NovelToon NovelToon

Sistem Kebal Hukum

Chapter 1. Kemunculan Sistem

“Pak, dia sudah pingsan.”

“Biarkan saja, besok juga bangun sendiri dan kalian masih bisa melanjutkan memaksa dia mengakui seluruh kesalahannya.”

Tiga polisi pergi meninggalkan ruang tahanan Reinar Abimanyu, murid SMA yang ditangkap karena dituduh mencuri HP milik salah satu guru di sekolahnya.

Namun, dikarenakan tidak mau mengakui kesalahan yang memang tidak dia lakukan, Reinar disiksa oleh tiga oknum polisi yang terus memaksa dirinya mengakui seluruh kesalahannya.

Pukulan dan tendangan berkali-kali dilakukan tiga polisi secara bergantian supaya Reinar mengakui kesalahannya, sampai akhirnya sebuah balok yang dipukulkan ke kepalanya, membuat dirinya kehilangan kesadaran.

Saat kehilangan kesadarannya, Reinar merasa ada kekuatan besar yang menarik kesadarannya ke sebuah tempat. Dengan kedua mata terbuka dan hilangnya seluruh rasa sakit di tubuhnya, dia dengan jelas melihat ruangan yang dipenuhi berbagai jenis senjata.

Pisau, belati, pedang, kapak, tombak, busur panah beserta anak panahnya, semua tertata rapi di sekitar Reinar. Bahkan, di ruangan itu juga terdapat berbagai jenis senjata api mulai dari revolver sampai senapan serbu.

Reinar terus melihat sekelilingnya, tapi dia tidak menemukan apapun selain senjata, dan beberapa buku yang dia sendiri tidak tahu apa isi dari buku-buku itu.

Tidak tahu berada di mana dan tidak menemukan keberadaan petunjuk, Reinar memutuskan melihat-lihat tumpukan buku yang setelah dia hitung, ada sekitar lima buku yang tertumpuk rapi di atas meja.

Reinar mengambil buku di tumpukan teratas kemudian di mulai membaca lembar demi lembar halaman buku yang jumlahnya lebih dari seratus halaman.

“Buku ini menuliskan semua tata cara menjadi Assassin yang tak terkalahkan, tapi dengan hukum ketat yang di terapkan di negara ini, siapa juga yang ingin memiliki pekerjaan sebagai Assassin?”

Reinar lanjut membaca buku selanjutnya, tapi tanpa dia sadari buku panduan menjadi Assassin yang baru dia baca telah berubah menjadi butiran cahaya, kemudian butiran cahaya itu terserap masuk ke dalam kepalanya.

“Buku Skill menggunakan berbagai jenis senjata tingkat Master? Mungkin orang yang membeli buku ini di toko buku, dia menganggap dunia konyol ini sebagai dunia sihir.” Meskipun merasa konyol dengan buku di tangannya, Reinar tetap membaca keseluruhan isi dari buku itu.

Selesai membaca, Reinar meletakkan buku yang sudah selesai dia baca di sebelah buku yang belum selesai dia baca, kemudia dia mengambil buku lainnya yang belum dia baca.

Sama seperti buku sebelumnya, buku Skill menggunakan berbagai jenis senjata berubah menjadi butiran cahaya, kemudian butiran cahaya itu terserap masuk ke dalam kepala Reinar tanpa sepengetahuannya.

Buku ketiga yang di baca Reinar tentang Skill berbagai jenis beladiri tingkat Master. Buku kedua tentang Skill berbisnis tingkat Master, dan buku terakhir tentang Skill Komputer tingkat Master.

“Hm, entah kenapa hanya sekali membaca, aku merasa dapat melakukan semua yang tertulis dalam buku i... Eh, kemana perginya tumpukan buku yang baru selesai aku baca?” Reinar mencari buku-buku yang baru dia baca ke setiap sudut ruangan.

[Ding... Buku yang Tuan cari sudah menyatu dengan tubuh Tuan. Lebih jelasnya, buku itu telah menjadi bagian dari tubuh Tuan]

Mendengar itu, Reinar mencoba mencari sumber dari suara yang di dengarnya, tapi sayangnya dia tidak menemukan apa yang dicarinya.

[Ding... Perkenalkan, aku adalah sistem yang tertanam dalam tubuh Tuan. Bagaimana aku bisa tertanam di tubuh Tuan, itu semua rahasia Sang Pencipta]

[Kekuatan Tuan masih terlalu lemah untuk melihat wujud sistem. Selain itu, sistem level 0.1 belum bisa menunjukkan wujudnya]

Kembali mendengar suara tanpa wujud, Reinar mulai meyakini sesuatu. “Sepertinya aku sedang bermimpi, dan saat ini aku berada di alam mimpi.” Reinar menampar pipinya sendiri untuk membuktikan kalau dirinya sedang bermimpi.

“Aduh, kok sakit? Apa jangan-jangan ini bukan mimpi?” Reinar kembali menampar pipinya, dan itu benar-benar sakit.

[Ding... Tuan tidak sedang bermimpi, tapi sekarang Tuan tidak berada di dunia nyata]

[Sekarang Tuan berada di dunia sistem, dan ini adalah kesempatan pertama sekaligus kesempatan terakhir untuk Tuan dapat mengunjungi dunia sistem]

[Di dunia sistem Tuan akan tetap merasakan rasa sakit, tapi rasa sakit akan segera menghilang karena kekuatan ajaib di dunia sistem]

[Dikarenakan semua yang ingin sistem berikan pada Tua telah Tuan ambil, sudah saatnya Tuan pergi dari dunia ini]

Reinar mulai mengerti dengan situasinya saat ini, tapi belum juga mendapatkan penjelasan yang lebih jelas, dia mulai mendengar suara sistem sedang melakukan hitungan mundur.

[10...9...8...7...6...5...4...3...2...1...0...]

“BOOM...” Sebuah ledakan besar terjadi, dan seketika membuat pandangan mata Reinar menggelap. Akan tetapi, tak lama Reinar kembali bisa melihat sekelilingnya, yang ternyata dirinya masih berada di dalam penjara.

Akan tetapi, meskipun masih di dalam penjara, sekarang dia tidak lagi merasakan rasa sakit, dan luka-luka di tubuhnya telah menghilang tak berbekas.

[Ding... Tuan adalah pemilik sistem kebal hukum. Jadi, mulai sekarang seluruh hukum di dunia ini tidak berlaku untuk Tuan]

“Ternyata aku masih dapat mendengar suaramu, dan semua yang baru saja terjadi ternyata bukan mimpi.”

[Ding... Tuan memang tidak sedang bermimpi dan kekuatan sistem benar-benar tertanam di tubuh Tuan]

Baru juga mendengar suara sistem, Reinar dikejutkan dengan kedatangan dua polisi yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang tahanannya. Kedua polisi itu mulai melepaskan rantai yang membelenggu lengan dan kaki Reinar, lalu salah satu dari mereka memberi pakaian, celana, dan sepatu pada Reinar.

Setelah Reinar selesai memakai pakaian, celana dan sepatu pemberian salah satu polisi, dia dibawa keluar ruang tahanan dengan pengawalan ketat dua polisi yang berdiri di sisi kanan dan kirinya.

“Kamu terbukti tidak bersalah, dan malam ini kamu kami bebaskan.” Reinar menerima surat pembebasan, dan dia bisa pergi meninggalkan kantor polisi.

Selain menerima surat pembebasan karena terbukti tidak bersalah dan pencuri aslinya sudah tertangkap, Reinar juga menerima amplop coklat berisikan uang ganti rugi karena pihak kepolisian telah salah melakukan penangkapan, dan penahanan.

Tak lagi ingin berurusan dengan pihak kepolisian, Reinar memutuskan pergi meninggalkan kantor polisi. Dengan uang ganti rugi yang dia terima, Reinar memberhentikan taksi, kemudian dia mengatakan alamat kosannya pada supir taksi.

“Aku benar-benar langsung bebas.” Reinar sekarang baru percaya kalau keberadaan sistem kebal hukum, benar-benar membuatnya kebal dari hukum.

[Ding... Misi tersembunyi terdeteksi. Lumpuhkan begal yang menyamar sebagai supir taksi. Hadiah » Seratus juta uang tunai]

[Kegagalan » Tuan mati]

“Gluk...” Reinar menelan ludah secara kasar, setelah mendengar suara sistem.

Melumpuhkan begal yang menyamar sebagai supir taksi. Dari situ Reinar tahu kalau yang dimaksud begal oleh sistem adalah supir taksi yang sedang dia naikin.

Reinar mulai mencari cara untuk melumpuhkan begal yang sedang menyamar, dan tak butuh waktu lama dia menemukan cara setelah tubuhnya merespon ingatan tentang berbagai jenis beladiri yang dia baca di buku saat berada didalam ruang sistem.

“Semoga dia tidak memiliki senjata api supaya aku tidak kesulitan saat melumpuhkannya.”

Sambil menunggu waktu yang tepat, Reinar fokus melihat keadaan jalanan yang semakin sepi, tapi jalan yang dia lewati memang menuju kosannya.

...----------------...

Bersambung.

Chapter 2. Menyelesaikan Misi Pertama

Taksi berhenti di jalanan yang benar-benar sepi. Dari arah depan atau belakang tidak terlihat adanya orang atau kendaraan yang berlalu lalalng. Sedangkan di kiri jalan merupakan bangunan kosong, dan di seberang jalan merupakan tempat pemakaman umum.

Melihat sekeliling, Reinar tahu bega yang menyamar sebagai supir taksi akan mulai melakukan aksinya.

“Aku mau melihat, apa yang mau dia lakukan padaku!” Reinar bergumam lirih.

Begitu mobil benar-benar berhenti, supir taksi keluar dari dari taksi lalu membuka pintu belakang mobil tepat di samping Reinar. Dengan pisau lipat di tangan, dia ingin menguras habis harta berharga yang dimiliki korbannya.

Namun sayangnya, begitu pintu terbuka dia harus menerima pukulan tepat di hidungnya, yang membuat tulang rawan di hidungnya patah, dan darah mengucur deras dari kedua lubang hidungnya.

Serangan cepat yang berdampak besar padanya, membuat supir taksi merintih menahan rasa sakit.

Tak ingin melepaskan begitu saja korban yang kini justru berhasil membuatnya terluka, dia berteriak meminta tolong, dan kebetulan saat itu melintas sebuah mobil patroli milik pihak kepolisian.

Melihat mobil patroli polisi berhenti, supir taksi segera berlari ke arah polisi yang keluar dari mobil, dan melaporkan kejadian yang baru dia alami. Tentunya dia memberi bumbu tambahan dalam laporannya, yang membuat dirinya seolah berada di posisi korban.

Melihat itu Reinar hanya tersenyum, kemudian dengan tenang dia keluar dari mobil taksi. “Bapak polisi yang terhormat, jangan mempercayai orang itu! Dia adalah begal yang ingin mengambil uangku.” Reinar menunjuk tangan kanan supir taksi yang masih memegang pisau lipat.

Mendengar kesaksian Reinar dan barang bukti di tangan supir taksi. Polisi langsung meringkus supir taksi dan memasukkannya ke dalam mobil patroli.

“Apa adek bisa ikut kami ke kantor untuk menjadi saksi atas kejadian ini?” tanya ramah polisi pada Reinar.

“Maaf pak, ini sudah malam dan saya masih pelajar. Jadi, bagaimana kalau besok siang saya datang ke kantor polisi untuk memberi kesaksian?” ujar Reinar.

“Kalau begitu, besok siang bapak menunggu kedatangan adek untuk memberi kesaksian di kantor polisi sektor selatan.”

“Baik pak.” balas Reinar kemudian dia kembali masuk kedalam taksi karena salah satu polisi bersedia mengantarnya sampai kosan.

[Ding... Berhasil menyelesaikan misi pertama dari sistem. Hadiah sudah di transfer ke rekening milik Tuan.]

[Hadiah tambahan karena berhasil menyelesaikan misi pertama kurang dari satu jam. Mendapatkan hadiah 10 Poin tambahan kecerdasan. Poin kecerdasan sudah ditambahkan ke tingkat kecerdasan Tuan]

Baru juga masuk ke kamar kosnya, suara indah sistem kembali terdengar, dan suara yang kali ini terdengar berhasil membuat Reinar tersenyum bahagia.

Meskipun mendapat tambahan 10 Poin kecerdasan, Reinar tidak merasa adanya perbedaan pada dirinya, dan begitu saja dia mengabaikan tambahan 10 Poin kecerdasan yang baru diberikan sistem padanya.

Memasuki kamar dan menutup pintu, tiba-tiba HP jadul di atas meja belajar Reinar berbunyi, menandakan adanya sebuah pesan masuk.

Dengan sigap Reinar membaca pesan karena takutnya itu pesan penting dari Ibunya yang berada di kampung.

[Dana sebesar Rp. 100.000.000 telah masuk ke nomor rekening pelanggan yang terhormat]

“Ternyata sistem tidak membohongiku. Dengan uang seratus juta, aku bisa hidup tenang untuk beberapa bulan ke depan.”

Meletakkan kembali HP judulnya di atas meja, Reinar memutuskan mandi sebelum kembali keluar untuk membeli makanan.

...----------------...

Selesai mandi, Reinar kembali mencoba berkomunikasi dengan sistem, dan mempelajari lebih jauh fungsi sistem untuk kehidupannya sehari-hari.

“Sistem, selain memberi misi, hadiah dan membuatku kebal hukum, apa kamu masih memiliki fungsi lainnya?”

[Ding... Sistem bisa menunjukkan tabel status milik Tuan. Saat sistem mencapai Versi 0.4, Tuan dapat membuka fitur toko sistem]

“Status ya? Apa itu sama seperti KTP milikku?”

[Ding... Bisa dikatakan sama, tapi juga bisa dikatakan berbeda. Untuk melihat perbedaannya, Tuan bisa melihat langsung ke tabel status milik Tuan]

“Kalau begitu, tunjukkan tabel status milikku!”

Muncul layar hologram di hadapan kedua mata Reinar yang menunjukkan status miliknya.

[Sistem] : [ V 0.1]

[Nama] : [Reinar Abimanyu]

[Umur] : [17 Tahun]

[Level] : [ 0 ] nex level [0/10]

[Pekerjaan] : [Assassin » Pelajar » ?]

[Kecerdasan] : [ 80 ] [Di Atas Rata-rata]

[Kekuatan] : [ 10 ] [Lemah]

[Kecepatan] : [ 10 ] [Lambat]

[Pertahanan] : [ 10 ] [Lemah]

[Stamina] : [ 10 ] [Lemah]

[Keberuntungan] : [ 100 ] [Max]

[Pesona] : [ 75 ] [Di Atas Rata-rata]

[Skill] :

[» Ahli Senjata Tingkat Master]

[» Ahli Beladiri Tingkat Master]

[» Ahli Bisnis Tingkat Master]

[» Ahli Komputer Tingkat Master]

[Poin Sistem] : [ Terkunci ]

[Kekayaan] : [Rp. 102.000.000]

[Aset] : [ - ]

[Ruang Penyimpanan] : [ - ]

[Toko Sistem] : [ Terkunci ]

Semua keterangan tentang Reinar tertera di tabel status yang ditunjukkan sistem.

[Ding... Seluruh Skill milik Tuan berada di tingkat tertinggi dari empat pengelompokan tingkatan skill. »Rendah » Menengah » Tinggi » Master]

[Seperti yang sebelumnya sudah sistem katakan, Toko Sistem akan terbuka saat sistem telah mencapai Versi 0.4, begitu juga dengan Poin Sistem]

[Untuk mengupgrade Versi sistem, Tuan hanya bisa melakukannya dengan menggunakan kartu upgrade Versi sistem, dan kartu itu bisa didapatkan melalui misi acak]

[Oleh karena itu Tuan jangan sampai tidak menyelesaikan misi dari sistem, kalau Tuan ingin segera mengupgrade Versi sistem]

[Sedangkan untuk meningkatkan level milik Tuan, Tuan bisa mengerjakan seluruh misi, yang setiap harinya diberikan pada Tuan]

Mendengar semua itu Reinar mengangguk. “Sekarang aku mengerti apa saja kegunaanmu untukku,” ujarnya.

[Ding... Berhasil menyelesaikan misi tersembunyi » Mengerti apa saja kegunaan sistem. Mendapatkan hadiah uang senilai Rp. 10.000.000.000 » Mendapatkan Skill Tingkat Master, Mata Tembus Pandang.]

[Uang tunai telah ditransfer ke nomor rekening Tuan. Skill Mata Tembus Pandang secara otomatis segera terpasang di kedua mata Tuan]

Baru juga mendengar itu Reinar merasa sedikit rasa sakit di kedua matanya, tapi itu tidak berlangsung lama. Setelah rasa sakit menghilang, Reinar tidak merasa adanya perubahan pada penglihatannya.

“Skill Mata Tembus Pandang? Sepertinya itu hanya kebohongan.” Reinar bergumam lirih.

Melihat tabel statusnya masih ada di depan matanya, Reinar menyuruh sistem menghilangkan tabel statusnya karena sekarang dia akan pergi ke warung makan tak jauh dari kosannya.

Begitu tabel statusnya menghilang, Reinar mendengar HP judulnya berbunyi, dan sebuah pesan kembali masuk.

[Dana sebesar Rp. 10.000.000.000 telah masuk ke nomor rekening pelanggan yang terhormat]

Mata Reinar membulat sempurna melihat banyaknya angka nol di belakang angka satu. Awalnya dia hanya mengira sistem memberinya sepuluh juta, tapi nyatanya dia mendapatkan sepuluh milyar hanya dengan menyelesaikan misi yang tak sengaja terselesaikan.

“Ternyata keberuntungan di tingkat Max benar-benar berguna untukku. Dalam beberapa menit saja aku sudah menjadi milyarder.” Seumur hidupnya Reinar tidak pernah membayangkan memiliki uang lebih dari satu miliar, tapi sekarang dia memiliki uang lebih dari sepuluh miliar di rekeningnya.

Memiliki uang sebanyak itu, Reinar langsung teringat ibunya di kampung, dan langsung saja dia mentransfer uang sebanyak lima juta pada ibunya. Dia tidak ingin mentransfer dalam jumlah besar karena itu hanya akan membuat curiga ibunya.

“Sekarang saatnya membeli makan!” Berbekal uang yang dia dapat dari kompensasi pihak kepolisian, malam ini Reinar ingin memanjakan lidahnya dengan makanan enak. Tidak seperti hari-hari biasanya dimana dirinya hanya bisa membeli nasi ditambah kuah bening.

Saat Reinar keluar dari kamarnya, tetangga kosnya yang merupakan wanita pekerja kantoran kebetulan juga baru keluar dari kamar kosnya. Wanita itu memiliki paras cantik serta bentuk tubuh ideal, yang membuatnya cukup mudah menarik perhatian lawan jenis.

Reinar sendiri cukup tertarik dengannya, tapi dia minder karena tidak sekaya kebanyakan pria yang mencoba mendekati wanita itu.

“Mau beli makan ya? Yuk sama-sama beli makanan di depan!” ajak Bella, wanita tetangga kosan Reinar.

“I.. iya kak, mau beli makan.” Dengan kepala sedikit tertunduk, Reinar berjalan di sebelah Bella.

Wajah dan bentuk fisik Reinar sebenarnya sangat ideal untuk menjadi teman jalan Bella, tapi karena kurangnya rasa percaya diri, membuat dia hanya bisa menundukkan kepala saat jalan bersebelahan dengan Bella.

Sedangkan Bella yang berjalan di sebelah Reinar, dia cukup senang karena malam ini akhirnya Reinar bersedia jalan bersamanya, tidak seperti malam-malam sebelumnya dimana Reinar selalu menolak jalan berdua dengannya.

“Kebetulan hari ini aku baru gajian. Jadi, biar aku yang mentraktir kamu makan,” kata Bella sambil tersenyum.

Reinar buru-buru menggelengkan kepal. Sebagai seorang pria, akan memalukan jika sampai dirinya ditraktir seorang wanita.

“U.. untuk malam ini, biar aku yang mentraktir kak Bella. Kebetulan hari ini aku menerima gaji pertama setelah berkerja paruh waktu selama satu bulan, dan kak Bella jangan menolak traktiranku!” Reinar terpaksa berbohong kalau hari ini dia baru saja menerima gaji pertamanya dari pekerjaan yang tidak pernah dia lakukan.

Melihat kesungguhan Reinar, Bella hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, tapi dalam diam dia berjanji tidak akan membebani Reinar dengan makanan mahal, karena dia tahu seperti apa perekonomian Reinar.

...----------------...

Bersambung.

Chapter 3. Menjinakkan Bom

Wajah cantik, kulit cerah, tubuh ideal, membuat banyak pria tertarik melihat Bella yang berjalan bersebelahan dengan Reinar.

“Ka.. kak Bella apa tidak risih jalan berdua denganku?” Reinar merasa risih dengan banyaknya pria yang mengarahkan sorot mata tajam kearahnya.

“Risih? Kenapa juga harus risih? Tampang keren, penampilan keren, kalau kamu lebih percaya diri, mungkin sudah berjajar banyak wanita mengantre untuk jadi pacarmu.” Bella mengaku kalau Reinar bukanlah sosok pria yang buruk.

“Tetap saja aku bukan dari kalangan keluarga berada, tak sebanding dengan para pria yang sejak tadi curi-curi pandang pada Kak Bella.” Reinar memang berasal dari kalangan keluarga kurang mampu. Ayahnya sudah tiada sejak dia masih duduk di sekolah dasar, sedangkan ibunya hanyalah pemilik toko kelontong kecil di desa.

Reinar bisa sekolah di kota juga karena beasiswa, dan ada seorang donatur yang setiap bulannya memberi uang bulanan sebanyak satu juta rupiah padanya.

Bella sendiri hanya menggelengkan kepala mendengar perkataan Reinar. “Mereka memang kaya dan memiliki banyak uang, tapi sayangnya itu bukan milik mereka mereka, melainkan semua milik orangtuan mereka,” ujar Bella.

Bella memang berbeda dengan wanita pada umumnya, oleh karena itu Reinar mengagumi sosoknya.

“Bagaimana kalau malam ini kita makan di tempat ini?” Bella menunjuk warung nasi goreng pinggir jalan yang malam ini cukup ramai pengunjung.

“Lebih baik kita makan di restoran itu! Dilihat dari luar tempatnya cukup nyanan.” Reinar melihat restoran sederhana yang hanya berjarak seratus meter dari warung nasi goreng.

Bella melihat restoran yang dilihat Reinar. Restoran itu memang sederhana, tapi dia tahu berapa harga makanan di restoran itu untuk satu porsinya karena dia sering makan di restoran itu.

Dia buru-buru mengarahkan pandangannya ke arah Reinar. “Restoran itu memang sederhana, tapi harga makanannya cukup mahal. Lebih baik kita makan di tempat ini!”

Reinar menggelengkan kepala. “Uang tidak masalah untukku karena malam ini aku ingin sedikit boros.”

Reinar memegang tangan Bella, kemudian menarik wanita itu ikut dengannya pergi ke restoran yang ingin dia kunjungi.

Reinar dan Bella memilih tempat duduk yang cukup jauh dari pengunjung lainnya. Begitu keduanya duduk, salah satu pelayan mendatangi mereka untuk mencatat makanan yang dipesan.

“Aku pesan makan dan minuman terbaik di restoran ini.” Reinar memesan tanpa membuka buku menu makanan di atas meja.

Bella hanya menghela napas mendengar pesanan Reinar, kemudia dia memesan sama persis seperti yang dipesan pria itu.

“Kalau uang kamu tidak cukup, biar aku yang membayar.” Bella berkata pelan pada Reinar begitu pelayan yang melayani mereka pergi.

“Kak Bella tenang saja, uangku tidak akan habis hanya untuk makan malam kita.” Setelah berduaan selama beberapa menit, Reinar mulai tidak canggung dan dia tidak lagi menundukkan kepala.

“Harga makanan terbaik di sini tidak murah. Kalaupun kamu memiliki banyak uang untuk hari ini, seharusnya kamu tidak terlalu boros dalam pengeluaran.” Bella memberitahu Reinar supaya tidak menjadi orang yang boros.

Diberitahu seperti itu Reinar hanya tersenyum, tapi tiba-tiba wajahnya berubah serius saat dia mendengar suara sistem.

[Ding... Misi tersembunyi terdeteksi dan wajib diselesaikan! Temukan dan jinakkan bom yang di letakkan di ruangan restoran!]

[Hadiah misi » Peningkatan 1 Level, 10 Poin Kekuatan, 10 Poin Kecepatan, 5 Poin Kecerdasan, Satu Miliar Uang Tunai]

[Kegagalan misi » Kematian]

“Sistem, bagaimana caraku menemukan benda itu? Apa aku perlu menggeledah semua orang di tempat ini?” Reinar bertanya pada sistem di pikirannya.

[Ding... Tuan cukup mengaktifkan mata tembus pandang untuk mencari dan menjinakkan bom yang beberapa menit lagi akan meledak]

[Dimohon untuk tidak membuat kepanikan karena itu hanya akan mempersulit terselesaikannya misi Tuan]

“Bagaimana cara mengaktifkan mata tembus pandang?”

[Ding... Tuan cukup mengatakan aktif untuk mengaktifkan mata tembus pandang, dan untuk menonaktifkannya Tuan cukup mengatakan tutup]

Mengerti apa yang harus dia lakukan, Reinar langsung mengatakan aktif, dan bersamaan dengan itu kedua bola mata miliknya yang semula berwarna hita kini berubah warna menjadi biru.

Mata tembus pandang telah aktif, tapi seketika wajah Reinar memerah saat dia melihat Bella. ‘Mata ini benar-benar berfungsi.’ Reinar membatin, dan sekarang dia merasa telah memiliki apa yang selama ini menjadi impian para pria.

Teringat dengan misi yang harus dia selesaikan, Reinar berhenti main-main, dan mencari apa yang harus dia selesaikan.

Melihat sekeliling saat Bella sedang bermain dengan HP nya, tak butuh waktu lama untuk Reinar menemukan apa yang dicarinya. Sebuah kebetulan, benda itu berada tepat di belakang kursi yang ditempati Bella.

“Kak Bella, apapun yang sebentar lagi kamu lihat, aku mohon untuk tetap duduk dengan tenang!” Baru juga Reinar selesai berkata, pemilik restoran memberitahukan kalau ada bom di restorannya, dan melarang siapun meninggalkan restoran karena bom bisa meledak kalau ada yang meninggalkan restoran.

Mendengar itu seluruh pengunjung restoran panik, kecuali Reinar dan Bella.

“Apa kamu sebelumnya sudah tahu di tempat ini ada bom?” Bella menatap wajah Reinar tanpa berkedip.

Reinar mengangguk. “Kebetulan, salah satu bom itu ada di belakang kak Bella, tapi ada dua lainnya yang terpasang di pintu depan dan pintu belakang restoran.” Reinar baru saja menemukan ada dua bom lainnya di tempat berbeda.

Bella memutar posisi duduknya, kemudian dia mencari keberadaan benda mencurigakan, dan segera saja pandangannya tertuju pada tas hitam di atas satu-satunya meja yang saat ini berada di hadapannya.

“Rei, bagaimana kamu bisa tahu kalau itu bom?” Bella bertanya tanpa membalikkan badan.

“Tas itu tergeletak secara misterius di tempat itu, dan terlihat beberapa kabel terurai keluar dari dalam tas. Dari situ aku merasa isi tas itu adalah bom.”

Reinar menyampaikan sesuai dengan apa yang terlihat secara visual dari tas di hadapan Bella. Tidak mungkin dia mengatakan kalau dia memiliki mata tembus pandang, yang dapat melihat benda di dalam tas itu.

Kalau dia sampai mengatakan itu, mungkin saat ini Bella sudah mencongkel kedua matanya.

“Lalu, bagaimana kamu bisa tahu ada bom di pintu depan dan belakang restoran?” Kali ini Bella mengarahkan pandangan pada Reinar.

“Bukannya barusan pemilik restoran kengatakan pengunjung restoran tidak boleh keluar dari dalam restoran, kalau tidak ingin bom meledak?”

“Secara logika, pastinya ada sesuatu di pintu depan dan belakang, yang mungkin saja itu bom sama seperti di dalam tas itu.”

Logika Reinar cukup masuk akal, dan Bella yang seorang anggota elit kepolisian, dia cukup kagum dengan ketenangan Reinar meski nyawanya sedang terancam.

“Sepertinya ada orang penting di restoran ini sampai ada yang berencana meledakkannya.” Bella melihat sekeliling, dan pandangannya segera tertuju pada wanita yang kebetulan juga sedang memandangnya.

“Kenapa juga harus dia yang muncul di tempat ini?” Bella bergumam lirih, kemudia dia kembali mengarahkan pandangan ke arah Reinar.

Akan tetapi, sosok Reinar tak lagi ada di hadapannya.

“Ini tidak terlalu sulit.” Reinar ternyata sudah berada di belakang Bella.

Saat Bella melihat ke belakang, dia melihat bom di atas meja sudah berhasil di jinakkan, dan dengan kedua matanya dia melihat Reinar dengan santai berjalan ke pintu depan restoran.

Sedangkan Reinar yang berjalan ke pintu depan restoran, dia dapat melihat bom di atas pot bunga, tepat di samping pintu bagian luar.

Menggunakan mata tembus pandang, Reinar dengan mudah menemukan kabel yang harus dia potong untuk menjinakkan bom.

“Rupanya menjinakkan bom bukan sesuatu yang sulit. Dua selesai, tinggal satu lagi yang perlu aku jinakkan.” Di saat semua dilanda ketakutan, Reinar justru dengan santainya berjalan di hadapan banyak orang.

Dia bertanya letak pintu belakang pada pekerja restoran. Setelah tahu letak pintu belakang, Reinar pergi ke tempat itu untuk menjinakkan bom ketiga sekaligus yang terakhir.

“Baik, ini sudah selesai.” Reinar dengan tenang menjinakkan bom ketiga, dan tanpa dia sadari, sejak berjalan ke arah pintu belakang ada dua wanita yang mengikutinya.

Merasa misinya sudah terselesaikan, Reinar ingin masuk kembali ke dalam restoran, tapi saat membalikkan badan dia hanya bisa berhenti di tempat karena dua wanita berdiri tepat di hadapannya.

“Semua sudah selesai, mari kita lanjut makan! Oh iya, sebelum makan bagaimana kalau salah satu dari kalian menelpon pihak kepolisian untuk membereskan tiga bom yang telah aku jinakkan?”

Reinar mengenali dua wanita di depannya. Salah satu wanita adalah Bella dan wanita lainnya adalah Wina, ketua kelas yang memiliki hubungan cukup baik dengan Reinar.

Oleh karena itu, Reinar tidak terlalu canggung berada di hadapan mereka.

...----------------...

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!