NovelToon NovelToon

Pria Brengsek Milik Cindy Milen

Barang Taruhan ...

" Bee , aku hamil " Ucapku pada laki-laki yang kini berada tepat di depanku

" Ku mohon jangan bercanda Cindy . Aku sedang tidak dalam kondisi baik untuk di ajak bercanda " ucap Renal datar dan terdengar dingin

" Aku tidak bercanda . Bukankah Kita selalu melakukan itu .. aku-- " ucapku gugup seraya menundukkan kepalaku dan meremas ujung baju yang ku kenakan saat ini

Aku menunduk takut sementara Renal hanya terdiam seraya berdiri tepat di depanku , Renal mengangkat daguku untuk melihat wajahku hingga membuat pandangan kami bertemu satu sama lain namun dapat kulihat pandangan Renal sangat datar dan dingin saat menatap ku .

" Apa kau gila . kalaupun aku harus bertanggung jawab aku tidak akan mau , aku tidak bermimpi untuk menikah dan hidup dengan mu , Ck " ucapnya kesal tepat di depan wajah ku hingga kurasakan sakit di bagian dadaku saat mendengar ucapan pria yang selama ini aku cintai

" Renal . Aku mohon aku... Ak-- "

" Sudahlah , aku tidak menginginkan mu ataupun anak yang kau bilang itu . kalaupun iya , gugurkan saja anak sialan itu " ucap Renal memotong ucapan ku

Seketika aku benar-benar terluka dengan ucapan Renal yang menyuruhku untuk menggugurkan kandungan ku . Jujur aku merasa sakit namun aku tidak akan menyerah aku dan anakku harus diterima oleh pria itu pikirku .

" Bee , kumohon percayalah padaku , bukankah kau bilang kau menyukaiku , bukankah kau bilang kau mencintaiku , Bee " ucapku memohon agar Renal luluh dan menerima kehadiran anak yang ada dalam kandungan ku

" Berhenti memanggilku dengan sebutan itu Cindy , Panggilan yang kau berikan itu sungguh menjijikan dan membuatku muak . Aku hanya menyukai mu saat kau memuaskan ku , Hanya itu . Astaga aku benar-benar akan gila , Sekarang pergilah dari hadapanku Cindy dan asal kau tau , kau itu sangat menjijikan . Seharusnya aku tidak menerima tantangan dari mereka , ck " ucapnya panjang lebar dengan wajah kesal dan frustasi

Entah sudah sejak kapan air mata ku tumpah membasahi wajahku , seketika ada rasa sakit di bagian dadaku saat mendengar penuturan pria itu , belum lagi dengan kenyataan yang baru saja di ucapkan olehnya .

" Tantangan ? , aku ? " Ucapku bingung dengan suara bergetar dan isakan tangis

" Ya , kau tak lebih dari barang taruhan saja Cindy . Kau pikir pria sepertiku mau dengan wanita miskin seperti mu ? , Kau terlalu memainkan peran sebagai kekasihku Cindy " ucapnya tajam hingga membuat ku terdiam shock

Kini air mataku semakin jatuh saat mendengar kenyataan yang sebenarnya , Seketika aku tersenyum kecut seraya menatap kearah pria itu . saat aku hendak meninggalkan pria itu tiba-tiba Renal menggenggam tanganku dan berdiri tepat didepan ku hingga membuat aku menghentikan langkahku seketika .

" Aku yang meninggalkan mu Cindy , bukan kau " ucapnya lantang seraya melangkahkan kakinya menjauh dariku

Aku masih terdiam di tempat ku seraya menatap kepergian pria itu sekilas dan mengalihkan pandangan ku kearah perutku yang masih rata .

" Pria itu menolak kehadiran kita sayang " ucapku seraya mengelus lembut perut rata ku

Aku melangkahkan kakiku keluar dari ruangan itu dan berjalan keluar dari gerbang seraya menatap sendu kearah aspal yang kini tengah ku pijak .

Sesampainya dirumah aku pun langsung menemui mama ku yang tengah memasak untuk aku dan juga papa ku .

" Ma " panggilku lirih seraya memeluk tubuh mama dari belakang

Kulihat mama mematikan kompornya lalu menatap kearah ku dan memeluk tubuhku sambil menenangkan ku .

" Ma , Mama boleh benci Cindy , Mama boleh caci Cindy , Mama juga boleh usir Cindy .. M— "

" Anak mama kenapa ? Mau cerita ? " tanyanya memotong ucapan ku seraya mengelus sayang kepala ku hingga membuat aku semakin menangis

" Cindy... Cindy Hamil , Ma " Ucapku gugup dan takut

Seketika kurasakan mama yang sedikit terkejut namun ia tidak bereaksi seperti yang aku pikirkan . Mama hanya terdiam sesaat seraya terus mengelus lembut kepalaku .

" Maafkan Cindy Ma . Cindy benar-benar menyesal , Cindy benar-benar kotor dan menjijikkan . Maafkan Cindy Ma " ucapku lagi dengan suara bergetar dan air mata yang sudah tak bisa kutahan sejak tadi

Seketika kurasakan mama menghentikan sentuhannya di kepalaku dan kulihat Mama menatap ku dengan tatapan sendunya hingga membuat aku menundukkan kepalaku tanda merasa sangat bersalah padanya.

" Sudah berapa minggu usia kandungan mu ? " Tanyanya hingga membuat aku menatap kearah mama dengan mata berkaca-kaca juga dengan isakan tangis

" Enam minggu , ma " ucapku pelan dan lirih

" Apa dia baik-baik saja ? , Apa Cucu mama baik-baik saja di dalam sana " tanya mama dengan suara sendu namun bisa kurasakan nada kecewa di suara nya

Aku hanya bisa mengangguk dengan wajah basah seraya menatap kearah mama ku , Seketika kurasakan mama mengelus lembut perutku yang masih datar hingga membuat aku tak kuasa lagi menahan tangisku . Aku merasa benar-benar sangat bersalah pada kedua orang tua ku saat ini.

Mama menggiringku ke meja makan dan mendudukkan ku di kursi tersebut seraya menghapus lembut air mata ku dengan kedua ibu jarinya , dan tak berapa lama papa tiba dengan keadaan yang terlihat buruk dan wajah yang juga terlihat stress.

" Papa kenapa ? " Tanya mama pelan

" Papa dipecat , Ma " ucapnya lirih

Aku yang mendengarnya hanya terdiam seraya menatap kearah Papa dengan tatapan sendu , aku mengurungkan niatku untuk memberitahu keadaanku pada papa namun hati kecil menyuruhku untuk mengatakan nya saat ini juga .

" Pa.. maafkan Cindy pa " ucapku sambil terisak

Papa hanya terdiam seraya menatap bingung kearah ku dan juga kearah mama . Pria paruh baya itu menatap kami secara bergantian .

" Ada apa ini Cindy , mengapa kau meminta maaf ? " Tanya papa bingung

" Cindy hamil , pa " ucapku pelan seraya menatap papa dengan tatapan bersalah

Kulihat Papa terdiam sesaat saat mendengar penuturan ku dan dapat kulihat jelas siratan kecewa dari tatapan papa saat ini hingga membuat ulu hatiku terasa sangat sakit saat melihatnya .

Andai saja aku tidak terlalu mencintai Renal mungkin aku tidak akan mau melakukan apa yang pria itu suruh , kami melakukan nya setiap weekend bahkan aku sampai rela tidur dirumah nya . aktifitas kami hanya melakukan s*x , makan dan tidur hanya itu tak ada yang lain . Aku terlalu mencintai Renal hingga rela membiarkan apapun yang pria itu inginkan dengan tubuhku.

Saat melihat tatapan kecewa kedua orang tua ku membuat aku benar-benar merasa sangat buruk dan merasa sangat bersalah . Seketika kulihat papa tersenyum lembut kearah ku mencoba untuk menutupi rasa kecewa di wajah nya saat ini .

" Apa Papa mau punya cucu , baguslah kalau gitu " ucap papa mencoba untuk tersenyum kearah ku

" Papa gak mau nampar Cindy ? Atau ngelakuin hal lain pada Cindy " Tanyaku lirih .

" Cindy mau papa bagaimana ? , Ngusir mu ? " tanya Papa sambil terus tersenyum lembut

" Kalau Kau mengusir anak ku , aku akan menggoreng mu , pa " ucap mama seketika yang sejak tadi hanya terdiam di dekat ku

Papa pun langsung menatap kearah mama sambil tersenyum lembut seolah keadaan dia baik baik saja saat ini .

" Kita buat nya sama-sama sayang , tidak mungkin aku mengusir anak ku sendiri " ucap papa lembut sambil terus tersenyum

" Em , sepertinya kita harus pindah kedesa . Aku sudah dipecat , Jika kita masih disini kita tak akan bisa hidup " sambung papa seraya menatap ku dan mama secara bergantian

" Aku ikut saja Pah , kita kesana sama-sama ya nak " ucap mama seraya menatap kearah ku dengan tatapan lembutnya

Aku pun tersenyum lembut seraya menganggukkan pelan kepalaku tanda setuju , aku benar-benar merasa sangat bahagia dan beruntung saat ini , aku merasa sangat bersyukur memiliki orang tua yang selalu merangkul ku dalam keadaan apapun .

Awalnya aku merasa sakit saat Renal menolak kehadiran aku dan anakku namun saat ini rasa sakit itu berubah dengan rasa syukur yang sangat dalam karna papa dan mama ku masih mau menerima keadaan anak nya yang seperti ini . Aku berjanji tidak akan membuat papa dan mama kecewa lagi .

" Siapa ayahnya dari anak mu itu nak ? Tanya papa seketika hingga membuat senyum di bibir ku memudar

" Dia tidak memiliki ayah , pah . ayahnya baru saja mati " ucap ku datar penuh kecewa

Bayi dalam kandunganku memang benar-benar tidak punya ayah , Bukan .

Sejak Renal menolak kami , aku sudah memutuskan untuk menyebut ayah nya telah mati .

" Cin-- "

" Dia tidak menerima kami berdua , Ma , Pa " potong ku cepat dengan suara lirih

" Siapa dia Cindy ?? " Tanya Papa lagi

" Dia bukan siapa-siapa Pa , Cindy akan menjaga anak ini sendiri , Cindy bisa menjadi orang tua tunggal untuk nya . Cindy tidak butuh dia Pa , Ma " Ucapku lagi meyakinkan kedua orang tua ku

Papa pun hanya terdiam begitu juga dengan mama , mereka pun tidak lagi menanyakan tentang pria yang sudah menghamili anak nya saat ini .

.

.

.

Bertemu Kembali ...

Beberapa Tahun Silam ..

Aku mengelap peluh keringat yang membanjiri keningku , lalu kembali mengepel lantai yang semakin sering dilalui oleh orang-orang . Saat ini aku bekerja sebagai office girl disalah satu Dept Store terbesar di new york , apa yang bisa diharapkan oleh orang yang putus sekolah sepertiku ? , Bisa bekerja di tempat ini saja aku sudah sangat bersyukur walaupun gaji di tempat ini tak cukup untuk menghidupi kebutuhan kami setidaknya ini sangat membantu .

Sesekali kulirik jam yang ada tanganku , lalu kembali membersihkan lantai-lantai tersebut . Lima menit lagi jam istirahatku dimulai itu artinya aku akan bertemu malaikat kecilku , yaitu Rain .

Rain adalah anakku , kini dia sudah berusia 4 tahun dan saat ini kami tinggal di new york . aku kembali lagi ke kota ini setelah Rain menginjak usia dua tahun , Mama dan Papa ku tetap berada di desa karna mereka ingin menghabisi hari tua disana katanya .

Lima menit pun telah berlalu dan aku segera membersihkan ember dan peralatan-peralatan lainnya , sebenarnya kami memiliki alat pembersih otomatis tapi entah kenapa itu hanya digunakan jika Mall akan tutup . Setelah mencuci tanganku , aku pun mengambil kotak nasi dan sebotol air minum yang aku bawa untuk anakku .

Saat ini Rain berada di daycare yang berada didepan Dapt Store tempatku bekerja , sebenarnya ditempatku bekerja juga ada tempat penitipan anak hanya saja bayaran perminggu nya sama dengan gajiku satu bulan dan aku benar-benar tidak akan sanggup untuk membayar nya .

" Seperti biasa , Ms . Milen ?" Tanya Viona ramah dengan menyebut nama belakang ku hingga membuat aku pun tersenyum ramah pada wanita itu

Yak , Nama belakangku Milen . Cindy Milen adalah nama lengkapku sedangkan anakku adalah Rain Milen .

" Yes Viona , apa Rain baik-baik saja hari ini ? " Tanyaku pada wanita cantik itu .

Viona pun mengacungkan jempolnya dan tersenyum lembut tanda Rain tidak melakukan apapun . Aku pun langsung berjalan menuju tempat dimana anak-anak bermain saat ini setelah sedikit berbincang-bincang dengan Viona tadi .

Seketika kulihat Rain tengah terduduk sambil memeluk robot miliknya yang aku beli beberapa bulan yang lalu , pandangan ku pun mengarah ke sekeliling anak-anak lainnya yang tengah bermain satu sama lain namun kulihat Rein hanya diam seorang diri di kursi taman tersebut .

Aku pun langsung menghampiri anak semata wayang ku dan menyentuh pucuk kepalanya dengan lembut hingga membuat pandangan Rein tertuju kearah ku .

" Ada apa dengan jagoan , mommy ? " Tanyaku pertama kali dengan suara dan juga senyum lembut

Rain menatapku dengan wajah sendunya seraya berdiri dan menepuk-nepuk pelan pantatnya yang sedikit kotor karena rumput buatan tersebut .

" Mommy lama secali " ucapnya menggerutu hingga membuat aku tersenyum lebar saat melihat wajah nya yang sangat menggemaskan menurut ku

Seketika Rain meraih telapak tanganku dan menggiring ku keluar dari arena taman bermain itu .

Tangan kecilnya yang menggenggam tanganku membuat rasa nyaman dan bahagia menjalar kedalam hatiku hingga membuat rasa lelah yang aku rasakan menghilang seketika .

Kami berjalan menuju taman buatan yang berada diatap gedung tersebut , tempat itu adalah tempat favorit kami berdua sejak pertama kali Rain masuk ke daycare tersebut .

" Mommy , masakin Rain apa ? " Tanyanya seraya menatap kotak bekal yang aku pegang saat ini

" Spaghetti sosis sayang " jawabku hingga membuat Rain pun bersorak riang dan menyuruhku untuk cepat-cepat membuka kotak makan tersebut

" Masakan Mommy yang terbaik " puji nya terus menerus seraya menyantap makanan yang aku suapi ke mulutnya

Aku pun tersenyum senang seraya menatap kearah Rain yang kini terlihat lebih baik dari keadaannya yang sebelumnya . Aku terus menyuapi Rain dan juga sesekali bercerita banyak hal padanya .

" Apa Mommy tidak makan ? " Tanya nya padaku namun aku hanya menggeleng pelan dan tersenyum lembut seraya terus menyuapini nya kembali

Aku sengaja menekan perutku agar tidak terlalu lapar karena uang makan siang dari kantor sengaja kusimpan agar Rain tidak merasakan kekurangan . Aku juga sengaja menyewa apartemen kecil yang sedikit mewah bagi orang kekurangan sepertiku karena aku ingin Rain tinggal dilingkungan yang baik .

Aku terus menyuapi Rain hingga tak terasa ini sudah suapan terakhir dan aku pun memberikan minuman pada Rain hingga membuat Rain tersenyum lebar menampilkan deretan gigi kecilnya.

" Kenyang , terimakasih Mommy " ucap nya sambil tersenyum senang setelah menyelesaikan minum nya

Aku yang melihatnya pun ikut tersenyum senang seraya mengacak-acak pelan rambutnya hingga membuat Rain sedikit sebal namun tingkat nya itu terlihat sangat menggemaskan di mataku .

" Rain mau cerita sesuatu sama Mommy ? " Tanyaku pada Rain mengenai masalah tadi

" Um.. Mereka gak mau main sama Rain , Momm " ucapnya seraya memasang wajah murung

" Mereka bilang Rain itu taunya cuman pinjam-pinjam mainan mereka saja , padahalkan Rain cuman ingin megang saja Momm . Terus mereka ngatain robot Rain jelek , iya sih robot Rain itu jelek tapikan itu Mommy yang kasih " Sambung nya panjang lebar dengan suara cadelnya dan juga wajah sedihnya

Aku pun terdiam seraya terus menatap kearah Rain yang kini tengah menundukkan kepalanya sambil mengelus robot kecil miliknya , robot itu memang sudah jelek seperti yang Rain katakan . seketika Kulihat genangan air berada di mata anakku saat ini hingga membuat hatiku terasa teriris saat melihatnya.

" Maafkan Mommy ya , Rain " ucapku padanya seraya memeluk tubuh anakku dan mengelus lembut pucuk kepalanya

Kalau saja orang itu menerima kita , aku yakin Rain pasti tidak akan kekurangan karena seperti bini karna dia memang dari keluarga kaya.

" Mommy gak salah , ini salah Rain yang megang-megang robot-robottan mereka " ucapnya polos menyalahkan dirinya sendiri

aku pun semakin memeluk tubuh Rain kedalam pelukanku dan menghirup dalam-dalam aroma wangi yang Rain keluarkan seolah itu adalah obat penenang untuk.

" Jagoan Mommy gak boleh nangis " ucapku mengingatkannya dulu pada Rain namun sekarang malah aku yang menangis saat melihat keadaan anakku yang seperti ini

Aku benar-benar merasa bersalah pada Rain , aku merasa tak pantas menjadi orang tua yang baik untuk anakku . Bagiku Rain tidak boleh kekurangan apapun namun kenyataannya aku lah yang tidak bisa membahagiakan anakku .

" Nanti kalau Mommy sudah dapat uang , Mommy akan membelikan robot baru untuk Rain " ucapku lembut seraya melonggarkan pelukan ku hingga membuat Rain menatap kearah ku ,

Kulihat mata beningnya kini berubah bahagia mungkin sangat bahagia sampai mata anak itu berubah menjadi bulan sabit hingga membuat aku yang melihatnya pun ikut bahagia.

" Benarkah , Mom ? " Tanya nya sambil menatap senang kearah ku dan aku hanya menganggukkan pelan kepalaku sambil tersenyum lembut seolah meyakinkan buah hatiku

" Janji " ucapnya lagi memastikan ku seraya menunjukkan jari kelingking nya yang mungil kearah ku

" Iya , Mommy janji " ucap ku meyakinkan buah hatiku itu

" Rein sayang banget sama Mommy " ucapnya seraya menghamburkan tubuhnya kedalam pelukan ku lagi

" Mommy juga sayang dan cinta sama Rain " ucapku seraya mengelus lembut punggung anakku

Setelah menemui Rain aku pun segera berlari terburu-buru menuju Dept Store tempatku bekerja karna aku sudah terlambat 10 menit dari jam istirahat ku dan itu artinya sangat tidak baik , Ms.Lenna bisa saja memarahiku panjang lebar karena keterlambatanku saat ini maka dari itu sebisa mungkin aku segera berlari menaiki eskalator menuju ruangan dimana para pekerja pembersih berada .

Setibanya di sana aku pun langsung mengetuk pelan pintu tersebut dan dapat kulihat Ms.Lenna yang menatap tajam kearah pintu tempat ku berdiri seolah tengah menunggu kehadiran ku .

" Lagi dan lagi Ms.Cindy ? , Ini sudah tiga kali dalam tiga minggu kau terlambat . Apa kau ingin gajimu aku potong ? " Bentak nya padaku namun aku hanya menunduk takut.

" Maafkan aku Ms.Lenna .. Aku janji ini yang terakhir " Ucapku seraya menatap kearah Ms.Lenna dengan tatapan memohon agar wanita itu merasa iba

Kulihat Ms.Lenna hanya memijit pelipisnya lalu meninggalkan ku tanpa sepatah katapun hingga membuat Aku bisa bernafas sedikit lega . Aku pun langsung memasukkan kota bekal yang telah kosong kedalam tasku dan mengambil makanan penunda lapar yang selalu aku makan untuk mengganjal perutku .

Setelah selesai aku pun kembali dengan lap dan juga cairan pembersih untuk membersihkan kaca-kaca yang ada di Mall tersebut .

Setelah selesai di bagian bawah aku pun segera naik menuju lantai atas untuk membersikan tempat-tempat berikutnya , aku berjalan menundukkan kepalaku seraya menatapi lantai-lantai yang aku pijaki saat ini sampai akhirnya aku menabrak sesuatu lebih tepatnya menabrak seseorang .

Ember kecil yang aku bawa pun tak sengaja tumpah hingga mengenai sepatu orang itu dan dengan refleks aku pun langsung menunduk untuk mengelap sepatu mahal tersebut .

" Oh , **** !! . Siapa dia " teriak orang itu dengan nada marah

Aku pun menelan ludahku dengan susah payah saat mendengar suara dari orang tersebut , kuharap dia bukan orang yang aku pikirkan saat ini , aku berharap itu adalah orang lain .

" Kau bisa merusaknya , Nona " ucap nya lagi dengan suara tinggi

Aku semakin menundukkan kepalaku tanpa berniat untuk melihatnya aku benar-benar takut untuk melihat sosok itu , aku takut bahwa itu benar-benar dia.

" A..aku minta maaf , Tuan " ucapku gugup dengan susah payah

Aku pun bangkit dari posisi ku namun aku masih menundukkan kepalaku tanpa berniat untuk menatap kearahnya , saat ini aku hanya bisa melihat setelah mahal yang ia kenakan di tubuhnya . Aku masih tak berani untuk mengangkat wajahku dan menatap kearah nya .

" Apa maaf bisa menyelesaikan semua nya ? " ucapnya dengan suara membentak hingga membuat ku semakin takut dan gugup

Dengan penuh keberanian aku pun mendongkakkan kepalaku dan menatap kearah nya dengan takut dan gugup , Aku sangat-sangat berharap dia bukan orang yang sama dengan yang aku pikirkan . namun saat ini tuhan sedang tidak berpihak kepadaku.

Setelah beberapa tahun silam akhirnya aku dan dia kini bertemu kembali . Dia adalah mantan kekasihku Renal Astan pria yang menolak kehadiran ku dan juga janin dalam perut ku dulu .

.

.

.

Merasa Takut ...

Di depanku kini terlihat Renal yang tengah berdiri dengan kesempurnaan yang tetap dia miliki sejak dulu , mata coklat tajamnya yang dia wariskan pada putra ku membuatku tak bergeming melihatnya .

Aku segera menundukkan kepalaku dan mengalihkan pandangan ku dengan cepat agar pandangan kami tak bertemu satu sama lain .

" Maafkan saya Tuan .. Saya tidak sengaja " ucapku cepat sambil menunduk takut bahkan kini tangan ku sudah bergetar namun tak ada jawaban atau bentakan yang keluar dari mulu pria itu

Seketika suasana menjadi hening hingga tiba-tiba kudengar seseorang mendekat kearah kami berdua .

" Maafkan saya Mr.Renal , dia memang ceroboh " ucap orang tersebut yang tak lain adalah Ms.Lenna

Ms.Lenna memohon maaf pada pria yang kini ada di depanku sedangkan aku hanya terdiam menundukkan kepalanya tanpa berniat untuk mengangkat wajahku .

Tak ada jawaban apapun dari mulut pria itu sampai akhirnya Ms.Lenna menarik tangan ku dan menjauh dari pria itu .

" Ya Tuhan , Aku tau kau itu tidak tamat sekolah dan bodoh , tapi bisakah kau tidak melakukan hal yang membuatku marah dan kesal , Nona Cindy ? . dia itu adalah Direktur sekaligus pemilik AA departemen store ini " ucapnya panjang lebar memaki ku tepat di depan wajahku

Aku hanya terdiam tak berniat untuk menjawab karena aku tau aku memang bersalah .

" Gajimu akan ku potong 10% bulan ini " Sambung Ms.Lenna hingga membuat aku seketika menelan ludahku dan langsung menatap kearah nya

" Kumohon jangan potong gaji ku , Miss . aku sangat membutuhkan uang itu " ucapku memohon pada wanita itu namun Ms.Lenna hanya mengabaikan ucapan ku dan berlalu meninggalkan ku kembali menuju kearah Renal yang saat itu masih menatap kearah kami

Aku berjalan meninggalkan tempat tersebut dan melangkahkan kakiku dengan lesu untuk melanjutkan pekerjaan ku yang masih tertunda seraya terus memikirkan banyak hal tentang hari ini seperti bertemu dengan Renal yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya karna setau ku Renal saat ini berada di Florida namun entah kenapa pria itu bisa berada disini saat ini .

Aku meremas ujung seragam kerjaku lalu pemikiran mengenai Renal membuatku merasa sangat takut , Seketika aku merasa takut jika suatu saat nanti Renal akan mengambil Rain dari ku . aku meyakinkan diriku untuk tidak akan membiarkan Renal bertemu dengan anakku .

Aku kembali mengelap kaca dengan pikiran kalut hingga seketika aku teringat akan janji ku untuk membelikan Rain mainan baru tapi gajiku baru saja dipotong belum lagi aku harus membayar uang sewa apartemen milik kami .

" Huhf " aku pun menghembuskan nafas ku dengan kasar seolah menenangkan diriku saat ini

Hingga seketika kurasakan seseorang berdiri tepat dibelakangku dan dengan perlahan aku pun memutarkan tubuhku hingga akhirnya aku mendapati Ken yang kini tengah tersenyum lebar di depanku .

Ken adalah mantan patner s*x ku dulu sebelum aku bekerja di tempat ini mungkin lebih tepatnya saat aku pertama kali menginjakkan kakiku lagi di kota ini . aku pernah menjual diriku untuk menghidupi Rain dan saat ini aku sudah berhenti karena aku tidak mau menghidupi anakku dengan uang haram pikirku .

Aku hanya beberapa kali melayaninya mungkin hanya dua atau tiga kali sampai akhirnya aku putuskan berhenti dan bekerja di tempat ini . Kulihat Ken menatapku lekat-lekat hingga membuatku menatap malas kearahnya .

" Apa kau tidak bekerja ? " Tanyaku jutek pasalnya pria itu bekerja disalah satu perusahaan ternama sebagai manager bagaimana bisa di waktu jam kerja ia berkeluyuran di tempat kerja ku saat ini

"Off day "Ucapnya sambil tersenyum hingga membuat aku memutar bola mataku dengan malas

" Ingin makan malam denganku ? " Ucapnya lagi mengajak ku namun aku segera menolaknya karena aku tdak bisa dan juga tidak mau .

" Kau bisa mengajak Rain , Cindy " ucap nya lagi tak mau menyerah

" Ken , sudah kubilang hentikan semua ini " ucap ku kesal memperingatinya namun Ken hanya tersenyum kecut

"Aku hanya mencoba , Cindy " ucapnya lagi tak mau kalah

" Sekarang pergilah dari hadapanku , aku sedang bekerja " Ucapku mengusirnya namun Ken hanya terdiam sambil tersenyum dan mendapatkan wajahnya pada telingaku

"Aku akan menjemput Rain , jadi mommy Cindy tenang saja " ucapnya berbisik di telinga ku dan langsung berlalu pergi dari hadapanku.

Rain dan Ken memang sudah lumayan dekat bahkan Rain sampai memanggil Ken dengan sebutan Daddy Ken .

Aku pun melihat Ken yang sudah berlalu pergi dari hadapan ku hingga akhirnya aku pun kembali melanjutkan pekerjaan ku namun seketika kurasakan seseorang kembali berdiri di belakang ku hingga membuat aku memutar bola mataku dengan malas .

" Ken sudah ku-- " Ucapku sedikit membentak seraya memutar bola mataku dengan malas namun seketika ucapan ku terhenti saat mendapati Renal yang kini berdiri tepat di hadapanku , Dia bukan Ken seperti dugaan ku saat ini .

Kulihat Renal berdiri dihadapanku dengan wajahnya yang mempesona seperti dulu , mungkin dulu aku akan terpana dan tertarik namun kali ini tidak setelah apa yang pria itu perbuatan pada ku dulu aku tidak akan tertarik lagi padanya .

"Jadi nama nya Ken " ucapnya datar amat sangat datar mungkin Namun aku hanya terdiam menunduk.

" Maafkan saya Tuan , saya pikir anda teman saya . Sekali lagi saya minta maaf " ucap ku sambil terus menundukkan kepalaku

" Angkat kepalamu dan tatap aku " ucapnya sedikit meninggikan suaranya satu oktaf karena aku tak kunjung melihat kearah nya

Dengan perlahan aku pun memberanikan diri untuk menatap tepat di depan matanya.

" Cih.. Sudah kuduga itu kau , Cindy " ucapnya lagi masih dengan suara datar

Namun aku hanya terdiam seraya terus menatapnya , seketika kurasakan rasa sakit yang masih membekas di hatiku saat ini .

" Maaf Tuan , apa anda mengenal saya ? , saya memang Cindy official girl di tempat ini " ucapku tenang berpura-pura untuk tidak mengenal dirinya , mungkin hal itu jauh lebih baik menurut ku

" Hentikan sandiwara kotor mu Cindy , aku sangat muak " ucapnya membentak ku namun aku masih mencoba untuk tetap terlihat tenang

" Maaf Tuan tapi ak-- " Ucapku terpotong begitu saja karna pria yang di hadapan ku langsung pergi tanpa sepatah kata pun dari hadapanku

Seolah tidak peduli aku pun langsung kembali mengerjakan aktifitas ku yang tertunda . Selesai dari tempat ini aku berniat untuk mencari pekerjaan lain lagi , kurasa aku harus mengundurkan diri atau mungkin sebentar lagi akulah yang akan dipecat pikirku .

Selesai dengan kaca lantai dua aku pun pergi menuju lantai ketiga dan begitulah sampai seterusnya . Tempat ini terdiri dari 12 lantai dan hampir seluruh bangunannya dilapisi dengan kaca hingga membuat aku merasa sedikit lelah karena nya.

Aku terduduk dibangku panjang untuk mengambil nafas dan mengistirahatkan diriku sejenak , ku pandangi sekeliling dan melihat beberapa orang tengah berbelanja dengan sangat bahagia , mereka menghabiskan banyak uang untuk hal yang kurasa tidak terlalu berguna .

Kulihat orang berlalu lalang sembari tertawa mengenai apa saja hingga akhirnya pandangan ku tertuju pada seorang anak laki-laki yang tengah digendong oleh ayahnya , anak kecil itu tertawa bahagia saat ayah dan ibunya memberikan apa saja yang dia inginkan seketika aku menundukkan kepalaku bahkan untuk sesuatu yang tidak jelas aku pun menangis .

Aku selalu berpikir untuk mengakhiri hidupku tapi Rain selalu membuatku bertahan sampai saat ini . Sejujurnya kata bahagia sangatlah jauh dari kehidupanku bahkan aku terlalu buruk untuk menjadi orang tua Rain . Kalau saja saat itu dia dan aku tidak termakan nafsu mungkin aku tidak akan seperti ini , mungkin kehidupan ku akan sedikit lebih baik namun jika aku dan dia tidak memakan nafsu itu aku tidak akan pernah memiliki malaikat kecilku saat ini . Bagiku Rain adalah sumber kebahagiaan ku , aku rela memberikan nyawaku untuknya karena Rain adalah segalanya bagiku.

.

.

.

" NOVEL INI AKAN SAYA BIKIN MENJADI DUA POV . PERTAMA POV CINDY DAN KEDUA POV RENAL "

DAN ALUR CERITANYA MUNGKIN SEDIKIT BERBEDA KARNA AGAK SEDIKIT MUNDUR AGAR LEBIH JELAS SAJA SIH

SEMOGA KALIAN PAHAM DAN MENGERTI TERIMAKASIH .....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!