Mirai Kara No Ai
Eps 1 - BFF
Hokkaido, 10 Oktober 2021
Di kamar yang sederhana, ada seorang gadis berusia empat belas tahun yang terlihat agak lusuh setelah pulang sekolah.
Rambutnya yang acak-acakan.
Mata panda dan agak bengkak.
Dan seragam agak kusut, itulah keadaan seorang Mirai Sakamoto untuk saat ini.
Mirai Sakamoto
Aghh! Kenapa? Kenapa tugasnya banyak sekali?! Benar-benar menyiksa!
Sambil melempar pelan tasnya, dia berucap. Kemudian merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tanpa berganti pakaian terlebih dahulu.
Mirai Sakamoto
Sulit sekali hidup di era sekarang. Hmm.. Akane.. kenapa kau meninggalkan aku sendiri hah?
Mirai Sakamoto
Kehidupanku berubah sejak kau pergi.
Mirai Sakamoto
Aku kesepian, tau? Aku kesusahan mengerjakan tugas jika kau tidak ada.
Mirai Sakamoto
Tapi kuharap, kau bisa tenang di sana.
Mirai berucap lirih sambil memejamkan kedua matanya.
Pikirannya mulai berhalusinasi dan pergi ke mana-mana. Traveling, itu kata yang sering digunakan orang-orang zaman sekarang untuk mendeskripsikannya.
Sambil memejamkan matanya, Mirai tertawa. Namun, ada setetes air mata yang keluar dari sudut mata kanannya.
Akane sendiri adalah sahabat Mirai satu-satunya. Lebih tepatnya, Yokoyama Akane. Dia sudah menjadi sahabat Mirai sejak masih sekolah dasar. Mereka sudah berjanji untuk menjadi best friend forever, atau BFF.
Namun, sesuatu yang tak diinginkan pun terjadi. Akane mengalami kecelakaan saat menyeberang jalan, dan dia pergi meninggalkan Mirai untuk selamanya.
'Setengah gila', itu mungkin julukan yang bisa disematkan untuk menggambarkan keadaan Mirai saat ini.
Dia sudah sedih berkepanjangan, tugas sekolah yang tiada habisnya, dan juga tekanan dari lingkungan luarnya.
Mirai sendiri hanya sedikit mendapatkan energi positif dari lingkungan sekitarnya.
Dia sering kesepian, di manapun itu.
Di rumah, dia sering sendirian. Mirai adalah anak semata wayang dan putri satu-satunya. Ibunya bekerja dari pagi sampai sore, ayahnya pergi merantau di luar kota.
Di sekolah, sejak kepergian Akane, Mirai hanya terdiam lesu. Tak ada aura positif yang keluar dalam dirinya.
Meskipun lesu, tapi dia selalu mendapat nilai terbaik dalam setiap ujian dan ulangan harian. Cukup aneh bagi beberapa orang.
Setelah beristirahat sebentar, Mirai beranjak dan duduk di atas tempat tidurnya.
Mirai Sakamoto
Hmm di mana aku menyimpan hadiah darinya ya?
Setelah itu, Mirai berjalan ke arah meja belajarnya. Dia membuka dan membongkar bagian laci untuk mencari sesuatu.
Tak lama kemudian, akhirnya dia mendapatkan apa yang dia cari. Sebuah buku tulis berwarna biru muda yang aestetic.
Mirai Sakamoto
Akane, kau pernah bilang padaku untuk menggunakan buku ini, kan?
Mirai Sakamoto
Baiklah, sekarang aku akan menggunakannya untukmu.
Mirai juga mengambil pena setelah mengambil buku tadi. Kemudian kembali ke atas kasur. Memposisikan tubuh tengkurap, dia membuka buku pada halaman pertama. Kemudian mulai membuat coretan-coretan.
(Author)
Jangan lupa like, komen, dan beri dukungan ya!
Eps 2 - Diary
Mirai Sakamoto
Kon'nichiwa..
Mirai Sakamoto
Bagaimana kabarmu di sana?
Mirai Sakamoto
Semoga kau bahagia ya!
Mirai Sakamoto
Aku tidak tau apa aku baik-baik saja atau tidak untuk saat ini.
Mirai Sakamoto
Tugas sekolahku banyak sekali.
Mirai Sakamoto
Aku kesepian sejak kau tidak ada.
Mirai Sakamoto
My best friend, kenapa kau meninggalkan aku?
Mirai Sakamoto
Apa kau sudah bosan denganku ya?
Mirai Sakamoto
Kalau iya, tidak apa-apa.
Mirai Sakamoto
Tapi, harapanku hanya satu. Semoga kau tenang di sana.
Mirai Sakamoto
Salam dari Mirai Sakamoto.
Itulah beberapa kalimat yang Mirai tulis di halaman pertama bukunya.
Mungkin dia menyebutnya 'Diary' alias buku harian, sebab buku itu lumayan bagus kalau sekedar untuk dijadikan buku catatan.
Buku itu merupakan hadiah dari Akane saat ulang tahun Mirai yang ke tiga belas.
Kala itu, mereka masih kelas 2 SMP. Mereka sangat dekat.
Ke mana-mana selalu bersama, hampir tak pernah berpisah.
Bahkan, beberapa kali mereka saling bergantian menginap. Akane menginap di rumah Mirai, dan sebaliknya.
Orang tua mereka juga sudah merestui persahabatan mereka berdua, hal itu juga membuat orang tua mereka lambat laun menjadi akrab.
Mirai dan Akane mempunyai banyak kemiripan. Warna kesukaan, makanan kesukaan, hobi, dan kebiasaan mereka berdua sangat mirip. Bedanya, Mirai agak sedikit tomboy.
Dan yang terpenting! Mirai dan Akane sama-sama single sejak lahir.
Pasangan sahabat yang cocok? Iya, tentu saja. Meskipun mereka kadang sering bertengkar dan marahan.
Mereka tak membutuhkan waktu sampai satu jam untuk berbaikan kembali. Mereka saling introspeksi diri, membuat diri mereka menjadi lebih baik bersama-sama.
Kaori Sakamoto
Mirai, kau sudah pulang?
Mirai Sakamoto
Eh, eh! Ibu, kapan ibu pulang?
Karena terkejut, Mirai refleks menutup bukunya dan menyembunyikannya di bawah bantal.
Kaori Sakamoto
Barusan. Kau tidak dengan ibu bilang 'Tadaima' tadi?
Mirai Sakamoto
Hmm.. tidak.
Kaori Sakamoto
Sudahlah, apa kau lakukan? Apa yang kau sembunyikan di bawah bantal?
Mirai Sakamoto
Ehmm.. bukan apa-apa. Aku hanya mengerjakan PR ku.
Kaori Sakamoto
Kalau mengerjakan PR, kenapa kau sembunyikan?
Kaori Sakamoto
Jujur saja, apa kau sudah punya pacar?
Mirai Sakamoto
Tentu saja tidak, ibu. Itu tidak mungkin.
Kaori Sakamoto
Hmm nanti ibu akan mencari tau sendiri aah~
Mirai Sakamoto
'Gawat. Ibu pasti akan menemukan buku ini kalau tidak kusimpan dengan baik.'
Kaori Sakamoto
Sudahlah. Ayo makan, tadi ibu membeli sup miso untuk makan malam.
Kaori Sakamoto
Sebentar lagi, kau turun ya.
Setelah itu, ibu pun keluar dari kamar Mirai.
Mira menghembuskan nafas lega.
Mirai Sakamoto
'Aku harus menyimpan buku ini di mana ya? Kalau di meja, mungkin ibu akan menemukannya. Kalau ku bawa sekolah, nanti mereka bisa saja akan menggeledah tasku.'
Sambil berpikir, Mirai menatap sekeliling.
Pandangannya terhenti ketika dia melihat ke arah lemari pakaiannya.
Mirai Sakamoto
'Aha! Lemari!'
Setelah itu, Mirai berjalan ke arah lemari pakaiannya, kemudian membukanya.
Mirai menyembunyikan bukunya di antara tumpukan baju yang dilipat rapi.
Dia sudah berpikir terlalu jauh. Padahal ibunya hanya bercanda tadi. Satu hal lagi tentang Mirai. Dia tak suka diajak bercanda.
(Author)
Jangan lupa tinggalkan like dan komen ya!
Eps 3 - Jinsei's Journal Book
Saat itu, ada dua orang remaja laki-laki yang baru saja selesai latihan.
Sebut saja, namanya Jinsei Nakayama dan seorang temannya yang bernama Satoru Saitou.
Jinsei berusia empat belas tahun, sedangkan Satoru berusia enam belas tahun.
Mereka bukanlah kakak adik, mereka adalah teman, tidak, sahabat lebih tepatnya.
Satoru Saitou
Wow latihanmu meningkat, kawan.
Sambil menepuk pelan bahu Jinsei yang baru saja mengerem berhenti motornya.
Yah, mereka baru selesai latihan motor di salah satu sirkuit kecil, tempat mereka biasa berlatih bersama.
Jinsei menaikkan kaca helmnya.
Nakayama Jinsei
Terima kasih kawan, jika bukan karena dukungan darimu, mungkin aku tidak akan bisa.
Satoru Saitou
Haha aku hanya mendukung sebisanya kok.
Satoru Saitou
Jadi, bagaimana Jinsei? Apa kau siap mengikuti kompetisinya?
Nakayama Jinsei
Aku.. Aku agak gugup. Lagipula kita kan juga akan bertanding. Sudah jelas kau akan lebih unggul dariku, Satoru.
Satoru Saitou
Lah, belum apa-apa kok kamu sudah berkecil hati begitu sih, Jinsei? Ayo semangat! Ganbatte!
Nakayama Jinsei
Arigatou, aku akan berusaha yang terbaik.
Satoru Saitou
Nah, itu baru Jinsei yang kukenal. Yasudah, ayo pulang.
Setelah itu, mereka berdua pun pulang bersama-sama.
Mereka tinggal di satu prefektur yang sama, namun agak berjauhan. Jarak rumah mereka sekitar dua kilometer.
Mereka mensejajarkan kecepatan motor mereka, sambil sesekali mengobrol.
Memang cukup berbahaya sih, tapi mereka adalah para atlet muda yang mulai berkecimpung dalam dunia balap motor.
Dan tak lama lagi, di sini akan mengadakan kompetisi untuk menentukan bakat-bakat muda dari Jepang, dalam bidang non-akademik, seperti yang akan diikuti oleh Jinsei dan Satoru.
Satoru Saitou
Mata nee! Sampai bertemu lagi besok!
Nakayama Jinsei
Mata nee..
Kini tiba saatnya bagi Jinsei untuk berbelok ke gang rumahnya.
Sebagai salam perpisahan sementara, mereka berdua melakukan tos versi kepalan tangan.
Setelah itu, Jinsei pun melajukan motornya ke arah rumahnya.
Rumah dengan desain arsitektur yang sederhana, Jinsei memarkirkan motornya di garasi.
Sambil masuk ke rumah, Jinsei berucap.
Seiren Miyazaki
Selamat datang, Jinsei-kun..
Nakayama Jinsei
Iya, ibu..
Setelah itu, Jinsei pun melakukan rutinitasnya. Yakni minum, kemudian istirahat sebentar untuk mengeringkan keringatnya, kemudian baru mandi.
Singkat cerita, setelah Jinsei selesai mandi, dia berada di kamarnya.
Dia menemukan suatu keanehan.
Nakayama Jinsei
Hah? Siapa yang menulis ini? Apakah Yuka nee-san yang menulis ini di buku catatanku?
Karena tidak suka bukunya dicoret-coret sembarangan, Jinsei pun keluar kamarnya dan berniat untuk mencari kakak perempuannya.
Panggil Jinsei yang seketika membuat kakaknya berhenti berjalan, yang tadinya hendak masuk ke kamarnya, dia harus mengurungkan niatnya terlebih dahulu.
Yuka Nakayama
Nani? (Apa?)
Nakayama Jinsei
Apakah kakak yang menulis ini di buku catatanku?
Sambil menunjukkan kalimat berupa coretan-coretan, Jinsei bertanya.
Yuka Nakayama
Tentu saja tidak, tapi, di mana kau membeli buku itu?
Nakayama Jinsei
Ini buku jurnal latihan yang diberikan Satoru sembilan bulan yang lalu.
Yuka Nakayama
Ini baru pertama kalinya aku melihat buku itu. Aku sama sekali belum pernah menyentuhnya.
Nakayama Jinsei
Benarkah? Hmm jadi siapa yang menulis ini tanpa sepengetahuanku?
Yuka Nakayama
Humm, mungkin penggemarmu! Lihat, namanya Mirai!
Nakayama Jinsei
Tidak mungkin! Aku kan belum populer, bagaimana mereka mengenal diriku?
Nakayama Jinsei
'Dan siapa Mirai ini?'
(Author)
Jangan lupa like dan komen ya! Arigatou..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!