NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Anak Haram Sang Istri / Wali Nikah / Tamat
Popularitas:709.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

*Juara kreatif tema wali nikah YAWW 2025*

Kepergian Nayla menjelang pernikahannya, membuat semua orang bersedih, termasuk Laura sang kakak.

Ketika takdir membalikan kehidupan dan menulis cerita baru, Laura harus menerima kenyataan bahwa ia harus menjadi pengantin pengganti sang adik, Nayla. Untuk menikah dengan calon suaminya bernama Adam.

Namun, ketika akad nikah akan berlangsung, sang ayah justru menolak menjadi wali nikahnya Laura. Laura ternyata adalah anak haram antara ibunya dengan laki-laki lain.

Pernikahan yang hampir terjadi itu akhirnya dibatalkan. Fakta yang baru saja diterima lagi-lagi menghantam hati Laura yang masih di rundung kesedihan. Laura lalu meminta pada Adam untuk menunda pernikahan hingga dia bertemu dengan ayah kandungnya.

Bagaimana perjalanan Laura mencari ayah kandungnya? Apakah dia akan bertemu dengan ayah biologisnya itu? Dan bagaimana kisah cintanya dengan Adam? Baca kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Empat

Seluruh tubuh Nayla terasa berat, namun kepalanya masih berfungsi. Dia masih ingin mengucapkan sesuatu, tetapi suaranya terjebak di tenggorokan. Memikirkan ayah dan ibu yang pasti akan sedih setelah kepergiannya.

"Nayla. Bertahanlah, Nak!" seru Ibu Sumarni, menahan gelora emosinya saat melihat putrinya terbaring tak berdaya. "Yakinlah kamu pasti bisa melewati semua ini.

"Bu, aku ... aku ..." Nayla berjuang melawan lapisan dingin yang menyerang tubuhnya. "Ayah, Ibu ... maafkan aku."

Tidak ada yang bisa menjawab. Hanya isak tangis yang terdengar. Laura berkali-kali menyeka air matanya, ingin bertahan sebagai tiang yang menopang keluarga.

"Sayang ... Kamu harus berjuang, Nak," kata Ayah dengan suara dalam yang bergetar. "Ayah mencintai kamu lebih dari apapun. Jangan menyerah."

Entah dari mana kekuatannya muncul, Nayla berjuang untuk mengungkapkan perasaannya. "Aku ingin kalian tahu ... bahwa aku juga mencintai kalian ... lebih dari segalanya. Kak Laura, aku sayang kamu."

Laura merangkul Nayla, menghirup napasnya yang penuh harapan dan kesedihan. "Aku juga sangat menyayangimu, Nay. Selalu. Kamu selalu menjadi bagian dari hidupku."

Nayla lalu berpaling ke arah Adam. Mencoba tersenyum. "Mas, aku sangat mencintaimu. Ingat lah aku walau pun nanti ragaku tak ada lagi di dunia."

"Aku juga sangat mencintaimu, Nayla. Tak ada yang bisa menggantikan posisi kamu di hati ini."

Nayla merasakan kehangatan itu mengalir, dan saat dia menutup matanya, rasa nyeri perlahan menghilang. Dalam kegelapan, dia mendengar suara lembut sang kakak, suara Adam, Ayah dan Ibunya yang penuh kasih menangis terisak.

Nayla membuka matanya untuk yang terakhir kali, teramat pelan, dan merasakan pelukan hangat sekitar tubuhnya. Dalam keheningan itu, dia mengucapkan dua kata terakhir, "Cintai Kakak," yang siapa pun bisa mendengar meskipun nyawanya hampir pergi.

Di ruangan itu, pengharapan menyusut, seperti cahaya senja yang lama berlalu. Nayla menghembuskan napas terakhirnya, dan seolah membawa segenap cinta dan harapan dari keluarganya ke dunia yang baru.

Ayah langsung memeluk putrinya saat melihat Nayla menutup mata, "Jangan pergi, Nak. Jangan tinggalkan ayah."

Laura terdiam terpaku di tempatnya berdiri. Menyaksikan adiknya menutup mata. Sedangkan Adam langsung berlari keluar ruangan memanggil dokter.

Adam tak tahan lagi. Dia bangkit, berlari ke luar ruangan. “Dokter! Tolong, dokter!” teriaknya penuh kepanikan, melangkah cepat ke arah meja resepsionis sambil menghapus air mata. “Nayla … Nayla butuh bantuan!”

Dokter yang mendengar teriakan panik itu segera menghampiri Adam. “Tenang dulu, Mas. Apa yang terjadi?" tanya Dokter dengan Adam.

“Dia … dia tidak bergerak. Nayla, Dok … kami butuh bantuan!” suara Adam menguat, frustrasi dan rasa sakit membaur jadi satu.

“Baiklah, saya akan segera ke sana,” dokter menjawab tegas dan berlari menuju ruang ICU, diikuti Adam yang berkejaran di belakangnya.

Sampai di ruang ICU, semua diminta keluar karena dokter akan memastikan yang terjadi dengan Nayla. Dokter dibantu seorang perawat.

Di dalam ruangan, dokter memeriksa Nayla dengan cepat, memastikan semua alat berjalan dengan baik. Adam berdiri di luar dengan rasa khawatir yang tak kunjung pudar. Tiap detik terasa seperti satu jam.

Setelah beberapa saat, dokter menggerakkan kepalanya dan melangkah keluar. “Kami perlu berbicara,” ujarnya dengan nada berat.

Ayah, Ibu, Adam, dan Laura yang sudah menunggu di luar sepertinya merasakan firasat buruk. Mereka menghampiri dokter dengan wajah pucat. Adam berdiri di belakang, berusaha menahan harapan walau sepertinya sudah retak.

“Dok … bagaimana dengan Nayla?” Ayah bertanya, suaranya bergetar penuh harap.

“Maaf, jika saya harus menyampaikan berita ini … Nayla telah tiada,” kata dokter pelan. Tiap kata terasa seperti duri yang menusuk hati mereka.

“Apa? Tidak … tidak mungkin,” Ibu Sumarni terisak, berusaha menampung semua rasa sakit itu dalam hatinya. “Dia masih muda, dia masih punya banyak impian … Kenapa bukan saya saja yang dipanggil.”

“Maafkan kami, tapi situasi Nayla sangat kritis sejak awal,” jawab dokter dengan penuh empati. “Kami sudah berusaha semaksimal mungkin … tapi Tuhan berkehendak lain.”

“Tidak! Ini tidak adil!” suara Adam meledak, terisak, tidak bisa menyimpan lagi. “Nayla tidak boleh pergi! Kami … kami akan menikah, dan dia masih membutuhkan waktu .…”

Adam merasa takdir sedang mempermainkan dirinya. Semua persiapan pernikahan telah rampung. Dia terpuruk dan bersandar pada dinding, berusaha menstabilkan napasnya yang terguncang. “Nayla … Nayla … kenapa kau pergi meninggalkanku? Kau bilang akan menua bersamaku!"

Mereka semua menangis, merasakan kehilangan itu. Sejam berlalu, namun waktu seolah terhenti di sekitar mereka. Ruang yang seharusnya dipenuhi tawa dan kebahagiaan, kini hanya dipenuhi kesedihan dan penyesalan.

Akhirnya setelah puas manangis dan meratap, mereka semua memasuki ruang ICU. Melihat Nayla yang terbaring tidak bergerak, tetapi wajahnya tetap damai, seolah sedang tidur dengan mimpi indah. Adam maju, membelai lembut rambut Nayla yang terurai, merasakan kehangatan yang seolah tak pernah pudar meski nyawanya telah pergi.

“Nayla, Sayang …,” bisik Adam, “Aku akan merindukanmu setiap detik. Aku berjanji, semua kenangan kita akan tersimpan di dalam hatiku. Kamu adalah cintaku yang abadi.”

Ibu Nayla menundukkan kepala, terisak, sementara Ayah mencoba menguatkan pendiriannya.

“Dia akan selalu ada di sini,” kata Ayah, menunjuk ke arah hati Adam. “Cinta tidak akan hilang meski jasadnya pergi.”

Air mata Adam mengalir lagi. Dalam kesedihan yang mendalam, dia merasakan kehadiran Nayla di setiap jengkal hidupnya. Walaupun mereka tidak bisa merencanakan masa depan, kenangan indah bersama Nayla akan selalu berlanjut.

“Selamat tinggal, Nayla … semoga kau beristirahat dengan tenang di tempat yang lebih baik,” Adam akhirnya bisa mengucapkan kata-kata itu meski hatinya terbelah.

Malam tiba, melunakkan suasana perpisahan. Di luar, bintang terlihat gemerlap, seolah menatap ke dalam hati mereka, mengingatkan bahwa hidup akan terus berjalan meski ada yang hilang. Dan meskipun perpisahan ini menyakitkan, adam percaya Nayla akan selalu menjadi bagian dari kehidupannya, membimbing setiap langkah dengan cinta yang tidak akan pernah pudar.

Dalam gelap malam, semesta berjanji akan menjaganya, setia menjadi saksi perjalanan cinta mereka yang abadi. Jenazah Nayla akhirnya dibawa pulang pada jam sepuluh malam.

Ayah dan Ibu tak ada mengeluarkan sepatah kata pun pada Laura. Dalam hati gadis itu ada sedikit tanda tanya. Apakah sikap ayahnya yang tidak marah itu adalah perubahan yang baik atau buruk? Tanya Laura dalam hatinya.

Laura kuatir sang ayah justru menyimpan dendam dalam diamnya. Gadis itu sibuk mengurus penguburan adiknya walau seluruh badannya masih terasa sakit.

**

Pemakaman dilaksanakan pagi hari sekitar jam sepuluh. Ayah dan ibu masih bersikap sama. Tak ada satu katapun keluar dari bibirnya untuk Laura. Mungkin karena menepati janji mereka pada Nayla, untuk tidak memarahi Laura.

Air mata terus membasahi pipi kedua orang tua Laura. Begitu juga dengan gadis itu. Saat jasad sang adik terkubur dengan tanah, rasanya sebagian dari dirinya ikut tertanam. Dia takut setelah hari duka, kedua orang tuanya baru melampiaskan kemarahan mereka. Jika boleh memilih, lebih baik dia yang pergi karena tak akan ada yang menangisinya.

Adam dan ibunya juga tampak bersedih. Pria itu sesekali menatap ke arah Laura dengan tatapan intens. Entah apa yang ada dalam pikirannya.

Setelah selesai pemakaman semua orang pergi, tinggal Luara seorang diri. Dia bersimpuh di depan kuburan sang adik.

"Dek, aku pasti akan sangat merindukanmu lebih dari kata-kata yang bisa diucapkan. Aku berpegang teguh pada kenangan tawamu, caramu dulu tersenyum, dan betapa berartinya kamu bagiku ketika kau berada di sini. Aku menghargai setiap momen yang kita habiskan bersama, dan aku tahu bahwa suatu hari nanti kita akan bersama lagi. Sampai saat itu, aku akan merindukanmu. Aku akan mencoba menahan air mata yang akan jatuh karena kepergianmu, dan aku akan terus mencoba menahannya selama aku hidup. Hidup ini pasti sulit tanpamu. Engkau akan selamanya dirindukan dan tidak pernah dilupakan."

1
Mamah dini
dasar si ariel GK tau diri, GK sadar ya kmu masih duduk di kursi roda, apa sudah sembuh kmu ariel, harusny kmu sadar Ariel ada istrimu di sisimu masih mau curi2 pandang , udh tua Bangka juga, Ratna itu lbh kaya dari Sumarni ,BKN nya kmu mengejar harta Ratna ya Ariel , JDI tutup matamu untuk perempuan lain
Mamah dini
naaaahhh sekarang giliran kmu Bu Sumarni ngerasain gimana rasanya di abaikan, itu yg selama ini Laura rasakan , kalau kmu GK di usir suamimu pasti GK inget Laura dn GK mungkin kmu mencarinya
Mamah dini
sekarang butuh Laura Sumarni , kemain2 ke mana
Mamah dini
kok masih tanya, ya karma kmu yg GK mau akui anakmu dn tak bertanggung jawab pd seorang wanita yg sedang hamil Ariel , coba mikir tuan Ariel mikir otakmu terlalu kental kali
Mamah dini
kalau jodohmu Laura yakinlah Adam pasti di dekatkan dn di mudahkan tpiiii kalau bkn jodohmu moga kmu bisa nerima dgn lapang dada ,
Mamah dini
dasar bp GK berakhlak, segitu takutnya mengakui , yg ada di pkiran nya uang dn harta takut gak jatuh pdnya, gitu kan ariel
Mamah dini
Adam atau Daniel ya jodoh Laura , kalau Adam kan jelas itu permintaan almarhum Naila adikny Laura ,
Mamah dini
naaaah mungkin itu salah satunya karmamu ariel yg sudah melukai hati anakmu , jauh2 cari kmu sudah ketemu GK di akui , ya sakitlah untung Laura anak yg kuat
Mamah dini
semua Karna harta , si ariel di otaknya cuma ada harta dn harta , pergi aja Laura semoga dgn ke mandirianmu masa depanmu lbh baik lbh menjanjikan kmu anak yg kuat pasti kmu bisa melewatiny Laura, dn untuk papah biologismu suatu saat pasti akan ada penyesalan di hari tuanya sebab karma itu ada dan nyata .
Mamah dini
ooooohhh Adam anak angkat , kalau gitu Adam sm Laura bisa menikah dong, ayo Ariel jujur saja semua nya sudah di depan mata Ariel mau ngelak sampe kapan hah
Mamah dini
kenapa si ariel GK mau ngaku , semua data sudah benar apa dia punya alasan lain , kalau papahnya Adam GK berterus terang bahwa dia ada hubungan dgn Sumarni dulu , ya Adam pasti nikahin lauralah, JDI nikah sedarah, jgn sampai ya..ayo ril ngaku aja Adam dn istrimu GK marah kok mereka baik semua, GK kasian apa sm anakmu si Laura dia mencari kmu Karna penasaran ,
Mamah dini
kayaknya beneran Ariel papah nya Adam dehh , berarti mereka satu ayah , di akui GK yah , lauranya kasihan anak itu banyak menderita hidupnya .
Mamah dini
Laura kalau Adam bisa menerima kmu apa adanya dan kenyataan yg baru di ketahui semua orang ,mending menikahlah dulu , baru mencari ayah kandungmu kan Adam bisa bantu Laura JDI kmu GK sendirian, dn jgn jauh2 kuncinya mungkin ada di ibumu Laura , bisa tanya sekalian sm ibumu mudahan2 ibumu bisa menjawabny sesuai harapanmu.
hania
kenapa orang sering terbelenggu dengan ego. tak bisa jujur dengan diri sendiri.
pada akhirnya kalau nggak jiwa atau tubuhnya yang kalah.

Ariel, kenapa kamu egois...
hanya bilang , Laura , kamu anakku saja sulit.
hania
aku nggak bisa koment
hania
semangat Laura
semoga berhasil
hania
sedih sekali thor...😭😭😭😭
hania
semangat Laura...
hania
lebih baik jujur meski sangat pahit.

semoga Bu Ratna dan Adam bisa menerimanya
Mamah dini
kenapa di rawat lauranya kalau pd di benci taroh aja di panti daripada di sakiti terus tak di anggap ada ortu macam apa untung anakny kuat mental kalau enggak bisa ngambil jln pintas saking sakit hatinya , mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!