NovelToon NovelToon
Become The Duchess Of Lala Land

Become The Duchess Of Lala Land

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Dunia Lain / Masuk ke dalam novel
Popularitas:120.4k
Nilai: 5
Nama Author: Harsie Alive

Hahh.... hahh...

arrkkkkhh!! Ampun!! ampun!! sakit sekali!!

kumohon, aku mohon ampun buuu....

Suaraku bergetar memohon ampun pada ibu Tiriku yang menjambak rambutku dan menampar wajahku berkali-kali. Tatapannya yang tajam dan pukulannya yang kasar tak akan ku lupakan bahkan sampai aku mati.

ini kah takdirku? aku hanya ingin hidup bahagia, meski hanya sehari saja. Jika aku hidup kembali, kumohon Tuhan, Langit, Dewa atau apapun itu, kumohon berikan aku setetes kebahagiaan agar dahagaku terpuaskan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemampuan Sang Duke

Sementara itu, Di kota Betevia, ibu kota negeri Lala Land, sang Duke sudah tiba sejak sehari yang lalu.

Dia berdiri di balkon lantai dua di mana kamarnya berada. Di saat yang sama, tiba-tiba seekor burung merpati pengantar pesan tiba dan bertengger di bahunya membawa pesan dari mata-matanya.

Dia mengambil gulungan putih yang diikat di kaki burung tersebut lalu membukanya perlahan dengan tatapan dingin.

"Nyonya Muda menyadari perilaku Lilian, tetapi masih mempertahankannya di sisinya, sepertinya kita tidak perlu terlalu khawatir kalau pelayan ini akan melarikan diri, Duchess menyadari sebuah kejanggalan, saya yakin, tidak lama lagi pelayan itu akan disiksa,"

"Dan sepertinya Nyonya juga menyadari perilaku Gray, selain itu, Duchess mungkin saja memiliki kemampuan rahasia itu, Duke!"

"Dari D," tulis mata-mata Evan dalam pesan itu.

Evan mencengkram nya dengan keras hingga tiba-tiba api berwarna biru muncul dari telapak tangannya dan menghancurkan kertas itu dalam sekali bakar.

Evan memiliki sihir api biru dalam tubuhnya, membuatnya menjadi incaran empuk Kerajaan York untuk diambil jiwanya sebagai senjata kerajaan York.

"Menyadarinya? Bagaimana bisa dalam waktu semalam otak nya yang gila itu berubah menjadi pintar!? tidak mungkin wanita lemah itu punya kekuatan sihir!" Gumam Evan tak percaya.

Baginya menikahi Shuvin sama saja menjerumuskan dirinya dalam neraka kematian. Belum apa-apa sudah sangat menyiksa dan menjengkelkan apalagi dengan sifat Shuvin yang suka mencari perhatian bertentangan dengan dia yang selalu diam.

Saat dia menatap jauh ke titik di mana Green Village berada, Gray datang bersama utusan keluarga bangsawan yang membawakan undangan pertemuan untuk sang Duke dan tentu saja Duchess wilayah itu.

"Tuan, Utusan keluarga Marquess Belleza tiba, " ucap Gray sambil membungkuk hormat diikuti utusan itu.

"Hmmm... Aku sudah mendengar beritanya, letakkan undangan itu di atas meja, katakan pada Belleza kalau hanya aku yang datang, Duchess sedang sakit," ucapnya datar.

"Baik Duke, salam kemakmuran menyertai Duke," ucapnya mengakhiri pertemuan yang sangat singkat itu.

Setelah mengantarkan utusan keluar kamar, Gray kembali menemui tuannya, tentu atas perintah Evan.

"Apa kau mengawasi kediaman? Apa yang terjadi di sana? Kenapa aku tidak menerima satu pun laporan darimu!?" Tanyanya dengan nada dingin tetapi berisi kemarahan dan kekesalan.

"Ma-maaf Duke, saya yang bersalah," ucapnya menunduk.

" Sialan, karena terllau fokus mengawasi si Duchess sialan itu, aku sampai lupa memberikan laporan pada Keparat satu ini!" Umpatnya dalam hati.

"Bicaralah Gray, ada apa denganmu belakangan ini!? Kau kebanyakan melamun, apa pekerjaanmu kurang banyak!?"

"Atau kau punya kekasih!?"

"Atau jangan-jangan kau menyembunyikan sesuatu dariku!?" Desaknya dengan serentetan pertanyaan yang berhasil membuat Gray terdesak bahkan berdiri dengan wajah kikuk karena hampir mati ditelan rasa gugup.

"Ke-kesalahan saya Duke, "

"Selama beberapa hari ini, Duches mengurung diri di dalam kediaman dan hanya berkeliling ke sekitar desa, tidak menyebabkan masalah tetapi menghukum beberapa pelayan yang berbuat masalah," ucapnya.

" Tapi menurut saya, Duchess tidak sepolos itu tuan, sepertinya Duchess merencanakan sesuatu lagi, dia pasti berkeinginan merusak nama baik Anda!" Hasut Gray dengan senyuman licik di belakang punggung sang Duke.

"Hihi... Aku yakin Si Keparat bodoh ini akan merasa terkhianati, dan merasa ditinggalkan, lihatlah dia menikahi Duchess paling gila di kekaisaran, sebentar lagi dia pasti akan menghukum perempuan sinting itu!" Batin Gray sambil tertawa cekikikan dalam hatinya.

Mendengar itu Evan mengeratkan kepalan tangannya, bahkan sampai menggeretakkan giginya dengan keras," sudah cukup!" Ucap Evan sambil menoleh menatap Gray dengan tajam.

Gray tidak sadar kalau kemarahan itu ditujukan padanya.

"Tuan, saya tahu anda pasti marah, tapi bersabarlah, bukankah anda menempatkan perempuan gila itu diperbatasan sebagai tumbal!? Sebentar lagi Kerajaan Maltis akan menyerang, pasti dia akan mati di sana"

"Dan Anda pasti akan terbebas!" Ucapnya denga tawa licik di wajahnya.

Evan terhenyak, dia mengalihkan pandangannya lagi ke sembarang arah, lalu seketika dia tersenyum menyeringai," hmmm... Kau benar, menunggu sebentar tidak aka masalah, membunuh adalah keahlianku,"

"Kau tahu itu kan Gray," ucapnya penuh niat terselubung yang tidak disadari oleh tangan kanannya itu.

Gray tersenyum jahat," benar tuan!" Balasnya sambil tersenyum.

Evan menganggukkan kepalanya, dia tertawa tapi tak tahu apa yang sedang dia tertawakan. Di mata Gray, Evan sudah terhasut dengan semua ucapannya.

Tetapi tanpa dia sadari, Evan meliriknya sinis melalui pantulan gelas wine di atas meja.

" Sebenci-bencinya aku pada jalang itu, aku tidak pernah benar-benar berniat menghabisinya, tapi kau.. kau mengungkapkan semua perbuatanmu dengan mulutku sendiri Gray!" Batinnya dengan senyuman licik.

Evan tiba-tiba berbalik sambil memanggil nama Gray, membuat Gray sedikit tersentak.

"Gray!"!

"A-ada apa tuan!" Balasnya kaget.

"Kenapa kau !?"

"Seperti ketahuan mencuri saja !" Sarkas Evan .

"Aku keluar, kau tetap di kediaman dan bersihkan kediaman dari ujung ke ujung!" Titahnya.

Mata Gray membulat sempurna, " maksud nya saya membersihkan mansion raksasa ini?" Tanya Gray heran.

Evan menatapnya remeh," apa setelah jadi tangan kananku kau lupa asal usulnya yang hanya rakyat jelata hmmm?" Ucapnya dengan tatapan sinis.

Panik!

Gray tentu sangat panik, dia hampir saja ketahuan, dia hampir membentak pria itu karena berani memerintahnya membersihkan rumah.

"Bukan begitu maksud saya tuan, ru-rumah ini punya pelayan ja-jadi...

" Ada atau tidak ada bukan urusanku, kenapa kau jadi gugup bodoh!" Ucap Evan.

"Apa jangan-jangan kau menyembunyikan sesuatu hah ?" Tanya Evan dengan nada curiga.

"Tidak tuan, saya akan melakukannya, saya akan membersihkan nya" ucap Gray dengan suara terbata-bata menahan amarah juga rasa malu.

Perintah Evan sama saja mempermalukan martabat sang asisten Duke di mata pelayan, tapi Gray tidak bisa menolak.

"Hmmm... Lakukan sampai benar-benar bersih dan tidak ada debu!

"Sebentar lagi kita akan kedatangan banyak tamu!" Ucapnya dengan angkuh lalu meninggalkan Gray di sana dengan lirikan sinis dari kedua matanya.

Evan melangkah dengan tegas, wajahnya masih saja masam, dia menutup telinganya dengan geram.

"Sial, karena membuka indra ke enamku, kepalaku jadi berisik, isi hati manusia memang sangat mengganggu!"kesalnya.

Dia berdiri di dekat jendela, menarik nafas dalam-dalam dan..

Pusshhhhh.....

Suara seperti letupan kecil terdenga begitu halus, aura dingin dari api biru di tubuh sang Duke terpancar pertanda indra ke enamnya ditutup.

Tidak ada yang tahu, bahwa sang Duke memiliki kemampuan membaca pikiran manusia lain. Tetapi ada beberapa orang yang tidak bisa dia baca pikirannya, tentu saja orang-orang kuat seperti Kaisar, bahkan putra mahkota dari kerajaan seberang.

Ketika berhadapan dengan Gray dia kerap membaca pikiran pria itu, namun sampai detik ini, seolah ada sihir kuat yang mengikat pikiran Gray, Evan belum menemukan sosok dibalik rencana busuk yang menggerogoti otak Gray.

Dan yang membuatnya heran sampai saat ini adalah kenyataan bahwa dia tidak bisa membaca pikiran istrinya, sang Duchess of Lala Land, yang jelas-jelas hanya seorang wanita lemah, manja dan pemarah.

Kini tak ada lagi suara mengganggu yang merusak hari sang Duke, dengan gagah dia pergi dari kediaman itu.

Sementara itu, Gray dibuat geram dan kesal karena diberi tugas tidak masuk akal oleh sang Duke.

"Sial, bagaimana aku bisa melaporkan keadaan di sini jika aku terus melakukan pekerjaan rendahan ini!" Umpatnya dalam hati.

Dia terus membersihkan setiap sudut rumah, mendumel kesal dan mengutuk sang Duke dalam hatinya.

1
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
est
ngakak thor keren aku suka
🌺chatalea🌺
Luar biasa
Desi Forever
apakah tamat??
Aisyah Suyuti
seru
Siau Yen
suka 👍👍👍
Sri Utami
ceritanya kereeeen👍👍😍
Narimah Ahmad
bru mulai ni,😍
Ririn Santi
kecolongan lg deh
Ririn Santi
hahahaha.......gak kuat ketawa, sakit perutku guling guling
Ririn Santi
pangeran kodok udah se frekuensi dg si gadis random
Nur Hayani
terharu sekali melihat keluarga Evan apalagi istrinya shuvin
Ririn Santi
benar" menegangkan
Ririn Santi
hahaha..... wir bang Toyib pulang
Ririn Santi
hais kurang kerjaan bgt , ngapain coba pakai ngicipin bulu pengerat begitu sih
Ririn Santi
kampret, Cok, hah ....random bgt si sulvin ini
Ririn Santi
haaaah .. sak karepmu lah shuv...shuv....
Ririn Santi
buat si duke kejedug dan menyesal sedalam dalamnya shuv
Ririn Santi
hahaha .....
hancur...hancur hatiku...😁😁😁😁
Ririn Santi
terharu, jd pingin nangis hiks...hiks....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!