NovelToon NovelToon

Pernikahan Pewaris Tunggal

Part 1

Pagi itu.

Dibandara terlihat jelas pemuda menggunakan kacamata hitam dengan setelan pakaian yang begitu membuat semua orang terpesona dengannya disana. Ia berjalan dengan angkuh nya dengan beberapa suruhan dari papanya yang telah menjemput nya di bandara. Ia dipersilahkan masuk kedalam mobil dan membukakan nya pintu mobil itu.

"silahkan tuan," ucap pak tuah sopir pribadi nya, lalu membungkukkan badan nya.

Gibran memberikan senyuman kepada pak tuah dan masuk kedalam mobil, kaca mobil dalam keadaan terbuka.

Sementara itu. Pak tuah yang mempersilahkan tuannya dan dibalas sapaan dengan senyuman membuat nya begitu senang, ia tidak habis pikir dengan menyekolahkan gibran di Inggris tidak sia - sia. Beberapa tahun yang lalu sebelum gibran tinggal di Inggris dia memiliki sifat yang begitu dingin, sombong dan begitu cuek tetapi kini berubah total ini baru pertama kalinya pak tuah melihat nya tersenyum kepada nya.

••••

Bukan hanya satu mobil yang menjemput nya melainkan tiga mobil mewah berderet dibelakang nya. Mobil paling depan khusus **Gibran Baron Alexi** dan yang dibelakang khusus para pengawal - pengawal khusus yang menjemput nya.

Disana semua orang yang berlalu lalang yang mengetahui kedatangan Gibran Baron Alexi berteriak histeris dan para reporter yang mengetahui kedatangan nya berada disana.

"lihat itu gibran sudah datang!" teriak seorang gadis disana.

para salah satu reporter berlari mendekati nya dan menanyakan satu pertanyaan kepada nya "apakah benar anda akan dijodohkan oleh kedua orang tua anda?" Gibran menutupi wajahnya, sedangkan para suruhan - suruhan papanya di sana berusaha menjauhkan para reporter dengan tuan muda nya.

Tetapi mobil yang dinaiki Gibran telah pergi meninggalkan nya sedangkan para pengawal - pengawal disana baru masuk kedalam mobil dan meninggalkan para reporter - reporter disana.

Gibran Baron Alexi adalah seorang pewaris tunggal dari keluarga Zafano. Suatu hari nanti ia akan meneruskan bisnis sang papa menjadi seorang direktur perusahaan ternama dikotanya dan perusahaan nya yang ada di seluruh dunia akan diwariskan kepada nya. Semua orang yang mengetahui bahwa tuan Zafano basmara selain mempunyai seorang putri, ia juga memiliki putra laki - laki yang memiliki kharisma tampan. Sampai semua para gadis - gadis yang melihat nya begitu senang dan bahagia dengan kedatangan nya. Apalagi semua laki - laki yang memiliki kepribadian tinggi seperti artis ataupun model begitu iri dengan ketampanan nya dan kepopuleran nya.

Sebuah mobil mewah terlihat memasuki rumah yang begitu megah dan mewah. Itu adalah sebuah istana atau apa? begitu besar, sangat menawan. Mobil itu adalah mobil yang dinaiki Gibran, ia baru saja sampai di rumah orang tuanya. Keluarga nya menyambut dengan hangat, semua yang berada disana sangat senang dengan kedatangan nya kembali ke Indonesia. kedua orang tua nya memilih Gibran tinggal di Indonesia bersama orang tua nya dan nenek nya dari pada melanjutkan studi nya di Inggris.

Gibran turun dari mobilnya dan memasuki area pintu rumah.

Disana ia disambut oleh pak Hamid pengawal pribadi khusus dirumahnya yang akan menuntut nya jika ia akan berbisnis ke tempat yang jauh dan memberikan berita - berita penting.

"selamat pagi tuan muda," ucapnya, sambil membungkukkan badan nya sebagai tanda menghormati nya.

"selamat pagi pak Hamid, bagaimana kabar nya?" tanya gibran sambil memberikan senyuman kepada nya.

"kabar saya baik - baik saja tuan muda, terima kasih telah menanyakan kabar saya" balas pak Hamid ramah.

"silahkan tuan muda masuk, semuanya sudah menunggu tuan muda didalam" ucapnya dan mempersilahkan nya masuk kedalam.

Nenek Ayse yang begitu bahagia mendengar kabar bahwa sang cucunya gibran akan tinggal di Indonesia dan bersekolah disini membuat nya begitu gembira kecerahan diwajahnya kembali.

"nek, pa, ma," panggilnya dari belakang sambil mendorong kopernya.

mereka menoleh bersamaan, dengan tersenyum begitu bahagia nya mereka melihat anak mereka sudah kembali, telah beberapa tahun tidak pernah bertemu hanya saja video call lewat WhatsApp dan sekarang begitu tampannya dia.

gibran mendekati kedua orang tuanya dan nenek nya memberikan mereka pelukan.

"Ma, pa, nek gimana kabarnya? Gibran kangen banget sama kalian, andai saja Gibran ngak sekolah di Inggris pasti Gibran ngak sekangen ini" ucap nya, kembali memeluk kedua orang tua nya dan neneknya secara bergantian

"Kabar kami baik kok nak," ucap nyonya Adelia.

"Apakah sekolah mu lancar diinggris?" tanya mama Adelia sambil mengelus - elus rambutnya.

"Lancar kok ma,"

"Tapi dilihat - lihat kamu semakin tampan saja," puji tuan Zafano dengan memandang gibran sekilas.

"Ah papa bisa aja," ujar gibran tersipu malu.

"Ah ya, kamu ngak selalu pergi ke bar sama teman - teman kamu, kan?" Tanya tuan Zafano penuh dengan selidik.

"Kenapa kamu tanya seperti itu? biarkan saja lah, lagi pula gibran telah kembali kan" Ujar nenek Ayse.

Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak ❤️

Part 2

Gibran masuk kedalam kamarnya, ia menatap dinding kamarnya yang masih dipenuhi dengan poster Superman masa kecilnya, sudah beberapa tahun dirinya meninggalkan kamar nya dan masih saja terlihat bersih tidak ada debu sama sekalipun.

"Gue sangat merindukan kamar ini, sudah lama sekali tidak kembali..." ucap gibran. Melihat sekeliling kamarnya.

Gibran merebahkan tubuhnya dikasur nya yang empuk, ia memikirkan perkataan sang papa barusan sampai teringat dengan kekasih nya saat ia berada di Inggris.

Flashback...

"sayang apa kamu benar tidak ingin mau menikah dengan ku?" tanyanya dengan wajah cemberut sambil berdiri didekat kaca apartemen nya yang menghadap keluar memperlihatkan gedung - gedung yang tinggi.

Amira namanya, ia begitu terkejut dengan Gibran yang tiba - tiba mengajak nya menikah.

menghela nafas nya yang sedang menyiapkan barang - barang gibran untuk dibawa nya kembali ke Indonesia.

"bukannya aku tidak ingin menikah dengan mu, tetapi kamu tahu kita itu masih sekolah... aku akan meneruskan studi ku dan mewujudkan impian ku sebagai artis terkenal," ucapnya, berjalan mendekati Gibran yang membelakanginya dan memeluk pinggang ramping nya itu.

"apakah kamu mau menunggu ku setahun lagi?" tanyanya sambil menengelamkan wajah nya ke punggung Gibran yang tertutup pakaiannya.

Saat itu gibran hanya terdiam mendengarkan pertanyaan kekasihnya Amira. Ia sebenarnya ingin menikah dengan pilihan nya dari pada harus menikah dengan pilihan kedua orang tua nya. Tetapi mau bagaimana lagi ikatan janji kakeknya dengan sahabat baiknya tidak bisa di bantah apalagi perjanjian itu sudah terikat dengan bisnis papanya jika sampai ia tidak menepati janji itu bisnis papanya akan hancur dan jatuh miskin.

Amira mengerutkan dahinya melihat Gibran hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan, entah apa yang telah dipikirkannya.

"hei, gib...?" menyadarkan lamunannya.

"ayo, cepat jawab... apa kamu mau menunggu ku?" mengulangi kata - katanya dan mengalungkan kedua tangannya ke leher Gibran dan kini saling berhadapan.

"lebih baik gue iya, in aja deh dari pada dia curiga nantinya" batinnya.

gibran kembali melamun membuat nya binggung dan menyentil kening Gibran membuat nya kesakitan.

"aduh, sayang kenapa gitu sih... sakit tahu" ucapnya sambil memengang keningnya.

mengelus - elus kening Gibran merasa bersalah, "ah, maaf ya... kamu sih diam - diam aja, aku ajak gomong kamu malah sibuk melamun" mencibirkan bibir nya.

"ya maaf deh, aku mau kok nunggu kamu... tapi kamu harus janji harus kembali lagi diindonesia dan kita bisa bersama - sama lagi," jawabnya dengan memberikan nya sebuah kecupan dibibirnya.

Amira kemudian mengajak Gibran berfoto, sebagai tanda kenang - kenangan terakhir nya bersama. Jika nantinya mereka saling merindukan bisa melihat foto itu. Tetapi tiba - tiba saja dalam hitungan detik ia mencium pipi Gibran lalu menekan tombol jepret pada kamera ponselnya.

Flashback end.

Dirumah yang begitu sederhana tinggal keluarga yang sangat harmonis. Tetapi terkadang diantara orang tua mereka saling bertengkar jika ada kesalahan kecil diantara mereka. Sementara Abbey Elizabeth Taylor sering dipanggil dengan sebutan Abbey itu sedang tidur siang dikamarnya sampai ia bermimpi laki - laki impian nya. Sedangkan adeknya yang masih terbilang berumur 6 tahun masuk ke kamarnya biasa ingin menjaili kakak tercinta nya.

Abbey Elizabeth Taylor adalah gadis yang sangat periang, ia terkadang sering berantem dengan adik laki - lakinya yang sering dipanggil sebutan Momo

Tiba - tiba Momo datang masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia membangunkan kakaknya dari tidur siangnya.

"astaga, dasar kakak jam segini masih aja tidur..." ujar Momo sembari berkacak pinggang.

melihat jam tangannya menunjukkan pukul 14.30

Ia mengoyang - goyangkan tubuh kakaknya, "kak ayo bangun! kayak mayat mati aja ngak bisa dibangunin" bisiknya ditelinga kakaknya.

Abbey yang mendengar nya mencubit hidung nya dengan sigap sampai memerah, Momo sampai menjerit kesakitan.

"aduh, mama kakak jahat" teriaknya sambil menangis mencari mamanya.

Abbey bangun dari tidur nya, "gadu terus, lihat aja nanti... tak makan kamu" Ujar Abbey turun dari tempat tidurnya.

Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak ❤️

Part 3

Mama Ratna dan ayah Zeen yang mendengar anak paling kecil nya berteriak dan tiba - tiba saja menangis.

Mama Ratna hanya mengeleng - ngelengkan kepalanya dengan kelakuan kedua anaknya yang suka sekali bertengkar dan saling menjaili antara lain.

"ada apa lagi sih?" tanya mama Ratna kepada anaknya.

Momo berhamburan memeluk mama Ratna, "itu kakak mencubit hidung Momo," menunjuk Abbey yang baru keluar dari kamarnya dengan rambut yang masih acak - acakan.

"pasti kamu menjaili kakakmu lagi?" Ujar ayah Zeen.

"sedikit sih," jawab nya,dengan polos sambil mencibirkan bibir nya.

Abbey hanya terdiam dengan adeknya mengadu ke orang tua nya, lagi pula pasti ayah dan mamanya akan menyalahkan adeknya karena ia paling jahil ke kakaknya.

"sana kamu minta maaf sama kakakmu,' perintah mama Ratna.

Momo begitu terpaksa harus meminta maaf ke kakaknya begitu sangat menyebalkan jika harus dekat - dekat dengan kakak nya. Abbey pura - pura tidak melihat nya saat momo mulai mendekati nya dan menunduk kepada kakaknya.

"maafkan Momo kak, lain kali Momo ngak akan kayak gitu deh" ucapnya. sambil mengerucutkan bibirnya dan Abbey hanya pura - pura ngambek kepada nya.

"ngak mau, nanti adek lagi ngulanginnya" ucapnya dengan mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"ngak kok, Momo janji" mengarahkan jari kelingking nya dengan jari kelingking kakaknya.

"ya, udah deh... tapi Kakak harus menghukum mu, sore ini adek harus bantu kakak menyiram tanaman rumah yang ada didepan... bagaimana, deal?" ucapnya.

"baiklah Momo mau deh," ucapnya terpaksa.

Mamanya dan ayahnya yang melihat kedua putra dan putri nya kembali akrab tersenyum dan lanjut menonton televisi. Saat itu mereka berkumpul diruang tamu, tiba - tiba di televisi ada berita mengenai putera pewaris tunggal keluarga Zafano yang bernama Gibran Baron Alexi, ia kini selalu menjadi banyak perbincangan para warganet dengan ketampanan nya. Selain itu Abe yang ikut menonton disana hanya biasa saja tidak ada ketertarikan baginya semua pria itu biasa saja.

"memang tampan sih, tapi masih tampanan ayah saat muda dulu..." memuji ketampanannya, rambut nya ia sisir kebelakang dengan jari - hari tangan nya.

Abbey dan Momo hanya tertawa tidak percaya, "yah, bangun... jangan bermimpi terlalu tinggi" ejek Abbey yang sudah duduk di samping mama Ratna kembali menertawakan ayahnya.

"emang bener, tanya aja sama mama" tunjuk ayah zeen ke mama Ratna.

"iya sih, tampan tapi itu kan dulu..."

"tapi masih tampan kan sekarang?" tanya ayah Zeen kepada mama Ratna dan mengelejitkan kening nya.

mama Ratna memandang ayah zeen dari atas sampai bawah kakinya, "tampan sih, tapi sudah rada - rada keriput" ucap mama Ratna dengan sedikit tertawa.

kedua putri dan putranya hanya memandang kedua orang tuanya.

"kami tetap tidak percaya, " ucap Abbey, tidak percaya dengan kata - kata ayah Zeen.

ayah zeen telunjuknya mengarah ke wajah nya. "kalian tidak percaya dengan ayah?" ucapnya kesal.

"tidak!!" ucap mereka serempak.

Dikediaman keluarga Zafano

Tuan Zafano, mama Adelia dan nenek Ayse diruang tamu sedang membicarakan masalah seseorang yang akan dijodohkan dengan putranya, sebelum putranya tahu bahwa tuan Zafano juga belum mengetahui siapa anak dari sahabat baik ayahnya. Ia mencoba menyuruh pengawal pribadi dirumahnya untuk mencari keberadaan anak sahabat ayah nya dan juga latar belakang dari keluarga mereka.

"saya akan segera melaksanakan perintah dari anda tuan," ucapnya dengan membungkukkan badan nya.

"baiklah, jika anda sudah mendapatkan kabar tentang keluarga mereka maka hubungi saya, saya yakin anda tidak akan mengecewakan saya" ucapnya.

Mama Adelia dan nenek Ayse hanya terdiam dan mendengarkan perkataan tuan Zafano saja tanpa berbicara apa - apa.

"saya tidak akan pernah mengecewakan anda tuan, kalau begitu saya permisi dulu..." ucapnya membungkukkan badan nya kembali, berlalu pergi untuk melaksanakan tugasnya.

Setelah pak Hamid pergi dari sana, segera nenek Ayse memulai pembicaraan dengan tuan Zafano.

Nenek Ayse berdehem, "bagaimana dengan gibran apakah ia menyetujui perjodohan itu?" tanya nenek ayse.

"tenang aja, gibran menyetujui kok Bu" jawab tuan Zafano.

"tetapi aku sangat takut mas jika keluarga mereka jahat bagaimana?" Sahut mama Adelia dengan wajah begitu cemas.

Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak ❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!