NovelToon NovelToon
Pembalasan Danastri

Pembalasan Danastri

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Pengganti / Mengubah Takdir / kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:69.5k
Nilai: 5
Nama Author: Serigala Kecil

Setelah dijemput dari desa dan dinikahi, pada akhirnya nasib buruk tetap menimpa Danastri. Faktanya, ia dijemput dan dinikahi hanya untuk dijadikan sebagai rahim pinjaman bagi istri Sanungga.

Setelah Sanungga dan istri pertamanya mendapat dua anak kembar dengan proses fertilisasi in-vitro pada Danastri. Danastri diperlakukan baik kemudian diajak berlibur oleh Sanungga yang memberikan malapetaka lain bagi Danastri. Danastri akhirnya didorong jatuh dari tebing sampai nyawanya terenggut.

Tapi ternyata, Danastri terlahir kembali dan berhasil melarikan diri sebelum proses infiltrasi dimulai, yang mengejutkan adalah ia tetap hamil anak kembar!

"Jadi, apakah si kembar dikehidupan sebelumnya benar-benar anakku?!" Gumamnya tidak percaya.

Disamping itu, pembalasan dendam dari Danastri, tetap berjalan sedikit demi sedikit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serigala Kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Laris Manis

*

*

"Dimsum? Harganya 100 rupiah? Benaran?" Tanya salah satu ibu tetangga. Melihat Danastri dan dua orangtuanya mengangguk, ia ingin memesan, tapi ragu dengan rasanya.

"Oh benar, Tri lupa, sebentar Tri buat tester dulu supaya pembeli bisa mencicipinya sebelum membeli." Ucap Danastri tertawa canggung. Kemudian ia mengambil dua dimsum dan memotongnya kecil-kecil, agar setiap orang yang mau membelinya bisa mengambil satu potong kecil dimsum untuk meyakinkannya sebelum pembelian.

Selain mengambil dua dimsum yang dipotong kecil untuk dijadikan tester, Danastri juga menambahkan sedikit saus cocol di piringnya, jadi bisa sekalian mencoba sausnya.

"Silahkan, para kakak, coba dimsumnya." Ucap Danastri seraya menyimpannya di meja depan dua tetangga tersebut agar lebih mudah mengambilnya.

Keduanya masing-masing mengambil satu potong dengan dicelupkan pada saus cocolnya yang kemudian merasakan rasanya. Keduanya mengunyah, lantas saling bertatapan.

"Enak sekali!" Ucap keduanya bersamaan dengan mata melebar.

Danastri dan kedua orang tuanya tersenyum menatap dua ibu-ibu yang terbatuk kecil, merasa malu karena barusan sedikit heboh.

"Aku mau membelinya, sebanyak 2.000." Ucap satu ibu-ibu dengan sungguh-sungguh.

"Hei, hei, kau langsung membeli banyak, sisakan untukku! Beri aku sebanyak 2.000 juga!" Timpalnya tidak mau kalah.

Setelah mendengar permintaan keduanya, lantas Danastri membantu sang ibu menyiapkan pesanannya. Dengan cup kecil yang menyerupai piring yang terbuat dari plastik, Danastri langsung memasukkan 20 buah Dimsum. Tapi karena cup piring yang dibelinya hanya muat 10 buah, alhasil dijadikan dua wadah. Sausnya langsung ditambahkan di atas dimsumnya.

"Mau sekalian jus buahnya tidak?" Tanya Danastri seraya tersenyum, dengan kedua tangan yang sibuk memindahkan dimsum dari kukusan kayu ke cup piring yang dipegangnya.

"Jusnya 300 per cup? Kalau begitu, aku mau dua. Mangga dan Strawberry." Balasnya seraya tersenyum.

"Ugh, aku juga ingin, tapi uangku tidak cukup. Tunggu aku, aku akan kembali ke rumah dulu untuk mengambil uang. Tapi siapkan saja jus mangga 2 dan es jeruk satu, oke!" Timpal ibu satunya dengan tawa kecil.

Danastri mengiyakannya, kemudian ia pergi agak cepat menuju rumahnya. Tapi sebelum benar-benar pergi, para ibu-ibu yang melihati dari jauh sebenarnya menghentikan dia. Yang kemudian bertanya tentang apa yang dijual Danastri. Baik harga ataupun rasa.

Setelah mendengar jawaban jika setiap orang hisa mencoba sepotong kecil dimsum dan sausnya, semuanya buru-buru pergi menghampiri, takut kehabisan testernya. Alhasil, warung kecil depan rumah tersebut seketika ramai.

Danastri dan ibunya sibuk melayani orang-orang yang membeli dimsum, sedangkan ayahnya sibuk membuat jus dengan kekuatan tangannya, yang mempercepat pembuatannya. Sedangkan adiknya, berperilaku baik, diam duduk memperhatikan semua orang dengan camilan buahnya.

Ketiganya benar-benar sibuk melayani, sampai dimsum yang belum di kukus, yang masih ada di dalam kulkas juga dibawa keluar karena pesanannya terus bertambah.

Sampai akhirnya dimsum yang direncanakan akan habis keesokan harinya, malah habis di hari pertama pembukaan warung. Tidak hanya itu, jus juga habis tak bersisa. Karena krang yang tidak kebagian dimsum meski kecewa, mereka tetap memesan jus buahnya karena tidak mau pulang dengan tangan kosong.

Alhasil, setelah semuanya habis, ketiganya langsung duduk di lantai dengan nafas terengah.

"Haha, menyenangkan sekali meski Tri kelelahan." Ucap Danastri seraya tertawa kecil. Ibunya dan Ayahnya juga menganggukkan kepalanya.

"Syukurnya habis di hari pertama. Berarti resepnya berhasil! Mari jual lebih banyak besok." Ucap Ibunya seraya imut tertawa.

"Tangan bapak sedikit sakit, haha." Timpal Ayahnya.

"Benar, bapak kan membuat jus dengan blender manual." Seru Danastri, yang kemudian ketiganya tertawa bersama, bahkan Wudira yang tidak paham juga ikut tertawa.

*

"Berapa bu? Uang yang Tri hitung ada 50.000 rupiah." Ucap Danastri seraya tersenyum lebar. Benar-benar dua kali lipat dari hasil melaut ayahnya selama dua minggu.

"Yang ibu hitung sekitar 28.000 nduk." Balas Inunya seraya tersenyum lebar.

"Hebat! Biaya awal pembuatan dimsum sekitar 20.000 rupiah, sedangkan jus untuk buah, gula, susu dan cup nya sekitar 30.000. Berarti yang di tangan ibu ini untungnya! Bagus, bagus sekali!" Jelas Danastri semakin bersemangat. Meski hanya 28.000, di desanya dulu sangat sulit. Adalah hasil dari 2 minggu melaut ayahnya.

Tapi meski begitu, harga sembako dan bahan pokok lainnya masih sangat murah. Tapi di kota lebih majal, meski sedikit. Yah, 28.000 sehari sudah menyaingi gaji para pekerja pabrik pastinya.

"Nduk, benaran keuntungannya? Bersih?" Tanya ibunya tidak percaya.

"Benar, ibu, Tri berkata jujur! Ini pegang, 50.000 ini adalah uang untuk belanja lagi nanti. Tapi karena bahannya masih ada di rumah, jadi simpan dulu saja, biar sekalian nanti belanjanya. Supaya ibu tidak bolak-balik." Jelas Danastri seraya tersenyum lebar. "Bapak, bernafas lah!" Ucap Danastri beralih, dan tertawa geli melihat Ayahnya uang masih tertegun itu.

"Sudah, kalian istirahatlah. Tri akan memasak untuk makan siang dulu." Danastri kembali angkat bicara. Kemudian menepuk bahu ayah dan ibunya dengan lembut.

Meninggalkan keduanya, Danastri melihat bahan yang ada di dapur, akhirnya mengambil kentang, dibersihkan dan dibuang kulit luarnya. "Buat perkedel kentang, tahu cabai dan telur dadar saja!" Gumam Danastri seraya tersenyum.

Sebisa mungkin, ketika ia ada di rumah, kini ialah yang akan memasak untuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Tapi karena jualan, makan siang keluarganya sedikit terlambat. Tidak masalah, karena di desa sudah sering merasakannya, apalagi ketika sang ayah pergi melaut, dan kekurangan uang.

"Ibu bantu, ya, nduk. Mau masak apa?" Tanya Ibunya begitu tiba di dapur. Yang membuat Danastri langsung memberitahu ibunya tentang masakan yang akan dibuatnya.

Selesai memasak dan makan siang, ibu dan anak perempuannya langsung membuat adonan untuk pembuatan dimsum. Sedangkan ayahnya melihati dari samping, sampai merasa jika dirinya bisa, kemudian ia juga ikut membantu membuat dimsum. Dan Wudira menjadi penonton setia ketiganya.

Dimsum yang dibuat kali ini juga lebih banyak dari sebelumnya. Malah 4 kali lipat lebih banyak jadi sekitar 1000 an buah dimsum yang berhasil dibuat. Yang kemudian keesokan harinya dibagi dua, untuk warung kecil ibunya sekitar 400 buah dan 600 buah akan dibawa oleh Danastri berjualan di sekitar alun-alun. Dimana ada kantor catatan sipil, pabrik, dan sekolah menengah atas yang tidak jauh dari sana.

Danastri pergi pagi-pagi sekitar pukul 8, karena warung di rumah buka sebelum jam makan siang, jadi Ayahnya membantu Danastri membawakan barang-barang tersebut ke alun-alun, tentu dengan menaiki angkutan umum.

Memikirkan biaya angkutan umum, Danastri berpikir untuk menaikkan harga dimsum ketika ia berjualan di alun-alun nantinya.

*

*

1
Helen Nirawan
hajar aja tuh , oon ny over dosis , ampun d , sekolah ngapain aj ,
Helen Nirawan
amit2 brani ny ama cewe lu ( sanungga), mending jd banci centong aj sono , malu2 in isshh
Helen Nirawan
sanungga gila gk tau diri , mau lu apa seh , bini lu gk bs hamil , org laen yg jd sasaran , otak lu konslet , sakit jiwa lu , sono berobat , biar otak lu waras dikit , preett
Helen Nirawan
cowo apaan begitu , isshh ,...anak ny mau , emak ny gk mau , enak amat lu , pergi lu sono jauh2 ,
_cloetfnny
AYOO UP LAGII
_cloetfnny
*yang
Ayu Dani
wow awal yang bagus
Jue
Semoga perkahwinan Gardana dan Danastri berkekalan hingga ke akhir hayat .
Aya Hadad
Alur ceritanye gak ribet makin menarik & bikin penasaran🤗👍👍😱😱😉 lanjut lg dong double upnye Kak selalu ditungguuu.....................👌👌😘🙏🙏 semangaaat 💪💪
Lina Sofi
akhirnya up jg thor
Krislin Meeilin
up lagi ceritanya Klau boleh doubel up setiap hari 🥰🥰🥰🥰
RJ 💜🐑
yah hanya dua bab 😢😬🙏🏻❤
RJ 💜🐑
akhirnya kamu update thor 😁😁🤗🤗🤗❤❤❤👍🏻
Ira Sulastri
Seneng banget akhirnya ada kelanjutannya cerita, selamat berbahagia Danastri. Tp jangan lupa nanti setelah melahirkan harus ijab qobul ulang🤭

Di lanjut kak author, semangat selalu ya 👍👍
Yuli Purwati
cie cie cie.....gardana si calon bapak......😁😁
Yuli Purwati
pasangan yang ntahlah ini nanti bagaimana😁😁😁aku tungguin saling bucinnya kalian berdua ya🤩🤩🤩
nacho
😁😁😁😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
Yani Suryani
10 juta mungkin ah
HermaHerma Erma
LM nungu2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!