NovelToon NovelToon

Tuan Muda Posesif

Perkenalkan Tokoh

Perkenalan tokoh
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Halo, perkenalkan namaku Dafa Alexander, aku seorang CEO yang menyukai Putri Cantika.
Putri Cantika
Putri Cantika
Namaku Putri Cantika, kelas XII di SMA Merdeka di Jakarta. Aku seorang penulis novel di beberapa aplikasi. Aku juga anak yatim piatu, ayah dan ibu meninggal satu tahun yang lalu karena kecelakaan, dan aku merupakan anak tunggal. Jadi aku hidup sendiri, dengan mengandalkan uang dari hasil aku menulis di beberapa aplikasi.
Sisil
Sisil
Namaku Sisil, aku merupakan sahabat Putri sejak kelas satu SMA.
Bella
Bella
Namaku Bella, pemilik butik ternama di Jakarta. Aku menyukai Dafa sejak duduk di bangku kuliah, hanya saja cintaku selalu bertepuk sebelah tangan. Tapi aku gak akan menyerah untuk mendapatkan cintanya. Aku yakin, kelak dia akan mencintaiku, seperti aku mencintainya
Alfa Edison
Alfa Edison
Namaku Alfa, sahabat sekaligus tangan kanan Dafa di perusahaan. Aku menyukai Sisil, sahabat Putri.
Daren Alexander
Daren Alexander
Namaku Daren, Papanya Dafa. Istriku meninggal sejak Dafa masih kelas satu SMP. Dan sampai sekarang aku belum menikah lagi karena fokus mengurus perusahaan dan membesarkan Dafa seorang diri.
Oke, sekian perkenalan tokohnya, kemungkinan akan ada tokoh tambahan seiring berjalannya cerita nantinya.

Insiden Kecil

Dafa Alexander, umur 27 tahun. Seorang CEO di perusahaan Alexander. Perusahaan yang ia bangun dari nol dengan meminjam modal dari papanya. Dan kini perusaan yang ia rintis lima tahun lalu, sudah maju dan berkembang pesat bahkan ia sudah bisa membuka cabang di beberapa kota. Ia juga menjadikan Alfa, sebagai sekertaris dan tangan kanannya, karena ia tak bisa mempercayai orang lain selain Alfa. Terlebih ia dan Alfa sudah bersahabat sejak kelas satu SMP.
Alarm berbunyi berulang-ulang, membuat Dafa mau gak mau harus bangun dari tempat tidurnya. Sesungguhnya, ia masih sangat mengantuk sekali, terlebih ia baru tidur jam empat shubuh karena semalaman ia harus mengerjakan pekerjaan yang belum terselesaikan.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Huefft, mataku rasanya seperti di kasih lem saja. Sulit di buka
Dafa berjalan ke arah kamar mandi sambil menutup matanya, dengan berjalan sempoyongan, akhirnya ia sampai juga di kamar mandi.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Andai hari ini tak ada meeting, aku lebih memilih untuk tidur sampai nanti siang.
Dafa hanya bisa mengeluh dalam hati, sesungguhnya ia merasa lelah dan ingin libur panjang. Hanya saja ia belum menemukan waktu yang tepat untuk berlibur. Pekerjaannya yang sangat banyak, membuat dirinya tak bisa pergi kemana-mana, selain berkutat dengan berkas-berkas di kantor.
Setelah selesai mandi, Dafa buru-buru mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Lalu ia mengambil baju dalam lemari dan memakainya secepat mungkin. Ia juga melirik jam yang tertempel di dinding kamarnya, dimana jam itu sudah menunjukkan jam setengah tujuh pagi. Ia hanya punya waktu setengah jam untuk bisa sampai ke kantornya.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Coba aja aku punya istri, pasti ada yang melayani aku menyiapkan baju, memakaikan baju, menyiapkan sarapan danain sebagainya.
Selama ini, Dafa tak ada waktu untuk pacaran. Sedari kecil, ia sibuk belajar, belajar dan belajar. Terlebih papanya juga selalu mewanti-wanti dirinya agar tak menyia-nyiakan waktu di usia muda. Dan karena didikan ayahnya lah, ia bisa ada di posisi sekarang.
Setelah ia memakai baju dan lain sebagainya. Ia langsung mengambil kunci mobil dan tas kerjanya. Oh ya, Dafa saat ini memilih tinggal di apartemennya. Entahlah, ia lebih nyaman tinggal di apartemen ketimbang di rumah papanya yang cukup megah itu, bahkan disana ada belasan pelayan yang sibuk mengurus rumah bak istana itu. Kadang Dafa merasa risih dengan banyaknya pelayan yang ada disana. Untuk itulah, ia lebih suka tinggal di apartemen, seorang diri dari pada harus di layani oleh banyaknya pelayan.
Dafa mengendarai mobilnya seorang diri, karena ia tak memiliki seorang sopir. Bukan berarti, ia tak mampu membayar jasa seorang sopir. Ia hanya lebih nyaman nyetir sendiri.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Aku harap, aku tidak telat sampai kantor
Dafa sesekali melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Sebenarnya, ia bebas mau masuk dan pulang jam berapa aja. Toh itu perusahaannya sendiri, tapi selain saat ini ia ada meeting. Ia juga terbiasa, masuk jam kerja sesuai peraturan yang sudah ia tetapkan untuk dipatuhi oleh semua karyawannya. Dan sebagai pimpinan perusahaan, ia harus memberikan contoh yang baik untuk karyawannya. Karena jika dia di siplin, maka karyawan akan sungkan jika sampai telat tanpa izin. Masak ia, karyawan kalah dengan pimpinan yang selalu datang ke kantor tepat waktu.
Saat Dafa fokus menyetir, tiba-tiba ia menabrak anak sekolah yang mengendarai sepeda motor, yang menyebrang jalan, tanpa lihat yang ada di belakangnya, membuat Dafa tanpa sengaja menabrak dirinya, untungnya Dafa sempat mengerem, hingga kecelakaan itu tak terlalu parah.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Ada-ada aja sih, kejadian hari ini. Enggak tau, orang lagi buru-buru.
Dafa segera keluar dari mobilnya, ia berjalan ke arah depan mobilnya dan ia melihat wanita muda dengan memakai seragam putih abu-abu, berusaha berdiri, lalu membersihkan roknya yang sedikit kotor. Lalu ia pun membangunkan sepeda motornya yang terjatuh.
Dafa yang tak tega melihatnya pun, ikut membantu wanita itu untuk membangunkan sepeda motornya
Putri Cantika
Putri Cantika
Maaf, Om.
Putri Cantika, yang akrab di sapa Putri ini, meminta maaf. Ia sadar, dirinya salah. Dan ia tak akan mengelak dari kesalahannya itu.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Lain kali hati-hati, sebelum menyebrang, lihat-lihat dulu dan tolong sein-nya juga di hidupkan dari beberapa meter sebelum kamu menyebrang jalan
Sejujurnya, ia merasa kesal saat di panggil Om. Padahal usianya bahkan masih sangat muda sekali, ia bahkan belum kepala tiga, tapi sudah di panggil om-om. Dafa hanya bisa mendesah pelan.
Putri Cantika
Putri Cantika
Iya, Om
Putri hanya bisa menganggukkan kepala sambil meminta maaf sekali lagi.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Iya sudah sana pinggirkan sepedamu. Aku buru-buru harus berangkat ke kantor
Dafa sesekali mengecek jam tangannya
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Aish, gara-gara kejadian ini. Waktu berhargaku di buang secara cuma-cuma
Dafa hany bisa menggerutu dalam hati.
Sedangkan, Putri ia segera meminggirkan sepedanya.
Setelah itu, Dafa pun masuk ke dalam mobil lagi, dan melanjutkan perjalanannya. Putri sendiri, ia juga melanjutkan perjalanannya menuju sekolah, untunglah insiden tadi hanya membuat sedikit lecet, dan tak perlu di bawa ke dokter, cukup di kasih obat merah, pasti sembuh

Dafa & Alfa

Sesampai di perusahaan, Dafa langsung memarkirkan mobilnya di parkiran VVIP, mobil itu hanya muat untuk 10 orang saja. Dan biasanya, hanya di gunakan oleh Dafa, Alfa dan juga Daren. Sedangkan untuk orang lain, entah itu karyawan atau pun clien nya, hanya boleh memarkirkan mobilnya di parkiran yang sudah di sediakan. Tentunya, tempatnya tak sama.
Dafa memasuki kantornya dengan wajah dinginnya, sedangkan para karyawan hanya bisa menunduk dan tak berani menatap atasannya itu. Entahlah, apakah karena rasa takut, gugup, atau karena sebuah etika, yang membuat mereka kadang sungkan untuk menatapnya. Terlebih Dafa yang emang jarang bertegur sapa, hanya saat ada meeting lah, ia baru mau bicara di depan karyawannya. Atau saat perayaan ulang tahun perusahaan, baru Dafa mau bersitatap dengan para karyawannya itu. Dan mungkin, Dafa juga tak akan tau siapa aja nama mereka, dan bagaimana rupa mereka. Karena emang di perusahaannya itu, ada ratusan karyawan. Belum lagi di cabang-cabang, membuat Dafa sulit mengenali mereka satu-persatu. Kecuali seperti Alfa, dan orang-orang yang punya jabatan penting di perusahaannya.
Alfa Edison
Alfa Edison
Tumben telat boss?
Alfa mengenyitkan dahi, saat melihat bosnya datang telat, walaupun hanya sepuluh menit. Tapi tetap saja, bagi Alfa yang selalu melihat bosnya datang tepat waktu, dan tiba-tiba telat beberapa menit. Akan menjadi moment sejarah untuknya
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Aku hampir menabrak anak sekolah tadi
Dafa duduk di kursi kebesarannya, dan menaruh tasnya di laci. Lalu ia menghidupkan komputer dan mengeluarkan berkas-berkas penting
Alfa Edison
Alfa Edison
What? Tapi boss gak papakan?
Alfa sedikit khawatir, namun melihat bosnya tak ada luka, setidaknya membuat ia lega.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Aku sih gak papa, untungnya juga aku gak pakai kecepatan tinggi, sehingga aku bisa ngerem tepat waktu.
Alfa Edison
Alfa Edison
Terus keadaan anak sekolah itu gimana?
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Dia juga gak papa, hanya lecet sedikit
Alfa Edison
Alfa Edison
Kok bisa sih, Bos sampai nabrak gitu? Biasanya kan selalu hati-hati
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Dianya yang salah, nyebrang jalan sembarangan, gak tengok depan belakang. Langsung nyebrang gitu aja, mana sein nya, gak di hidupkan lagi.
Alfa Edison
Alfa Edison
Wah ... kalau gitu mah, bukan salahnya Bos.
Alfa yang sedari tadi diam di ruangan Dafa pun hanya mengangguk-anggukkan kepala.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
By the way, kamu ngapain di ruanganku sedari tadi?
Dafa menatap ke arah Alfa, yang sedari tadi hanya duduk di ruangannya
Alfa Edison
Alfa Edison
Ya ampun, aku sampai lupa. Itu Tuan Danu bilang, kalau meeting kali ini di tunda sampai jam satu siang, soalnya dia harus mengantar istrinya ke rumah sakit. Katanya,l sih, istrinya jatuh di kamar mandi.
Tuan Danu Abraham, pemilik Perusahaan DA Group, yang bekerja sama dengan Perusahaan Alexander.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Ya Tuhan ... aku tadi sampai buru-buru, karena takut telat meeting. Enggak taunya di tunda
Dafa hanya bisa menghela nafas kasar, bahkan ia rela sampai begadang semalaman
Alfa Edison
Alfa Edison
Ya namanya musibah Bos, lagian Tuan Danu itu sangat menyayangi istrinya. Tentu, bagi Tuan Danu, istrinya itu lebih penting dari pekerjaannya. Harta bisa di cari, tapi istri jika kenapa-napa. Bisa jadi, ia akan menyesal seumur hidupnya
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Kamu ngomong gitu, kayak pengalaman aja
Dafa menyindir sahabatnya yang sok bijak.
Alfa Edison
Alfa Edison
Aku emang gak pengalaman sih, tapi aku belajar dari Papa aku, Bos. Kalau istri itu harus dijadikan nomer satu, karena istri dan seorang anak adalah aset penting dalam rumah tangga. Terutama seorang istri, Istri yang akan menemani kita sampai tua, sampai ajal menjemput, yang akan menemani kita di kala senang maupun susah, yang merawat kita di kala sakit, yang menghibur kita di kala sedih, galau dan banyak masalah, yang bisa di jadikan tempat cerita atau berkeluh kesah, dan bisa melayani kita dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Alfa menjelaskan tentang betapa pentingnya seorang istri, ia banyak mengambil pelajaran dari papanya, bagaimana ia sangat menyayangi mamanya, memanjakannya bahkan selalu memberikan perhatian lebih terhadap mamanya. Dan selalu menomorsatukan mamanya, bahkan papanya tak segan-segan memarahinya jika sampai membuat mamanya bersedih.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Iya ya, istri itu penting
Dafa hanya bisa mengiyakan saja, dulu juga papanya itu selalu menomorsatukan mamanya. Bahkan setelah mamanya meninggal pun, papanya tak mau menikah lagi, karena bagi papanya, tak akan ada yang bisa menggantikan posisi mamanya sampai kapanpun itu. Padahal banyak wanita yang mengantri untuk jadi mama tirinya, tapi apalah daya, jika sang papa tak tertarik dengan wanita manapun, selain mamanya yang kini sudah tiada.
Alfa Edison
Alfa Edison
Iya sudah, Bos. Aku mau kembali ke ruanganku. Oh ya Bos, ini berkasnya sudah selesai, dan tinggal tandatangan saja. Sudah aku cek juga, tapi Bos bisa cek lagi nanti
Alfa memberikan berkas itu ke Dafa.
Dafa Alexander
Dafa Alexander
Aku percaya sama kamu, jadi aku gak perlu cek lagi.
Dafa menerima berkas itu dan menaruhnya di meja, ia akan menandatanganinya nanti saja
Alfa Edison
Alfa Edison
Iya sudah aku ke ruanganku dulu
Dafa hanya menganggukkan kepala saja, kalau Alfa pun pergi dari ruangannya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!