NovelToon NovelToon

Gadis Hacker Milik Ceo

1

Sofia seorang gadis cantik yang memiliki postur tubuh ideal dengan tinggi 170cm, matanya sangat lentik, kulitnya putih dan rambutnya panjang. Sofia selalu menjadi primadona di manapun dia berada, meski begitu Sofia masih betah menjomblo hingga sekarang karena dia selalu berusaha menjaga dirinya dari perbuatan zinah. Sofia seorang gadis yatim piatu yang ditinggalkan kedua orang tuanya saat usianya menginjak 18 tahun, terjadi kecelakaan hebat yang merenggut nyawa keluarganya saat pulang dari acara kelulusan. Dari tragedi waktu itu hanya Sofia yang berhasil selamat dari maut karena dia tidak pulang bersama kedua orang tuanya, adik satu-satunya yang dia miliki juga ikut tewas dalam kecelakaan tersebut. Hanya tersisa dirinya seorang yang hidup sebatang kara, untuk itu Sofia memutuskan pergi ke Jakarta agar bisa melupakan kenangan pahit yang menimpanya. Dia tidak membawa apapun dari rumah kecuali pakaian dan uang yang dia miliki, Sofia berharap dengan kepindahannya ke Ibu Kota mampu membuatnya lupa dengan kenangan pahit yang ada dikampung.

Hampir satu tahun Sofia tinggal di Ibu Kota, untuk melangsungkan hidupnya Sofia bekerja disebuah Perusahaan XXX sebagai resepsionis pada siang hari dan kuliah pada malam hari. Di sana Sofia mempunyai ibu angkat yang bernama Bu Elma, mereka bertemu saat sedang melakukan senam pagi setiap minggu. Kala itu Bu Elma selalu sendiri tanpa ada yang berani mendekat padanya, melihat Bu Elma yang selalu kesepian membuat Sofia merasa simpati. Sofia mendekati Bu Elma tanpa sungkan sedikitpun, terkadang Sofia juga bertingkah seperti anak kecil yang minta dimanja oleh Ibunya. Hal tersebut membuat Bu Elma menjadi terbuka dengan Sofia dan menjadikan Sofia sebagai anak angkatnya, tentu saja Sofia tidak keberatan menjadi anak angkat Bu Elma.

Seperti pagi ini setelah selesai senam Sofia dan Bu Elma melakukan joging bersama di taman kota, meski usia Bu Elma sudah menginjak 50 tahun tapi staminanya masih sangat kuat bagaikan anak muda. Bahkan keseharian Bu Elma tidak mau kalah dengan Sofia yang masih remaja, sifat mereka bagaikan pinang dibelah dua, sangat mirip.

“ Aduduh mam ” Sofia sedikit menjerit karena kakinya keseleo hingga membuatnya tidak bisa berdiri.

“ Anak gadis mami kenapa bisa keseleo?  tunggu mami akan cari obat ”  Bu Elma lalu pergi meninggalkan Sofia.

“ Mami jangan lama-lama ” teriak Sofia dengan tersenyum, meskipun Bu Elma hanya ibu angkat tapi perhatiannya pada Sofia seperti dengan anak kandungnya sendiri. Sofia bersyukur dipertemukan dengan Bu Elma karena kehadirannya mampu membuat hari-hari Sofia penuh makna. Sayang sekali mereka tidak bisa tinggal bersama karena Bu Elma masih punya keluarga, dan juga Sofia sangat sungkan jika tinggal dengan Bu Elma yang berasal dari kalangan atas. Jadi mereka hanya bisa bertemu saat Sofia punya waktu luang dan hari minggu saja karena dirinya libur.

Saat sedang memijat kakinya yang terasa sakit seorang laki-laki muncul menghampirinya, wajahnya sangat tampan, alisnya tebal serta hidungnya mancung. Postur tubuhnya sangat bagus terlihat sekali kalau dia rajin berolahraga, sungguh orang tersebut bagaikan malaikat yang jatuh dari langit pikir  Sofia. Dia langsung menyentuh kaki Sofia yang terasa nyeri, spontan saja Sofia langsung mendorong laki-laki itu hingga terjatuh. Sofia paling benci jika ada laki-laki yang menyentuhnya begitu saja.

“ Hay, aku hanya ingin menolong mu ” kata pria tersebut.

“ Aku tidak membutuhkannya ” tepis Sofia.

“ It's funny “ laki-laki itu lalu kembali ke posisi semula untuk memijat kaki Sofia.

“ Lepaskan saya jika anda bersikeras menyentuh saya, saya akan teriak ” ucap Sofia sedikit kesal.

“ Silahkan ” alih-alih peduli dengan ancaman Sofia, laki-laki itu malah tersenyum.

Tanpa aba-aba Sofia  berteriak meminta tolong dan mengatakan bahwa ada yang melecehkannya, tentu saja hal tersebut  membuat semua orang datang menghampiri mereka berdua. Namun laki-laki tersebut tidak takut sama sekali, bahkan dia sangat santai melihat orang-orang yang mengerumuninya.

“ Maaf jika pacar saya membuat keributan disini, kami sedang bertengkar karena masalah kecil dan

dia tidak ingin bertemu dengan saya jadi langsung asal bicara saja ” sikap laki-laki itu masih terlihat santai meski banyak orang sedang mengintimidasi.

Mata Sofia membulat saat mendengar ucapan dari orang yang sama sekali tidak dikenalnya itu, baru 5 menit mereka bertemu kenapa dirinya sudah menjadi pacar orang asing? Bahkan namanya saja Sofia tidak tahu.

“ Tidak,,tidak kami bukan pacar ” elak Sofia.

“ Sebenarnya siapa yang benar? ” tanya seorang laki-laki paruh baya.

“ Iya, lagi pula jika kalian pacaran mana buktinya? ” tanya gadis remaja yang ada disebelahnya.

Spontan saja laki-laki tersebut langsung mencium Sofia dengan paksa didepan umum, mata Sofia semakin membulat kala mendapatkan serangan dadakan. Sofia mencoba mendorongnya namun sia-sia saja tenaganya tidak sekuat laki-laki itu.  Melihat hal tersebut semua orang langsung percaya jika mereka sepasang kekasih, dan juga bagaimana mungkin seseorang akan melecehkan wanita didepan umum. Setelah semua orang pergi laki-laki tersebut melepaskan ciumannya pada Sofia, saat itu pula nafas Sofia tersenggal.

Plak Sofia menampar keras pipi laki-laki itu hingga meninggalkan warna merah di sana.

“ Dasar pencuri ” gerutu Sofia sambil mengusap bibirnya.

Namun laki-laki didepannya seakan tidak peduli dengan tamparan Sofia dan terus fokus pada kakinya, Krek klek bunyi dari kaki Sofia saat dipijat oleh laki-laki tersebut.

“ Aaawww sakit, jahat sekali kamu setelah mencuri ciuman pertamaku sekarang mematahkan kakiku ” teriak Sofia yang mulai meneteskan air mata karena terkejut.

Laki-laki itu menghembuskan nafas kasar melihat tingkah aneh Sofia, baru kali ini dia bertemu dengan gadis remaja yang tingkahnya seperti anak kecil.

“ Cobalah untuk berdiri ” perintah laki-laki itu.

Sofia berusaha untuk berdiri dengan hati-hati, anehnya dia tidak merasakan sakit sama sekali. Bahkan dia sampai melompat-lompat dengan girang dan kakinya tetap berdiri kokoh  tanpa rasa sakit sedikitpun. Sadar

bahwa laki-laki tersebut masih berdiri didekatnya Sofia langsung kembali dengan ekspresi semula.

“ Ehm siapa nama kamu? ” tanya Sofia sambil melirik pada laki-laki tersebut.

“ Enzo ” jawab laki-laki itu dengan ramah.

“ Enzo, terimakasih sudah nolong saya. Tapi lain kali jangan lancang ya jangan asal nyentuh perempuan gitu aja, kita kan bukan muhrim dan lagi jangan pernah muncul dihadapan saya lagi karena saya sangat marah dengan kamu yang telah mencuri ciuman pertama saya ” sungut Sofia sambil terus melirik pada Enzo.

Enzo tertawa renyah saat mendengar omelan dari Sofia, bahkan saat marah pun Sofia terlihat menggemaskan.

“ Sudah ditolong tidak berterima kasih dengan benar tapi malah marah-marah ” Enzo bersedekap tanpa mengalihkan pandangannya, senyuman jahil menghias dibibir Enzo kala itu juga.

“ Kamu kira ini lelucon? Dasar laki-laki mesum ” teriak Sofia lalu menginjak kaki Enzo dengan sekuat tenaga hingga membuat Enzo meringis kesakitan.

“ Benar-benar kucing liar, tunggu saja aku akan menjinakkan mu ” kata Enzo dengan senyum devilnya.

Sofia berlari dengan sangat kencang seperti ada setan yang mengejarnya, tanpa sengaja Sofia menabrak Bu Elma yang membawa es batu dan sebuah perban. Melihat hal tersebut Sofia langsung membantu Bu Elma untuk bangun, dia juga memunguti perban dan es batu yang berjatuhan.

“ Sayang ada apa? ” tanya Bu Elma bingung.

“ Hah hah hah tidak ada apa-apa mami, mari kita pulang ” kata Sofia sambil terengah-engah.

Mereka berdua lalu kembali ke kos-kosan Sofia dengan Bu Elma yang masih penuh tanda tanya, sedangkan Sofia berharap dia tidak dipertemukan dengan laki-laki yang baru dikenalnya tadi.

semoga kalian suka dengan ceritanya ya,,,,jangan lupa Vote, Like dan Komen ya biar Author semangat buat update

2

Sofia berangkat pagi sekali karena akan ada pertemuan penting di aula, Ceo pemilik perusahaan tempatnya bekerja tengah pulang ke Indonesia. Untuk itulah semua karyawan di kantor Sofia tengah disibukkan sejak seminggu yang lalu untuk penyambutan CEO, jujur saja selama setahun dia bekerja disini belum pernah tahu

seperti apa wajah CEOnya. Bahkan keluarga dan kerabatnya Sofia juga masih kudet sekali, bukan karena dia tidak bisa melacak hanya saja Sofia terlalu malas untuk mengorek kehidupan pribadi seseorang.

Sebenarnya tanpa orang lain tahu Sofia adalah gadis hacker yang sangat handal, dia belajar dunia hacker sejak masih duduk di bangku SMP. Kala itu teman Sofia yang bernama Vicky adalah siswa yang ahli dalam dunia hacker, Vicky berdarah Spanyol karena dia berasal dari sana. Vicky pergi ke Indonesia karena dia suka dengan alamnya, bahkan Vicky memilih sekolah dikampung agar bisa menikmati keindahan secara alami di sana. Selama belajar di Indonesia Vicky berteman baik dengan Sofia bagaikan permen karet yang selalu lengket, kemanapun Sofia pergi pasti ada Vicky yang menemani. Tapi sayang sekali saat lulus SMA Vicky terpaksa pulang ke Negaranya karena nenek Vicky sakit keras, jadi lengkap sudah kesedihan Sofia kala itu setelah kepergian keluarga tercintanya. Sofia harus merelakan kepergian sahabat terbaiknya, namun Vicky sudah memberi bekal  padanya untuk menjaga diri kalau ada sesuatu yang tidak diinginkan.

Sofia menghembuskan nafas kasar kala memory masa lalu terulang kembali didalam otaknya, lamunannya terhenti saat rombongan CEO yang ditunggu semua orang tengah memasuki aula. kebetulan dia duduk paling depan agar bisa melihat dengan jelas seperti apa wajah CEOnya saat di atas panggung, namun Sofia bagaikan

tersambar petir kala melihat salah seorang yang berdiri diatas panggung bersama rombongan tadi. Enzo seorang yang telah mencuri ciuman pertamanya didepan umum.

 Bagaimana bisa laki-laki mesum itu ada dirombongan Ceo?.  batin Sofia

“ Ya ampun Pak Enzo dari dulu sampai sekarang masih aja tampan ” sanjung Leni sahabat Sofia sekaligus teman kerjanya sebagai Resepsionis. Seketika itu juga Sofia menoleh pada Leni dengan mengerutkan keningnya.

“ Memang dia siapa? ” tanya Sofia yang penasaran dengan sosok Enzo.

“ Bodoh, dia Ceo kita ” Leni menunjuk kening Sofia dengan geram hingga kepala Sofia sedikit bergerak mundur, bagaimana bisa sahabatnya itu kerja disebuah perusahaan tapi tidak tahu siapa pemiliknya?.

“ Apa? ” teriak Sofia dengan kaget.

Leni langsung menutup mulut Sofia sebelum melontarkan kata selanjutnya, hanya saja Leni telat selangkah sebab semua orang tengah menoleh pada mereka berdua karena teriakan Sofia tadi. Begitu juga dengan Enzo yang langsung menoleh ke sumber suara, karena MC belum memulai acara jadi suara  Sofia terdengar jelas hingga di atas panggung. Sofia menutup wajahnya dengan tangan kala menjadi pusat perhatian semua orang, bagaimana bisa dia bertingkah memalukan di acara penting seperti ini?. Rasanya Sofia ingin segera keluar dari aula sekarang juga bila dirinya bisa.

 Ternyata kucing liar bekerja disini, bagus aku tidak perlu repot-repot mencarinya.  batin Enzo yang terus menatap kearah Sofia.

Acara penyambutan Ceo yang pulang dari Luar Negeri berlangsung dengan lancar, semua orang merasa senang dengan kehadiran Enzo. Terlebih lagi bagi seluruh karyawan wanita yang tak henti-hentinya mencuri pandang pada Enzo, bagaimana tidak? Enzo adalah seorang yang ramah pada siapa saja. Wajahnya yang tampan mewarisi almarhum ayahnya yang berasal dari Eropa, meski begitu Enzo dibesarkan di Indonesia karena ibunya tidak ingin meninggalkan Negara ini. Enzo telah dilatih ayahnya tentang dunia bisnis sejak kecil, dengan IQ nya yang tinggi membuatnya cekatan dalam berbagai hal. Sehingga saat ayahnya meninggal Enzo tidak merasa kesulitan sedikitpun mengurus semua perusahaan ayahnya. Namun Enzo akan berubah menjadi dingin dan menakutkan jika sudah fokus dengan pekerjaan, untuk itulah semua karyawannya selalu berhati-hati dalam bekerja agar tidak mendapatkan amarah dari Enzo nantinya.

Setelah acara penyambutan selesai semua karyawan kembali ke posisi semula untuk melanjutkan pekerjaan masing-masing, begitu juga dengan Sofia dan Leni yang harus kembali ke tempat mereka kalau nanti ada tamu yang datang. Sedangkan itu Enzo tengah masuk ke ruangannya dengan Alex sekretarisnya sekaligus sahabatnya.

“ Lex bawakan aku daftar karyawan disini, aku mau lihat identitas mereka ” perintah Enzo pada Alex.

“ Siap Bos ” kata Alex lalu pergi dari ruangan Enzo.

Tidak berapa lama Alex kembali dengan membawa apa yang diminta oleh Enzo.

“ Apa ada masalah? ” tanya Alex penasaran, baru kali ini Enzo ingin mengetahui identitas karyawannya.

“ Aku hanya ingin memeriksa saja, kamu bisa pergi ” Enzo mengibaskan tangannya tanpa mau melihat Alex sedikitpun.

Alex mengernyit lalu kembali ke ruangannya tanpa banyak bertanya, mungkin saja Enzo hanya ingin lebih mengenal semua karyawannya begitu pikir Alex. Setelah kepergian Alex, Enzo langsung membuka lembar demi lembar data tersebut, sebenarnya sebagian besar Enzo masih hafal hanya saja yang dia cari hanya satu orang yaitu si kucing liar miliknya. Enzo berhenti kala melihat foto seorang yang dicarinya itu,  lalu dia membaca seluruh identitasnya.

“ Jadi namanya Sofia, nama yang cantik secantik orangnya ” gumam Enzo.

“ Prepare Sofia karena kamu akan menjadi milikku segera ” kata Enzo dengan senyum devilnya.

Waktu terus berputar hingga tiba saatnya untuk pulang, Sofia bernafas lega karena Enzo tidak mencari gara-gara lagi dengannya. Dengan penuh semangat Sofia mengemasi semua barangnya karena dia sudah berjanji dengan ibu angkatnya untuk mengantar belanja. Dan benar saja seperti biasanya saat Sofia baru keluar dari kantor Bu

Elma sudah menunggu diluar, hanya saja ada yang berbeda dengan penampilan ibu angkatnya hari ini. Bu Elma memakai topi besar, kaca mata hitam dan masker sampai wajahnya tidak terlihat sama sekali. Bahkan Bu Elma juga mengenakan jaket dan celana jeans bagaikan anak muda, apakah ibu angkatnya itu sedang melakukan misi dadakan lagi hingga harus menyamar seperti anak muda? Itulah yang difikirkan Sofia. Meski begitu Sofia suka dengan kepribadian Bu Elma yang selalu mengikuti perkembangan zaman, bahkan saat berjalan dengan Sofia pun Bu Elma tidak terlihat seperti seorang ibu melainkan seperti kakak perempuan untuknya.

“ Mami kenapa dandan seperti ini? ” tanya Sofia heran.

“ Ssssttt Mami sedang menyamar untuk menikmati hidup muda okay “ Bu Elma terus menoleh kanan dan kiri seperti seorang anak perempuan yang sedang kabur dari rumah.

“ Mami tidak apa-apa kan? ” Sofia semakin bingung karena Bu Elma terus mengawasi area sekitar mereka.

“ No, let's go ” Bu Elma menarik lengan Sofia menuju mobil yang terparkir diseberang jalan.

Meski masih diselimuti pertanyaan Sofia enggan untuk memikirkannya, dia hanya ingin bersenang-senang dengan ibu angkatnya malam ini. Kebetulan hari ini tidak ada kelas di kampus jadi Sofia bisa bertemu dengan Bu Elma. Mereka berdua berangkat menuju mall sesuai yang direncanakan, untuk itu Sofia tidak membawa motor tadi karena Bu Elma bilang akan menjemputnya. Sofia sangat kagum dengan Bu Elma yang masih sangat bugar diusianya yang sudah tidak muda lagi, meski begitu BU Elma mampu beradaptasi dengan cepat di manapun dia berada. Bahkan Sofia sampai belajar banyak darinya, Sofia berharap Bu Elma diberi umur yang panjang agar

bisa terus menemaninya.

semoga kalian suka dengan ceritanya, jangan lupa Vote, Like dan Komen agar Author semangat buat update

3

Hai temen-temen sebelum baca pastikan buat tekan tulisan Vote dulu ya,,,selamat membaca

Leni menatap kagum ke arah Sofia yang selalu terlihat cantik setiap harinya, entahlah apapun yang dipakai Sofia selalu bagus dan cocok untuknya. Meski dandanan Sofia selalu sederhana namun dia mendapat gelar sebagai primadona di kantor ini, tapi siapa sangka bahwa primadona yang selalu berada didekatnya itu seorang jones alias jomblo ngenes. Bagaimana tidak? Diusia Sofia yang sudah mulai dewasa tapi dirinya masih betah menjomblo, Sofia belum pernah dekat dengan lelaki manapun apalagi menjalin hubungan sebagai pacar. Jika Leni bertanya Sofia pasti akan langsung menjawab “ Aku tidak mau berbuat dosa mbak, dan aku juga belum siap menikah untuk apa nyari cowok?” itulah yang selalu dikatakan Sofia hingga membuat Leni hafal dengan kalimatnya.

“ Kamu ngapain terus ngeliatin aku kayak gitu? Sofia heran dengan sikap Leni karena terus menatapnya sejak mereka tiba tadi.

Kring kring kring

Belum sempat Leni menjawab telepon kantor berdering tanda bahwa ada yang menghubungi mereka, Leni

segera mengangkat telepon tersebut dan berbicara dengan si penelpon. Setelah beberapa detik sambungan telepon dimatikan, Leni menoleh ke arah Sofia dengan tersenyum jahil hingga membuat Sofia penasaran dengan siapa yang menelfon tadi.

“ Sof kamu disuruh keruangan Ceo sekarang juga, jangan lupa traktirannya ya ” ucap Leni sambil menggoda Sofia.

“ Apa hubungannya keruangan Ceo dengan traktiran? ” tanya Sofia bingung.

“ Lah bukannya kesempatan emas bisa ketemu dengan lelaki tampan dambakan semua wanita, semua orang pengen banget loh bisa masuk keruangan Ceo apalagi hanya berdua ” celoteh Leni yang menangkupkan kedua tangannya dengan kagum.

“ Kalau keruangan Ceo itu sama saja dengan masuk ke kandang macan, apes tahu ” sungut Sofia sambil mencubit kedua pipi Leni dengan gemas, setelah puas Sofia bergegas pergi sambil meledek Leni.

“ Awas kamu ya ” teriak Leni yang tidak terima dengan serangan dadakan Sofia.

Sofia menuju lantai paling atas dengan perasaan yang sulit diartikan, kenapa mendadak Pak Enzo memanggilnya? Apakah dirinya akan dipecat karena kejadian waktu itu?. itulah yang difikirkan Sofia saat berada didalam lift, setelah pintu lift terbuka Sofia bergegas keruangan Ceo. Namun sebelum itu dia menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya untuk menenangkan diri dari rasa canggung. Setelah itu Sofia mengetuk pintu ruangan tersebut, barulah dia masuk saat mendengar jawaban dari dalam.

Tidak ada orang lain selain Sofia dan Enzo di ruangan tersebut, Enzo masih sibuk dengan laptopnya seperti tidak menyambut kedatangan Sofia sama sekali. Terpaksa Sofia yang harus inisiatif untuk bertanya lebih dahulu.

“ Ada apa bapak memanggil saya? ” tanya Sofia memulai pembicaraan.

“ Tolong buatkan saya kopi ” perintah Enzo tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

“ Apa saya tidak salah dengar? ” tanya Sofia sedikit terkejut.

“ Tidak ” jawab Enzo dengan santai.

“ Bukankah itu tugas OB? ” antara takut dan bingung membuat Sofia memberanikan diri untuk bertanya. Sejak kapan tugas Resepsionis membuatkan kopi? Pikir Sofia. Enzo menghentikan aktifitasnya dan menatap kearah Sofia membuat gadis itu gelagapan.

“ Saya ingin kamu yang membuatkan jadi jangan banyak tanya dan segera buatkan ” perintah Enzo sambil menatap tajam kearah Sofia.

Sofia bergidik ngeri melihat tatapan tajam mata Enzo bagaikan elang yang siap menyambar mangsanya kapan saja, tanpa banyak bicara lagi Sofia keluar dari ruangan itu untuk membuat kopi segera sebelum mendapat amarah dari Enzo. Setelah beberapa menit Sofia kembali dengan membawa nampan dan secangkir kopi diatasnya. Sofia meletakkan kopi tersebut dimeja Enzo dengan hati-hati agar tidak tumpah. Enzo berniat untuk mencoba kopi buatan kucing liar incarannya itu, namun baru menyentuh cangkirnya saja Enzo langsung mengibaskan tangannya karena panas.

“ Kamu sengaja ya mau membakar lidah saya? ” tanya Enzo yang langsung menatap ke arah Sofia dengan tatapan membunuh.

“ Tidak mohon maafkan saya, saya akan segera mengganti yang baru ” jawab Sofia yang sedikit gemetar karena reaksi spontan dari Enzo.

Dengan cepat Sofia mengambil cangkir yang berisi kopi panas tersebut dan membawanya keluar, setelah beberapa menit dia kembali dengan segelas es kopi.

“ Apa kamu mau membuat saya sakit dengan es ini? ” tanya Enzo yang kembali menatap tajam ke arah Sofia. Bagaimana bisa tatapan Enzo bisa semenakutkan itu?” pikir Sofia.

“ Saya akan menggantinya lagi ” ucap Sofia yang mencoba untuk sabar menghadapi bosnya.

Sofia keluar dengan membawa segelas es kopi tersebut, setelah beberapa menit dia kembali lagi dengan secangkir kopi yang baru. Kali ini Sofia membuat dengan suhu yang hangat, seharusnya tidak ada komentar lagi kali ini begitu pikir Sofia. Dengan hati-hati Sofia meletakkan cangkir tersebut dimeja Enzo, lalu dirinya berdiri

untuk memastikan tidak ada tugas lainnya lagi.

“ Apa kamu mau membuat saya diabetes dengan kopi manis ini? ” tanya Enzo yang masih sama dengan tatapan tajam seperti sebelumnya.

Sofia mengepalkan tangannya untuk menahan emosi yang mulai meledak, sepertinya dirinya sedang dikerjai oleh Enzo karena insiden waktu itu. tapi Sofia masih berusaha untuk sabar dan membawa keluar kopi tersebut, setelah beberapa saat Sofia kembali dengan kopi yang baru.

“ Apa kamu sangat membenciku hingga membuatkan kopi sepahit ini? ” tanya Enzo lagi dengan tatapan yang tidak berubah sama sekali.

Dengan geram Sofia membawa keluar kopi itu lagi, dan kembali dengan nampan yang berisi penuh cangkir kopi. Sofia meletakkan nampan tersebut di atas meja Enzo dengan hati-hati, bahkan dia harus menggeser beberapa berkas agar nampannya punya tempat di sana.

“ Silahkan Bapak pilih untuk sisanya akan saya bawa kembali ” kata Sofia dengan wajah datar.

Enzo mencoba satu persatu kopi buatan Sofia dengan santai, setelah itu dia mengambil satu dari 9 cangkir yang ada di sana.

“ Untuk sisanya bisa kamu minum ” perintah Enzo dengan tersenyum.

 Apa dia sudah gila? Semua kopi itu kan sudah dicicipi olehnya, kalau aku meminumnya sama dengan ciuman tidak langsung dong.  batin Sofia.

“ Kenapa diam saja, kamu yang buat ini semua jadi kamu yang harus menghabiskan. Jika dibuang mubadzir kan ” Enzo mengatakan semua itu dengan enteng seperti tanpa dosa.

“ Saya akan meminumnya diluar ” kata Sofia yang teringat bahwa dirinya punya alergi terhadap kopi, namun saat Sofia hendak mengambil nampan tersebut tangannya dihentikan oleh Enzo.

“ Saya ingin memastikan kamu meminumnya jadi minumlah disini ” ucapan dibuat sehangat mungkin dan terlihat ramah, bahkan tatapan tajam yang sedari tadi muncul mendadak hilang setelah mendapatkan kopi yang sesuai dengan seleranya.

 Apakah dia bisa dibujuk hanya dengan kopi?.  batin Sofia yang tidak habis pikir dengan sikap Enzo.

“ Sebenarnya saya ada alergi kopi ” dengan terpaksa Sofia mengaku perihal penyakit yang diderita semoga saja dengan kejujurannya bisa memberikan keringanan baginya.

“ Saya tidak percaya dengan alasan kamu, segera habiskan seluruh kopi ini dan bawa mereka pergi ”

Dduuarr bagaikan disambar petir disiang bolong saat mendengar ucapan dari Enzo barusan, bagaimana bisa ada orang yang sekeras ini sampai tidak percaya begitu saja dengan orang lain meskipun itu fakta. Mungkin Enzo hanya bisa percaya jika dirinya membawa surat keterangan dari Dokter begitu pikir Sofia. Tanpa mengucapkan banyak kata lagi Sofia duduk di kursi depan meja Enzo, dia meminum semua kopi yang ada di atas nampan tersebut. Setelah semua habis Sofia membawa nampan yang berisi cangkir kosong itu keluar dari ruangan Enzo tanpa permisi, Sofia tidak peduli jika Enzo marah dengan sikapnya apa lagi memecatnya. Dia sangat marah dengan Enzo kali ini karena telah dikerjai habis-habisan, Sofia akan mencari kesempatan untuk membalasnya nanti. Sedangkan itu Enzo terlihat bahagia melihat kepergian Sofia dengan kesal.

“ Kamu sangat manis calon istriku ” kata enzo dengan senyuman devilnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!