NovelToon NovelToon

Baby Girl

BAB 1

Alisya, gadis cantik yang berumur 20th dengan pakaian pelayan nya nampak begitu semangat melakukan pekerjaan nya.

Dia hidup sebatang kara semenjak kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan

Setelah pulang dari kampusnya dia akan langsung bekerja paruh waktu di sebuah cafe untuk memenuhi biaya hidupnya sehari-hari.

Gadis cantik dengan rambut yang di kucir kuda itu berniat akan mengantarkan pesananya di ruang VIP yang ada di cafe tersebut.

Namun belum sempat mengetuk pintu dia samar samar mendengar suara seseorang yang begitu familiar di telinganya.

"Kau memang benar-benar bajingan sejati Rik, dengan teganya kau menjebak gadis miskin itu demi memenangkan taruhan yang kita buat ucap Irfan.

"Sungguh gadis itu begitu menggairahkan  Fan, padahal aku memberikan dosis kecil obat perangsang pada minuman nya. Tapi permainannya begitu liar" ucap Erick sambil tertawa memenuhi ruangan itu.

"Kau begitu kejam Rik, aku jadi kasihan pada gadis miskin itu" sahut Andra. dia ikut dalam permainan itu, namun dia merasa bersalah sama gadis miskin itu.

"Cih, apa kau takut membayar kesalahanmu itu Ndra" cibir Erick.

"Bahkan aku tidak peduli jika harus kehilangan mobil sport ku, namun aku hanya kasihan dengan gadis miskin itu, bahkan dia tidak tahu apa-apa tapi kita jadikan korban " ucap Andra dengan tatapan sendu.

"Namun aku tidak menyesalinya Ndra, tubuhnya sungguh membuatku candu" sahut Erick degan muka santainya. Sambil tertawa kembali

"Berhenti Rik, taruhan kita hanya sekali, bukan malah terus dia kau jadikan budak s*x mu" ucap Irfan memperingati

"Lagian kalau misal gadis miskin itu hamil emang kau mau tanggung jawab Rik" tanya Andra menatap tajam Erick.

"Cih aku tidak sudi memiliki keturunan dari gadis miskin seperti dia, bahkan dalam mimpi pun aku tidak akan mau" jawab Erik mencemooh

"Kau sungguh tega Rik, hanya demi sebuah mobil kau berani merusak seorang gadis, padahal kau lebih dari kata mampu untuk membeli benda itu" ucap Andra. dia menyesal sudah ikut dalam permainan ini.

"Apa kau tidak tau Rik, bahwa dia hanya gadis yatim piatu yang hidup sebatang kara di dunia ini, apa kau tak kasihan dengannya" timpal Irfan.

"Aku tidak peduli dengan kehidupan dia, kalaupun hamil tinggal aku suruh aborsi atau tinggal aku kasih uang aja beres kan, dia cuma gadis miskin tidak akan bisa melawan kita" cibir Erik begitu merendahkan. Irfan sama Andra cuma bisa mendengus kesal sambil menggeleng gelengkan kepalanya dengan sikap temannya itu.

"Kita harap suatu saat nanti kau tidak akan menyesalinya Rik" ucap Andra dengan penuh peringatan.

Mereka terus berbincang tanpa menyadari ada sorang gadis rapuh yang mendengarkan obrolan nya.

Alisya balik ke belakang tidak jadi mengantarkan pesanan mereka.

"Mbak tolong ya gantikan aku untuk mengantarkan makanan ini ke ruang VIP" pinta Alisya dengan tatapan memohon.

"Kamu tak apa Sya" tanya rekan kerjanya yang bernama Dewi.

"Aku lagi tidak enak badan mbk, aku mau ijin pulang terlebih dahulu" jawab Alisya, dia tidak mau menceritakan aibnya ke orang lain, bagi dia akan memalukan jika orang lain tau aib kita.

"Ya sudah hati-hati di jalan" ucap Dewi sambil menepuk bahu Alisya. Dewi selalu baik dengan Alisya, dia selalu menjadi tempat keluh kesah Alisya.

"Makasih mbak" sahut Alisya, berlalu keluar meninggalkan cafe.

"Semoga kau baik-baik saja Sya" ucap Dewi dalam hati.

Alisya mengayuh sepedanya menuju kontrakannya yang tak jauh dari Cafe.

Sepanjang jalan dia menangis, hingga orang-orang bingung memandang Alisya.

"Maafkan Alisya Ma, sudah mengecewakan Mama sama Papa" ucap Alisya dalam hati. sambil terus mengayuh sepedanya.

Alisya tidak tahu harus cerita ke siapa, sedangkan dia tidak punya sanak saudara yang peduli dengannya.

Alisya butuh bahu buat bersandar dan sekedar untuk meringankan bebannya selama ini.

Sesampainya di Kontrakan Alisya langsung masuk, dan tubuhnya luruh sambil bersandar di pintu, Alisya nangis tersedu sedu, kenapa begitu banyak orang membencinya hanya karena dia miskin.

Apa salahnya dengan hidup miskin, toh dia tidak meminta dan merugikan orang lain.

Begitu tegakah seseorang merusaknya cuma alasan dia miskin.

"Alisya capek Tuhan" ucap Alisya sesenggukan, dia masih memeluk kedua lututnya dengan menangis tersedu sedu.

"Jemput Alisya Ma Pa, Alisya mau ikut kalian saja, di dunia ini banyak orang jahat sama Alisya" ucap Alisya.

Alisya membaringkan tubuhnya di kasur tipis yang berada di kamarnya.

Dia meringkuk dan masih terus menangis hingga sesenggukan.

Hingga akhirnya dia lelah dan kemudian dia terlelap.

Dalam tidur Alisya ada seorang perempuan paruh baya yang sedang duduk di sebelah pria paruh baya, sedangkan wanita paruh baya itu mengelus puncak kepala Alisya yang ada di pangkuannya.

"Anak mama kuat, Mama yakin suatu hari nanti kamu akan menemukan kebahagiaanmu Sayang, jangan menyerah Nak, Mama sama Papa akan terus di hati kamu, Mama akan selalu menemanimu, jadi Alisya tidak perlu takut Sayang" ucap wanita paruh baya itu.

Alisya yang merasakan usapan di kepalanya pun terbangun.

"Mama di sini, bawa Alisya ya Ma, Alisya takut mengahadapi semua ini sendirian" ucap Alisya menangis.

Pria paruh baya itu pun langsung memeluk putrinya.

"Anak papa tidak perlu takut, jadilah anak yang kuat, tidak boleh cengeng, biarin orang-orang menemukanmu, yang penting kamu tidak merugikan mereka, dan suatu hari nanti kamu harus buktikan ke mereka bahwa kamu bisa sukses tanpa mereka, selalu berdoa dan dekatkan dirimu ke Tuhan. Jika Alisya merindukan kami, lihatlah bintang- bintang di atas langit, Papa dan mama ada di antara bintang-bintang itu" ucap pria paruh baya itu sambil mengeratkan pelukannya pada anak semata wayangnya. Sang mama terus mengusap punggung putrinya.

Akhirnya mereka mengobrol, becanda dan bermain di sebuah taman, hingga waktunya tiba mereka untuk berpisah.

"Pulanglah nak, belum waktunya kau ikut dengan kami" ucap Mama. Mencoba melepaskan genggaman tangannya dengan Alisya.

"Tapi Alisya mau ikut Ma" rengek Alisya memohon dan tidak mau lepas dengan Mamanya.

Mama

Mama

Mama

Tak lama akhirnya Alisya terbangun dari tidurnya.

"Astagfirullah" ucap Alisya sambil mengusap mukanya dengan kedua tangannya.

Bersambung.

Cerita ini udah sempet Author Up tapi Author hapus, ini Author up lagi tapi ada revisi judul, dan beberapa alur cerita.

Happy reading guys🙏

BAB 2

*Flasback On*

Pada waktu itu Dosen menyuruh mahasiswanya membentuk sebuah kelompok untuk mengerjakan sebuah tugas yang akan dia berikan. 

Namun tidak ada yang mau satu kelompok sama Alisya dengan alasan gadis itu miskin tak selevel dengan mereka yang kaya.

Namun tiba-tiba salah satu pria populer di Kampus tersebut menawarkan diri pada Alisya untuk masuk ke kelompoknya. Alisya tidak tau kalau di balik itu semua ada sebuah bahaya yang tengah mengintainya.

"Hai kau sudah punya kelompok belum" tanya Erick penuh maksud.

"Belum ka" jawab Alisya sambil menundukan kepalanya. Alisya lebih muda dua tahun dari Erick, jadi dia memanggilnya dengan sebutan kakak.

"Mau tidak kau masuk ke kelompok kami, kebetulan kelompok kami kurang satu orang" ucap Erick tersenyum.

Alisya mendongakkan kepalanya ke atas. Dia merasa senang ada seseorang yang mau menerima dia, karena teman-teman yang lain tidak ada yang mau menerima nya.

"Serius kak" tanya Alisya sambil menatap ke arah Erik.

"Iya, nanti sepulang sekolah kita akan mengerjakan tugas kita di rumah Irfan" jawab Erik.

"Apa tidak bisa di kerjakan di kampus saja ka" tanya Alisya, dia merasa takut karena semua anggota mereka pria semua kecuali Alisya.

"Hei apa kau takut dengan kita? apa kamu pikir kita akan nafsu dengan tubuh jelekmu itu ha?" sarkas Erik dengan tatapan sinis.

"Kalau tidak mau jangan di paksa Rik" ucap Andra. Padahal dia juga merencanakan sesuatu dengan Erik untuk mengerjai Alisya.

"Aku mau ka" Pekik Alisya, dia takut tidak akan mendapatkan nilai nantinya, dia pingin cepat-cepat menyelesaikan study nya biar bisa bekerja di tempat yang layak yang lebih besar gajinya dari sekedar pelayan cafe.

"Bagus, nanti setelah pulang dari kampus kau akan ikut naik  mobil dengan kami, tinggal saja sepeda bututmu itu di kampus" ucap Erick, Alisya tidak pernah merasakan sakit hati dengan hinaan orang tentang dirinya yang miskin, toh itu kenyataan Alisya tidak bisa menyangkalnya.

"Baik ka" ucap Alisya.

Setelah beberapa jam, kelas pun selesai, kini mereka melajukan mobilnya menuju ke rumah Irfan. Kebetulan di rumah Irfan tidak ada orang tuanya, orang tua dia lagi perjalanan bisnis ke Luar Negeri. Sehingga mereka bisa melancarkan rencananya tanpa ada yang bisa menganggu.

*

*

*

Di sebuh rumah yang begitu megah. Tiga mahasiwa dan satu mahasiswi sedang mengerjakan tugas kuliahnya. Alisya sedang fakus dengan laptopnya.

Tak lama minuman pun datang.

 Alisya yang haus langsung saja meminum minumanya hingga tandas tanpa sisa.

Alisya tidak menyadari ada seseorang yang tersenyum menyeringai tanpa di lihat oleh siapa pun.

Lima belas menit kemudian badan Alisya terasa panas.

Alisya terus saja mengipas badannya menggunakan telapak tanganya, lalu di membuka satu kancing kemejanya.

"Ka Ac nya mati ya" tanya Alisya yang sudah mulai gelisah degan kondisi tubuhnya.

"Tidak Alisya, ini malah terasa dingin" jawab Irfan dengan muka tanpa dosanya.

"Tapi badan aku panas banget ka" ucap Alisya yang sudah menggeliat tak karuan.

"Toilet dimana ya ka" tanya Alisya, dia ingin mendinginkan tubuhnya dengan air.

"Pakai saja kamar mandi di kamarku Sya" ucap Irfan.

"Tapi aku tidak tahu letak kamar kaka" ucap Alisya yang masih saja mengipas tubuhnya.

"Ayo aku antar" ucap Erik menawarkan diri.

Tanpa pikir panjang Alisya langsung mengikuti langkah Erik menuju ke kamar Irfan yang ada di lantai atas.

Sesampainya di kamar Irfan, Erik langsung memojokkan tubuh Alisya ke dinding.

Gluk

Erik menelan salivanya kasar, dia melihat gundukan Alisya yang berada di dalam kemejanya yang terbuka kancing atasnya.

"Dibagian mana yang terasa tidak enak Alisya" bisik Erik di kuping Alisya sambil menggigit kecil kuping Alisya.

Mendapat sentuhan kecil di kupingnya, Alisya mulai terpancing hasratnya.

Uh

Alisya membusungkan dadanya hingga menempel dengan dada Erik.

"Panas kak" ucap Alisya mendesah lalu melingkarkan tanganya di leher Erik.

Melihat tingkah Alisya , Erik sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya.

Sebelum melancarkan aksinya Erik sudah terlebih dahulu memasang kamera di kamar tersebut. dia tidak mau di salahkan nantinya.

(Emang laki-laki dakjal Erik mah).

Erik langsung mencium bibir Alisya dengan rakusnya dan di sambut baik oleh Alisya, Alisya sudah tidak bisa mikir lagi selain harus menuntaskan hasratnya, karena dalam pengaruh obat perangsang yang di berikan Erik.

Erik mengangkat tubuh Alisya seperti koala membuat aset berharga mereka saling bersentuhan.

Erik terus ******* bibir Alisya hingga membuat gadis itu mmelengus.

"Umhhppp" desah Alisya dalam ciumanya. Membuat Erik semakin bersemangat menyentuh tubuh Alisya.

Erik langsung saja menghempaakan tubuh Alisya ke atas ranjang empuk milik Irfan.

"Touch me pleas ka" pinta Alisya yang sudah mulai membuka kancing kemeja nya sendiri.

Erik langsung saja membantu melucuti pakaian Alisya hingga tanpa helai kain yang menempel di tubuh Alisya.

Dia langsung menyerang tubuh Alisya dengan penuh *****.

Tidak ada yang bisa lepas dari Erik. Apapun yang pria itu inginkan selalu ia dapatkan, termasuk tubuh Alisya.

Lahir dari keluarga kaya sudah terbiasa semua keinginanya terpenuhi.

Erik selalu berpikir semua masalah akan selesai dengan menggunakan uang. Dia tidak hancurnya Alisya setelah kejadian ini.

Setelah selesai menggarap tubuh Alisya, Erik keluar menemui Irfan Dan Andra yang ada di ruang keluarga sambil menonton tv. Dia membiarkan Alisya tertidur pulas setelah menuntaskan hasratnya.

Di dalam kamar.

Setelah dua jam, Alisya terbangun dari tidurnya. Dia merasakan tubuhnya terasa remuk. Alisya menengok ke dalam selimut ternyata dirinya dalam ke adaan polos.

Alisya menangis tanpa suara, dari sudut matanya terlihat cairan bening keluar dari matanya.

Dia masih ingat kejadian barusan yang menimpa dirinya.

Alisya mencoba bangkit dari ranjangnya, dia memaksakan tubuhnya untuk bangun lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, Alisya berjalan dengan langkah tertatih.

Ia membasuh tubuhnya di  bawah air yang mengalir dari shower. Alisya terus menangis merutuki kebodohannya.

Selama ini tidak ada yang mau berteman dengan dirinya, tiba-tiba ada pria populer di kampusnya yang menawarkan diri untuk masuk ke kelompoknya, tidak mungkin kalau tidak ada yang mereka rencanakan.

"Kuat Alisya" ucap Alisya menyemangati dirinya sendiri.

Setelah selesai mandi Alisya memakai pakaiannya yang berserakan di lantai.

Dia keluar dari kamar dan berjalan menuruni anak tangga, Alisya melihat tiga pria yang sedang duduk santai sambil bercanda ria seolah-olah tidak ada yang terjadi. Alisya berjalan mengepalkan tanganya.

Erik melihat Alisya yang menuruni tangga dia langsung menyapa Alisya.

"Ternyata putri tidur kita sudah bangun" sindir Erik.

"Apa salah Alisya kepada kalian kak? sehingga kalian tega melakukan semua ini sama Alisya" ucap Alisya dengan bibir bergetar menahan tangis, tanganya meremas ujung kemejanya.

Bersambung

Kuat Alisya, masih ada Author yang akan mensupportmu.

Happy reading All🙏

Jangan lupa Like koment, Vote🙏

Dukung karya Author guys

BAB 3

"Apa salah Alisya kepada kalian kak?, hingga kalian tega melakukan semua ini sama Alisya" ucap Alisya dengan bibir bergetar menahan tangis, tanganya meremas ujung kemejanya.

"Apa maksudmu hah" sentak Erik yang tak terima di tuduh.

"Jangan pura-pura tidak tahu kak" teriak Alisya.

"Kau sendiri yang menyodorkan tubuhmu kepadaku, terus apa menurutmu itu kesalahanku ha" bentak Erik sambil mencengkram dagu Alisya. Sedangkan Irfan sama Andra hanya menikmati drama mereka berdua, kurang ajar memang.

"Itu tidak mungkin" sanggah Alisya yang sudah meneteskan air matanya.

"Kau lihat saja sendiri tingkahmu yang terus memaksaku, dasar gadis murahan" sahut Erik memperlihatkan video itu ke Alisya. Lalu dia menghempaskan tubuh Alisya ke lantai.

"Kalian pasti menjebak ku kan, apa salahku ke kalian hah? hanya karena kalian orang kaya sehingga bisa seenaknya kalian memperlakukan orang miskin seperti ku ha" jerit Alisya dengan derai air mata.

"Apa aku mengganggu hidup kalian? apa aku merugikan kalian,? sehingga kalian dengan kejam menjebak ku" Lirihnya Alisya dengan sesegukkan. Lalu Alisya bangkit dan mencoba menguatkan dirinya.

"Terima kasih luka yang sudah kalian berikan, semoga suatu hari nanti kalian tidak merasakan apa yang aku rasakan. Suatu saat ketika kalian menyesali semuanya mungkin situasinya sudah berbeda, entah aku yang telah mati atau hatiku yang sudah mati untuk memaafkan kesalahan kalian" tegas Alisya. Menatap tajam ke arah mereka.

DEG

Lalu Alisya berlari keluar dari rumah Irfan.

Dia memesan taksi online menuju ke kontrakan nya, dia begitu lelah dengan kejadian yang menimpanya. Seakan cobaan tidak pernah berhenti mengujinya.

*Flasback Off*

*

*

*

Keesokan harinya Alisya terbangun dari tidurnya, dia akan menguatkan dirinya ketika nanti ketemu Erik di kampus.

Alisya membuka matanya, lalau merenggangkan otot tubuhnya, dia bangun lalu masuk ke kamar mandi, ternyata dia semalam tertidur dengan masih menggunakan seragam kerjanya itu.

Tiga menit berlalu Alisya keluar dari kamar mandi. Ia memakai pakaiannya dan mengucir rambutnya seperti ekor kuda.

Alisya mengunci kontrakannya dan mulai mengayuh sepedanya menuju ke kampusnya.

Setibanya di kampus Alisya langsung memarkirkan sepedanya.

Tak jarang ketika pulang kuliah ban sepeda Alisya suka kempes, dia tidak tau siapa yang melakukan itu, karena hampir semua orang di kampus tidak mau berteman dengan dirinya.

Alisya berjalan menuju ke perpustakaan terlebih dahulu sebelum dosen masuk.

Alisya hobby membaca, sehingga ia tidak pernah bosan dengan tumpukan buku yang ada di depan nya.

Setelah dua puluh menit Alisya pergi dari perpustakaan, dia berjalan menyusuri kampus menuju ke kelasnya.

Tak sengaja ternyata di depan ada Erik dan kawan-kawanya. Alisya melewati mereka dengan menunduk.

"Permisi kak" Ucap Alisya sambil menundukkan wajahnya.

Namun bukan jawaban baik yang di terima, melainkan Erik sengaja menyodorkan kakinya ke depan hingga Alisya terjatuh karena tersandung kaki Erik.

"Auwww" ringis Alisya karna lututnya terluka.

"Kalau jalan itu pake mata" bentak Erik.

"Maaf" lirih Alysa, dia bangun lalu berjalan meninggalkan mereka. Alisya sudah malas meladeni mereka.

"Kau apaan sih Rik, kau sengaja kan menyandung dia hingga jatuh" ucap Andra yang tidak suka dengan tindakan Erik.

Mereka yang salah kenapa mereka juga yang mesti marah sama Alisya, harusnya Alisya yang marah sama mereka.

"Kau mulai berani membela dia Ndra" ucap Erik menatap tajam Andra.

"Bukan begitu Rik, apa kau tak kasihan dengan dia, kita sudah menghancurkan dia, apa kau kurang puas ha, hingga sampai sekarang kau masih saja menyiksa dia" ucap Andra.

"Aku tidak peduli" ucap Erik berlalu meninggalkan mereka berdua.

"Tahan emosimu Ndra" ucap Irfan menenangkan Andra.

Dosen pun datang, Alisya mengikuti pelajaran dengan serius, tak lama kelas pun berakhir dan Dosen keluar dari kelas.

*

*

*

Alisya duduk di taman seorang diri, dia memakan bekal roti yang dia bawa dari kontrakannya.

Selama ini dia menyisihkan uangnya untuk di tabung, supaya suatu hari nanti dia bisa membeli rumah buat ia tinggal.

Tiba-tiba Andra datang menghampiri Alisya.

"Hai.." sapa Andra.

"....."

"Maaf, atas semua kesalahanku, maaf sudah menyakitimu selama ini" ucap Andra dengan penuh sesal.

"Maaf kak, aku ke toilet dulu" pamit Alisya mencoba menghindari Andra.

Tanpa mereka sadari ada seorang perempuan yang menahan amarah, dia Iren dan kawan-kawan. Dia mencoba mendekati Andra namun tidak pernah berhasil.

Irene mengikuti Alisya ke toilet, setelah Alisya masuk ke toilet dia langsung saja menguncinya dari luar.

Klik

Bunyi pintu di kunci dari luar.

Alisya mencoba membuka pintunya namun tidak bisa.

"Tolong." triak Alisya yang terus menggedor gedor pintu kamar mandi.

Namun naas Irene malah mengguyurkan air lewat celah pintu kamar mandi

Byur

Irene dan kawan-kawan malah tertawa terbahak.

"Sukurin kau gadis miskin, suruh siapa kau keganjenan sama Andra" ucap Irene. lalu dia keluar dari toilet.

Sedangkan Alisya kaget karena tubuhnya basah terkena guyuran air.

Alisya mulai menangis, apa tidak lelah orang kaya itu selalu menindas dirinya. Selama ini Alisya tidak melawan bukan karena tidak berani, namun dia tidak mau mempunyai masalah di kampus itu, yang akan menyebabkan beasiswanya  di cabut.

"Tolong..." Alisya terus menggedor pintu berharap ada yang mau menolongnya.

Andra yang tak sengaja lewat dekat toilet samar samar mendengar orang minta tolong dari toilet wanita, akhirnya dia mencoba masuk ke dalam.

"Apa ada orang di dalam" triak Andra.

Alisya yang mendengar kehadiran seseorang langsung saja menggedor pintunya kembali.

"Tolong..." triak Alisya sambil terus memukul pintu kamar mandi.

DEG

"Alisya " guman Andra.

"Mundur Alisya, aku akan mendobrak pintunya, aku hitung sampai tiga" triak Andra.

1

2

3

BRAK

Akhirnya pintu terbuka, Andra melihat tubuh Alisya yang sudah pucat karena bajunya yang basah. Langsung saja ia melepaskan jaketnya, lalu di berikan pada Alisya.

"Pakailah..!! ucap Andra.

"Terima kasih ka, nanti jaketnya aku kembalikan" sahut Alisya sambil menunduk.

Alisya pergi dari hadapan Andra, dia tidak mau menambah masalah lagi, karena samar samar Alisya mendengar ucapan Irene dan teman-temannya tadi.

Alisya pergi meninggalkan kampus, dia akan pulang terlebih dahulu, setelah itu dia akan pergi ke Cafe tempat nya bekerja.

Andra yang penasaran dengan Alisya dia mengikutinya dari belakang, dia menjalankan mobilnya dengan begitu pelan.

Ia terus mengikuti Alisya dari pulang ke kontrakan hingga Alisya berangkat ke Cafe.

"Apa dia bekerja di cafe ini ya" ucap Andra yang terus menatap ke arah Cafe.

"Kau begitu kuat menjalani kehidupanmu Alisya, kau gadis kuat yang pernah aku temui, maaf semua kesalahanku yang membuatmu menjadi bahan taruhan teman temanku, tolong jangan membenciku" ucap Andre masih di dalam mobil.

Dia terus melihat Alisya yang sedang melayani customernya.

**Bersambung

Jangan pernah menggantungkan dirimu terhadap seseorang, karena ketika kau jatuh yang bisa menolongmu adalah dirimu sendiri.

Happy Reading guys🙏**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!