NovelToon NovelToon
Pedang Dari Masa Depan Jatuh Melalui Sebuah Meteorit

Pedang Dari Masa Depan Jatuh Melalui Sebuah Meteorit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Mengubah Takdir
Popularitas:46.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wafi_Shizukesa

Peristiwa meteorit jatuh yang anehnya hanya bisa dirasakan oleh Yamasaki Zen, seorang pelajar SMA berusia 15 tahun selepas aktivitas belajarnya di sebuah Akademi Matsumoto. Kejanggalan itu membuatnya terkejut dan bingung setelah suara dentuman keras berhasil membuat telinganya kesakitan. Namun anehnya, kedua orang tuanya sama sekali tidak merasakan dampak apa pun.

Di suatu tanah lapang di bukit rendah, dirinya melihat kilau meteorit dari kejauhan. Setelah selesai memeriksa meteorit itu, suatu hal absurd, kini ia menemukan sebuah pedang di dalam meteorit yang sesaat sebelumnya lapisan luarnya telah hancur dengan sendirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wafi_Shizukesa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 003. 2

Bagian 2

Sekitar jam 8:00 pagi, Yamasaki sudah tiba di gedung SMA-nya, berangkat awal waktu merupakan kebiasaan dirinya.

Selagi melepas sepatu sekolahnya untuk digantikan oleh uwabaki, ucapan “selamat pagi!” dari sedikitnya siswa maupun siswi di tempat itu pun tidak luput terdengar menghiasi latar suara di tempat itu.

“Selamat pagi, Zen!”

Saat mengambil uwabaki miliknya, seseorang telah memanggil namanya.

Yamasaki tersadar dengan seruan yang memanggil itu, bahkan dirinya tidak butuh waktu lama untuk mengidentifikasi sang pelaku yang baru saja sudah memanggil namanya. Yamasaki menoleh ke arah kanan, dan langsung ditunjukkan sang pelaku yang sedang menunjukkan lengan kanannya ke atas dengan telapak tangan yang terbuka. Ah, benar, itu adalah sapaan biasanya dari Hayashi Yuuki kepada Yamasaki.

“Selamat pagi, juga!”

Dan satu lagi, sebuah kebiasaan lainnya.

Nama dia adalah Hayashi Yuuki.

Meski terdengar seperti seseorang yang sok akrab.

Namun, memang seperti itulah sifatnya.

Hayashi segera mendekatkan diri dengan Yamasaki. Tepat berjarak satu loker sepatu yang berada di sampingnya. Di situ merupakan tempat di mana loker Hayashi yuuki berada.

Yang membedakan ialah ketinggian masing-masing loker sepatu mereka.

Singkat penjelasan, Hayashi Yuuki merupakan teman pertama Yamasaki sejak dirinya masuk Akademi Matsumoto.

“Hai, Zen. Hari ini kamu ada waktu tidak? Sehabis pulang sekolah.”

*Tlak*\, di awali dengan menutup loker sepatu menggunakan tangan kirinya yang juga penuh dengan sepasang uwabaki miliknya. Yamasaki pun tidak lupa untuk merespons pertanyaan sebelumnya:

“Masih terlalu pagi sudah membahas ‘sehabis pulang sekolah’? Apa-apaan itu, ke mana?”

“Tuh, kan. Ujung-ujungnya juga kamu pasti penasaran, bukan?”

“Tidak, bu—”

Sebelum perkataan Yamasaki selesai disampaikan. Sebuah tindakan mendadak tiba-tiba saja dilancarkan\, *grebb...* Hayashi seketika merangkul pundak Yamasaki\, lalu dia pun berkata:

“Kita pergi ke kafe yang baru saja buka di daerah dekat sini, yuk! Tempatnya tidak jauh kok. Hanya jalan kaki beberapa menit saja dari sekolah ini.”

“Eng, maaf! Aku tidak bisa!”

Dengan berat hati… namun secara spontan, Yamasaki Zen membalasnya dengan menolak ajakan itu.

“Eh, kenapa? Aku traktir, ya!”

“Ehh...”

Yamasaki membalasnya seringaian kecil, secara mengejutkan, tiba-tiba temannya itu ingin mentraktir dirinya pergi ke kafe.

Pertama kali aku bertemu dengannya, yaitu saat upacara penerimaan siswa-siswi baru, dan pada hari itu juga, kejadian yang tidak aku harapkan tiba-tiba saja menimpa diriku.

Hayashi Yuuki tidak hanya berteman dengan Yamasaki Zen di sekolah ini.

Jika membicarakan seorang teman, itu memang masih belum diketahui sudah berapa banyak teman yang sudah Hayashi masukkan ke dalam tali pertemanannya. Hayashi sendiri memiliki kepribadian yang aktif. Tidak heran kalau banyaknya siswa maupun siswi yang berteman baik dengannya.

Seharusnya untuk masalah ini, Hayashi bisa saja mengundang teman-temannya yang lain untuk datang memenuhi keinginannya.

Juga, jika dipikirkan baik-baik, sebenarnya Hayashi hanya menginginkan “teman bicara” selagi duduk menikmati aroma kopi kafe sambil menyeruput secangkir kopi.

Biarpun begitu, Hayashi Yuuki memiliki alasan tersendiri untuk mengajak Yamasaki Zen ke dalam ajakannya sebelumnya.

“...maaf, mungkin lain kali saja!”

Jawaban Yamasaki tidaklah berubah.

Yamasaki meyakinkan Hayashi kembali kalau dirinya tidak ingin ikut pergi ke kafe bersama dengannya.

Pasalnya, sudah menjadi kebiasaan Yamasaki Zen setelah pulang sekolah; dan setelah selesai berselancar di internet untuk memeriksa kolom trending di Twitter selama kurang dari lima menit melalui komputernya; mengganti pakaian sekolahnya, Yamasaki dipastikan akan segera beranjak menuju kursinya kembali, tetapi beralih ke meja belajarnya untuk di saat itu juga dirinya langsung mengerjakan tugasnya dan belajar.

Yah, aktivitas itu juga sudah menjadi suatu kebiasaan bagi Yamasaki di setiap saat sehabis pulang dari sekolahnya.

Masalah ikut atau tidak ikut ekstrakulikuler di sekolah, ialah untuk saat ini dirinya masih belum menemukan kegiatan yang sesuai dengannya.

“Baiklah, tidak apa kalau itu memang keinginanmu...”

Dengan perlahan, akhirnya Hayashi melepaskan rangkulannya juga. Dia pun melanjutkannya mencopot sepatu sekolahnya, lalu menukarnya dengan uwabaki. Lalu kemudian, Hayashi pun melanjutkan perkataannya:

“Namun, kali ini aku ingin mendengar alasan darimu.”

*Klak..*

Satu pasang uwabaki sudah dijatuhkan ke atas lantai yang berupa papan kayu. Lantas, uwabaki itu dengan segera dipakaikannya.

“Yah, eng... bagaimana ya, sudah rutinitasku setelah pulang sekolah nanti, aku harus mengerjakan tugas sekolah, bukan?!"

“Begitu. Yah, kamu membosankan, ya..."

“Maaf, kalau aku orangnya membosankan.”

Yamasaki tahu betul mengenai dirinya, jadinya dirinya memilih untuk mengikuti arus sambil menunjukkan wajahnya yang dilemaskan, dia pun membalasnya.

Kelas 1-B, merupakan tempat di mana kelasku berada.

Selain itu, Yuuki dan aku kebetulan satu kelas. Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, kelas di mulai pada pukul 8:45 pagi.

Yamasaki duduk di pojok paling belakang bersebelahan langsung dengan jendela kelas.

Cukup beruntung, memang seperti inilah yang diharapkannya.

Di sisi lain, tempat duduk Hayashi berada tepat di depan Yamasaki Zen.

Ngomong-ngomong, kelas 1-B terletak di lantai dua sekolah. Bukan hanya kelas 1-B saja yang mendapatkan hak tersebut, bahkan seluruh kelas murid tahun pertama… semuanya terletak di tingkat dua sekolah.

Memang terdengar jarang, murid tahun pertama SMA menempati kelas di tingkat dua sekolah.

Tetapi, inilah kenyataannya.

Mungkin karena kantin sekolah yang memiliki ukuran serta luas yang begitu besar, bukan juga sebuah kebetulan kalau lokasi kantin sekolah ditempatkan di tingkat dasar. Beberapa hal itulah yang membuat alasan tersebut menjadi mungkin.

Terkadang, sebelum kelas jam pertama dimulai, Hayashi dan aku selalu membicarakan mengenai sebuah video game VRMMORPG, berjudul “Swords of Isekai”. Video game itu dirilis resmi di Jepang dua tahun yang lalu, dengan peminat video game VR ini yang tergolong cukup banyak.

Kalau kau mempertanyakan, “apakah aku memiliki video game tersebut?” tentu saja jawabannya “iya”, hanya saja akhir-akhir ini semenjak aku memasuki jenjang SMA. Aku telah mengurangi jam bermainku—tidak, sepertinya itu keliru. Aku rasa aku sudah tidak pernah memainkan video game itu kembali.

Yah… jika dihitung, sudah kurang lebih satu tahun lamanya terhitung hari ini. Aku mulai memutuskan untuk berhenti bermain video game itu. Berpikir tentang rencanaku untuk masuk ke sekolah menegah atas di Akademi Matsumoto inilah yang menjadikan alasanku untuk berhenti bermain video game itu.

Namun, kemungkinan dirinya untuk kembali memainkan video game itu sangatlah mungkin.

Hanya menunggu waktu yang membuatnya dapat terjadi.

Bel masuk jam kelas pertama pun berbunyi, tak berselang lama, seorang perempuan cukup muda masuk ke kelas tempat Yamasaki berada. Dan setelah itu… jam pelajaran pertama pun di mulai.

Bagian 3

Setelah bel berbunyi menandakan istirahat makan siang.

Seperti biasa, Yamasaki pergi ke kantin untuk membeli satu ataupun dua potong roti yang dijual di salah satu stan makanan di sana.

Kemudian, setelah mendapatkan dua potong roti yang kini sudah ada digenggamannya, Yamasaki pun beranjak pergi meninggalkan kantin, dan menuju ke belakang sekolah tempat biasa dirinya makan siang jika dirinya sendiri.

Kantin itu cukuplah besar.

Meskipun begitu, pilihannya untuk makan siang di luar kantin biasanya dia lakukan jika sedang sendiri.

Kau mempertanyakan, Hayashi Yuuki? Yah, dia sebenarnya memiliki waktu istirahat yang bisa dibilang sakral jika kau pergi makan siang bersamanya pada hari-hari tertentu. Hal itu dikarenakan setiap jam istirahat berbunyi, terkadang, Hayashi segera pergi menjemput pacarnya, Kichida, untuk makan siang bersama. Kalaupun kau mau juga, kau bisa saja mengganggunya.

Namun itu tidak berlaku untuk Yamasaki Zen.

Sesampainya di tempat yang dituju, Yamasaki segera duduk di bangku panjang di sana.

Seraya memandangi langsung pohon-pohon sakura yang sebagiannya ada bunga-bunga yang berjatuhan, Yamasaki lantas segera menyantap roti makan siangnya.

Di tengah keheningan dan suara hembusan angin sepoi-sepoi. Hal yang tidak diinginkan tiba-tiba terjadi. Itu adalah suara samar seorang perempuan yang sedang marah terhadap sesuatu terdengar.

“Hemm...?”

Merasa terganggu ditambah rasa penasarannya, Yamasaki lantas berpaling dan diperlihatkan kepadanya dua orang dari kejauhan yang sepertinya sepasang kekasih yang sedang bertengkar di sana. Lelaki itu di marahi, seketika ia pun tidak berkutik.

“Ada apa sih, dengan mereka berdua? Mengganggu waktu makan siangku saja. Ha... dasar, kalau sedang bertengkar, jangan sampai mengganggu jam makan siangku dong!"

Memalingkan pandangannya kembali, helaan nafas kecil sempat terdengar, Yamasaki juga sempat mengkritik sepasang kekasih itu yang menurutnya telah mengganggu jam istirahat makan siangnya.

Bersambung...

Next. Chapter 004 : Gadis Yang Ceroboh?

By, Wafi Shizukesa.

Like dan jadikan favorit novel Author di rak buku kamu ya... salam hangat. 🤗✌️

\==========================

1
Wafi_Shizukesa
syapp!
Not Found
semangat kak 😊❤️
Ananda
sangat keren dan menginspirasi
Hibr 'Azraq
11, 12 sama si Taewoon wkwkwk.
Hibr 'Azraq
Fufufu, Tidak baik menolak rezeki Zen...
Hibr 'Azraq
Anak pintar....
Wafi_Shizukesa
lah, kamu mampir dong 😅
Hibr 'Azraq
gila novelnya keren..! semangat Thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!