kata Bram saat Sinta berpamitan dan mencium punggung tangannya.

" Iya hati-hati, senyum dong, entar ga nyampe - nyampe lagi ketempat kerja kalau masam begitu mukanya... " kata Laras juga yang menyempatkan diri untuk menggoda putrinya itu

Mendengar itu bertambah masam dan manyun bibir Sinta, karena godaan sang mamah dan langsung pergi setelah berpamitan.

Laras pun tertawa sambil menggelengkan kepalanya, karena telah menggoda Sinta. Sedangkan Bram hanya tersenyum sambil geleng-geleng melihat keduanya.

Sinta pun langsung berangkat menggunakan mobilnya, sambil menggerutu dalam perjalanan.

" Mamah apa - apaan sih, apa hubungannya coba muka masam dengan tempat tujuan, biar sambil nangis pun tetap saja sampai ke tempat tujuan ga ada hubungannya sama sekali. Huh... Papah juga, kenapa pakai di jodohkan segala sih, aku kan juga sudah punya pacar, apa mereka kira aku ini tidak mampu mencari pasangan sendiri, pakai acara jodoh - jodohan segala... huh..." kata Sinta menggerutu sambil menyetir dalam perjalanan.

Saat Sinta di perjalanan tiba-tiba jalan macet karena banyak rombongan orang yang berada di tengah jalan, dan terpaksa Sinta pun berhenti untuk melihat keadaan.

Part 3

Saat Sinta di perjalanan tiba-tiba jalan macet karena banyak rombongan orang yang berada di tengah jalan, dan terpaksa Sinta pun berhenti untuk melihat keadaan.

" Kenapa pada di tengah jalan sih, gimana bisa lewat coba, bisa telat nanti kalau begini..." kata Sinta menggerutu, dan Sinta pun terpaksa keluar mobilnya.

" Maaf ini ada apa ya... ?" tanya Sinta pada salah satu orang di situ.

" Ini nona ada yang mengalami musibah... " jawab orang itu.

" Musibah, kalau boleh tahu musibah apa ya... ?" tanya Sinta lagi yang berusaha melihat apa yang terjadi.

" Ini, kedua orang itu babak belur sepertinya habis dapat kekerasan dari segerombolan orang tidak di kenal. " jawab orang itu lagi

Mendengar itu Sinta langsung masuk ke gerombolan orang itu untuk melihat lebih jelas.

" Ya ampun... Ayo semuanya angkat kedua orang ini ke mobil saya, harus segera di bawa ke rumah sakit ini, kondisi mereka sangat memprihatikan. " kata Sinta dan langsung di anggukan oleh semua orang yang berada di sana.

Mereka semua pun langsung mengangkat keduanya orang yang babak belur itu kedalam mobil Sinta, dan Sinta pun langsung tancap gas menuju rumah sakit untuk memberi pertolongan kepada kedua orang itu.

" Terimakasih banyak nona... " kata kedua orang itu dengan sangat lemahnya.

" Sama - sama..." jawab Sinta sambil tersenyum kearah keduanya.

Setelah itu keduanya pun langsung tak sadarkan diri, melihat itu Sinta semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumah sakit.

Dan benar saja, tidak butuh waktu lama akhirnya Sinta sampai di depan rumah sakit, ia pun segera keluar dan meminta pertolongan.

Dokter dan para perawat pun langsung membawa kedua korban itu ke ruang UGD, sedang Sinta sibuk mengurus semuanya dan memberikan keterangan kepada salah satu dokter yang bertugas di sana.

Setelah semuanya beres, ia pun langsung pergi dan melanjutkan perjalanannya menuju tempat kerjanya.

Sedangkan kedua orang itu sudah di tangani oleh para dokter.

Sesampainya di kantor Sinta langsung masuk dengan terburu-buru.

" Huh... untung masih belum terlambat. " gumam Sinta sambil melangkah menuju ruangan kerjanya.

Sinta pun langsung masuk keruangan dan bergabung bersama rekan kerjanya, ya Sinta bekerja di bagian pemasaran bersama empat rekannya, tiga perempuan yang bernama Helen dan Risti termasuk Sinta dan dua kaki - laki yang bernama Roni dan kekasih Sinta yang bernama Gio.

Mereka berlima satu ruangan yang sama.

" Baru sampai neng..." kata Risti

" Iya nih, macet tadi di jalan makanya baru sampai untung belum terlambat. " jawab Sinta sambil menyiapkan semua pekerjaannya.

Sedangkan yang lain sudah sibuk dengan pekerjaan mereka.

" Pagi sayang... " sapa Sinta pada kekasihnya itu.

" Pagi juga... " jawab Gio tanpa melihat kearah Sinta, dan sepertinya ia sedang sibuk dengan pekerjaan.

Melihat itu Sinta sedikit aneh, tidak seperti biasanya Gio bersikap dingin kepadanya.

Tapi Sinta tidak mau ambil pusing, ia pun kembali pokus dengan pekerjaannya.

Tidak terasa waktu istirahat siang.

" ke kantin yu sin..." ajak Risti yang juga di anggukan oleh Helen

" Kalian duluan ya, aku mau bareng mas gio..." kata Sinta

" Cieee... Begini nih enaknya cinta lokasi, bisa bersama terus..." kata Risti yang menggoda Sinta

" Ya sudah kalau begitu, kita duluan ya... " kata Helen yang juga di anggukan Risti dan Roni.

Sinta pun mengangguk mengiyakan, sedangkan Gio hanya diam saja. Teman - teman mereka pun langsung keluar ruangan itu untuk makan siang.

Sedangkan Sinta masih di dalam ruangan bersama Gio, tidak lama kemudian Gio pun berdiri hendak keluar juga.

" Tunggu mas gio aku mau bicara..." kata Sinta menghentikan gio ketika hendak keluar.

" Ada apa sih...?" tanya Gio yang berhenti tanpa menatap Sinta.

Sinta pun semakin penasaran dengan perubahan sikap kekasihnya ini, sampai ia sudah tidak bisa menahan rasa penasaran nya lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!