NovelToon NovelToon
Janda Tapi Perawan Tulen

Janda Tapi Perawan Tulen

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa
Popularitas:422.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Aurora.playgame

Raisa, seorang gadis berparas cantik, adalah primadona desa yang hidup dalam kesederhanaan bersama ayahnya. Kehidupannya yang bahagia berubah drastis ketika suaminya meninggal dalam kecelakaan mobil pada awal pernikahan mereka. Raisa terpaksa harus menjanda dan menghadapi tantangan hidup yang lebih besar.

Di desa kecil mereka, di mana kabar berita menyebar dengan cepat, gosip dan fitnahan dari masyarakat selalu menghampiri Raisa. Kehadirannya yang sebagai pengantin baru dan langsung ditinggalkan oleh suaminya yang meninggal membuatnya menjadi sasaran ejekan dan celaan. Dia merasa terisolasi dan terpinggirkan.

Namun, Raisa adalah seorang wanita yang kuat dan tegar. Dia tidak menyerah pada keadaan dan bertekad untuk membuktikan bahwa dia bisa bangkit dari penderitaan yang menimpanya.

Bagaimana kisah Raisa dalam menjalani kehidupannya? Ikuti ceritanya di novel yang berjudul "Janda Tapi Perawan Tulen"

Jangan lupa kasih like, subcribe, vote rate 5...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6 - Obsesi kakak ipar

\*\*\*

"Aaaaa...! Siapa kamu! Lepaskan!."

Raisa merasa tegang dan ketakutan saat dia tiba-tiba merasakan seseorang merangkulnya dari belakang. Tetapi Raisa semakin terkejut saat berbalik dan dia melihat bahwa orang yang memeluknya adalah kakak iparnya. "Kak Dion?," tanya Raisa gugup dengan membelalakan matanya hingga bulat nyaris sempurna.

Raisa langsung melepaskan dirinya dari pelukan kakak iparnya dan memandangnya dengan keheranan. Dia merasa bingung karena tidak mengerti alasan di balik pelukan tiba-tiba tersebut.

"Kakak baik-baik saja? Tadi aku mendengar Kakak berteriak, apa terjadi sesuatu?." Raisa mencoba menenangkan hatinya karena ia tidak berada sendiri di rumah itu. "Aku baik-baik saja," jawab Dion mabuk terus menatap Raisa.

"Kenapa Kak Dion melihatku seperti itu? Sangat menakutkan...," batin Raisa. "Kalau begitu aku ke kamar dulu ya Kak..., selamat malam," lanjut Raisa.

Namun, saat Raisa hendak melangkah, tiba-tiba tangannya di raih Dion dan langsung menarik Raisa ke pelukannya. "Kak Dion, apa yang Kakak lakukan?," tanya Raisa sambil mencoba melepaskan diri.

"Raisa tenanglah," ucap Dion dan seketika Raisa pun menghentikan gerakannya dan melihat netra kakak iparnya itu namun masih dalam pelukan Dion.

"Raisa, apa kamu gak merasa kesepian setelah Rio meninggalkanmu?."

"Apa maksud Kak Dion?." Pertanyaan Dion membuat Raisa merasa tidak nyaman dan tidak aman.

Ia mencoba melepaskan dirinya kembali, tapi Dion malah mencoba mencium Raisa. Mendapat serangan tiba-tiba, refleks Raisa langsung menampar kakak iparnya tersebut hingga terkejut dan nampak kesal.

Melihat Dion yang menggertakan rahangnya dan menatapnya tajam, Raisa pun segera meminta maaf atas perbuatannya itu dan mundur menjauh.

Raisa semakin takut dan terancam saat Dion mulai melangkah dan mendekatinya kembali. Lalu ia mencoba menghindar dan melarikan diri, tapi langkahnya kalah cepat dari Dion yang mempunyai kaki lebih panjang darinya sehingga dengan mudah tertangkap.

"Lepaskan aku! Kak Dion, sadarlah!."

Dion tidak menghiraukan teriakan Raisa yang meminta untuk melepaskannya. Ia malah menggendong Raisa di pundaknya secara paksa dan membawanya menuju kamar tidur tempat dia dan Dina beristirahat.

"Toloooongg...! Toloooongg...!." Raisa berteriak sekuat tenaga berharap ada yang menolongnya, namun rumah itu terlalu sepi sehingga pertolongan pun mustahil ada.

Entah para art disana sudah terlelap tidur atau tidak peduli, jika pun ada yang mendengar dan melihat, kemungkinan hanya akan membiarkannya saja karena takut pekerjaan mereka di pertaruhkan.

Dion melempar Raisa ke kasur king size nya secara bebas lalu menindihnya dan menahan kedua tangan Raisa sehingga tidak bisa berontak.

"Kak Dion! Sadarlah! Jangan begini! Aku mohon... Hiks hiks hiks...."

Dion sudah kalap dan tidak bisa berpikir jernih, apalagi saat kontak tubuh antara mereka yang terjadi saat ini begitu intens. Raisa terus memohon pada Dion dengan teriakan dan tangisannya, tapi Dion terus memaksa membuka baju Raisa hingga robek.

"Rio... Tolong aku... Hiks hiks hiks...," batin Raisa yang merasa putus asa dan menangis atas ketidak berdayaannya sekarang.

"Akhirnya kita sampai... jika kita tidak mengambil jalan pintas, mungkin kita akan tetap terjebak di tengah kemacetan itu ya Pah...," seru ibunya Rio saat mereka memasuki rumah yang berpintu lebar tersebut.

"Mah... Aku langsung ke kamar ya, capek banget soalnya, Mas Dion mungkin sudah pulang dan tidur," kata Dina dan berlalu menuju kamarnya. Begitupun dengan kedua mertuanya yang juga pergi menuju kamar mereka.

Langkah Dina terhenti sejenak saat ia akan memasuki kamarnya karena mendengar suara berisik dari dalam sana. "Mas?." Dina perlahan membuka pintu kamarnya perlahan dan terkejut mendapati Dion yang sedang merapikan bajunya juga Raisa yang sedang terlentang dalam kondisi yang acak-acakan.

"Apa yang kalian lalukan!." Teriakan Dina menggelegar sehingga membuat mertuanya yang hendak beristirahat segera menuju kamar Dina untuk menghampirinya.

Raisa segera mendudukan dirinya perlahan sambil menangis tersedu-sedu dan menutupi dadanya yang hampir terbuka.

"Raisa...." Dina merasa miris melihat keadaan Raisa, lalu tatapannya berubah. "Mas! Apa yang kamu lakukan?!."

Dion segera menghampiri Dina dan mengatakan jika Raisa sengaja menggodanya dan memaksanya untuk melakukan perbuatan hina tersebut.

"Benarkah itu Raisa!." Dina merubah tatapan ibanya menjadi tajam dan penuh kebencian. "Tidak Kakak! ... Kak Dion yang mencoba mmeperkosaku hiks hiks hiks...." Raisa membela dirinya karena Dion mencoba memfitnahnya.

"Bohong! Dasar gadis licik! Untuk apa aku melakukannya? Aku tidak akan berbuat hal hina seperti itu!." Dion terus mengelak dan memojokkan Raisa yang nampak tidak berdaya.

Mendengar tutur suaminya, Dina pun tersulut emosi dan mendekati Raisa lalu menamparnya.

Plakkkkk!

"Dasar ******! Perempuan pembawa sial! Berani-beraninya kamu memfitnah suamiku, hah!."

"Kakak... Aku tidak melakukannya... Kak Dion yang mencoba melecehkan aku," kata Raisa sambil berdiri dan meraih tangan Dina berharap kakak iparnya itu akan mengerti.

"Diam!." Dina semakin emosi dan teriakannya semakin keras.

"Ada apa ini?." Gunawan dan istrinya segera tiba disana dan menyaksikan kejadian di hadapannya dengan tidak mengerti.

Situasi semakin memanas ketika Dina mulai mengamuk karena dia mengira Raisa telah menggoda suaminya. Dina merasa cemburu dan marah, mempercayai bahwa Raisa memiliki niat jahat dan ingin merebut suaminya.

Dina mengeluarkan kemarahannya dengan keras, mempertanyakan niat dan perilaku Raisa. Dia melemparkan kata-kata kasar dan tuduhan kepada Raisa, menciptakan suasana yang tegang.

"Dasar ******! Aku akan membunuhmu!." Dina mulai menyerang Raisa dan menjambak rambutnya tapi Dion dan ibu mertuanya segera mencegahnya dan melepaskan Raisa dari cengkeraman Dina.

"Lepaskan aku! Dasar tidak tau malu! Kamu pembawa sial! Arrghh!."

Raisa sungguh terkejut dengan sikap Dina yang sungguh arogan dan meronta seakan ingin melahapnya hidup-hidup. Beruntung Dion menghalangi dan menjegal Dina sehingga terhindarkan.

"Raisa pergi ke kamarmu!," bentak ibu mertuanya. "Mah... Tapi Ica gak melakukannya...." Raisa mencoba menjelaskan pada ibu mertua yang juga seperti menuduhnya salah.

"Aku bilang pergi ke kamar sekarang juga!."

Nada suara ibu mertuanya melengking memekakkan telinga orang yang mendengarnya.

Deg!

Keterkejutan Raisa bertambah ketika ibu mertuanya berteriak padanya, pasalnya ini adalah pertama kalinya ia di perlakukan kasar dan tidak hormat.

"Nak... Pergilah ke kamar, situasinya sedang tidak baik... Biarkan kakak iparmu tenang dulu ya," ucap Gunawan.

Raisa melihat ke arah ibu mertuanya yang sedang mencoba menenangkan Dina namun menatapnya tajam dan emosi. Lalu melihat Dina yang masih mengamuk dan menangis histeris.

Akhirnya, Raisa pun melangkah mundur dengan tangisnya yang pecah. Kali ini ia benar-benar merasa sendiri dan tidak ada tempatnya bersandar. Semakin terluka karena ia tinggal di rumah mertua tanpa bersuami.

"Mas Rio... Aku merindukanmu 😭😭😭😭."

Raisa meringkuk di kamar mandi dengan membiarkan air shower mengguyur tubuhnya. Percikan air yang mengalir mengiringi kesedihan Raisa.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

1
Daun Bayam -/////-
Rata" inisial R yak
Aurora: Yap betul 👍🤗
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
mksh karya kak othor.... semngat ya
Aurora: Terima kasih banyak kak 😘🙏
total 1 replies
Diana Tamboto
Luar biasa
Marfuatin
selamat datang masa depan
semoga hari2 kalian bahagia 🤲💪 semangat y untuk authornya 😘😘😍
Aurora: Terima kasih banyak kakak... ❤️😍
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
semoga ke depan tidak ada masalah apapun... hidup bahagia selamanya.. aamiin
Ayu galih wulandari
Aquuuu mauuu😂😊
Ayu galih wulandari
Rausah pasti hamidun😂😂😂
Ayu galih wulandari
Ada aoa dg mereka
Ayu galih wulandari
😭😭😭😭
Ayu galih wulandari
Kak Author knp harus memunculkan wanita berhati iblis sih yg lbh2 dr pelakor🤦🏻🤦🏻
Ayu galih wulandari
Nimas nama yg cantik tp tk secantik.orang & hatinya ,dua wanita rubah yg licik
Ayu galih wulandari
Aduuuh kok bisa ya🙈
Ayu galih wulandari
Hadeeeh ada lg masalah 🤦🏻
Ayu galih wulandari
Smpuuun ada ada aja ☺☺☺
Ayu galih wulandari
Kak...nasib Bian jgn di bikineninggal ya atau amnesia ..kasihan mereka berdua Raisa & Bian ,😌😌
Ayu galih wulandari
Radit sdh gila alias dinding obsesinya terlalu tinggi pingin miliki Raisa ,😂😂😂
Ayu galih wulandari
Jak knp jd begini ,kasihan Raidanta hrs pisah sm Bian ...😭😭😭😭 Jgn2 ini rencana jahat Radit 😡
Ayu galih wulandari
Jangan afa aoa aoa ya kak sm mereka berdua ,nuarkn bahagia Raisa
Ayu galih wulandari
Semoga Bian & Raisa sll bahagia
Ayu galih wulandari
Dasar buaya darat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!