Who Is My Love?
CHAPTER 1
Handphone seorang gadis yang baru saja pulang kerja bergetar di dalam tasnya.
Anya Putri Atmadja
(Menghela napas)
Anya Putri Atmadja
"Ya Doni?"
Doni
"Maaf apakah Nona sudah sampai? Apa perlu sopir yang jemput?"
Anya Putri Atmadja
"Terimakasih tapi aku sudah ada di jalan depan rumah."
Doni
"Syukurlah.. Tuan besar sangat khawatir karena Nona tidak ingin di antar."
Anya Putri Atmadja
"Sampaikan pada Ayah tak perlu khawatir. Sebentar lagi aku pulang. Hanya tinggal menyusuri jalan ini.."
Anya Putri Atmadja
(Menutup telepon)
Anya Putri Atmadja
"Lebih baik aku jalan cepat."
Melihat Putrinya merebahkan diri di sofa dan tampak terengah-engah. Tuan Besar begitu merasa bersalah, lalu duduk di samping sofa kedua.
Tn. Hendra Atmadja
"Sudah Ayah bilang, mengapa kamu begitu keras kepala? Lihat betapa lelahnya dirimu?"
Tn. Hendra Atmadja
"Tita, segera siapkan air panas untuk mandi putriku!"
Anya Putri Atmadja
"Maafkan Anya Ayah. Anya sebenarnya ingin menjadi anak Mandiri."
Tn. Hendra Atmadja
"Tapi Ayah tetap khawatir padamu. Jadi Ayah minta jangan menolak lagi untuk di antar jemput, ya?"
Bujuknya.
Anya Putri Atmadja
"Iya Ayah, lain kali aku tidak akan pergi sendiri lagi"
(Anya sedikit cemberut)
Tn. Hendra Atmadja
"Oh iya, jam 5 sore nanti, Ayah akan memperkenalkan dirimu dengan salah satu kenalan Ayah. Dia lelaki yang tampan dan punya perusahaan besar, dan yang paling penting...
Tn. Hendra Atmadja
(Tn. Hendra berhenti sejenak untuk meminum Teh hangatnya)
Tn. Hendra Atmadja
"Ia masih muda, umurnya 28 tahun. Bagaimana? Kamu mau menemuinya kan? "
Anya Putri Atmadja
"Tapi Ayah masih banyak hal yang ingin aku lakukan". Tolak Anya.
Tn. Hendra Atmadja
"Anya! Kenapa kamu begitu keras kepala. Lagipula banyak hal sudah kau lakukan. Ayah sering sakit-sakitan sekarang, setelah ini siapa yang akan menjagamu? Ayah sungguh sayang padamu.. "
Tegas Tuan Hendra sambil melotot.
Anya Putri Atmadja
"Baik Ayah. Jika begitu Anya akan siap-siap dulu."
Jawab Anya lesu.
Anya Putri Atmadja
"Kali ini Ayah benar-benar marah. " Gumamnya dalam hati.
Tn. Hendra Atmadja
"Oke, Ayah harap kamu tidak menolak lagi untuk menikah dengannya... " Jawabnya lemah
Setelah mandi ia memakai piyama kesukaannya. Bercorak hello kitty berwarna navy satu setel dengan lengan pendek dan celana panjang. Kamar gadis ini bertema ungu. Semua furniture, kasur, gorden, karpet semuanya berwarna ungu namun berbeda-beda. Dimulai dengan ungu muda sampai tua ada di sana, sehingga berpadu dan elegant ketika siapapun melihat nya.
Anya Putri Atmadja
(Sedang berusaha menyisir rambutnya)
Anya Putri Atmadja
"Padahal aku belum mau menikah, jika Ayah ingin aku menemui kenalan lagi baiklah aku akan menemuinya. Tapi jika soal pernikahan—
Terdengar suara kecil di balik pintu.
Tante Dina
"Apa Tante boleh masuk?"
Anya Putri Atmadja
"Ya Tante"
Tante Dina
(Membuka pintu)
Tante Dina
(Bergegas masuk, lalu duduk di kasur samping Anya)
Tante Dina
"Kenapa keponakan Tante murung begini sih?"
Anya Putri Atmadja
"Gak apa-apa Tan, Anya sedikit pusing hari ini."
Tante Dina
"Tunggu apa kamu sakit?"
Tante Dina
(Segera meraba kening)
Anya Putri Atmadja
"Enggak kok Tan. Menurut Tante kenapa Ayah begitu aneh akhir-akhir ini. Ia terus mengenalkan seseorang padaku. Dan mendesak Anya untuk segera menikah. "
Tante Dina
"Menurut Tante, Ayahmu ada benarnya lagipula harus ada orang yang menjagamu. Ayahmu sangat sayang padamu."
Anya Putri Atmadja
"Tapi Tan— ya baiklah"
Anya semakin lemas ketika mendengar saran Tantenya, keluarga terdekat yang Anya anggap beliau seperti ibunya sendiri.
Ibu Anya meninggal saat Anya lahir, sehingga Anya belum pernah bertemu ibunya. Anya hanya bisa melihat wajah ibunya lewat salah satu bingkai foto satu-satunya yang sekarang sedang ia pegang
Akhirnya Tante Dina dan Anya mengobrol dengan asyik. Sampai-sampai Anya melupakan sesuatu
beberapa saat setelah itu...
Anya lalu melihat sebuah mobil mewah masuk ke tempat parkir di depan. Anya kagum dengan mobil tersebut karena jumlahnya hanya ada 7 di dunia. Bahkan keluarga Atmadja tidak bisa membelinya. Siapakah orang yang begitu kaya ini?
Anya Putri Atmadja
"Tunggu jangan-jangan! Kenalan Ayah!" Serunya sambil melotot kaget.
Tante Dina
"Dan kenapa kamu masih belum siap-siap sayang?"
Tanya Tantenya.
Anya Putri Atmadja
"Tidak terasa sudah jam lima tepat, aku terlalu asyik mengobrol. Ini salahku, bagaimana ini!" Anya benar-benar panik.
Terimakasih karena teman-teman sudah membaca nya
Mohon dukungannya teman-teman 😍🙏
CHAPTER 2
Anya tidak menyangka ia benar-benar menggunakan Piyama untuk bertemu dengan kenalan Ayah. Mau bagaimanapun juga Anya harus menerima apapun yang terjadi. Karena ini memang salahnya sejak awal.
Anya Putri Atmadja
"Maaf telah membuat Ayah menunggu"
Ayahnya terlonjak kaget ketika melihat putrinya memakai piyama dan bukannya pakaian rapi seperti dress atau semacamnya. Namun, Tuan Hendra tidak mau membuat suasana keruh. Akhirnya ia mencoba untuk tenang dan bersabar.
Tn. Hendra Atmadja
" Tak apa ayo duduklah! "
Ucap Ayahnya sambil tersenyum.
Tn. Hendra Atmadja
"Saya harap Tuan Muda tidak masalah dengan ini"
???
"Saya tidak apa. Lagipula saya dengan gadis yang sederhana." (Tersenyum smirk)
???
(Melirik ke arah Anya)
Anya Putri Atmadja
(Memalingkan pandangan karena malu)
Tanpa sadar Tuan Muda itu merasa gadis ini benar-benar cantik walupun tanpa pakaian bagus ataupun make-up. Apa ini yang di sebut cantik dari dalam?
Tn. Hendra Atmadja
"Syukurlah.. Baiklah silahkan di minum... "
???
"Terimakasih Tuan Hendra. "
Anya Putri Atmadja
"Ayah sudah ku bilang aku tidak akan menerimanya!" Tolak Anya tetap pada pendiriannya.
Tn. Hendra Atmadja
"Ayah akan tetap mencarikan pasangan untukmu."
Tuan Hendra tidak kalah keras kepala.
Anya Putri Atmadja
"Jika Ayah tetap begini aku akan pergi."
Anya berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.
Ia bergegas mengambil barang-barang lalu menjejalkan dalam satu koper seret. Ia juga membawa tas kecil di pundaknya.
Tita
"Nona jangan begini. Jika Nona pergi Tuan Besar akan bersedih.. " Bujuk Tita. Salah satu asisten di Mansion Atmadja.
Tetapi Anya tetap pada keputusan nya. Saat ini ia ingin menjernihkan dulu pikiran dan menunggu Ayahnya sampai berubah pikiran.
Anya Putri Atmadja
Jika Ayah sudah berhenti memaksaku untuk menikah, aku pasti akan pulang ke Mansion. Tekad Anya.
Setelah semuanya selesai Anya berniat pamit pada Ayahnya.
Tn. Hendra Atmadja
(Memalingkan muka)
Melihat Ayahnya berbuat seperti itu, membuat Anya semakin yakin untuk pergi dari rumah
Anya Putri Atmadja
"Maaf Ayah, aku harus pergi. Anya pamit, semoga Ayah selalu sehat. "
Walaupun ini berat bagi Anya, tapi apa boleh ini adalah keputusannya.
Anya segera bergegas menuju pintu keluar. Ia berharap Ayahnya berubah pikiran dan melarangnya untuk pergi. Namun, yang di harapkan berbanding terbalik dengan kenyataan.
Tita
"Tuan anda yakin soal hal ini?" Tanya Tita.
Tn. Hendra Atmadja
"Ya saya sangat yakin ini semua demi keselamatan putriku sendiri."
Tante Dina
(Berlari menuju ruang keluarga)
Tante Dina
"Dimana Anya sekarang? Dia sudah pergi?"
Tante Dina terlihat sangat panik
Tn. Hendra Atmadja
"Ya dia sudah pergi." Jawab Tuan Hendra tenang.
Tante Dina
"Aku belum sempat berpamitan dengannya."
Tante Dina kecewa.
Tn. Hendra Atmadja
"Apa yang kau lakukan sejak tadi?" Tanya Tuan Besar sambil mengerut kan dahi
Tante Dina
"Ya tadi. Aku mendapat telepon dari Doni. Ia sudah mendapatkan lokasi orang itu." Jelasnya serius.
Anya Putri Atmadja
*melihat jam tangannya
Anya Putri Atmadja
"Pukul 9 malam."
Ketika melihat kursi taman tampak kosong, ia memutuskan untuk duduk karena sudah terlalu lelah.
Anya Putri Atmadja
"Fiuh akhirnya, aku bisa duduk. Aku tidak pernah berjalan sejauh ini sebelumnya." Gumam Anya.
Saat Anya sedang meregangkan otot-otot nya. Seseorang dari kejauhan mengamati dan bermaksud untuk berbuat jahat.
Tiga orang Pria dengan tubuh besar dan hampir semua badannya di tutupi oleh tatto tampak sedang mengincar seorang gadis yang tengah sendirian.
???
"Keliatan nya dia bukan gadis biasa. Ia gadis orang kaya. Ia juga memiliki tubuh yang sangat bagus dan cantik." Seseorang dari kejauhan berbisik.
???
"Bos kalau begitu kita culik dia. Dan segera hubungi keluarganya untuk meminta uang tebusan. Selain itu kita bisa memanfaatkan gadis ini sementara waktu. " Saran kotor mulai muncul di kepala orang satunya lagi.
???
"Ya aku setuju bos. Sama saran si botak!" Timpal orang yang sedikit pendek.
???
"Oke tumben kalian pinter! Sekarang sikat dia!"
???
"Oke Bos! " Jawab keduanya serempak.
Mereka berdua lalu menghampiri gadis itu dengan percaya diri.
???
"Hey gadis cantik. Kok sendirian di taman sih?" Goda si Botak.
Anya Putri Atmadja
"Siapa kalian!?" Sentak Anya. Ia segera memasang wajah waspada.
???
"Boleh kenalan gak? " Tanya si pendek.
Mereka berdua mulai memegang tangan gadis itu. Saat si botak hendak menyentuh rambut gadis itu, hal tidak terduga pun terjadi.
Anya Putri Atmadja
(Memukul perut si botak dengan keras)
Anya Putri Atmadja
(Lanjut menendang kaki kiri si pendek)
Anya segera bangkit dari kursi taman dan dengan cepat mengambil kopernya. Ini kesempatan untuknya kabur selagi mereka berdua masih kesakitan.
Ketika Anya berlari rupanya seseorang memegangi lehernya di sertai dengan senjata tajam.
???
"Berani-beraninya kau menyiksa mereka!" Sahutnya marah.
Anya Putri Atmadja
"Oh jadi mereka anak buahmu?" Jawab Anya santai
???
"Ya benar. Sekarang Nona kau pasti takut dengan pisau yang akan merenggut nyawamu ini kan? Lebih baik sekarang anda nurut ikut bersama kita!" Ancamanya tak sabar.
Anya Putri Atmadja
"Apa ada aturan tertulis tentang harus menurutimu!?" Lawan Anya.
Dengan sekuat tenaga ia menggunakan kedua sikut untuk mendorong penjahat itu kebelakang. Anya sebetulnya ragu melakukan hal ini. Namun, siapa sangka itu berhasil. Anya yang berhasil lepas dari situ berniat melarikan diri.
???
"Terlambat Nona.. " Si pendek berhasil membungkam mulut nya dari belakang.
Unfortunately, di dalam saputangan itu terdapat obat bius yang berhasil membuat Anya pingsan.
???
"Akhirnya kita mendapatkan gadis ini." Ucap Bosnya dengan lega.
???
"Ya betul bos. Gue baru pertama kali nemu gadis yang bisa melawan kayak begini." Heran si pendek.
???
"Gimana nasib lo botak!"
???
"Rasanya gue bener-bener pengen ngeluarin lotek tadi sore—"
Acara muntah pun di mulai. :/
Halo teman-teman gimana kabar kalian?
Semoga kalian tetap stay baca di sini😍🙏
CHAPTER 3
Tak di sangka seseorang datang menghampiri mereka di taman. Seorang Pria tinggi dan berotot serta berpakaian rapi mulai menyerang mereka tanpa basa-basi.
???
"Berani-beraninya lo!" Si pendek murka. Ketika mendapatkan darah di dahinya akibat pukulan pria tadi.
???
"Bereskan mereka semua!' Perintah Pria tadi dengan tatapan membunuh.
???
" Baik Tuan! " Jawab ketiga asisten pribadinya kompak.
Dalam hitungan detik mereka berhasil menangani 3 preman tadi. Dan Pria tadi berhasil menyelamatkan gadis yang mereka culik.
???
"Dia adalah..." Ketika melihat wajah gadis tersebut, membuat Pria tadi kaget setengah mati. Rupanya ia telah menemukan sahabat lamanya, Anya Putri Atmadja.
???
"Anya sekarang kau sudah aman. Sebagai sahabatmu aku tidak membiarkan kamu terluka." Gumamnya sambil menggendong Anya ala bridal style untuk masuk ke dalam mobil mewahnya.
Di rumah besar milik seorang Novelis
Seorang Gadis cantik sedang berbaring di atas kasur ukuran king size.
Anya merasa tidur di kasur yang nyaman dan besar. Sehingga ia tidak berani membuka mata karena ia takut terbangun dari mimpi indahnya ini. Namun, setelah beberapa lama mengapa ini terasa begitu nyata. Pikirnya.
Ia lalu membuka matanya dengan perlahan. Setelah membuka matanya ia langsung bangun sambil melotot.
Anya Putri Atmadja
"Sekarang aku ada dimana? Ini bukan di rumah! Jangan-jangan penjahat tadi malam.. "
Anya Putri Atmadja
*bergidik ngeri
Anya Putri Atmadja
Ia meraba piyama nya. Untunglah piyama tetap utuh. Ia menarik napas lega.
Anya Putri Atmadja
"Syukurlah... "
Anya Putri Atmadja
"Berarti ada orang yang telah menyelamatkan ku dari Preman tadi malam. Tapi siapa dia?" Anya tanpa sadar mulai melamun.
???
"Anya! Rupanya kau sudah bangun. " Ujar seorang Pria yang baru masuk.
Anya menoleh dengan penasaran. Begitu ia melihat Pria tersebut, ia seketika memiliki perasaan yang sangat bahagia.
Anya Putri Atmadja
"Reza?" Anya tersenyum bahagia.
Saat Reza mendekat ia reflek memeluk Reza dengan sangat erat. Anya merasa ingin menangis sejadi-jadinya. Tapi ia menahan air matanya untuk keluar.
Reza
*membalas pelukan Anya.
Reza
"Ok, ok tenanglah. Semua orang jahat itu telah di penjara. " Reza merasa tak berdaya.
Ia melihat Anya di bawah dadanya sepertinya sedang manja padanya. Reza yang masih berdiri sampai tidak bisa mengalihkan pandangannya.
Anya yang sudah sadar memeluk sahabatnya cukup lama. Sesegera mungkin menjauh.
Anya Putri Atmadja
Tadi Anya kerasukan apa sebenarnya? Keluhnya dalam hati.
Reza
"Jadi Anya, bagaimana perasaan mu sekarang?"
Tanya Reza khawatir.
Anya Putri Atmadja
"Aku tidak apa-apa. Terimakasih karena telah menyelamatkan ku. Ku kira malam itu aku akan mati di tangan mereka. " Anya tersenyum pahit.
Reza
"Lagipula apa yang di lakukan seorang gadis di taman sendirian sambil membawa koper?" Reza duduk di sampingnya sambil tersenyum.
Anya Putri Atmadja
"Sejak kecil kamu sudah baik padaku. Ku kira aku terlalu banyak merepotkan mu Reza"
Reza
"Tidak kok, baru tidak bertemu setengah tahun sudah menganggap Ku seperti orang asing. Ayolah kita kan sudah sahabatan sejak lama." Jawab Reza dengan senyum tulusnya.
Anya Putri Atmadja
"Ya Terima kasih banyak Reza. Mungkin aku belum bisa cerita tentang hal itu. Yang jelas aku kabur dari rumah."
Reza berusaha tetap tenang dan kembali berbicara dengan lembut.
Reza
"Baiklah aku mengerti. Jika kamu belum bisa menceritakan padaku, tak apa. Tapi jika kamu membutuhkan teman untuk bercerita kamu bisa mencari Ku. "
Anya Putri Atmadja
*Mengangguk pelan.
Anya Putri Atmadja
*Tiba-tiba melihat jam dinding.
Anya Putri Atmadja
"Oh iya aku harus pergi kerja."
Reza
_ Tadi ceria, sekarang malah sebaliknya. Bagaimana cara aku menghibur nya sekarang?_
Di dalam hatinya Reza merasa khawatir
Reza
"Bagaimana kalau kita sarapan dulu."
Anya Putri Atmadja
"Terimakasih, aku akan menyusul. "
Reza
"Aku akan menunggu mu di bawah."
Reza tersenyum dengan wajahnya yang manis.
Anya mengangguk dengan gugup. Entah kenapa ia merasa Reza lebih tampan daripada sebelumnya. Tunggu apa yang telah ia pikirkan? Dia sahabatmu lho!!
Reza
"Sekarang aku akan mengantarmu, oke?" Reza sedikit memaksa.
Anya Putri Atmadja
"Tidak perlu, aku sudah terlalu banyak merepotkan mu, " tolak Anya. Ia merasa telah berhutang banyak pada sahabat nya itu.
Reza
"Baiklah jika begitu..." Jawab Reza dingin.
Anya Putri Atmadja
"Aduh gimana nih? Masa jam segini gk ada ojol sih? Gimana aku berangkat?!"
Seseorang tiba-tiba datang sambil berbisik di belakang Anya.
Anya bahkan dapat merasakan napasnya yang hangat menggelitik di telinganya. Telinganya menjadi sangat panas
Reza
"Gimana masih gak mau di anter?"
Ia berbisik dengan lembut
Anya Putri Atmadja
"Re–Re za?"
Anya segera menghindari Reza, napas hangat dan menggelitik di telinganya sampai sekarang masih terasa.
Reza
Saking takutnya telat sampe merah gitu pipinya?"
Goda Reza.
. Ia tertawa ketika melihat reaksi Anya yang begitu imut.
Anya Putri Atmadja
"Oh benarkah? Emm tidak mungkin karena udara sedikit panas, " Anya segera mengusap pipinya dengan pelan.
Reza
"Yuk kita berangkat!"
Anya Putri Atmadja
*Masih ragu untuk menjawab
Reza lalu mengedipkan matanya, dan berlagak akan meninggalkan Anya dengan buru-buru.
Reza
"Jika kau ingin terlambat, ya sudah. Aku duluan!"
Katanya dengan suara keras.
Anya Putri Atmadja
"E-eh jangan tinggalkan aku dong.. Hehe iya aku bareng sama Reza." Anya sudah menyerah gara-gara situasi.
Reza
"Baiklah ayo naik!" Sambut Reza semangat.
Anya Putri Atmadja
"Terimakasih."
Perjalanan berlangsung sekitar 10 menit. Kemampuan Reza saat menyetir juga baik. Padahal dulu ketika SMA, Reza selalu takut mengendarai mobil. Tak disangka Reza yang dulu sangat berbeda dengan Reza yang sekarang. Anya sampai tidak mengenalinya dari mulai gaya hidup, penampilan, serta sifatnya benar-benar sudah berubah menjadi lebih dewasa.
Reza
"Gimana udah selesai liatinnya?"
Anya terbangun dari lamunannya.
Anya Putri Atmadja
"Oh udah sampai ya?"
Reza
"Udah, tapi kamu malah mematung di sana sekitar 2 menit lalu. "
Anya Putri Atmadja
"Baiklah, aku pergi bekerja dulu yaa. Terimakasih tumpangannya hehe"
Anya tampak kembali ceria hari ini, karena ia merasa telah mendapatkan semangat nya kembali.
Dari dalam mobil Reza terus mengawasi Anya sampai ia masuk kantor dengan selamat. Ketika melihat Anya masuk Reza merasa perasaan sebelumnya kembali lagi. Yaitu perasaan kesepian dan hampa. Anehnya, perasaan tersebut hilang ketika Anya kembali muncul di dekatnya.
Reza
"Aku harap dia selalu di sisiku seperti sekarang."
Reza hanya bisa tersenyum pahit.
Mengingat dia ada janji dengan seseorang. Reza pun segera berangkat. Ia melaju dengan sangat cepat menggunakan mobilnya.
Setelah selesai mengabsen, Anya bergegas menuju meja kerjanya. Anya hampir berteriak ketika melihat pekerjaannya begitu menumpuk di mejanya. Anya lalu memijat keningnya karena pusing.
Anya Putri Atmadja
"Oke let's start working!" Anya meregangkan otot tangannya dengan semangat.
Anya Putri Atmadja
(Mulai menyalakan laptop)
???
"Lo kenapa masih belom selesain ini?"
Ejek Seniornya tiba-tiba.
Anya Putri Atmadja
"Pagi Senior."
Senior 1
"Gue tanya! jawab ngapa–"
Anya Putri Atmadja
"Saya usahakan siang nanti, saya akan antar berkas ini ke Tuan Muda." Potong Anya.
Anya sudah terbiasa dengan kelakuan para seniornya yang tidak tahu diri dan malas. Setiap hari mereka sering membebankan semua tugas mereka pada Anya. Karenanya itu membuat Anya sering kerja lembur.
Senior 1
"Kalau begitu baiklah, jika sudah selesai tolong kerjakan milikku. Ada di atas meja yaa."
Anya hanya mengangguk kesal.
Kak Bagus
"Tolong yang aku juga yaa. Soalnya mendadak nih aku harus menengok sepupuku yang sedang sakit yaa."
Kak Bagus
"Kabarnya Pak Bos menginginkan laporan itu di selesaikan sekarang. Jadi mohon bantuannya yaa!"
Sambung nya riang gembira sambil meninggal kan ruang kantor.
Anya Putri Atmadja
"Ta-tapi..."
Senior 2
"Kamu tidak ingat? Hasil kerjamu selalu bagus dan selalu di puji oleh Pak Manager. Jadi... Kami mengandalkanmu yaa.. "
Anya Putri Atmadja
"Sudah cu—"
Senior 1
"Et, et kamu tahu kan jika berani menolak..."
Anya Putri Atmadja
"Ya saya paham. Baiklah akan saya kerjakan."
Jawab Anya lesu.
Senior 1
"Ya bagus. Hei guys liat nih junior katanya mau kerjain semuanya!"
Senior 2
"Makasih banget kamu emang baik deh."
Senior 1
"Semoga sukses ngerjainnya."
???
"Selamat bekerja dan makaci!"
Walaupun semuanya tersenyum. Namun, tidak di antara mereka yang tersenyum dengan tulus. Semua senyuman itu palsu dan terlihat di buat-buat.
Anya sudah tidak tahan dengan perilaku para Seniornya yang memanfaatkan nya seperti ini. Ia harus cari cara agar mereka bisa jera. Tapi percuma berapa kali pun mencoba, itu justru malah jadi efek boomerang untuk Anya nantinya.
Semakin dipikirkan lama-lama semakin pusing! Anya pun mulai mengacak-acak rambutnya.
Anya Putri Atmadja
"Finally! Waktu istirahat. Untunglah aku bisa menyelesaikan pekerjaan ku. Sekarang tinggal pekerjaan yang lainnya."
Anya memutar bola matanya ketika melihat tugas yang di berikan oleh seniornya.
Mendengar perutnya bernyanyi ia merasa melupakan sesuatu karena pekerjaannya yang terlalu banyak.
Anya Putri Atmadja
"Baiklah tidak usah di pikirkan. Yang penting kita isi perut dulu." Anya berusaha tetap semangat.
Ketika istirahat kantor Anya selalu mampir di rumah makan padang tempat ia makan siang. Anya berpikir akhir-akhir ini perutnya kurang enak mungkin ia terlalu sering makan sambel. Jadi mulai besok ia akan membawa bekal dari rumah. Mengingat rumah, itu membuat ia rindu pada Ayahnya. Bagaimana kabarnya sekarang ya?.
Pacar Bagus
"Jadi mbak mau pesan apa?" Tanya uni.
Anya Putri Atmadja
"Oh iya, saya mau pesan seperti biasa rendang ayam sama lalab daun singkong. Oh iya pake sambel yaa.."
Anya Putri Atmadja
"Teh manis hangat aja hehe."
Pacar Bagus
"Oke siap cantik."
Anya Putri Atmadja
"Makasih Uni."
Setelah makan satu porsi nasi padang betul-betul membuat nya kenyang. Bahkan Anya sempat bersendawa untung tidak terdengar keras. Kondisi tempat juga makin ramai. Tidak aneh karena selain sudah lama berdiri rumah makan ini juga memiliki kualitas pelayanan bagus serta makanan yang selalu sedap. Jadi tidak heran tempat ini selalu ramai.
Anya hendak beranjak pergi, ia juga sudah bayar saat sebelum memesan. Jadi tinggal lanjut cuss ngantor lagi!
Langkah nya terhenti ketika melihat seseorang di sana yang sangat dia kenal
Anya Putri Atmadja
"Kak Bagus? What the f***? Bilang nya dia mau nengok sepupunya yang sakit. Eh malah bisa-bisanya bolos kayak gini. Harus di beri pelajaran ini orang!" Anya betul-betul geram.
Anya Putri Atmadja
"Kak Bagus!"
Kak Bagus
*Menoleh dengan kaget.
Kak Bagus
"Lho kok kamu? Kamu suka ke sini?"
Anya Putri Atmadja
"Bukannya tadi Kakak bilang mau jenguk sepupu. Eh tahunya mau jenguk pacar kali ya? Apa pacaran?"
Sindir Anya.
Kak Bagus
"Gue emang bener udah jenguk sepupu gue, setelah nya gue lanjut makan bareng sama cewek gue."
Anya Putri Atmadja
"Oke oke, tapi Kakak coba bisa berhenti ngebebanin kerjaan ke junior nya bisa gak?"
Kak Bagus
"Baiklah gue paham."
Anya Putri Atmadja
"Huh, syukurlah dia tobat juga."
Kak Bagus
"Gue paham bahwa lo syirik kan? Lo syirik karena gue punya pacar sedangkan lo gak?" Ia berusaha menjatuhkan Anya.
Kak Bagus
"Pantes aja gak ada yang suka sama lo! Lo hanya orang pecandu kerja dan yang paling pasti cewek dekil yang gak pernah ngerawat penampilannya."
Pasangan itu lalu menertawakan Anya dengan puas. Pacar seniornya melirik tidak suka.
Pacar Bagus
"Buat lo cewek dekil! Bisa jangan ganggu Bagus!"
Pacar Bagus
"Sayang, kita pindah ke tempat lain yuk!"
Kak Bagus
"Ayo! Gue mau muntah liat wajahnya!" Sarkasnya.
Anya hanya terdiam membeku di tempat. Ia tidak memiliki keberanian untuk menatap sekeliling atau bahkan berjalan hatinya benar-benar hancur hari ini.
Anya Putri Atmadja
"Apakah hari akan menjadi lebih buruk?" Gumamnya sedih.
Anya berusaha untuk menahan tangis, apalagi di tempat ramai. Itu bisa mengundang hal yang tidak diinginkan lebih baik ia cepat-cepat meninggalkan tempat ini.
Buat teman-teman yang sudah mampir terimakasih banyak🙏🥰💙
Mohon dukungannya, like dan komentar jangan lupa🙏🙏☺
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!