Silla gadis muda yang terpaksa harus menikah muda di harus kan menjalani berbagai macam cobaan hidup yang begitu berat demi mendapatkan cinta,,akankah Silla bisa bertahan atau menyerah dengan keadaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anma Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkenalan
"Kenalin ini juga teman temanku".Aufie memperkenalkan teman temannya kepada Andika.
"Andika".sapa Andika dengan ramah sambil menjabat tangan satu persatu.
"Shinta".
"Alyn".
"Silla".
Secara bergantian mereka menyebutkan nama dan membalas uluran tangan Andika.
Perkenalan itu tak luput dari perhatian Hendri dan Fendy.Walau tak setampan Hendri tapi Andika juga tak kalah populer.Banyak siswi yang mengidolakan nya,,pribadi yang pendiam membuat Andika sulit untuk didekati.
"Silla".Teriak Hendri membuat Andika melepas jabat tangan Silla dan membuat Silla merubah arah pandang ke sumber suara.Karna dia tau pasti itu suara siapa.
"Hendri,,,Fendy".Balas Silla tentunya dengan senyum manisnya.
"Kamu nonton juga??". tanya Hendri
"iya lah,,,tak mungkin aku nggak nonton".jawab Silla sambil menggeser posisi,pindah diantara Hendri dan Fendy.Sedangkan Fendy langsung merangkul bahu Silla dengan satu tangan.Hal itu sudah biasa, persahabatan mereka sudah terjalin lama sekali,membuat mereka terlihat layaknya saudara.
"Kalian saling kenal??". tanya Andika penasaran melihat kedekatan mereka.
Sebenarnya saat perkenalan tadi ada yang menarik perhatian Andika,tapi harus terhenti karena kedatangan Hendri dan Fendy.Ya rupanya Andika sudah tertarik dengan Silla.Reaksi kebanyakan perempuan saat pertama kali berkenalan dengan Andika pasti seolah memuja dan berharap lebih dari perkenalan.Berbeda dengan Silla,dia seolah cuek dan tidak perduli.
"Ya,,,mereka ini adek kelas saat di SLTP ku dulu".jawab Fendy
"Kok nggak ngasih tau sih kalau mau kesini,,,tau gitu kan aku jemput". Hendri sepertinya tau arah pandang Andika sehingga dia menegaskan kalau Silla adalah miliknya.
"Nggak surprise dong".jawab Shinta cepat.
"Selamat ya,,,juara ni".Silla mengalihkan perhatian Hendri
"Terimakasih,,mau langsung pulang apa nongkrong dulu?". Hendri berharap masih bisa ngobrol dengan Silla.Cukup lama mereka tak saling bertemu semenjak Silla masuk SMA.Mereka sibuk dengan sekolah dan kegiatan masing masing.Hendri masuk OSIS lagi dan kali ini dia mendapat posisi penting yaitu wakil ketua OSIS.Sehingga membuat dia hampir tidak punya waktu lagi untuk main ke rumah Silla.
"Langsung lah,,,dah sore banget ni,,takutnya keburu magrib".jawab Silla membuat Hendri sedikit kecewa.
"Lain kali mungkin bisa nongkrong bareng".Alyn menengahi karna dia melihat aura meredup di wajah Hendri.
Sebagai sahabat mereka paham yang terjadi diantara Silla dan Hendri.Sudah pernah menyarankan Silla agar mengutarakan perasaannya terlebih dahulu kepada Hendri tapi silla menolak.Banyak pertimbangan yang dia ambil.
Pertama jarak sekolah yang jauh Silla tak sanggup bila harus LDR dan dia tidak bisa memantau apa yang dilakukan Hendri disekolah,dia sedang apa , temannya siapa dan dekat dengan siapa saja.Membayangkan itu saja dia sudah cemburu.
Kedua setelah Silla mengutarakan cintanya apakah akan diterima oleh Hendri.Silla tak mau jika ditolak akan merusak hubungan baik selama ini, bagiannya biarlah semuanya berjalan seperti ini saja.
Ketiga, kalau memang Hendri ada rasa kepadanya seharusnya Hendri sudah mengungkapkan perasaannya kepada silla sudah sedari dulu.Banyak momen dan kesempatan yang seharusnya digunakan Hendri untuk mengungkap kan perasaannya.
Pasalnya setiap kali ngumpul semua teman temannya seolah menjauh dari Hendri dan Silla.Mereka memberi kesempatan mereka berdua untuk saling berbagi rasa tapi sejauh ini mereka cuma sebatas berharap tanpa ada hasil.Perhatian dan gerak tubuh tergambar jelas mereka saling cinta tapi selama ini pula mereka saling bungkam.
"Mau aku antar??".tawar Hendri kepada Silla dan pertanyaan itu langsung membuat Andika langsung menoleh ke arah mereka berdua.
"Nggak usah lah,, terimakasih aku bareng mereka saja".Jawab Silla dengan senyum manisnya.Senyum yang sebenarnya membuat Hendri jatuh cinta padanya.
Dan tanpa disadari senyum itu juga membuat Andika semakin terpana.Baru kali ini dia merasa tertarik dengan seorang wanita.
"Ya udah kita duluan ya,,".ajak Aufie
"Hati hati dijalan ya". Fendy berpura-pura merentangkan tangan seolah ingin memeluk Silla dan spontan saja mendapat pukulan dari Hendri.Membuat mereka semua tertawa.
"iya,,,kalian juga hati hati,,ingat jangan ngebut".Silla menasehati Fendy karena Fendy suka sekali ngebut .Sedangkan yang ditegur cuma memutar malas bola matanya.Tapi tangannya mengusap pucuk kepala Silla dengan sayang.
Disaat SLTP dulu semua anggota perkumpulan mereka hanya Silla yang beda kelas jadi mereka menganggap Silla adek bontot yang selalu dimanja.
"Ya udah kita balik duluan ya,,,,". Silla pergi dengan melambaikan tangan disusul teman yang lainnya.
Akhirnya mereka semua membubarkan diri pulang menuju rumah masing masing.Bertemu Hendri membuat Silla seperti mendapatkan imun booster terbukti disepanjang jalan senyum tak lepas dari bibirnya.
"Dih yang baru keremu senyum senyum saja".ledek Shinta
"Makanya gaes nunggu apa lagi buruan dihalalin". Aufie si tukang onar tak tau kalah.
"Iya besok deh aku gasss ke MUI".jawab asal Silla tapi tak membuat senyumnya luntur bahkan dia semakin cengengesan.
"Ngapain??".tanya Alyn yang paling polos.
"Iya,,,ngapain ke MUI yang ada juga nyamperin kerumah atau kesekolahan nya,,". Aufie juga heran dengan jawaban Silla yang aneh .
"Nyari label halal lah..."jawab Silla dengan tertawa lebar yang mana membuat sebal ketiga temannya.
Silla yang periang selalu saja punya hal receh yang jadi penghibur disaat kumpul,jika temannya ada masalah dia menghibur dengan lelucon diluar nalarnya,,selama ini selalu berhasil.
Pertama kali orang melihat Silla pasti komentarnya Silla anak sombong.Tapi setelah tau aslinya pasti kesannya jau berbeda dari perkiraan .
Tanpa disadari ketiganya,saat perkenalan tadi Aufie dan Andika saling tukar nomor Aufie berencana mau mendekatkan Silla dengan Andika.Aufie mau Silla melupakan perasaan nya terhadap Hendri . Sebenarnya tak masalah bagi Aufie jika mereka jadian tapi selama ini tak ada kemajuan dalam hubungan mereka jadi membuat Aufie gemas.
Arif yang diharapkan Aufie bisa menggeser Hendri nyatanya juga tidak bisa diharapkan.Mereka nyaman hanya sebatas kakak adik.Jadi biarlah selamanya hanya menganggap kakak adik.