Sinopsis :
Berkisah tentang Berlian yang bucin dengan tunangannya tapi menikah dengan kakak tiri tunangannya.
Seorang wanita bucin bernama Berlian Puspa Lingga mengalami amnesia setelah mencoba bunuh diri. Ketiga kakak Berlian, Miko, Dirli dan Vito sepakat merahasiakan tentang tunangan Berlian yang toxic, Nino Atmaja. Takdir membawa Berlian bertemu kakak tiri mantan tunangannya pada satu malam yang romantis dan panas. Malam itu menjadi awal tumbuhnya benih cinta di hati seorang Saka Cakra Tama yang anti wanita.
Dengan berbagai cara, Saka mengikat Berlian dengan tali pernikahan. Lambat laun hati Berlian pun tertawan, cinta Saka bersambut. Namun, rintangan hubungan mereka datang silih berganti. Berkat itu, ikatan cinta antara mereka malah semakin kuat.
Tak ada yang dapat memisahkan mereka, selain maut. Apakah perasaan Berlian akan berubah jika seandainya ingatan Berlian tentang Nino kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06 : Nikahi Aku!
Berlian merasa bosan di rumah, padahal baru dua jam dia rebahan di kamar. Kamar Berlian sangat bagus, bernuansa biru, karena dia suka warna biru. Hiasan dinding dan hiasan apapun di dalam, juga berwarna biru.
"Apa aku tidak bekerja? Aku kan sudah lulus kuliah. Aku sama sekali tidak ingat rutinitas apa yang dulu ku suka. Semenjak amnesia, rasanya dunia ini sangat sepi."
"Ya sudah, aku keluar saja jalan-jalan." Berlian berdiri. Dia mengambil tas selempang nya. Saat melihat di cermin, penampilannya tidak buruk, dia pun langsung berangkat.
"Berlian, kamu mau ke mana?" tanya Raima. Dia duduk di sofa sambil melukis kukunya dengan cat kuku.
"Jalan-jalan," jawab Berlian singkat.
"Oh. Aku juga mau jalan-jalan siang ini dengan Kak Nino." Raima sengaja menyebut nama Nino, ingin melihat bagaimana reaksi Berlian setelah mendengar nama Nino.
"Oh," jawab Berlian lagi dengan singkat, tanpa reaksi apapun.
"Kamu tidak penasaran dengan Kak Nino. Kita bertiga dulu dekat sekali," kata Raima.
"Tidak!" jawab Berlian. "Sama sekali tidak tertarik," sambung Berlian. Dia pun melangkah pergi.
Raima kesal dengan ekspresi yang dikeluarkan Berlian. Dulu Raima merasa harinya menyenangkan karena selalu membuat Berlian cemburu. Sekarang kedekatannya dengan Nino terasa sia-sia karena Berlian amnesia dan sudah tidak tertarik lagi pada Nino.
"Aku harus pertemukan Berlian dengan Kak Nino," rencana Raima.
"Sialan, bukan cuma lupa sama orang, cara menyetir mobil pun aku lupa," kesal Berlian. Ingin rasanya Berlian memakai salah satu mobil mewah di garasi mereka, tapi apalah daya dia lupa caranya menyetir mobil.
"Masa aku harus kursus mengemudi lagi?" lanjut Berlian. Dia pun memutuskan berjalan ke depan pagar, ingin memberhentikan taksi.
Saat ingin memberhentikan taksi, tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Si pengemudi keluar mengenakan kacamata hitam dan jas hitam. Tanpa aba-aba, si pengemudi langsung memukul tengkuk leher Berlian. Berlian pingsan seketika. Si pengemudi pun langsung memasukan Berlian di kursi belakang.
Si pengemudi itu adalah suruhan sekretaris Saka. Dia membawa Berlian ke kediaman Tama, sesuai permintaan Juan sebelumnya.
Sesampai di kediaman Tama, Berlian di baringkan di sofa. Saka senang orang itu membawa Berlian ke rumahnya tepat waktu.
"Tugas saya sudah selesai, Tuan. Saya permisi dulu," kata orang itu.
Saka mengangguk samar. Orang itu mengerti, kemudian pergi.
"Kita bertemu lagi, Nona Berlian," ucap Saka, tersenyum.
Berlian mulai mengerjap kan matanya.
"Kamu sudah sadar?" ucap Saka, dia pun duduk di sebelah Berlian berbaring.
"Kamu ..." Berlian berusaha mengumpulkan kesadarannya. Kepalanya masih pusing.
"Aku terpaksa menggunakan cara ini. Lagi pula kamu juga bersalah, beraninya meninggalkanku tadi pagi," jawab Saka. Suara Saka terdengar dingin dan tegas.
Berlian mencoba mengingat kejadian tadi pagi. Lama-lama, akhirnya Berlian ingat, Saka adalah pria yang tidur dengannya tadi malam.
"Kamu gigolo itu?" ucap Berlian langsung.
"Gigolo? Aku?" Saka mengernyitkan dahinya, dia agak terkejut ternyata Berlian mengira dirinya seorang pria malam.
Berlian mengangguk, tanda mengiyakan perkataan Saka.
"Aku bukan gigolo. Aku Saka Cakra Tama, CEO Tama group." Dengan bangga dan arogan, Saka memperkenalkan dirinya.
"CEO? Memangnya kenapa kalau kamu CEO? Ini penculikan namanya."
"Kamu meninggalkanku tadi pagi. Apa kamu lupa kalau aku sudah membantumu tadi malam. Setidaknya kamu harus berterima kasih."
"Aku sudah beri uang 1 juta. Hanya itu yang bisa ku berikan untuk berterima kasih."
"Itu tidak cukup. Kamu harus bertanggung jawab. Kamu pikir aku murahan?"
"Setidaknya kamu tidak rugi. Aku baru pertama kali tidur dengan seorang pria."
"Aku juga baru pertama kali tidur dengan seorang wanita."
"Masa sih? Dari wajahmu tidak terlihat begitu."
"Kamu pikir aku suka tidur dengan sembarang wanita?" Saka menatap tajam Berlian. Tatapan itu mulai mengintimidasi Berlian.
"Pria ini menakutkan sekali. Seperti hantu," batin Berlian. "Oke, kamu ingin aku berbuat apa? Aku akan tanggung jawab." Berlian malas berdebat, dia lebih memilih mengalah dan memberikan apa yang Saka mau, yang penting urusan mereka cepat selesai.
"Nikahi aku," pinta Saka tanpa basa-basi. Saka sebenarnya tidak meminta, dia memerintah.
"Nikah? Tuan, kita tidak saling kenal," tolak Berlian.
"Tapi aku tau siapa kamu. Kamu Berlian Puspa Lingga. Tunanganmu adalah adik tiriku, Nino Atmaja. Sayangnya kamu mencoba bunuh diri karena Nino berselingkuh dengan Raima. Kamu merasa di tipu. Padahal kalian sebentar lagi akan menikah."
"Apa ..." Berlian terkejut mendengar ucapan Saka. Dia amnesia, jadi tidak ingat apapun, apalagi tentang Nino.
"Awalnya aku tidak menyukaimu. Aku sudah susah payah membuat Nino bangkrut, kamu malah membantunya membuka perusahaan baru. Julukanmu adalah Si Bucin. Sayang sekali semua pengorbanan yang kamu lakukan untuk Nino sangat sia-sia. Daripada kamu mengharapkan Nino yang sudah mengecewakan kamu, lebih baik kamu menikah denganku, kamu tidak akan rugi."
"Jadi Nino adalah tunanganku? Kenapa aku sampai tidak tau. Bahkan Nino berselingkuh dengan Raima. Pantas saja Nino tidak pernah bertemu aku setelah aku amnesia, ternyata aku amnesia karena mencoba bunuh diri. Aku bodoh sekali," batin Berlian.
"Bagiamana Nona?" tanya Saka sekali lagi.
"Apa kamu tidak tau kalau aku amnesia?"
Ucapan Berlian membuat Saka terdiam sejenak. Saka lupa kalau Berlian amnesia.
"Aku lupa pada banyak hal termasuk Nino. Ternyata aku amnesia karena Nino? Aku mencoba bunuh diri karena dia? Konyol sekali." Berlian tidak habis pikir, Berlian tertawa kecil, menertawakan dirinya sendiri.
"Kamu amnesia?" Saka pura-pura tidak tau.
Berlian mengangguk. "Tapi ada baiknya juga aku amnesia. Aku berhenti menjadi budak cintanya."
"Jika kamu bersedia menikah denganku, aku tidak akan mengecewakanmu. Aku bukan Nino."
"Aku tidak akan menikah dengan pria yang tidak ku cintai. Tuan Saka, bagiku cinta satu malam denganmu hanya sebuah kesenangan sesaat. Itupun aku lakukan karena terpaksa. Terima kasih karena sudah membantuku tadi malam. Aku tidak tertarik menjadi istrimu," tolak Berlian. Dia masih terkejut atas siapa Nino sebenarnya. Mendengar bagaimana dirinya dulu yang dibodohi oleh Nino, membuat Berlian takut dekat dengan pria lagi.
"Berani sekali kamu menolakku? Aku, Saka Cakra Tama, selalu mendapatkan apa yang ku inginkan." Saka marah pada penolakan Berlian.
"Tidak semua hal bisa kita dapatkan di dunia ini. Maaf, aku harus pergi. Lain kali jangan menculikku lagi." Berlian berdiri, hendak pergi.
"Jika kamu mulai melangkah keluar dari rumah ini, artinya kamu memaksaku untuk memilikimu, bagaimanapun caranya," ancam Saka.
"Apa Anda tidak punya telinga? Aku tidak mau menikah dengan Anda, Tuan."
"Kamu membuatku semakin tertarik."
"Dasar gila!" Berlian geleng-geleng kepala. Saka adalah pria psikopat yang pernah dia temui. Berlian pun mencoba mengabaikan perkataan Saka. Dia tetap ingin pergi.
"Berlian!" panggil Saka dengan tegas. Melihat Berlian tetap melangkah, Saka langsung menggendongnya dengan paksa diatas pundaknya.
"Apa-apaan ini? Lepaskan aku! Lepaskan!"
"Sudah aku katakan, aku harus memilikimu."
"Dasar psikopat! Lepaskan!" Berlian meronta diatas pundak Saka. Namun, tenaga Saka sangat kuat. Saka memegang dan mengunci tubuh Berlian sangat kuat. Membuat Berlian tidak bisa lepas dari gendongannya.
Walaupun Berlian teriak dan meronta sekuat apapun, dia tetap tidak bisa lolos.
Miko aja la kk Thor,kan dia yang berjumpa di awal
jadi ingat kata suamiku waktu aku op SC darurat,dia bilang istri saya yang utama dok,tanpa dia saya gak akan punya anak ☺️
biar ketahuan biang kerok mu