Istri Serasa Janda

HAPPY READING

🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Namun bentuk tubuhnya sama persis dengan wanita selingkuhan suaminya itu. Sama halnya dengan Najwa, Chiko pun tampaknya ragu kalau wanita yang sedang dipapah mendekatinya itu benar-benar istrinya.

Sambil menyeret Najwa dan berjalan pelan-pelan mendekati Ilham dan wanita itu, matanya tidak pernah lepas dari memandangi wanita itu.

Saat jarak mereka sudah dekat, Chiko mengangkat tangannya dengan cepat menyibak rambut diwajah wanita itu.

Betapa terkejutnya dia melihat wajah wanita itu yang ternyata bukan Leora. Ilham dan wanita itu terkesiap dan tampak gelagapan, karena siasat mereka telah ketahuan.

"Kurang ajar!!" Teriak Chiko dengan rahang mengeras dan wajah memerah karena amarah.

"Nyonya, kemari!!" Seru Ilham yang hendak menarik tangan Najwa.

BRUUK!!

Belum sempat Ilham menyentuh Najwa, Chiko sudah melayangkan tendangan keras pada perutnya.

"Ahhkkkk!!" Pekik Ilham yang terhuyung kebelakang dan meringis memegang perutnya yang terkena tendangan itu.

"Jangan mendekat, atau wanita ini akan kehilangan nyawanya detik ini juga!!"

Seru Chiko yang kembali menempelkan ujung pistol pada kepala Najwa, dan mengancam anak buah Kendra yang hendak mendekati mereka untuk menyelamatkan nyonya muda mereka.

Hingga mereka semua langsung berhenti karena takut Chiko akan benar-benar menarik pelatuk pistol itu pada kepala Najwa. Najwa semakin ketakutan karena Chiko mencengkeramnya semakin kasar.

"Habisi mereka semua!!" Dengan tatapan membunuh Chiko memberi perintah pada anak buahnya dibelakang, untuk menghabisi orang-orang yang telah berani menipunya itu. Mereka semua pun mengangguk dan menjawab serempak.

"Baik bos!"

Anak buah Chiko pun berlari menyerang anak buah Kendra yang tentu saja tidak tinggal diam untuk membalas. Kedua kubu itu saling beradu otot, hingga tempat itu menjadi riuh seketika oleh perkelahian mereka.

Sedangkan Chiko menyeret Najwa yang menangis untuk masuk kembali kedalam mobil. Dengan kasar dia mendorong Najwa kedalam bagasi mobil yang langsung melaju cepat, meninggalkan jalanan yang masih dipenuhi oleh para pria yang saling berduel itu.

💮💮💮💮💮

Chiko kembali membawa Najwa ke basecamp tempatnya menyekapnya selama ini. Disana dia melampiaskan amarahnya dengan menyiksa wanita itu habis-habisan.

"ARRGGHHH!!! Kurang ajar!!" Pekik Chiko kesetanan sambil menghajar Najwa yang dalam keadaan terikat tangan dan kakinya. Dia menampar, menjambak bahkan menendang Najwa secara membabi buta.

"Ahhkkkk!! Sakit!! Aku mohon tolong lepaskan aku!!" Pekik Najwa menangis tersedu-sedu karena sudah tidak tahan lagi menerima siksaan dari pria buas itu. Yang bisa dilakukannya hanyalah menangis, memohon dan mengiba agar dibebaskan.

Kondisi Najwa sangat memprihatinkan. Penampilannya lebih berantakan dari sebelumnya. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka-luka lebam. Wajahnya babak belur. Hidung dan sudut bibirnya sampai berdarah. Dia sangat menderita berada ditangan pria itu.

"Apa kau bilang? Melepaskanmu?" Seru Chiko tersenyum geram. Dia mencengkeram kuat dagu Najwa dan bangkit berdiri, hingga tubuh Najwa pun ikut terangkat oleh tangan kokoh Chiko yang masih berada didagunya.

Dan hal itu cukup membuat Najwa sangat kesakitan hingga dia menjerit dan merintih.

"Akkkhhhh!!"

"Jika suamimu saja tidak peduli padamu hingga dia tidak mau melepaskan istriku, lalu untuk apa aku melepaskanmu? Mungkin suamimu terlalu meremehkanku ya? Dia pikir aku hanya menggertak saja. Dia pikir aku tidak sanggup untuk menghabisimu? Meski sudah bertahun-tahun mengenalku, tapi ternyata dia tidak tau seperti apa aku. Dia tidak tau kalau membunuh orang, bagiku sama seperti membunuh seekor nyamuk. Aku akan tunjukkan pada suamimu, kalau Chiko bukan tipe orang yang hanya bisa mengancam, tanpa berani melakukan"

Dengan tatapan membunuh Chiko tersenyum gusar dan semakin memperkuat cengkraman tangannya diwajah Najwa.

Najwa hanya bisa menatap pria itu dengan ketakutan yang luar biasa hingga tubuhnya gemetar. Air mata tak berhenti mengalir deras membasahi wajahnya. Bercampur dengan keringat dingin yang membasahi sekujur tubuhnya yang dipenuhi luka lebam.

Dia sudah pasrah jika dia harus mati ditangan pria itu saat ini juga. Mungkin ini memang akhir dari hidupnya. Bahkan suaminya pun sudah tidak peduli lagi padanya. Pria itu lebih memilih melindungi Leora ketimbang menyelamatkannya.

Sekarang dia sadar bagi Kendra, Leora jauh lebih penting darinya. Hatinya sangat sakit dan perih. Jauh lebih sakit dari luka lebam dan berdarah yang ada disekujur tubuhnya saat ini.

"Kalian" Teriak Chiko memanggil para anak buahnya yang sedari tadi hanya berdiri dengan santai menyaksikan bos mereka menyiksa Najwa, tanpa ada yang merasa iba atau berniat membantu sedikitpun.

"Habisi wanita tidak berguna ini. Cincang tubuhnya, dan kirim pada suaminya. Supaya si bedebah itu tau, siapa yang telah dia permainkan!" Titah Chiko yang kemudian mendorong Najwa dengan keras, hingga tersungkur kelantai yang kotor.

"Tapi bos, sayang perempuan secantik ini kita habisi, sebelum kita cicipi dulu" Jawab salah satu anak buahnya dengan senyum nakal menatap Najwa.

"Terserah mau kalian apakan dulu. Yang jelas, aku mau perempuan ini lenyap dari dunia ini" Seru Chiko dengan tatapan tajam.

"Siap bos" Seru mereka dengan gembiranya karena mendapat ijin untuk menggagahi wanita itu dulu sebelum dibunuh.

Chiko berlalu dari tempat itu tanpa mau peduli apa yang akan dilakukan oleh anak buahnya pada wanita itu. Karena menurutnya perempuan itu sudah tidak berguna lagi baginya. Kehadirannya tidak bisa membuatnya mendapatkan istrinya kembali.

"Hai cantik. Mari kita bersenang-senang dulu sebelum kau menemui ajalmu"

Sambil tersenyum menyeringai, ketujuh pria itu mendekati Najwa. Ada yang memegang tangannya, ada juga yang mengecup bibirnya dengan beringas, dan bermain-main pada area sensitifnya.

"Kalian mau apa? Tolong jangan menyentuhku!" Teriak Najwa menangis sesenggukan sambil berontak.

Namun tentu saja tenaganya kalah dengan ketujuh pria yang sedang menggerayangi tubuhnya itu.

Mereka sama sekali tidak mempedulikan teriakan dan tangisan wanita malang itu. Yang mereka pikirkan saat ini hanyalah, memuaskan nafsu yang sedang memuncak pada wanita itu sebelum mereka menghabisinya.

Salah satu dari pria itu sedang mencoba melucuti dress panjang yang dikenakan Najwa, dan bermain-main pada bukit kembarnya yang montok.

"Lepaskan!! Silahkan bunuh aku!! Tapi jangan melecehkanku!!" Najwa masih terus berontak. Tangisnya semakin pecah saat pria itu melepaskan ikatan dikakinya, dan merentangkannya. Juga mulai membuka celana dalamnya.

Najwa ikhlas jika dia harus mati ditangan para pria itu saat ini juga. Namun dia tidak sudi jika tubuhnya menjadi pemuas nafsu bejat mereka sebelum dia mati!

Kesabaran Najwa sudah habis. Dia tau tidak akan ada yang bisa menyelamatkannya selain dirinya sendiri. Sudah cukup dia menjadi wanita lemah yang hanya bisa menangis. Sekarang dia harus kuat demi mempertahankan kehormatannya.

"Ahhhkkkkk!! Tuhan!! Aku mohon selamatkan aku!!" Najwa menjerit dengan sangat keras. Dengan mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya, Najwa berusaha melepaskan lilitan tambang yang mengikat kedua tangannya. Perlahan-lahan namun pasti dia berhasil melepaskan ikatan itu.

BERSAMBUNG